Selasa, 10 Oktober 2017

PENTINGNYA MENGETAHUI PRINSIP HIDUP

@D18-Rifqi, @ProyekB06
Oleh Rifqi Baihaqi

PENTINGNYA MENGETAHUI PRINSIP HIDUP
Setiap manusia dilahirkan dengan berbagai kekurangan dan kelebihan. Ada yang diberi keindahan secara fisik, tetapi kurang di segi intelektual. Ada yang diberi kelebihan di bidang ekonomi, tapi kurang di bidang lain dan seterusnya. Begitulah manusia dimana kelemahan dan kelebihan selalu ada di dalam dirinya. Itu sebabnya manusia memiliki keunikan sendiri-sendiri.
Karena fitrah manusia berbeda-beda itulah dibutuhkan adanya saling bahu-membahu. Saling mengingatkan dan saling menjaga hubungan kekeluargaan sebagai manusia. Adanya perbedaan akibat kelebihan dan kekurangan itu harus menjadi media manusia untuk salang mengingatkan. Dalam Islam tawashau bilhaq, tawashau bissobr. Jika kita tidak mau rugi di dalam kehidupan ini, kita harus berbagi dengan orang lain. Berbagi bisa berupa harta, ilmu, waktu luang (sosialisasi), dan lain sebagainya
Adanya perbedaan ini sering menimbulkan konflik baik di dalam diri kita maupun dengan orang lain. Di satu sisi kita harus mengikuti arus, tetapi di sisi lain kita memiliki tujuan sendiri. Kondisi seperti ini tentu membutuhkan sebuah sikap tegas bahwa kita harus mengabil pilihan. Mengikut arus atau mengambil jalan sendiri. Mengikuti arus berakibat pada tidak efektifnya kita mencapai tujuan (baca target dan tujuan Hidup). Tetapi jika kita konsisten dengan arah dan tujuan hidup, kita akan lebih efektif mencapai target-target tertentu di dalam kehidupan ini.
Keteguhan di dalam menjaga dan mangendalikan diri agar selalu berada di jalur yang sesuai dengan tujuan adalah sebuah prinsip. Prinsip ini kadang berakibat pahit. Tidak jarang kita harus bersebarangan dengan orang lain. Bahkan mungkin orang yang sangat dekat dengan kita.
Berprinsip tentu akan melahirkan resiko. Oleh karena itu, seberat apapun godaan ataupun ujian yang harus dihadapi kita harus konsisten. Ke-konsistenan diri kita di dalam mengikuti prinsip hidup yang benar akan melahirkan sebuah karakter. Yaitu karakter yang konsisten di dalam mengambil keputusan dan langkah hidup ini.
Karakter ini sangat penting bagi kita. Banyak orang yang terombang-ambing dengan lingkungan hanya karena tidak punya karakter ketegasan memegang prinsip hidup. Hal ini umumnya terjadi pada generasi muda yang masih labil, meskipun tidak jarang dari golongan tua juga masih ada.
Agama adalah landasan utama yang harus dipegang di dalam memegang prinsip. Agama memberikan standar bagi kita agar bisa memilih mana yang baik dan mana yang benar. Dengan agamalah hidup kita tidak akan sia-sia. Landasan agama akan menjadikan kita tenang, damai dan optimis. Karena akan ada pahala sekecil apapun usaha yang kita lakukan di dalam mempertahankan kebaikan. Jika agama menjadi landasan kita, perjalanan hidup kita tidak akan sia-sia.
Memegang prinsip memang sangat sulit. Terutama bagi kita yang tinggal di daerah yang kondisinya tidak mendukung. Karena itu, begitu banyak orang terjerumus dalam perkumpulan yang melakukan hal-hal yang di luar nalar kita. Lihatlah geng motor, supporter bola, bahkan juga anak-anak sekolah yang merayakan kelulusan dengan tindakan yang diluar prosedur, itu adalah bukti tidak adanya prinsip yang benar. Banyak sudah korban yang mati sia-sia karena mengikuti aktivitas yang tanpa tujuan ini.
