Tampilkan postingan dengan label @E06-Ridho. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @E06-Ridho. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 November 2017

BERFIKIR DALAM MENGAMBIL RESIKO



@E06-Ridho, @ProyekA09
Disusun Oleh Ridho Fatahillah Fadli

PENTINGNYA BERFIKIR DALAM MENGAMBIL RESIKO

Kecelakaan dapat terjadi dikarenakan adanya tindakan yang tidak aman dan kondisi yang tidak aman.
Resiko mempunyai dua dimensi, yaitu peluang atau probabilitas dan akibat atau konsekuensi dari resiko.
Peluang atau probabilitas diartikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan atau kerugian
ketika terpapar dengan suatu bahaya. Sedangkan akibat atau konsekuensi diartikan sebagai tingkat
keparahan atau kerugian yang mungkin terjadi dari suatu kecelakaan akibat bahaya yang ada. Hal ini
bisa terkait dengan faktor manusia, properti, lingkungan maupun hal-hal lainnya.
Suatu penilaian resiko haruslah mempertimbangkan kedua dimensi resiko tersebut. Penilaian resiko
sebaiknya dilakukan juga dengan seobjektif mungkin.

Oleh karena itu di dalam melakukan penilaian resiko, diperlukan informasi-informasi yang berkaitan dengan resiko pada suatu aktifitas seperti informasi tentang suatu aktifitas, misalnya terkait durasinya atau frekuensi kegiatan, lokasi kegiatannya ataupun siapa yang melaksanakan, serta sifat-sifat dari material dan bahan yang digunakan, bisa berupa Material Safety Data Sheet (MSDS).
Secara lebih jelas. Sr. Diacon dan RL. Carter, mengatakan :
“ Risiko itu ada setiap kali orang tidak menguasai dengan sempurna, atau mengetahui lebih dulu
mengenai masa depan “
Jeff Woodward, dalam buknya Insurance Principle disebutkan bahwa, di dalam industri asuransi, risiko itu diartikan sangat khusus dan sangat sederhana. Secara operasional, risiko diartikan sebagai
uncertainty of financial loss atau kerugian yang tidak pasti. Jadi risiko mempunyai dua unsur, yaitu
ketidakpastian dan kerugian (uncertainty dan loss).

Oleh karena itu, apapun yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian itu disebut sebagai risiko. Apabila dalam difinisi itu kita bicara tentang ketidakpastian, berarti kita bisa menderita suatu kerugian. Namun itu tidak perlu diartikan bahwa kita akan mengalami kerugian. Disini ada unsur keragu-raguan atau ketidak pastian.

Selain itu tentunya kita mengetahui bahwa sesunguhnya ada suatu keadaan, yang juga melibatkan
kerugian secara finansial, yaitu suatu keadaan yang kita ketahui secara pasti sebelumnya, bahwa sesuatu itu akan menjadi aus atau tidak dapat digunakan lagi, sehingga kita harus menggantinya.
Misalnya sepatu atau baju yang menjadi aus karena dipakai. Mengganti barang yang aus itu, mengeluarkan uang guna menggantinya.

Namun karena kita sudah mengetahuinya secara pasti bahwa kita harus melakukan pengeluaran tersebut, maka kita tidak mendifinisikannya sebagai risiko.
Dengan demikian maka risiko selalu melibatkan adanya ketidakpastian dan adanya kerugian finansial.

DAFTAR PUSTAKA:

 Robert Riegel, et, al., 1976, Insurance Principles Property and liability
 Emmy Pangaribuan Simajuntak, 1980, Hukum Pertanggungan dan Perkembangan, Seksi Hukum
Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Jakarta,
 Gunarto, 1984, Asuransi Kebakaran di Indonesia, Tirta Pustaka, Jakarta
 Sri Redjeki Hartono, 1990, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta,

