Kamis, 16 November 2023
MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI KUNCI SUKSES DALAM HIDUP
Pada bagian atau kolom pemberdayaan, dibahas signifikansinya karakter dalam kehidupan sehari-hari. Karakter melibatkan serangkaian atribut, nilai, dan tindakan yang membentuk identitas personal atau kelompok. Kondisi mental dan pola pikir seseorang berperan penting dalam tindakan, pengambilan keputusan, dan penyesuaian terhadap situasi.
MENGGALI KEPEMIMPINAN MENJADI PEMIMPIN YANG EFEKTIF
Kepemimpinan tidak hanya terkait dengan jabatan atau posisi, melainkan lebih berkaitan dengan keterampilan dan karakteristik yang memungkinkan seseorang memimpin dan memengaruhi orang lain secara efektif. Beberapa konsep utama dalam kepemimpinan mencakup memiliki visi dan tujuan yang jelas, menerapkan kepemimpinan situasional untuk menyesuaikan gaya kepemimpinan dengan kondisi tertentu, menunjukkan empati terhadap anggota tim, menerapkan kepemimpinan transformasional untuk menginspirasi, dan memegang tinggi nilai kepercayaan dan integritas.
MENGINSPIRASI TIM BERKINERJA TINGGI
Konsep kunci kerjasama tim melibatkan tujuan bersama, di mana setiap anggota memahami peran dan kontribusinya. Pembagian tugas dan tanggung jawab penting untuk menghindari tumpang tindih dan mengelola aspek pekerjaan dengan baik. Komunikasi yang efektif, terbuka, dan jujur menjadi kunci utama dalam kerjasama tim.
PROFESIONAL SUKSES DALAM KARIR
Profesionalisme menuntut keahlian tinggi, melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang efektif dan efisien. Etika yang tinggi termasuk integritas, menghindari konflik kepentingan, berbicara jujur, dan mematuhi kode etik profesional. Tanggung jawab mencakup hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi standar yang ditetapkan.
MENGGALI KEPEMIMPINAN MENJADI PEMIMPIN YANG EFEKTIF
Kepentingan karakter dalam profesi mencakup sifat, nilai, dan perilaku yang membentuk identitas individu atau kelompok. Para profesional yang sukses dan dihormati umumnya menunjukkan sejumlah karakteristik bersama, termasuk integritas tinggi, kejujuran, tanggung jawab, kepemimpinan, kemampuan komunikasi yang baik, kreativitas, kesadaran terhadap pelanggan, manajemen waktu yang efisien, penghargaan terhadap keanekaragaman, pemahaman hukum dan peraturan.
Profesionalisme yang Berkualitas Membuat Perbedaan di Dunia Pekerjaan
Seorang profesional adalah individu yang memiliki keahlian, pengetahuan, keterampilan, dan komitmen untuk melaksanakan tugas tertentu dengan integritas etis dan tanggung jawab. Ada empat aspek utama yang melekat pada seorang profesional: keahlian, pengetahuan, keterampilan, dan komitmen.
Kamis, 09 November 2023
Membangun Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah-sekolah Pedalaman: Tantangan dan Strategi Implementasi
Pendidikan antikorupsi
mulai dirintis implementasinya di sekolah pada tahun 2010 pada masa penerapan Standar
Isi 2006 (selanjutnya di sini diberi istilah masa penerapan Kurikulum 2006).
Hal ini diperkuat dengan Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012, yang menugaskan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan sebagai penanggung jawab untuk melakukan aksi berupa
pengajaran antikorupsi sebagai sisipan dalam kurikulum karakter bangsa pada
pendidikan dasar dan menengah, dengan sasaran berupa pengintegrasian
nilai-nilai antikorupsi dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah
(Sekretariat Negara, 2011), karena nilai-nilai antikorupsi belum terakomodasi
secara eksplisit dalam Kurikulum 2006 (Departemen Pendidikan Nasional, 2006).
Korupsi sering kali
berawal dari kebiasaan yang tidak disadari, misalnya penerimaan hadiah oleh
pejabat penyelenggara Negara atau pegawai negeri sipil dalam suatu acara
pribadi atau pemberian suatu fasilitas tertentu yang tidak wajar dari rekanan.
Hal semacam ini semakin lama akan menjadi kebiasaan, cepat atau lambat akan
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pejabat yang bersangkutan. Mengajarkan
pendidikan antikorupsi di sekolah dasar pada dasarnya mengajarkan pendidikan
karakter kepada siswa, seperti sifat sederhana, kejujuran, kesopanan,
integritas, kerjasama, berkata dan berbuat benar, berani menegur jika orang
lain melakukan kesalahan dan sebagainya. Untuk mengajarkan semua itu,
diperlukan kurikulum yang tepat agar sikap antikorupsi siswa benar-benar
menjadi kebiasaan. Sekolah sebagai tempat pembelajaran memberikan takaran yang
pas tentang kebutuhan siswanya, sehingga kurikulum antikorupsi yang dibuat
selaras dengan kurikulum pendidikan nasional.