Begitulah pentingnya prinsip di dalam kehidupan ini. Oleh karena itu marilah kita berprinsip secara benar (berdasar agama). Memegang prinsip yang jelas, dan tegas adalah kebutuhan bagi kita. Hanya manusia yang berprinsiplah yang akan mencapai tujuan hidup secara efektif. Wa Allah A’lam.
3 PRINSIP YANG MERUBAH HIDUP MENJADI LEBIH BAIK
3 prinsip hidup nya saya pegang sampai akhir hayat nanti yaitu :
pertama , HADAPI SEMUA DENGAN SENYUM KETENANGAN , karena dengan ketenangan akan menghasilkan sesuatu hal yang sempurna , ketenangan dapat membawa kita untuk fokus melihat detail sesuatu , sehingga kita bisa meraba , melihat , dan merasa sesuatu hal secara utuh namun apabila bibir mu senyum , belum tentu hati mu senyum ( membohongi hati ) , namun senyumkan lah hati mu , yg secara otomatis membuat bibir mu pun tersenyum ... cara membuat hati mu tersenyum yaitu : apabila kamu sedih maka gunakan lah "logika" mu dan apabila kamu senang gunakan lah " hati"mu secara penuh dalam dosis yg sesuai...terlalu menggunakan logika maka hidup seakan " sayur kurang garam " tak ada rasa di dalam hidup mu ... kamu terlihat datar dan tak ada differensiasi di hidup mu...kecuali kamu memang berwatak datar...maka hal itu tak menjadi masalah bagimu...bagi saya hidup itu selalu harus dan wajib mengalami perubahan...jangan menunggu besok bahkan detik selanjut nya...akan tetapi rubahlah mulai detik ini ! apabila kamu terlalu menggunakan hati ... maka apabila ada kekecewaan , maka kekecewaan mu seakan melekat akibat terlalu menggunakan hati ... sebab dengan menggunakan hati itu , kita secara sadar atau tidak sadar " menghayati " skenario sehingga kita tak sadar akan improvisasi juga perlu...kebanyakan orang yg kecewa ... selalu mengatakan " apa dan kenapa " tanpa memikirkan solusi...cobalah berdiam diri dan berteman dengan keheningan sejenak dgn tidak menanyakan 5W + 1 H ( what , when , how dsb ) , rasakan lah kita bukan apa2 kita kembali sebagai seorang anak kecil yg tak tahu apa apa ,, berdiam dan rasakan ketenangan tanpa beban *dan ini perlu penghayatan yang ekstra...kata2 jangan di jadikan dongeng , tetapi fikirkan , lakukan , dan hayati maka kita akan menemukan jawaban di dalam keheningan kita itu *it's works for me ... mengapa kita selalu terputar2 pada masalah ? kunci adalah kita " PANIK" kunci kegagalan adalah " PANIK " ... *saya sudah membuktikan sendiri...