PENTINGNYA BERADAPTASI



@E06-Ridho, @ProyekA08
Disusun Oleh Ridho Fatahillah Fadli

PENTINGNYA BERADAPTASI DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR

Mampu beradaptasi merupakan kemampuan untuk kenyamnan melihat lingkungan. Dan sebagai
pemimpin kita harus bisa beradaptasi dengan begitu banyak karakter dan perilaku kita. Dan adaptasi itu
sendiri artinya kemampuan makhluk hidup/seseorang bisa menyesuaikan dirinya dilingkungan manapun
dan diamanapun secara positif. Dimana didalam lingkungan baru harus dapat adaptai dengan
lingkungan baru harus dapat beradaptasi dengan lingkungan itu dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dan harus bisa menyikapi masalah persoalan yang terjadi. Setiap kehidupan didunia ini
tergantung pada kemampuan beradaptasi lingkungannya dalam arti luas. Dengan karena
berkemampuannya beradaptasi secara aktif pula manusia berhasil menempatkan diri sebagai makhluk
yang bisa paling luas persebarannya memenuhi dunia.
Manfaat Bersosialisasi
Bila kita membicarakan tentang manfaat menjadi individu yang komunikatif, dengan kata lain dapat
menjaring banyak orang kedalam circle kita, kita akan kebingungan menyebutkannya. Keuntungannya
sangat beragam baik komersil maupun non komersial.
Keuntungan komersil : kita memiliki nama-nama yang akan menolong kita mendapatkan profit secara
berkala dan mendukung finansial kita melalui jalur bisnis (rekan bisnis yang memercayai kita)
Keuntungan non komersil : kita memiliki nama yang mungkin tidak menggemukan dompet kita, namun
memenuhi kebutuhan rohani kita sebagai makhluk sosial, sebut saja teman dan sahabat hidup.
Biar saya ambil sebuah analogi, beri permisalan bahwa manusia adalah ikan sarden, dan ikan todak
sebagai parameter eliminator yang memengaruhi populasi ikan sarden (penyakit, keuangan, masalah
personal). Kita mempunyai peluang lebih tinggi untuk dapat bertahan di lautan bila berjalan sebagai
kelompok ikan sarden besar yang solid. Karena ikan todak, seperti yang kita tahu, memiliki sifat alami
untuk menyerang kelompok ikan sarden yang lebih kecil dan tidak solid, adapun ia menyerang kelompok
kita, kita tetap memiliki kemungkinan untuk bertahan yang cukup tinggi.
Suatu hubungan (positif) yang dijalin dengan orang lain, baik itu berkerabat, berteman, teman dekat,
hingga hubungan antar lawan jenis, akan sangat menolong/menguntukan kita baik sekarang ataupun
dikemudian hari. Contohnya saja, akan ada yang merawat kita bila sakit, Akan ada orang yang
mendukung kita ketika mengalami krisis moral, ada yang mendukung kita untuk hal yang kita lakukan,
dan memiliki seseorang yang dapat dipercaya. Yang paling penting tentu memenuhi kebutuhan sosial
kita sebagai manusia untuk berbicara satu sama lain.

Bagaimana Bersikap dan Bergaul
Skill dalam sosialisasi adalah wajib untuk dimiliki, atau setidaknya diketahui oleh semua orang. Kata
“sosial”, “sosialisasi”, dan “kemampuan sosial” sebagaimana kita ketahui sejak kecil kembali menghantui
kita ketika dewasa. Landasan pemikiran ini berbasis pada doktrin sekolah dasar yang berbunyi “manusia
adalah makhluk sosial”, dan memang, tanpa doktrin sakti tersebut pun dewasa ini kita menyadari sendiri

betapa pentingnya peranan sosialisasi itu, mulai dari hal sepele (berkenalan) hingga perkara besar yang
bisa mengubah hidup.
Beberapa orang memiliki kemampuan yang baik dalam sosialisasi secara bawaan, biasanya kemahiran
ini timbul berkat pengaruh lingkungan yang kompulsif sehingga individu tersebut mau tak mau terlibat
dalam kegiatan bersosialisasi. Namun begitu, kemungkinan bagi orang lain untuk memiliki kemampuan
sosial yang kompatibel tidaklah nol hanya karena memiliki ruang lingkup yang kurang mendukung.
Semua didasari oleh niat.
Kemampuan dalam aspek sosial meliputi banyak faktor. Namun semua diawali oleh bagaimana cara
bersikap dan bergaul. Tidak kurang jutaan web dan buku menyertakan tema ini (berlebihan? Tidak, ini
tema yang menyangkut pola hidup manusia). Namun saya hanya akan memaparkan beberapa cara
bersikap dan bergaul secara umum,
Sebelum terjun bebas ke dunia pergaulan ada baiknya seseorang melakukan pemanasan mental dengan
memikirkan beberapa faktor berikut, hal ini bersifat opsional, perlu atau tidaknya tergantung individu
sendiri, toh anda sendiri yang tahu apa anda akan maju dengan peruntungan atau persiapan.

1. Membangun rasa percaya diri

Ini penting, jelas sekali. Membangun rasa percaya diri artinya mengetahui seberapa jauh batasan anda.
Membangun rasa percaya diri harus dilandasi dengan logika yang bisa diterima akal sehat. Dengan
landasan rasa percaya diri yang positif, kita dapat menaklukan berbagai permasalahan yang ada dalam
diri kita.

2. Tidak bisa atau tidak mau?

Ini adalah pertanyaan konseptual yang harus anda jawab sendiri. Anda bisa jadi, tidak bisa sekedar
untuk menyapa hanya karena alasan-alasan yang anda buat sendiri, atau anda tidak mau menyapa
hanya karena merasa tertekan dengan hasil yang mungkin tidak diharapkan terjadi. Cara mengatasinya
begini, logikanya anda memiliki 2 kemungkinan jika anda berkenalan dengan seseorang:
1. Mendapat teman baru,
2. Tidak mendapat teman baru.
Namun bila anda memutuskan untuk tidak berkenalan dengan orang tersebut, kemungkinan yang anda
miliki hanya 1, yakni tidak mendapat teman baru. Silakan anda pilih sendiri.

3. Memikirkan konsekuensi

Konsekuensi bukan hanya berarti hasil/akibat yang bersifat negatif. Konsekuensi positif adalah hal yang
mesti anda perbanyak bila ingin menjalin hubungan dengan seseorang, misalnya saja jadi memiliki
koneksi, memiliki seseorang yang bisa diandalkan, menambah wawasan dan mengembangkan
kemampuan komunikasi. Banyak sekali konsekuensi positif dalam aspek mengeksplorasi hubungan baru.

4. Mengenal diri sendiri

Mirip dengan membangun kepercayaan diri. Namun aspek ini lebih menjurus kepada siapa anda.
Mudahnya, anda harus paham tentang konsep-konsep kepribadian dan menentukan mana yang cocok
dengan sikap anda sehingga langkah-langkah yang diambil dalam komunikasi bisa terlaksana dengan
baik. Misalnya anda ini seorang sanguis, koleris, atau bahkan melankolis, anda jadi bisa menentukan
teman seperti apa yang cocok dengan anda.
Nah, ketika semua persiapan mental telah terlaksana, tiba saatnya untuk terjun ke dunia sosial dan
bertemu wajah-wajah baru yang siap anda jabat tangannya. Namun bagaimana caranya membuat
mereka menjabat balik dengan tatapan tulus? Berikut adalah hal-hal yang patut dilakukan untuk
mendapatkan titel teman baru.

A. Menghindari arogansi terselubung:

Arogansi terselubung artinya pikiran negatif yang biasa timbul di kepala kita ketika akan melakukan
sesuatu yang mungkin akan memiliki hasil negatif. Arogansi terselubung kadang timbul ketika kita akan
berkenalan dengan orang baru dengan pertanyaan di kepala “bagaimana bila dia tidak menyukai saya?
Bagaimana bila saya tidak terlihat cukup baik?”. Sikap seperti ini patut kita hindari karena akan
menyulitkan kita ketika berkenalan, kita menjadi skeptis dan justru bertindak diluar kebiasaan.

B. Bersikap ramah:

Siapapun akan segan bila kita bersikap ramah dan bersahabat. Bersikap ramah menjadi modal utama
untuk bersosialisasi. Ketika kita ramah, orang akan melihat kita sebagai pribada yang menyenangkan dan
dapat diandalkan (masih, tergantung individunya), ini berguna untuk menjalin hubungan yang sehat.

C. Hati-hati dalam berbicara:

Tidak hanya kepada teman baru, kepada siapapun hal ini adalah mutlak untuk diperhitungkan. Bisa jadi
apa yang kita bicarakan tidak berkenan di hati seseorang, kemudian akan mengubah pola perilaku
seseorang terhadap kita. Hal ini buruk untuk kedepannya dalam pergaulan. Berhati-hati dalam memilih
obrolan bisa dilakukan dengan membicarakan hal-hal yang umum saja, dan kita harus pandai memilih
waktu dan tempat yang tepat bila ingin membicarakan sesuatu yang bersifat pribadi dengan orang lain.