Konsep membelajarkan
antikorupsi Cara membelajarakan pendidikan antikorupsi dapat dilakukan pada
semua mata pelajaran. Seperti cara mengajarkan pelajaran yang lainnya, guru
harus menyusun rencana pembelajaran yang jelas karena guru menjadi kunci utama
dalam mengajarkan antikorupsi. Guru yang berkuasa berarti guru yang dapat
mengonsep dan praktik pembelajaran sesuai dengan silabusnya (Jha, 2011). Setiap
pertemuan dengan siswa, rencana pembelajaran tersebut memiliki ciri khas yang
berbeda. Sehingga, siswa tidak akan cepat bosan dengan berbagai hal baru yang
disampaikan oleh guru.Dalam setiap rencana pembelajaran guru harus menentukan:
materi pelajaran, tujuan pembelajaran, model pembelajaran, metode, alat dan
bahan, dan penilaian. Guru yang memiliki kemampuan dan potensi untuk mencapai
tujuan sekolah dan pendidikan disebut guru yang berkuasa (Jha, 2011). Semua
komponen tersebut disusun secara rinci dalam setiap kegiatanya, baik yang
dilakukan guru ataupun siswa. Tanpa mengurangi fokus materi pembelajaran, dalam
mengajarkan antikorupsi guru sangat dianjurkan untuk memberikan contoh nyata
dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk perbuatan korupsi.
Membangun pendidikan
antikorupsi di sekolah pendalaman dapat menghadapi beberapa tantangan khusus:
1. Keterbatasan Akses
Pendidikan:
- Daerah pendalaman seringkali mengalami
keterbatasan akses terhadap fasilitas pendidikan, yang dapat menghambat
implementasi program antikorupsi yang membutuhkan infrastruktur tertentu.
2. Kurangnya Sumber Daya
Manusia Terlatih:
- Keberhasilan pendidikan antikorupsi
bergantung pada ketersediaan guru dan staf sekolah yang terlatih. Di daerah
pendalaman, kurangnya sumber daya manusia terlatih bisa menjadi hambatan.
3. Kesenjangan
Teknologi:
- Terbatasnya akses atau kesenjangan
teknologi di daerah pendalaman bisa menyulitkan penggunaan metode pembelajaran
modern yang mendukung pendidikan antikorupsi.
4. Kurangnya Kesadaran
akan Korupsi:
- Tingkat kesadaran masyarakat terhadap
korupsi mungkin rendah, sehingga pendidikan antikorupsi dihadapkan pada tugas
untuk meningkatkan pemahaman dan urgensi penanganan korupsi.
5. Tantangan Budaya dan
Lokal:
- Budaya dan nilai-nilai lokal dapat menjadi
tantangan, karena pendekatan yang diambil haruslah sesuai dengan konteks dan
dapat diterima oleh masyarakat setempat.
Membangun pendidikan
antikorupsi di sekolah pendalaman dengan melakukan Strategi Implementasi;
1. Pendekatan
Kolaboratif:
- Membangun kemitraan dengan pihak-pihak
terkait seperti komunitas lokal, pemerintah daerah, dan organisasi
non-pemerintah untuk mendukung pendidikan antikorupsi.
2. Pengembangan Materi
yang Kontekstual:
- Mengembangkan materi yang sesuai dengan
realitas dan kebutuhan masyarakat pendalaman untuk meningkatkan daya terima dan
relevansi.
3. Pelatihan dan
Pendampingan:
- Menyediakan pelatihan dan pendampingan
intensif kepada tenaga pendidik agar dapat mengatasi keterbatasan sumber daya
dan infrastruktur.
4. Pemanfaatan Sumber
Daya Lokal:
- Menggunakan sumber daya lokal, seperti
tokoh masyarakat atau tradisi lokal, dalam pendidikan antikorupsi untuk
membangun keterhubungan dengan komunitas.
5. Penggunaan Metode
Pembelajaran Alternatif:
- Menggunakan metode pembelajaran yang tidak tergantung pada teknologi tinggi, seperti permainan peran, diskusi kelompok, atau kegiatan praktis.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpd/article/download/11142/7081/
https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/asanka/article/download/2990/1856
http://repository.iainbengkulu.ac.id/9815/1/229.
DEVI MARTINA LOVA.pdf
Senin, 30 Oktober 2023
PRESENTASI KELAS (20 OKTOBER 2023)
PRESENTASI KELAS
Kamis, 19 Oktober 2023
Membangun Disiplin Kunci Menuju Kesuksesan
Nama: Ainur Deswita
Nim: 43123010133
(@B28-AINUR)
Artikel
“Membangun Disiplin Kunci Menuju Kesuksesan”
Kata kunci: Ketekunan, Konsistensi dan Menegakan disiplin.