kedua , ATASI DENGAN KEYAKINAN , yaitu mulai lah dari niat yang terdalam .. setiap ada niat pasti ada jalan ... dengan terus melekatkan prinsip pertama ... ya ... ketenangan ... keyakinan itu berlandaskan pada harapan ... dengan harapan seakan membuat orang bisa bertahan hidup 1000 tahun lebih lama lagi
ketiga , BELAJAR MENGAMBIL HIKMAH ,,, ini yg paling terpenting ... ini yg tersulit ... kalahkan diri mu baru kamu bisa mengambil prinsip ini ... " apabila kamu bisa mengalahkan diri mu , maka kau akan bisa mengalahkan dunia.bagaimana kamu bisa mengalahkan dunia kalau diri mu saja tak bisa kau kalahkan ? terkadang segala sesuatu hal selalu di ambil dari sudut pandang keegoisan ( diri sendiri ) tak pernah kita memandang sudut pandang lain ... apabila seorang mengambil segala nya dari sudut pandang yang lain sesungguh nya makna hidup terkandung di dalam hal itu...terkadang jawaban dari kehidupan dapat kita ambil di dalam hal itu ... belajar merasakan apa yg orang rasakan ... belajar " jika aku menjadi " , sehingga kita bisa menyikapi segala nya dengan bijak dan bisa menyesuaikan sikap di berbagai kondisi ... perlu di camkan keegoisan terkadang bahkan seringkali dapat membunuh kita secara perlahan ...segala yg manis di dunia ini adalah cuman bonus saja dan pada hakikat nya yang pahit2 itulah yg akan kita hadapi setiap hari di dunia.oleh karena nya ... belajar kecewa duluan sebelum kecewa sebenar nya akan datang...agar kita tidak " shock " dan akan siap menghadapi segala kondisi yang ada sehingga resistensi akan kekecewaan semakin kuat , terkadang harapan orang sangat2 berharap besar terhadap sesuatu , jangan lah berharap terlalu besar , sebab tak jarang harapan tak sesuai dengan kenyataan oleh karena itu perlu rencana cadangan agar kita bisa segera sigap menanggapi masalah tanpa harus membiarkan nya berlarut - larut ... membiarkan masalah berlarut-larut akan berdampak " mengurangi kualitas diri " dan menjadikan kita " manusia yang lemah " ...perlu di camkan " masa depan tidak ditangan orang2 yang berjiwa lemah "  ,, jangan cemaskan masa depan mu apabila kau telah merencakana nya dengan matang...kita terlahir untuk menjadi orang yang WAJIB dan PASTI sukses ( tidak ada tapi2 nya ) ,,, karena percuma orang tua kita melahirkan kita dengan susah payah dengan mempertaruhkan nyawa hanya untuk melahirkan anak yang hanya bisa menghadiahkan KEGAGALAN kepada orang tua nya ... apakah itu wujud terimakasih anda untuk membalas jasa orang tua kita yang dengan susah payah melahirkan kita kedunia ?pantaskah? demi orang tua saya bersumpah akan menghadiahkan kesuksesan sebagai wujud terimakasih saya... kesuksesan di sini adalah " mampu bernilai di mata diri sendiri maupun orang lain " ... semoga kita sadar dan semoga hati kita pun terbuka
Kesimpulan
Agar hidup kita bahagia, perlu kita miliki beberapa prinsip hidup:
1. Menempatkan rasa aman dan harapan pada Tuhan.
2. Kita harsu memilki sasaran yang tepat dalam hidup.
3. Kita juga perlu memiliki pola pikir yang benar.
Hidup dengan benar ditandai oleh pemilihan jalan yang benar. Seseorang yang menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaannya berdasarkan standar moral dan etika yang tinggi dapat menjadi inspirasi bagi kita. Tidak jarang kita berusaha mencontoh perilaku terpuji para tokoh panutan karena bagi kita mereka telah meletakkan standar menjalani kehidupan dengan benar. Seperti diungkapkan dalam Amsal 4:18-19, “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.”
Hidup dengan benar berarti setia berada pada jalan yang benar. Mereka yang sudah memutuskan untuk melakukan apa yang benar tidak terusik oleh hal-hal sepele atau menyimpang karena memilih jalan alternatif yang tampaknya lebih menggiurkan. Komitmen untuk hidup dengan benar menyebabkan mereka tetap berjalan di jalan yang sempit, dan tidak memilih jalan yang lebih menarik atau menguntungkan. Sebagaimana dicatat dalam Amsal 4:26-27, “Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.”
Hidup dengan benar membuahkan imbalan. Meski imbalan yang diterima tidak selalu merupakan hasil hubungan sebab-akibat – yaitu kita menerima imbalan yang baik sebagai hasil melakukan sesuatu yang benar – sering juga imbalan dari menjalankan hidup yang benar kita terima dalam wujud yang kelihatan. Di samping imbalan nyata, kita juga berkesempatan mengenyam perasaan bebas dari rasa bersalah, kepuasan karena pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan rasa hormat dari rekan sekerja sebagai “imbalan”.
DAFTAR PUSTAKA:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar