Tampilkan postingan dengan label @N11-ADETHA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @N11-ADETHA. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 Januari 2020

Ciri Individu Proaktif


Oleh : Adetha Muhammad Dzulfaqar
(@N11-Adetha)


Pengertian Proaktif

Sikap Proaktif adalah sikap seseorang yang mampu membuat pilihan dikala mendapatkan rangsangan (Stimulus).

MARI BERSIKAP ADIL




Adetha Muhammad Dzulfaqar
(@N11-Adetha)



     A.    Pengertian Adil

      Adil memiliki arti yaitu meletakkan sesuatu pada tempatnya. Maksudnya, adil itu adalah tidak memihak antara yang satu dengan yang lain nya. Namun, bukan berarti adil itu harus sama atau memberikan sesuatu dengan porsi yang sama, tetapi memperlakukan orang sesuai dengan tempatnya tanpa ada yang dikurangi atau ditambahkan. Seseorang yang memiliki sikap adil apabila menghadapi suatu masalah, tidak akan memihak kepada siapapun walaupun itu adalah teman, sahabat, atau keluarga sekalipun. Seseorang yang adil akan terpaku pada kebenaran. Bersikap adil mempunyai tujuan untuk menciptakan keharmonisan dalam hidup. Adil juga dapat membuat hidup menjadi tentram karena semua berjalan sesuai dengan tempatnya.

B.     Manfaat Adil

      Berperilaku adil akan memberikan manfaat yang sangat banyak bagi kehidupan selanjutnya. Adil merupakan sikap yang sangat mulia sehingga manfaatnya begitu baik bagi kehidupan siapa saja yang menjalaninya. Ada beberapa manfaat perilaku adil, yaitu :
1.      Mencegah terjadinya perpecahan
Apabila kita bersikap adil, maka tidak akan pernah ada pihak yang merasa dirugikan sehingga tidak menyebabkan kesalahpahaman dan perpecahan sehingga membuat hubungan antar sesame manusia dapat harmonis, selain itu, bersikap adil juga dapat menumbuhkan rasa percaya.
2.      Mempermudah segala urusan
Apabila seseorang berlaku adil, maka ia akan menempatkan sesuatu atau segala hal sesuai dengan tempatnya dan porsi nya, sehingga tidak akan merasa memiliki beban.
3.      Mengurangi kecemburuan sosial
Apabila ditanamkan sikap adil dan berperilaku adil, maka akan menghindari adanya kecemburuan sosial karena semua orang telah mendapatkan hak yang sesuai dan mengetahui kewajiban yang harus dijalankan. Sehingga, dalam kehidupan akan lebih rukun dan sejahtera.

C.     Jenis – jenis perilaku adil
Perilaku adil ada bermacam – macam di kehidupan. Adapun macam – macam perilaku adil, yaitu :
1.      Adil kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Adil kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu menjadikan Tuhan sebagai satu – satunya yang disembah, dan senantiasa mematuhi perintahnya dan menjauhi larangan – Nya.
2.      Adil kepada diri sendiri
Berperilaku adil terhadap diri sendiri itu maksudnya menempatkan diri di tempat yang benar, harus menjaga diri sendiri, dan menempatkan diri pada kebaikan.
3.      Adil kepada sesama manusia
Berperilaku adil terhadap sesama manusia yaitu memperlakukan orang lain pada tempatnya, maksudnya memperlakukan orang lain secara layak, benar, memberikan hak orang lain, jujur, serta tidak menyakiti orang lain.
4.      Adil kepada makhluk lain
Memperlakukan makhluk yang ada di bumi dengan layak, memberikan haknya dengan jujur, serta tidak merusak atau menyakiti.

D.    Pentingnya Bersikap Adil

      Adil adalah sebuah perilaku yang harus ditanamkan sejak dini. Berperilaku adil sangatlah penting untuk diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Karena, apabila seseorang bersikap adil, maka ia akan mendapatkan kepercayaan dari orang banyak karena selalu bertindak sesuai dengan kebenaran. Bersikap adil juga dapat memberikan gambaran baik dari diri kita. Dalam berbagai kegiatan sehari – hari pun seseorang harus selalu bersikap adil.
      Perilaku adil haruslah dimiliki olah seorang pemimpin. Karena, sikap adil akan membawa kepada keberhasilan dalam suatu organisasi ataupun dalam kelompok. Apabila seorang pemimpin tidak dapat berlaku adil, maka akan menyebabkan organisasi atau kelompok yang dipimpinnya akan runtuh. Begitupula di dalam keluarga, jika pemimpin keluarga tidak memperlakukan adil kepada anggota keluarga yang lain, maka akan menciptakan suasana yang tidak harmonis di dalam keluarga.


Daftar Pustaka




Minggu, 01 Desember 2019

PENTINGNYA BERSEMANGAT DALAM HIDUP



Disusun Oleh: @N11-Adetha






Secara umum pengertian semangat adalah sebuah ungkapan untuk sebuah minat yang tinggi dan sebuah pengorbanan untuk mencapai sebuah tujuan dan sungguh-sungguh untuk mencapainya.
Namun, semangat sebagian besar orang tidak bertahan seumur hidup karena tidak punya landasan yang kuat. Sering kali tidak ada tujuan khusus yang akan mempertahankan semangat dalam semua keadaan dan memberikan kekuatan kepada mereka.
Berikut adalah cara mempertahankan semangat yang ada dalam diri kita:
1. Membaca dan Mempraktikkan Petuah Bijak yang Inspirasional.
Manusia cenderung mengingat dan terinspirasi atas segala kalimat-kalimat yang mereka lihat dan mereka baca, tidak terkecuali dengan petuah bijak. Petuah bijak yang dibaca oleh kita dapat membuat kita merasa terilhami dan menjadi lebih semangat seperti orang-orang yang telah berhasil meraih kesuksesan mereka. 

Dengan membaca petuah bijak, kita cenderung menerima dan mencerminkan kembali kualitas, gagasan, dan sifat yang kita lihat di sekitar kita setiap harinya. Inilah mengapa penting bagi kita untuk membaca dan mempraktikkan beberapa petuah bijak inspirasional yang menjadi pilihan kita, agar semangat yang kita miliki tetap terjaga. 


2. Membuat Daftar Alasan yang Kuat.
Untuk bisa mencapai tujuan hidup yang kita inginkan, kita memerlukan berbagai alasan kuat yang dapat menopang semangat kita untuk tetap berdiri kokoh. Mengapa begitu? Karena proses meraih tujuan hidup bisa sangat panjang, dan tidak selalu menawarkan jalan yang mulus. Ada banyak kerikil kecil dan besar yang menjadi rintangan untuk menghalangi kita dari tujuan yang diinginkan.  Nah, daftar alasan yang kita miliki dapat berperan sangat penting untuk mengingatkan kita kembali, “mengapa saya ingin mengejar tujuan hidup ini?” dan “mengapa tujuan-tujuan hidup yang saya miliki ini sangat penting?” kita bisa mengingat-ingat kembali, mengapa kita memulainya dan sudah seberapa jauh kita melangkah untuk mencapai tujuan. 
 Semakin besar dan tinggi tujuan yang kita miliki, maka alasan yang diperlukan perlu lebih kuat lagi.

3. Berteman dengan Orang yang dapat Menginspirasi dan Membimbing Kita.
Perhatikan pola yang terjadi di lingkungan masyarakat kita, orang yang gemar berjudi pasti akan berteman dengan penjudi, orang yang suka berbohong juga akan berteman dengan para penipu. Dalam hal yang positif, para pebisnis pasti akan memilih teman-teman yang sudah menjadi pebisnis sukses, dan orang-orang sukses tentunya akan lebih senang berteman dengan orang sukses juga. Ini terjadi secara alami, seperti hukum alam. 

Dengan kata lain, apabila kita ingin menjadi orang baik, maka kita harus berteman dengan orang baik, begitu juga sebaliknya. Dalam proses untuk tetap menjaga rasa semangat dalam mengejar tujuan hidup, rekan pembaca perlu berteman dengan orang-orang yang selalu menginspirasi dan mau membantu serta membimbing rekan pembaca untuk bisa menjadi orang sukses dan hebat seperti mereka. 

Pilihlah orang-orang terbaik yang akan menjadi teman atau sahabat terdekat kita. Jangan abaikan hal ini, karena orang terdekat kita memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sikap dan karakter kita.  

4. Tetap Bersyukur dan Berpikir Positif. 
Untuk tetap menjaga rasa semangat yang kita miliki, kita perlu bersyukur dengan segala kondisi yang ada pada diri kita sekarang. Mengapa begitu? Karena seringkali rasa semangat semakin memudar diakibatkan oleh diri kita yang sering membanding-bandingkan diri dengan orang lain. 

Perilaku membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuat kita tidak merasa beruntung seperti orang lain. Akibatnya, kita akan berpikir “mau sekeras apapun usaha yang saya berikan, tetap saja saya tidak akan bisa sehebat dia dan bla bla bla”. Inilah mengapa penting bagi kita untuk tetap bersyukur, karena rasa syukur dapat menciptakan pikiran-pikiran positif yang membantu kita untuk tetap bersemangat dalam mengejar tujuan hidup. 

5. Jangan Lupa untuk Berolahraga, Meditasi, dan Bermain.
Dalam mengejar tujuan hidup, akan ada banyak rintangan yang menghadang. Akibatnya, kita akan mudah terjangkit stres dan inspirasi kita menjadi mandek. Ada beberapa kegiatan yang dapat membuat hidup kita lebih berwarna dan mengurangi stres yang kita rasakan. Beberapa kegiatan tersebut antara lain, berolahraga secara rutin, meditasi dan bermain. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa berolahraga dapat membantu kita dalam mengurangi tingkat stres. Sama halnya dengan meditasi, meditasi yang dilakukan secara rutin dapat membantu menenangkan pikiran dan hati kita, sehingga rasa semangat akan tetap berkobar di dalam diri kita. Bagaimana dengan bermain? kita bisa bermain dengan teman-teman dekat atau keluarga tercinta. Misalnya, bermain bowling di akhir pekan atau menonton film terbaru di bioskop. 


  Manfaat Semangat dalam Bekerja

Pekerjaaan Akan Lebih Mudah

Dengan semangat, kita bisa mengerahkan seluruh kemampuan kita. Beban kerja yang berat akan terasa lebih ringan. Pekerjaan yang sulit tidak akan membuat kita kewalahan. Sehingga kita pun bisa menyelesaikan pekerjaan kita dengan lebih mudah. Bahkan kita bisa lebih cepat menyelesaikannya dengan hasil yang baik. Tentunya, produktivitas pun ikut meningkat. Sebab semangat akan membuat kita tertantang untuk melakukan banyak hal dan meningkatkan pencapaian kita.

Mencapai Hasil yang Terbaik

Manfaat semangat mungkin tidak akan dirasakan secara langsung. Namun, jika kita konsisten dalam menjaga semangat kita, maka suatu hari keberhasilan yang diharapkan bisa menjadi milik kita. Ingat, kesuksesan itu diraih dan tidak datang dengan sendirinya. Hanya orang yang bersemangat saja yang akan mampu bekerja keras dengan sepenuh hati untuk mencapainya.

Tidak Gampang Putus Asa

Kita akan menghadapi berbagai masalah kecil hingga masalah besar. Semua masalah akan menguji karakter kita, apakah kita seorang pejuang atau pecundang. Tanpa semangat, kita tidak akan berdaya menghadapi masalah. Namun, dengan semangat kita akan terus bangkit dan bergerak maju. Maka dari itu, jangan putus asa dan dikalahkan oleh masalah. Kumpulkan terus semangat dalam bekerja agar tetap optimis dalam meraih tujuan.

Memotivasi Orang Lain

Semangat itu bisa menular. Saat kita bertemu dengan orang yang sangat positif, tanpa kita sadari kita menjadi lebih bersemangat dibandingkan sebelumnya. Begitu pula jika kita yang membagikan semangat kepada orang lain. Semangat kita akan membuat orang lain menjadi lebih baik.

Kesimpulan
Dengan memupuk rasa dan sikap bersemangat dalam menjalani hidup, apapun yang kita inginkan dan apapun yang ingin kita capai akan mudah kita dapatkan. Selain itu, kita juga bisa membantu orang lain dengan sikap bersemangat yang ada dalam diri kita dan dapat memotivasi orang-orang lain untuk terus bersemangat dalam menjalani hidup.


Daftar Pustaka


Senin, 25 November 2019

PENTINGNYA PENGENDALIAN DIRI




Disusun Oleh: @N11-Adetha





Pengertian
Dalam Chaplin (2006), dikatakan bahwa self-control adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Dalam Kartini Kartono (2000). Self-control atau kontrol diri adalah mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki.
Menurut Calhoun dan Acocella (1990), kontrol diri atau kendali diri adalah pengaruh seseorang terhadap, dan peraturan tentang fisiknya, tingkah laku dan proses-proses psikologisnya, dengan kata lain sekelompok proses yang mengikat dirinya. Dalam Goldfried dan Merbaum (1973), self-control adalah proses dimana seorang individu menjadi pihak utama membentuk, mengarahkan dan mengatur perilaku yang akhirnya diarahkan pada konsekuensi positif.
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa self-control (pengendalian diri) adalah kemampuan individu untuk menggunakan kehendak atau keinginannya dalam membimbing tingkah laku sendiri dan menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif yang dapat diarahkan pada konsekuensi positif.

Aspek-aspek Self-Control
Menurut Averill (dalam Sarafino, 1994), terdapat lima jenis tipe mengontrol diri, yaitu :

·         Behavioral control
Berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil tindakan yang konkret untuk mengurangi dampak stressor. Tindakan tersebut mungkin dapat mengurangi intensitas peristiwa yang penuh dengan tekanan atau memperpendek jangka waktu.
Dalam Averill (1973), behavioral control ini diperinci menjadi 2 komponen, yaitu mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modification).
  1. Kemampuan mengatur pelaksanaan, merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau sesuatu di luar dirinya. Individu yang kemampuan mengontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal.
  2. Kemampuan memodifikasi stimulus, merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu diantara rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan membatasi intensitasnya.
·         Cognitive control
Merupakan kemampuan untuk menggunakan proses dan strategi yang sudah dipikirkan untuk mengubah pengaruh stressor. Ini untuk memodifikasi akibat dari tekanan-tekanan. Strategi tersebut termasuk dalam hal yang berbeda atau fokus pada kesenangan atau pemikiran yang netral atau. membuat sensasi.
Dalam Averill (1973), cognitive control terdiri atas 2 komponen, yaitu memperoleh informasi ( information gain ) dan melakukan penilaian ( appraisal ).
Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.

·         Decisional control
Merupakan kesempatan untuk memilih antara prosedur alternatif atau cara bertindak. Dalam Averill (1973), decisional control merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Self-control dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan.

·         Informational Control
Merupakan waktu yang tepat untuk mengetahui lebih banyak tentang tekanan- tekanan, apa saja yang terjadi, mengapa, dan apa konsekuensi selanjutnya. Informasi kontrol diri dapat mengurangi tekanan dengan meningkatkan kemampuan individu untuk memprediksikan dan mempersiapkan atas apa yang akan terjadi dengan mengurangi ketakutan-ketakutan yang sering dimiliki seseorang yang tidak terduga.

·         Retrospective Control
Bertujuan untuk meyakinkan tentang apa dan siapa yang mengakibatkan tekanan-tekanan setelah ini terjadi.
Kelima aspek ini yang digunakan untuk menyusun instrumen self-control .
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontrol Diri
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kontrol diri yaitu :
1. Orientasi Religius
Bergin (dalam Dewi, 2014), orientasi religius dapat memiliki beberapa konsekuensi positif, termasuk variabel kepribadian seperti kecemasan, kontrol diri, keyakinan irasional, depresi dan sifat kepribadian lain. Orientasi religius berkorelasi positif dengan kontrol diri, disamping itu ada hubungan antara religius dan kepribadian positif.
2. Pola Asuh Orang Tua
Disiplin yang diterapkan orangtua merupakan hal yang penting dalam kehidupan, karena dapat mengembangkan self control dan self direction, sehingga seseorang bisa mempertanggungjawabkan dengan baik segala tindakan yang dilakukannya. Hurlock (dalam Hassassana, 2015).
3. Faktor Kognitif
Menurut Mischee, dkk (dalam Dewi, 2014), kemampuan individu untuk mengendalikan diri dipengaruhi oleh perencanaan yang baik dalam bertindak. Individu dapat melakukan berbagai usaha untuk mengendalikan dirinya dengan cara berusaha untuk tidak melihat stimulus melainkan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian stimulus.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi kontrol diri adalah orientasi religius, pengaruh pola asuh orang tua, dan faktor 
kognitif.
Fungsi Self-Control (Pengendalian Diri)
Messina dan Messina (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), menyatakan bahwa pengendalian diri memiliki beberapa fungsi:
  1. Membatasi perhatian individu kepada orang lain
Dengan adanya pengendalian diri, individu akan memberikan perhatian pada kebutuhan pribadinya pula, tidak sekedar berfokus pada kebutuhan, kepentingan, atau keinginan orang lain di lingkungannya. Perhatian yang terlalu banyak pada kebutuhan, kepentingan, atau keinginan orang lain akan menyebabkan individu mengabaikan bahkan melupakan kebutuhan pribadinya.
  1. Membatasi keinginan individu untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya
Dengan adanya pengendalian diri, individu akan membatasi ruang bagi aspirasi dirinya dan memberikan ruang bagi aspirasi orang lain supaya terakomodasi secara bersama-sama.
  1. Membatasi individu untuk bertingkah laku negatif
Individu yang memiliki pengendalian diri akan terhindar dari berbagai tingkah laku negatif. Pengendalian diri memiliki arti sebagai kemampuan individu untuk menahan dorongan atau keinginan untuk bertingkah laku ( negative ) yang tidak sesuai dengan norma sosial.
  1. Membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang
Individu yang memiliki pengendalian diri yang baik, akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dalam takaran yang sesuai dengan kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Dalam hal ini, pengendalian diri membantu individu untuk menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup.

Berikut Tips Agar Berhasil Meningkatkan Pengendalian Diri :
*Set a goal (1 Kor 9:26), harus punya target untuk mencapai sesuatu, lalu fokuslah!
*Practice self control (1 Kor 9 : 24-25), karena kita tidak dilahirkan dengan kemampuan untuk menguasai diri, maka kita harus berlatih.
*Discipline (1 Kor 9:26-27), kedisiplinan sangat dibutuhkan dalam latihan penguasaan diri.
*Get a Coach, cari orang yang bisa melatih, menuntun dan memperhatikan kita agar kita bisa sampai pada tujuan yang kita inginkan.
Kesimpulan
Seseorang yang tidak mempunyai penguasaan diri akan selalu rentan terhadap segala sesuatu yang menekan dirinya, orang itu tidak akan sanggup bertahan apabila menghadapi tantangan dan halangan dalam kehidupannya. Salah satu karakteristik dari sikap kekanan-kanakan adalah tidak adanya penguasaan diri. Penguasaan diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, melainkan sesuatu yang harus dilatih dan dipelajari dalam proses pendewasaan diri. Karena itu, salah satu tanda menuju kedewasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan diri.

Daftar Pustaka
·         Fahma. 2017. Apa yang dimaksud dengan Pengendalian Diri atau Self Control. http: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pengendalian-diri-atau-self-control/8224
·         Larasati. 2017. Apa yang dimaksud dengan Pengendalian Diri atau Self Control. http: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pengendalian-diri-atau-self-control/8224
·         Putri, Cahyono. 2012. Pengendalian diri ( Self Control). http:
https://www.jawaban.com/read/article/id/2012/03/04/59/120301120634/Pengendalian-Diri--Self-Control-

Senin, 18 November 2019

HARUS BERANI AMBIL RESIKO



Disusun Oleh: @N11-Adetha






PENGERTIAN
Apa itu risiko/ resiko? Pengertian Resiko adalah suatu keadaan yang tidak pasti dan terdapat unsur bahaya, akibat atau konsekuensi yang bisa terjadi akibat proses yang sedang berlangsung maupun kejadian yang akan datang. Orang yang berani mengambil risiko adalah mereka yang berusaha untuk menjaga semangat dalam dirinya ketika melalui langkah-langkah dan menikmati hasil usahanya. Artinya, orang berhasil bukan sekadar karena melalui langkah-langkah pencapainnya, tapi juga siap menerima risiko yang ditimbulkannya. Merekalah orang sukses yang sesungguhnya.” Meraih kesuksesan adalah impian semua orang. Bagi mereka yang benar-benar menginginkannya akan bersungguh-sungguh menjalani prosesnya. Mereka berani mengambil risiko, walaupun risiko tersebut sangat menantang kehidupannya.
Tentu saja, risiko yang dimaksud bukanlah risiko ringan saja, tapi juga risiko berat. Namun bagi mereka yang hanya menghayal, mereka menginginkan sesuatu tapi prosesnya mereka lalui dengan santai alias tanpa melakukan pekerjaan atau melalui langkah-langkah kecil sekalipun. Mereka terlalu cepat takut mengambil risiko bahkan tidak ingin menghadapi risiko apapun.


Beberapa Hal Yang Harus Dimiliki Supaya Dapat Berani Mengambil Risiko 
Berbaik Sangka Kepada Allah
Meyakini adanya takdir buruk yang datang dari Allah adalah bagian dari keimanan. Takdir buruk terjadi atas izin Allah dan ada yang benar-benar menjadi cobaan maupun pelajaran bagi manusia. Namun, ada juga takdir buruk yang justru terjadi karena keteledoran manusia. Bagi siapapun yang ingin menggapai impiannya, jika dia berani berikhtiar, maka dia mesti yakin bahwa ikhtiarnya benar-benar berada dalam naungan Allah, berada dalam ridha Allah. Keberanian untuk menerima hasil dengan segala macam risiko yang ditimbulkannya termasuk berbaik sangka kepada Allah.
Yakin Bahwa Kesuksesan Punya Proses
Tak ada kejadian yang tidak melalui proses. Segalanya melalui proses, seperti dilahirkan dan begitu seterusnya. Begitu juga orang meninggal, dia melewati sakratul maut dan begitu seterusnya. Dalam arti lain, hampir tak ada yang mendapatakan kesuksesan tanpa usaha serta tantangan di dalamnya. Dengan demikian, jika seseorang ingin meraih impian atau menggapai  kesuksesan, maka dia mesti melalui proses atau langkah-langkahnya. Dia harus percaya bahwa menggapai kesuksesan itu pasti melalui langkah-langkah. Selain itu, kesuksesan juga butuh waktu pencapaian. Kesuksesan tidak didapatkan seketika saja, dia butuh waktu yang kadang tak sedikit.

 Percaya Bahwa Semuanya Berisiko
Memiliki impian itu gratis, tapi menjadikannya sebagai sesuatu yang nyata atau mewujudkannya butuh kerja keras dan berisiko tinggi. Satu hal yang mesti dimiliki adalah berani mengambil sekaligus menerima risiko.. Dengan adanya risiko, seseorang menjadi antisipatif dalam melakoni kehidupannya.
Percaya Diri Atas Hasil Usaha               
Orang sukses adalah dia yang siap menerima hasil akhir dari usaha maksimalnya. Apapun impiannya, jika perwujudannya dilalui dengan langkah-langkah terbaik dan dilalui dengan sungguh-sungguh, apapun hasilnya, itu adalah keberhasilan. Dia sangat percaya bahwa apa yang sudah dilaluinya adalah satu perjuangan yang tak sia-sia. Dia sangat yakin akan mendapatkan hasil terbaik. Dia percaya bahwa apa yang diperolehnya adalah hasil usaha dan pembuktian dari keringatnya sendiri. Dia bangga dengan hasil apapun yang dia dapatkan dari usahanya.
Percaya Akan Peluang
Orang sukses selalu meyakini bahwa satu jalan tempuh yang sudah dicoba dan menghasilkan sesuatu yang belum memuaskan bukanlah hasil akhir yang sesungguhnya. Itu justru pertanda bahwa dia mesti menata kembali langkah-langkah sebelumnya, atau jika tidak, dia mesti mencari jalan atau langkah-langkah baru yang lebih jitu. Menanti hasil adalah aktivitas yang kadang membutuhkan banyak tenaga. Kecemasan selalu menjadi selingan dominan di dalamnya.

Manfaat Keberanian Mengambil Risiko

1) Membawa perubahan yang variatif dalam kehidupan seseorang

Keberanian mengambil sebuah risiko akan membuat seorang pengusaha bersiap menghadapi kemungkinan terburuk seperti gagal dan lain-lain. Tentu saja hal yang bakal terjadi tersebut akan memberikan perubahan yang variatif dari skala kecil hingga besar. Setidaknya hal itu pula yang membuat pebisnis mempersiapkan diri secara maksimal sebelum mengambil keputusan.
2) Membuat kehidupan lebih berwarna
 
Pasang surut sebuah usaha juga ditentukan oleh sikap berani mengambil risiko. Memang terkadang risiko bisa saja membuat banyak pelaku usaha tertekan dan stress jika tidak sesuai hasil yang didambakan. Namun, Anda bisa merasakan dampak positif dengan menjadi pribadi yang tidak gampang menyerah pada kegagalan sebelumnya.
3) Risiko bisnis mengajari seorang pengusaha sejati pentingnya sebuah proses

Dari berbagai hal berisiko yang dijalani, banyak pemula menjadi pengusaha sejati. Mereka memiliki sikap berani mengambil risiko terburuk sekali pun. Tak heran jika pengusaha model seperti ini lebih tahan banting terhadap perubahan tren pasar. Mereka lebih terbuka dan berani tanpa harus meninggalkan sikap hati-hati. Ciri inilah yang akan membuat Anda sukses mengembangkan sebuah usaha.

Kesimpulan
Janganlah ragu dalam menjalani hidup, semua yang kita jalani pasti mempunyai risiko. tetapi, cobalah maju dan siap menanggung risiko yang ada untuk kesuksesan hidup yang akan tergapai di kemudian hari.

Daftar Pustaka 
Syamsudin. 2012. Berani Mengambil Risiko
https://akarsejarah.wordpress.com/2012/07/30/berani-mengambil-risiko/
2019. Pentingnya Keberanian Mengambil Risiko. https://wakastudio.com/blog/pentingnya-keberanian-mengambil-risiko/

2019. Pengertian Risiko, Jenis, Sumber, Karakteristik, dan Contoh Risiko

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-risiko.html

Minggu, 10 November 2019

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERADAPTASI DALAM DIRI


oleh @N11-Adetha
Adetha Muhammad Dzulfaqar






PENGERTIAN ADAPTASI
Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi . Menurut Karta Sapoetra adaptasi mempunyai dua arti. Adaptasi yang pertama disebut penyesuaian diri yang autoplastis (auto artinya sendiri, plastis artinya bentuk), sedangkan pengertian yang kedua penyesuaian diri yang alloplastis (allo artinya yang lain, plastis artinya bentuk). Jadi adaptasi ada yang artinya “pasif” yang mana kegiatan pribadi di tentukan oleh lingkungan. Dan ada yang artinya “aktif” yang mana pribadi mempengaruhi lingkungan
Menurut Suparlan adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan. Syarat-syarat dasar tersebut mencakup:
 1. Syarat dasar alamiah-biologi (manusia harus makan dan minum untuk menjaga kesetabilan tempratur tubuhnya agar tetap berfungsi dalam hubungan harmonis secara menyeluruh dengan tubuh lainnya).
 2. Syarat dasar kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang yang jauh dari perasaan takut, keterpencilan gelisah)
. 3. Syarat dasar sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk dapat melangsungkan keturun, tidak merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai kebudayaannya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan musuh).

TUJUAN BERADAPTASI
 Aminuddin menyebutkan bahwa penyesuaian dengan tujuan-tujuan tertentu, di antaranya:
a. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
b. Menyalurkan ketegangan sosial.
c. Mepertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial.
d. Bertahan hidup.
 Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut Suyono, pola adalah suatu rangkaian unsur-unsur yang sudah menetap mengenai suatu gejala dan dapat dipaki sebagai contoh dalam hal menggambarkan atau mendeskripsikan gejala itu sendiri. Dari definisi tersebut di atas, pola adaptasi dalam penelitian kali ini adalah sebagai unsur-unsur yang sudah menetap dalam proses adaptasi yang dapat menggambarkan proses adaptasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi, tingkah laku maupun dari masing-masing adat-istiadat kebudayaan yang ada. Proses adaptasi berlangsung dalam suatu perjalanan waktu yang tidak dapat diperhitungkan dengan tepat, kurun waktunya bisa cepat, lambat, atau justru berakhir dengan kegagalan. Dalam buku Intercultural Communication in Context yang di tulis oleh Judiht N. Martin dan Thomas K. Nakayama, disebutkan bahwa terdapat sejumlah model yang dapat menerangkan proses adaptasi seseorang, salah satunya yang sering digunakan adalah U-Curve atau U-Curve Theory, teori ini berdasarkan riset penelitian yang dilakukan oleh ahli sosiologi dari Norwegia, Sverre yang menginterview pelajar/mahasiswa asal Norwegia yang belajar di A.S.

ASPEK ASPEK PENYESUAIAN DIRI
 Menurut Alberlt & Emmons (2002) penyesuaian diri memiliki 4 (empat) aspek, yang terdiri dari:
 a. Aspek self-knowledge dan self-insight. Aspek self-knowledge dan self-insight yaitu kemampuan dalam memahami dirinya sendiri bahwa dirinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini dapat diketahui dengan pemahaman emosional pada dirinya, yang berarti adanya kesadaran akan kekurangan dan disertai dengan sikap yang positif terhadap kekurangan tersebut maka akan mampu menutupinya.
b. Aspek self-objectifity dan self-acceptance, bersikap realistik setelah mengenal dirinya sehingga mampu menerima keadaan dirinya.
 c. Aspek self-development dan self-control, mampu mengarahkan diri, menyaring rangsangan-rangsangan dari luar, ide-ide, prilaku, emosi, sikap, dan tingkahlaku yang sesuai. Kendali diri dapat mencerminkan individu tersebut matang dalam menyelesaikan masalah kehidupannya.
d. Aspek Satisfaction, menganggap bahwa segala sesuatu yang dikerjakan merupakan pengalaman yang apabila tercapai keinginannya maka menimbulkan rasa puas dalam dirinya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI
Faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri dikelompokkan menjadi dua kelompok menurut Soeparwoto (2004) yang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.

 A. FAKTOR INTERNAL
 1) Motif, merupakan dorongan-dorongan sosial seperti dorongan untuk berprestasi, dorongan untuk menjadi lebih unggul didalam lingkungan, dorongan untuk bersosialisasi.
2) Self-concept atau konsep diri, bagaimana individu memandang dirinya sendiri serta sikap yang dimilikinya, baik terkait degan dimensi fisik, karakteristik individual dan motivasi diri. Selain itu,  meliputi kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh dirinya, dan juga kekurangan atau kegagalan dirinya. Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan mampu menyesuaiakan diri dan menyenangkan dibandingkan dengan individu yang memiliki konsep diri yang buruk.
 3) Persepsi, adalah proses pengamatan dan penilaian melalui kognitif maupun afeksi individu terhadap objek, peristiwa dalam pembentukan konsep baru.
 4) Sikap, merupakan kesiapan atau kesediaan individu untuk bertindak. Individu dengan sikap yang baik cenderung lebih mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dibandingkan dengan individu yang memiliki sikap tidak baik.
5) Intelegensi dan minat, intelegensi sebagai langkah awal dalam berinteraksi atau proses penyesuaian diri, dengan intelegensi individu dapat menganalisis dan menalar, selain itu degan adanya minat terhadap sesuatu akan membatu mempercepat proses penyesuaian diri individu.
6) Kepribadian, prinsipnya individu yang memiliki kepribadian ekstrovert cenderung  mudah menyesuaiakan diri dibandingkan dengan individu yang memiliki kepribadian introvert.

B. FAKTOR EKSTERNAL
1) Keluarga, keluarga merupakan pintu awal individu dalam belajar berinteraksi dengan individu lainnya. Pada dasarnya pola asuh akan menentukan kemampuan penyesuaian diri individu, keluarga yang menganut pola asuh demokrasi akan memberikan kesempatan lebih kepada individu untuk berproses dalam penyesuaian diri secara lebih baik.
2) Kondisi Sekolah, sekolah dengan lingkungan kondusif akan sangat mendukung individu agar dapat bertindak dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungannya secara selaras.
3) Kelompok Sebaya, kelompok sebaya akan mempengaruhi proses penyesuaian diri individu, kelompok sebaya dapat menjadi sarana yang baik dalam proses penyesuana diri. Namun, ada juga yang sebaliknya sebagai penghambat proses penyesuaian diri individu.
4) Prasangka Sosial, prasangka sosial akan menghambat proses penyesuaian diri individu apabila masyarakat memberikan label yang negatif kepada individu seperti nakal, suka melanggar peraturan, menentang orang tua dan sebagainya.
5) Hukum dan Norma, hukum dan norma akan membentuk penyesuaian diri yang baik, apabila masyarakat konsekuen dalam menegakkan hokum dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ATAU KAMPUS
 Hurlock (2008) mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi penyesuaian diri individu di sekolah atau kampus, yaitu:
1) Teman-teman sebaya. Individu dengan teman-teman sebayanya mulai belajar bahwa standar perilaku yang dipelajari mereka di rumah sama dengan standar teman dan beberapa yang lain berbeda. Oleh karena itu, individu akan belajar tentang apa yang dianggap sebagai perilaku yang dapat diterima dan apa yang dianggap sebagai perilaku yang tidak dapat diterima.
2) Guru atau dosen. Secara langsung guru atau dosen dapat memengaruhi konsep diri individu dengan sikap terhadap tugas-tugas pelajaran serta perhatian terhadap siswa atau mahasiswa. Guru atau dosen yang memiliki penyesuaian diri baik biasanya penuh kehangatan dan bersikap menerima siswa atau mahasiswa.
3) Peraturan sekolah. Peraturan sekolah memperkenalkan pada individu perilaku yang disetujui dan perilaku yang tidak disetujui oleh anggota kelompok tempat individu belajar, apa yang dianggap salah dan benar oleh kelompok social.


DAFTAR PUSTAKA