A.Pengertian Disiplin
Disiplin adalah prinsip atau tindakan yang mencakup ketaatan terhadap aturan, norma, atau tugas yang telah ditetapkan. Ini melibatkan perilaku yang teratur, patuh terhadap peraturan, dan tindakan yang sesuai dalam mencapai tujuan atau menjaga keteraturan. Disiplin melibatkan kontrol diri, kemampuan untuk mengendalikan tindakan dan emosi sesuai dengan norma yang berlaku. Hal ini diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, militer, dan kehidupan sehari-hari, untuk menciptakan tatanan, produktivitas, dan keteraturan.
B. Ketekunan Displin
Ketekunan disiplin mengacu pada kualitas seseorang dalam menjaga ketaatan terhadap aturan, norma, dan tugas yang telah ditetapkan. Ini mencakup kemampuan untuk bekerja dengan tekun, fokus, dan konsisten dalam menjalankan tugas atau kewajiban, terlepas dari gangguan atau godaan eksternal. Ketekunan disiplin diperlukan untuk mencapai tujuan, mempertahankan kualitas kerja, dan mematuhi norma etika atau aturan yang berlaku. Dalam berbagai konteks, seperti pendidikan, pekerjaan, atau kehidupan sehari-hari, ketekunan disiplin dapat menjadi faktor kunci untuk kesuksesan dan prestasi
C. Konsistensi Disiplin
Konsisten disiplin mengacu pada kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempertahankan dan menjalankan disiplin atau ketaatan terhadap aturan, norma, atau tugas dengan konsisten dan terus-menerus. Ini berarti seseorang atau kelompok tersebut tetap mematuhi aturan dan norma yang telah ditetapkan seiring berjalannya waktu, tanpa adanya fluktuasi atau perubahan yang signifikan dalam perilaku atau tindakan mereka. Konsistensi dalam disiplin adalah kunci untuk mencapai hasil yang diinginkan dan menjaga keteraturan dalam berbagai konteks, seperti pendidikan, pekerjaan, olahraga, dan kehidupan sehari-hari.
D. Menegakan Disiplin
Menegakan disiplin adalah tindakan atau proses untuk memastikan bahwa aturan, norma, atau tugas dijalankan dan ditaati oleh individu atau kelompok. Hal ini melibatkan tindakan-tindakan seperti memberikan pengawasan, memberikan sanksi atau hukuman atas pelanggaran, memberikan dorongan positif untuk mematuhi aturan, serta melakukan tindakan korektif jika diperlukan. Tujuannya adalah untuk memastikan keteraturan, kepatuhan, dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga, organisasi, atau instansi. Menegakan disiplin penting dalam berbagai konteks, seperti pendidikan, bisnis, pemerintahan, dan militer, untuk menjaga tatanan dan tujuan yang telah ditetapkan.
E. Tujuan Displin
Tujuan sikap disiplin adalah untuk menciptakan tindakan yang teratur, konsisten, dan teratur dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat membantu seseorang mencapai berbagai tujuan, seperti:
1. Meningkatkan efisiensi: Disiplin membantu seseorang mengatur waktu dan sumber daya dengan baik, sehingga dapat bekerja lebih efisien.
2. Mencapai tujuan: Dengan kedisiplinan, seseorang dapat lebih fokus pada tujuan jangka panjang dan mengambil langkah-langkah yang konsisten untuk mencapainya.
3. Membangun karakter: Sikap disiplin membantu memperkuat karakter seseorang, menciptakan tanggung jawab, ketekunan, dan ketelitian.
4. Menghindari konsekuensi negatif: Dengan berdisiplin, seseorang dapat menghindari perilaku yang merugikan diri sendiri atau orang lain, serta konsekuensi negatif yang mungkin timbul.
5. Meningkatkan hubungan sosial: Sikap disiplin dapat menciptakan ketertiban dalam hubungan sosial, sehingga memperbaiki komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
6. Menjaga kesehatan: Dalam hal kesehatan, disiplin dalam makanan, olahraga, dan tidur dapat membantu menjaga tubuh tetap sehat.
Sikap disiplin dapat menjadi landasan bagi kesuksesan pribadi, profesional, dan sosial seseorang.
F. Macam-macam sikap Disiplin
Terdapat berbagai macam sikap disiplin, antara lain:
1. Disiplin Waktu: Kemampuan untuk mengelola waktu dengan efisien, menghormati tenggat waktu, dan menghindari pemborosan waktu.
2. Disiplin Belajar: Ketekunan dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan, termasuk kebiasaan belajar yang baik dan tekun.
3. Disiplin Pekerjaan: Konsistensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pekerjaan, termasuk mematuhi aturan dan prosedur perusahaan.
4. Disiplin Keuangan: Kemampuan untuk mengelola uang dengan bijak, merencanakan anggaran, dan menghindari pemborosan.
5. Disiplin Kesehatan: Menjaga pola makan sehat, olahraga, tidur yang cukup, dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat merugikan kesehatan.
6. Disiplin Moral: Mematuhi nilai-nilai etika dan moral, menjunjung tinggi prinsip-prinsip kebaikan, kejujuran, dan integritas.
7. Disiplin Sosial: Menjaga hubungan sosial yang baik dengan orang lain, termasuk kemampuan berkomunikasi, mendengarkan, dan bekerja sama.
8. Disiplin Lingkungan: Menghormati dan menjaga lingkungan, termasuk kebersihan, pengelolaan sampah, dan pelestarian alam.
Sikap disiplin ini memiliki peran penting dalam mencapai tujuan, menjaga keseimbangan, dan menciptakan kehidupan yang lebih baik.
G. Langkah-langkah menanamkan sikap Disiplin
Menanamkan sikap disiplin memerlukan usaha dan konsistensi. Berikut adalah langkah-langkah untuk menanamkan sikap disiplin:
1. Identifikasi Tujuan: Tentukan tujuan apa yang ingin Anda capai melalui sikap disiplin, baik dalam pekerjaan, pendidikan, kesehatan, atau aspek lain kehidupan.
2. Buat Rencana: Buat rencana atau jadwal yang jelas untuk mencapai tujuan Anda. Ini termasuk penjadwalan waktu, tugas, atau langkah-langkah yang perlu diambil.
3. Tentukan Prioritas: Menetapkan prioritas adalah langkah penting. Fokus pada tugas atau aktivitas yang paling penting untuk mencapai tujuan Anda.
4. Jaga Konsistensi: Disiplin melibatkan konsistensi dalam tindakan Anda. Berpegang teguh pada jadwal dan rencana yang telah Anda buat.
5. Pertimbangkan Dampak: Selalu pertimbangkan dampak dari tindakan atau keputusan Anda. Pertimbangkan apakah itu mendukung tujuan dan nilai-nilai disiplin Anda.
6. Kendalikan Diri: Belajar mengendalikan diri dan mengatasi godaan untuk melanggar disiplin Anda. Ini memerlukan latihan dan kesabaran.
7. Evaluasi Diri: Secara berkala, evaluasi kemajuan Anda dalam mencapai tujuan dan menjaga sikap disiplin. Apakah Anda telah mematuhi rencana Anda?
8. Dukungan Sosial: Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau mentor tentang tujuan Anda. Mereka bisa memberikan dukungan dan akuntabilitas.
9. Belajar dari Kesalahan: Jika Anda melanggar disiplin, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Alihkan fokus Anda pada pembelajaran dari kesalahan tersebut.
10. Kepatuhan dengan Nilai: Pastikan bahwa sikap disiplin Anda selaras dengan nilai-nilai etika dan moral yang Anda anut.
Ingatlah bahwa menanamkan sikap disiplin memerlukan waktu dan kesabaran. Hal ini bisa menjadi proses yang terus-menerus, tetapi akan membantu Anda mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
H. Hambatan dalam sikap Disiplin
Hambatan dalam menerapkan sikap disiplin dapat menjadi tantangan besar. Beberapa hambatan yang dihadapi dalam menciptakan sikap disiplin meliputi:
1. Prokrastinasi: Kebiasaan menunda-nunda tugas atau kewajiban sering menjadi hambatan utama dalam menciptakan disiplin. Prokrastinasi mengganggu perencanaan waktu dan prioritisasi.
2. Kegagalan dalam Menjaga Motivasi: Terkadang, orang kehilangan motivasi mereka untuk menjaga disiplin. Ini dapat terjadi ketika tujuan tidak jiteh dan tidak memotivasi.
3. Lingkungan dan Godaan Eksternal: Lingkungan yang penuh dengan godaan atau distraksi, seperti media sosial, perangkat elektronik, atau teman-teman yang kurang mendukung, bisa mengganggu disiplin.
4. Kebiasaan Lama yang Buruk: Mengubah kebiasaan lama yang tidak mendukung disiplin bisa menjadi hambatan besar. Kebiasaan lama sering kali sulit untuk diubah.
5. Kurangnya Dukungan dan Akuntabilitas: Tidak memiliki dukungan dari orang lain atau tidak ada sistem akuntabilitas dapat membuat seseorang kurang termotivasi untuk menjaga disiplin.
6. Ketidak pastian atau Perubahan Kondisi Eksternal: Faktor-faktor di luar kendali seseorang, seperti perubahan pekerjaan atau situasi keluarga, dapat mengganggu rencana disiplin.
7. Ketidak berdayaan Diri: Merasa tidak mampu atau tidak percaya diri dalam mencapai tujuan tertentu dapat menjadi hambatan.
8. Stres dan Tekanan Emosional: Stres dan tekanan emosional dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk menjaga disiplin. Ini bisa terjadi jika seseorang merasa tertekan atau cemas.
Penting untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan ini dan mencari strategi yang sesuai untuk mengatasinya. Ini mungkin melibatkan perencanaan yang lebih baik, dukungan dari orang lain, pengembangan keterampilan, atau perubahan lingkungan. Jika hambatan-hambatan ini diatasi dengan bijak, seseorang dapat mengembangkan sikap disiplin yang kuat.