D. Berempati:

Berempati artinya berusaha menempatkan diri kita dalam situasi yang dialami seseorang. Kita tidak
hanya tahu dan paham, melainkan juga berusaha untuk bisa mengerti apa yang dirasakan lawan biacara
kita. Berempati akan sangat membantu membangun rasa percaya seseorang terhadap kita.

Daftar Pustaka:

 Maxwell, John. (2000). Remaja Hebat. Mitra Media, Jakarta
 King, Larry. (2007). Seni Berbicara. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
 http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110602085345AAR2K3F
 http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110125044243AAcXhJX

Senin, 13 November 2017

BERANI BERBEDA

BERANI BERBEDA

@E06-Ridho, @ProyekA07
Disusun Oleh Ridho Fatahillah Fadli


·         Pengertian Kepribadian:

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.

·         Definisi kepribadian menurut psikologi:

Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

·         Ciri-ciri kepribadian:

Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
  1. Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
  2. Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
  3. Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
  4. Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
  5. Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
  6. Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
KESIMPULAN
Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang teridiri dari corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap yang melekat pada seseorang jika berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Istilah kepribadian adalah konsep yang luas sehingga tidak mungkin membuat definisi berlaku untuk semua orang. Dapat dikatakan kepribadian merupakan latar belakang corak perilaku seseorang. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap,sifat, yang dimiliki seseorang yang berkembang ketika seseorang berhubungan dengan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA :
1.      Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal.126-127
2.      Stein, M. B.; Jang, K. L.; Livesley, W. J. Heritability of Social Anxiety-Related Concerns and Personality Characteristics: A Twin Study, New York: Viking, 2002. hal. 219-224.
3.      Arvey, R. D.; Bouchard, T. J. Genetics, Twins, and Organizational Behavior, Greenwich, CT: JAI Press, 1994. hal. 65-66.
4.      Buss, A. H. "Personality as a Traits," American Psychologist, November 1989, hal. 1378-1388.

Selasa, 10 Oktober 2017

PRINSIP HIDUP

PRINSIP HIDUP

@E06-Ridho, @ProyekA06
Disusun Oleh Ridho Fatahillah Fadli



PENGERTIAN PRINSIP HIDUP:

Prinsip Hidup adalah hal terpenting yang pada umumnya kita inginkan terlaksana ketika kita dihadapkan pada pilihan-pilihan pada situasi tertentu. Prinsip hidup kita akan mengarahkan kita pada keputusan untuk tetap berusaha menyayangi orang yang telah berbuat jahat dan berusaha membantunya keluar dari kejahatannya itu. Semestinya setiap orang memiliki prinsip hidupnya sendiri.

MENURUT AGAMA:

Agama adalah landasan utama yang harus dipegang di dalam memegang prinsip. Agama memberikan standar bagi kita agar bisa memilih mana yang baik dan mana yang benar. Dengan agamalah hidup kita tidak akan sia-sia. Landasan agama akan menjadikan kita tenang, damai dan optimis. Karena akan ada pahala sekecil apapun usaha yang kita lakukan di dalam mempertahankan kebaikan. Jika agama menjadi landasan kita, perjalanan hidup kita tidak akan sia-sia. Memegang prinsip memang sangat sulit. Terutama bagi kita yang tinggal di daerah yang kondisinya tidak mendukung. Karena itu, begitu banyak orang terjerumus dalam perkumpulan yang melakukan hal-hal yang di luar nalar kita. Lihatlah geng motor, supporter bola, bahkan juga anak-anak sekolah yang merayakan kelulusan dengan tindakan yang diluar prosedur, itu adalah bukti tidak adanya prinsip yang benar. Banyak sudah korban yang mati sia-sia karena mengikuti aktivitas yang tanpa tujuan ini.

CONTOH 8 PRINSIP HIDUP:

1. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang, sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.
2. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
3. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu.
4. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.
4. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.
5.  Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.
6. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.
7. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.
8. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

Daftar Pustaka :

1. Citra. Ruh. “pengertian prinsip hidup”. November 24. 2008https://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/24/prinsip-hidup/

2. Wajiran. “prinsip hidup menurut agama”. Juni 25. 2015http://www.kompasiana.com/wajiran/prinsip-hidup_5510aa97813311d138bc6bc0

3. Crowd Voice. “contoh 8 prinsip hidup”. Oktober 10. 2016https://id.crowdvoice.com/posts/19-prinsip-hidup-27A1

Minggu, 01 Oktober 2017

KEPEDULIAN SOSIAL

KEPEDULIAN SOSIAL




@E06-Ridho, @ProyekA05
Disusun Oleh Ridho Fatahillah Fadli

 
Pengertian Kepedulian 

Menurut Merriam Webster Dictionary, peduli berarti suatu upaya yang dilakukan untuk melakukan sesuatu dengan benar, aman, dan tanpa menyebabkan kerusakan. Termasuk melakukan sesuatu untuk dijaga dalam kondisi baik
Untuk membentuk rasa kepedulian sosial yang harus ditumbuhkan adalah sikap peka, peka terhadap masalah sosial yang berkembang di lingkungan sekitar tempat seorang individu itu tinggal. Sikap peka  juga melalui berbagai macam fase dalam kehidupan sehingga terlatih. 

Manfaat Kepedulian Sosial :

1. Memupuk sikap yang bersifat positif.
2. Lebih memperhatikan keadaan sekitar dan terjauh dari sikap egois.
3. Mengurangi beban orang lain.
4. Membuat orang lain menjadi bahagia.
5. Tercipta sikap gotong-royong.
6. Menumbuhkan keakraban dan kerukunan.
7. Tercipta pemerataan kesejahteraan.
8. Supaya tidak terjadi kesenjangan sosial.
9. Tercipta lingkungan yang menjunjung tinggi persatuan.
10. Menumbuhkan rasa harmonis di lingkungan sekitar.

Langkah Mengembangkan Empati :

1 1. Tempatkan diri sendiri di posisi orang lain.
Dengan berempati, Anda bisa memahami seseorang dari sudut pandangnya. Empati merupakan aspek penting dalam hubungan yang jujur, komunikasi yang tulus, dan pemecahan masalah. Karena kita adalah makhluk sosial, kita sering kali berada pada situasi yang (sebenarnya) mengharuskan diri untuk lebih berempati (atau setidaknya berempati pada orang lain). 

2 2. Kenali emosi Anda sendiri.
Anda tidak bisa memahami perasaan orang lain sebelum Anda belajar dan mengenali emosi-emosi sendiri.Memang tidak selalu mudah untuk mengetahui apa yang Anda rasakan.

3 3. Jadilah pendengar aktif.
Dengan menjadi pendengar aktif, Anda bisa mengembangkan empati karena Anda benar-benar mendengarkan orang yang berbicara pada Anda (dengan mata, bahasa tubuh, dan juga telinga).

1 4. Parafrasa ucapan lawan bicara.
    Parafrasa adalah teknik pengungkapan kembali apa yang diucapkan atau diutarakan orang lain menggunakan kata-kata sendiri. Sering kali, ini membantu Anda dan lawan bicara mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

2 5. Cerminkan kembali ucapan lawan bicara.
Tunjukkan padanya perasaan Anda setelah mendengar apa yang ia ucapkan. Ini membantu Anda untuk lebih memahami perasaannya.

3 6. Kumpulkan cerita-cerita dari orang lain.
Dengan mempelajari cerita-cerita orang lain, Anda bisa membangun empati untuk orang lain karena kita setidaknya telah mengetahui seperti apa rasanya berada di posisi orang tersebut. Manusia sebetulnya memiliki naluri atau pembawaan untuk menangkap makna dan belajar dari cerita-cerita yang didengarnya.Banyak cerita-cerita dengan makna yang kuat yang cenderung tetap bisa diingat dalam waktu yang panjang sejak cerita tersebut diceritakan.

4 7. Carilah kesamaan.
Carilah kesamaan atau minat yang sama dengan orang lain. Hal tersebut dapat menjadi batu loncatan untuk memahaminya dengan lebih baik.

5 8. Bagikan cerita Anda.
Berbagi kesedihan dan keluh kesah dengan orang lain membantu Anda mengembangkan hubungan dengan orang tersebut.Dengan mencurahkan isi hati, Anda bisa mendorong orang lain untuk berbagi perasaannya sendiri yang mendalam. Dengan begitu, kemungkinan besar Anda bisa membuat hubungan dengannya dan membangun empati terhadapnya.


Daftar Pustaka :
Febrian, Jack. Apakah Arti Peduli?. Kompasiana. Dalam http://www.kompasiana.com/inijack/apakah-arti-peduli_5682e27bd37a61400d8fc06f
Anonim. Cara Meningkatkan Kepedulian Sosial. WikiHow. Dalam https://id.wikihow.com/Meningkatkan-Kepedulian-Sosial