I. Starategi meningkatkan sikap Disiplin
Berikut adalah cara untuk meningkatkan kedisiplinan:
1. Cari Motivasi Internal: Disiplin harus berasal dari hati Anda sendiri. Tunggu motivasi tidak akan membantu Anda menjadi lebih disiplin.
2. Mulai Dari Tindakan Kecil: Meningkatkan kedisiplinan adalah proses yang memerlukan waktu. Anda perlu memulainya dengan langkah-langkah sederhana, seperti datang tepat waktu.
3. Buat Rutinitas Harian: Anda dapat memulai dengan menetapkan rutinitas harian. Misalnya, menargetkan untuk bangun setiap pagi pukul 4, dan berusaha keras untuk mencapainya.
4. Fokus Pada Tujuan Jangka Panjang: Fokus pada tujuan jangka panjang membantu Anda menjaga motivasi dan disiplin karena ini adalah sesuatu yang memerlukan waktu dan dedikasi.
5. Jujur dengan Diri Sendiri: Hindari mencari-cari alasan. Jadilah jujur terhadap diri sendiri tentang apa yang Anda inginkan dan butuhkan.
6. Tolak Komentar Negatif: Ada orang yang mungkin meragukan kemampuan Anda. Jadikan pandangan negatif ini sebagai motivasi untuk membuktikan mereka salah.
7. Tahan Godaan: Ketika Anda berusaha meningkatkan kedisiplinan, godaan pasti akan muncul. Tahan godaan ini untuk membuktikan komitmen Anda.
8. Terus Maju: Jika Anda menghadapi kesulitan, jangan terlarut oleh rasa bersalah. Pelajari dari pengalaman tersebut dan terus maju.
9. Ambil Inspirasi dari Orang Lain: Carilah inspirasi dari sisi positif orang lain. Ini dapat meningkatkan motivasi Anda.
10. Tidak Tunda-tunda: Tetapkan jadwal dan janji pada diri sendiri untuk menyelesaikan rencana Anda tanpa menunda-nunda. Tindakan tersebut hanya melibatkan Anda dan dapat menghalangi kedisiplinan Anda.
J.Contoh sikap Disiplin
1. Sikap Disiplin di Lingkungan Rumah
- Mengatur waktu tidur dan bangun dengan konsisten.
- Membantu orang tua dengan tugas-tugas rumah.
- Setelah bermain, merapikan dan menyusun mainan kembali.
- Menyelesaikan pekerjaan rumah dan belajar dengan tekun.
- Menerapkan pola makan yang teratur.
- Menjaga kerapihan tempat tidur dan kamar.
- Berkontribusi dalam menjaga kebersihan rumah.
- Bertanggung jawab untuk membersihkan buku-buku setelah menyelesaikan penggunaannya.
2. Sikap Disiplin di Jalan Raya
- Menghormati lampu lalu lintas dan tidak menerobos lampu merah.
- Berjalan di sebelah kiri jalan, mengikuti aturan keselamatan pejalan kaki.
- Patuh pada rambu-rambu lalu lintas.
- Selalu membawa dokumen kendaraan yang lengkap dan mematuhi aturan berlalu lintas.
3. Sikap Disiplin di Lingkungan Sekolah
- Tiba di sekolah tepat waktu.
- Melaksanakan jadwal piket atau tugas kebersihan dengan baik.
- Menggunakan tempat pembuangan sampah dengan benar.
- Duduk dengan sikap yang baik dan rapi saat di dalam kelas.
- Meminta izin sebelum meninggalkan kelas.
- Berperilaku tenang dan tidak mengganggu ketertiban sekolah.
4. Sikap Disiplin di Lingkungan Masyarakat
- Turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan.
- Menciptakan lingkungan yang aman dengan menjaga keamanan rumah dan lingkungan sekitar.
- Memastikan sampah dibuang pada tempat yang benar.
- Menghormati tetangga dan tidak mengganggu ketenangan mereka.
5. Sikap Disiplin di Lingkungan Kerja
- Tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan.
- Kepatuhan Terhadap Aturan perusahaan.
- Rencana dan Prioritas berdasarkan urgensi dan pentingnya.
- Bertaunggung Jawab atas perkerjaan dan tugas yang diberikan.
- Kerja sama dengan rekan kerja.
- Kerapihan dan kebersihan di lingkungan kerja.
- Profesionalisme mejaga etika kerja yang tinggi dan berperilaku dalam interaksi.
Dengan menerapkan sikap disiplin dalam berbagai aspek kehidupan, individu dapat berperan dalam menjaga tatanan sosial, keselamatan, dan kerapihan, serta menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/download/949/886 - :~:text=Berdasarkan%20uraian%20disertai%20pendapat%20di,asa%2C%20dan%20lain%2Dlain
https://www.gramedia.com/best-seller/sika-disiplin/
https://smkbikuningan.sch.id/cara-meningkatkan-kedisiplinan-diri.html
https://www.bola.com/ragam/read/4930352/contoh-contoh-perilaku-disiplin-dalam-kehidupan-sehari-hari
Rabu, 04 Oktober 2023
REVIEW KONTEN VIDEO YOUTUBE
Disusun Oleh: Ainur Deswita (@B28-AINUR)
1.Komunikasi Efektif
Komunikasi
efektif merupakan proses komunikasi dimana pesan atau informasi yang disampaikan
dengan jelas, dipahami dengan baik, dan mencapai tujuan yang diinginkan. Hal
ini bertujuan agar terhindar dari kesalahpahaman dalam berkomunikasi dan dapat
memberikan pesan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Syarat terjadinya komunikasi
efektif yaitu: (1) Pesan disampaikan dengan jelas; (2) Dipahami dengan baik
oleh lawan bicara; (3) Mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan. Beberapa
aspek penting yang dapat menjelaskan betapa pentingnya komunikasi efektif,yaitu:
(1) Keterampilan mendengarkan; (2) Pemahaman tentang audiens; (3) Kesederhanaan,
yaitu penyampaian pesan semudah mungkin agar mudah untuk dipahami; (4)
Kepatuhan waktu, menyesuaikan waktu dengan audiens; (5) Gestur tubuh, ekpresi wajah,
dan juga intonasi dalam berbicara agar sesuai dengan apa yang disampaikan; (6)
Keterbukaan dan kejujuran agar tumbuh rasa saling percaya; (7) Memahami konteks
dan tujuan jelas yang ingin di capai; (8) Meminta dan memberikan umpan balik
sesuai dengaan konteks untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dengan baik;
(9) Menunjukkan rasa empati dan simpati; (10) Konsistensi dalam memberikan
pesan.
2.Konsep Berpikir Positif
Berpikir
positif merupakan sikap mental dimana seseorang cenderung melihat hal-hal dari sudut
pandang optimis, berfokus kepada solusi dan tidak berfokus pada masalah. Selalu
yakin dan memiliki peluang untuk proses pelajaran, perbaikan, tumbuh dan berkembang.
Aspek-aspek pemting dalam berpikir positif, yaitu: (1) Memliki pikiran optimis;
(2) Sikap terbuka terhadap pengalaman dan hal-hal baru; (3) Mempunyai rasa
syukur terhadap hal-hal yang di alaminya; (4) Berfokus terhadap solusi dan
tidak terus terusa terjebak dalam pemikiran yang negatif; (5) Memiliki
kemampuan mengelola emosi secara bijaksana; (6) Memiliki kesadaram bahwa
dirinya memegang kendali atas kehidupannya sendiri; (7) Belajar dari kehidupan
yang dilewatinya baik itu keberhasilan maupun
kegagalan; (8) Adanya dukungan sosial; (9) Menerima segala kenyataan
yang terjadi dalam kehidupannya; (10) Berdampak positif terhadap kesehatan
fisik dan mental.
3.Konsep Pengembangan Diri
Pengembangan
diri adalah suatu proses yang memeliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, dan kualitas diri. Hal ini merupakan suatu bentuk
upaya kesadaran demi menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin. Pengembangan
diri dilakukan melalui berbagai cara yaitu: (1) pembelajaran; (2) Pertumbuhan;
dan (3) Transformasi pribadi. Konsep ini mencakup beberapa bidang seperti
intelektual, fisik, sosial, spiritual, dan sebagainya. Berikut adalah berapa
aspek penting yang dapat menjelaskan pentingnya konsep ini yaitu: (1)
Pendidikan dan pembelajaran; (2) Keterampilan dan kompetennsi; (3) Memiliki kesadaran
diri berupa pemahamanmengenai diri sendiri; (4) Pengelolaa waktu dan tujuan;
(5) Memiliki kesehatan fisik dan mental; (6)Memiliki Hubungan sosial yang
sehat; (7) Pemberdayaan terhadap diri sendiri; (8) Kreatifitas dan sosial, dan
spiritual menjelaskan ekspresi diri; (9); Dapat memhami dan melakukan
pengelolaan terhadap emosi; (10)Belajar dari segala pengalaman-pengalaman
kehidupan.
4.Konsep Potensi Diri
Konsep ini terus
berkembang selama hidup, ini merujuk pada kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya demi mencapai tujuan dan
menjadi pribadi yang lebih baik. Konsep ini mencakup beberapa aspek termasuk
keterampilan, bakat,pengetahua, minat dan sumber daya yang dimiliki pribadi
seseorang. Ada beberapa aspek penting dalam konsep potensi diri, yaitu: (1)
Memiliki pemahaman mengenai diri sendiri, ini melibatkan pengembangan
kesadaran, pengelolaan atas kekuatan dan kelemahan; (2) Pengembangan keterampilan
dan peningkatan terhadap kompetensi; (3) Memahami bakat dan minat diri sendiri;
(4)Meningkatkan pengetahuan; (5) Pengelolaan waktu dan rencana dengan baik; (6)
Memiliki tujuan dan motivasi; (7) Kemampuan mengatasi hambatan dan rintangan; (8)
Mengembangkan relasi dengan hubungan sosial yang positif; (9) Keseimbangan
dalam hidup.
5.Konsep Karir dan Pengembangan Terhadap karir
Karir melibatkan
kemajuan dan pengembangan profesi pekerjaan individu selama hidupnya. Ini
merupakan pengelolaan individu terhadap dirinya dalam konteks profesionalitas.
(1) Karir adalah perjalanan yang dimana dalam cakupannya terdapat serangkaian
pekerjaan atau posisi yang dijalani seseorang dalam kehidupannya, termasuk
beberapa tahapan di dalamnya yaitu pendidikan, pelatihan, pekerjaan awal,
perkembangan dan kemajuan hingga pada masa pensiun. (2) Pengembangan karir merupakan upaya kesadaran dalam meningkatkan
kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan kompetensi yang relevan dengan tujuan
profesionalitas individunya masing-masing. Hal ini melibatkan perencanaan dan
tindakan untuk mencapai tujuan dari karir yag ingin dicapai. Aspekaspek penting
dalam pengembangan karir, yaitu: (3) Pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan kualifikasi profesionalisme; (4) Perencanaan karir merupakan proses
merencanakan langkah-langkahdemi mencapai tujuan karir; (5) Jelajah diri
(pemahaman tentang diri sendiri); (6) Pengalaman kerja; (7) Mengambangkan
relasi; (8) Memiliki keterampilan komunikasi dan manajemen waktu; (9) Dapat beradaptasi
dan bersifat fleksibel; (10) Evaluasi berkala (tujuan, proses, dan karir).
Kamis, 28 September 2023
Pengalaman Kerja dan Dalam Pengembangan Karir
Disusun Oleh: Ainur Deswita ( @B28-AINUR)
A.Pengertian Pengalaman kerja
Pengalaman kerja adalah suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun nonformal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelejaran juga mencakup perubahan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek (Knoers & Haditono, 2009 dalam Asih 2012). Purnamasari (2011) memberikan kesimpulan bahwa seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya seperti medeteksi kesalahan, memahami kesalahan, dan mencari sebab munculnya permasalahan.
B.Indikator yang mempengaruhi pengalaman kerja ada beberapa hal untuk menentukan dan mengetahui pegawai berpengalaman atau tidak dan sekaligus sebagai indikator pengalaman kerja adalah sebagai berikut:
1.Lama waktu atau jam kerja ukuran tentang lamannya waktu atau jam kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakaan dengan baik.
2.Tingkat intelektualitas dan keterampilan Intelektualitas merujuk kepada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan dan atau informasi lain yang telah dibutukan oleh pegawai. Selain itu intelektulitas jugameliputi kemampuan untuk bisa memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan keterampilan juga merujuk kepada kemampuan fisik yang telah dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.
3.Penguasaan pada pekerjaan dan peralatan tingkatan peguasaan seseorang dalam pelaksanaan kegiatan dan aspek-aspek peralatan dan teknik pekerjaan.
C.Faktor-faktor Pengalaman Kerja selain itu ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja karyawan. Beberapa faktor lain mungkin yang berpengaruh dalam kondisikondisi tertentu menurut Handoko dalam Basari (2012) adalah sebagai berikut :
1.Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan, kursus, latihan, bekerja. Untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan seseorang di waktu yang lalu.
2.Bakat dan minat, untuk memperkirakan minat dan kapasitas atau kemampuan seseorang.
3.Sikap dan kebutuhan (attitudes dan needs) untuk meramalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang.
4.Kemampuan-kemampuan analisis dan manipulatif untuk mempelajari kemampuan penilaian dan penganalisaan. Keterampilan dan kemampuan teknik, untuk menilai kemampuan dalam aspek-aspek teknik pekerjaan.
D.Pengukuran Pengalaman Kerja Pengukuran pengalaman kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong efisiensi dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Menurut Asri dalam Basari (2012) Ada beberapa hal yang digunakan untuk mengukur pengalaman kerja seseorang adalah :
1.Gerakannya mantap dan lancer Setiap pegawai yang berpengalaman akan melakukan gerakan yangmantap dalam bekerja tanpa disertai keraguan.
2.Gerakannya berirama Artinya terciptanya dari kebiasaan dalam melakukan pekerjaan seharihari.
3.Lebih cepat menanggapi tanda -tanda Artinya tanda -tanda seperti akan terjadi kecelakaan kerja.
4.Dapat menduga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap menghadapinya karena didukung oleh pengalama kerja dimilikinya maka seorang pegawai yang berpengalaman dapat menduga akan adanya kesulitan dan siap menghadapinya.
5.Bekerja dengan tenang Seorang pegawai yang berpengalaman akan memiliki rasa percaya diri yang cukup besar.
E.Manfaat Pengalaman Kerja suatu perusahaan akan cenderung memilih tenaga kerja berpengalaman dari pada yang tidak berpengalaman. Hal ini disebabkan mereka yang berpengalaman lebih berkualitas dalam melaksanakan pekerjaan sekaligus tanggung jawab yang diberikan perusahaan dapat dikerjakan sesuai dengan ketentuan atau perintah perusahaan. Maka dari itu pengalaman kerja mempunyai manfaat bagi perusahaan.Manfaat pengalaman kerja adalah untuk kepercayaan, kewibawaan, pelaksanaan pekerjaan, dan memperoleh penghasilan. Berdasarkan masa kerja tersebut maka seseorang yang telah memilikmasa kerja yang lebih lama apabila dibandingkan dengan orang lain akan memberikan manfaat seperti :
1.Mendapatkan kepercayaan yang semakin baik dari orang lain dalam pelaksaan tugasnya.
2.Kewibawaan akan semakin meningkat sehingga dapat mempengaruhi orang lain untuk bekerja sesuai dengan keinginannya.
3.Pelaksanaan pekerjaan akan berjalan lancar karena orang tersebut telah memiliki sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
4.Dengan adanya pengalaman kerja yang semakin baik, maka orang akan memperoleh penghasilan yang lebih baik.Kinerja karyawan dipengaruhi oleh pengalaman kerja karyawan, semakin lama pengalaman kerja akan semakin mudah dalam menyelesaikan suatu produk dan semakin kurang berpengalaman kerja karyawan akan mempengaruhi kemampuan berproduksi, karyawan dalam menyelesaikan suatu produk.
F.Pengertian Pengembangan karir
Pengembangan karier adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karier yang diinginkandapat disimpulkan bahwa pengembangan karier adalah suatu proses berkesinambungan yang dilalui individu melalui upaya-upaya pribadi dalam rangka mewujudkan tujuan perencanaan kariernya yang disesuaikan dengan kondisi organisasi. Meskipun bagian pengelola sumber daya manusia dapat turut berperan dalam kegiatan pengembangan tersebut, sesungguhnya yang paling bertanggung jawab adalah pegawai yang bersangkutan sendiri, karena dialah yang berkepentingan dan kelak yang akanmemetik dan menikmati hasilnya (Fattah, N.2019).
G.Faktor Pengembangan Karir Seseorang yang berkarir akan menemukan banyak faktor yang akan mempengaruhinya untuk melakukan pengembangan. Siagian (2019:152) mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan karir karyawan yaitu :
1.Prestasi kerja Faktor paling penting untuk meningkatkan dan mengembangkan karir seorang karyawan adalah pada prestasi kerjanya dalam melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya. Tanpa prestasi kerja yang memuaskan, sukar bagi seorang pekerja untuk diusulkan oleh atasannya agar di pertimbangkan untuk dipromosikan ke pekerjaan atau jabatan yang lebih tinggi dimasa depan
2.Kesetiaan pada organisasi Merupakan dedikasi seorang karyawan yang ingin terus berkarya dalam organisasi tempatnya bekerja untuk jangka waktu lama.
3.Mentors dan sponsors Mentors adalah orang yang memberikan nasehat atau saran-saran kepada karyawan dalam upaya mengembangkan karirnya. Sedangkan sponsor adalah seorang didalam perusahaan yang dapat menciptakan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan karirnya.
4.Dukungan para bawahan Merupakan dukungan yang diberikan para bawahan dalam bentuk mensukseskan tugas manajer yang bersangkutan.
5.Kesempatan untuk bertumbuh merupakan kesempatan yang diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuannya, baik melalui pelatihan-pelatihan, kursus dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya.
H.Tujuan Pengembangan Karir Sutrisno (2017:166) menjelaskan pengembangan karir bertujuan untuk :
1.Memberikan kepastian arah karir karyawan dalam kiprahnya di lingkup organsiasi.
2.Meningkatkan daya tarik organisasi atau institusi bagi para pegawai yang berkualitas.
3.Memudahkan manajemen dalam menyelenggarakan programprogram pengembangan sumber daya manusia, khususnya dalam rangka mengambil keputusan di bidang karir serta perencanaan sumber daya manusia organisasi atau perusahaan yang selaras dengan rencana pengembangan organisasi.
4. Memudahkan administrasi kepegawaian, khususnya dalam melakukan administrasi pergerakan karyawan dalam hal karir promosi, rotasi ataupun demosi jabatan.
I.Tahapan pengembangan karir menurut Mu’ah (2017:447) yaitu:
1. Fase awal, menekankan perhatian untuk memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan dalam tahuntahun awal pekerjaan.
2.Fase lanjutan, di mana pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai berkurang, namun lebih menitikberatkan pada pencapaian, harga diri dan kebebasan.
3.Fase mempertahankan, pada fase ini individu mempertahankan pencapaian keuntungan atau manfaat yang telah diraihnya sebagai hasil pekerjaan di masa lalu. Individu telah merasa terpuaskan, baik secara psikologis maupun financial.
4.Fase pensiun, individu telah menyelesaikan satu karier, dan akan berpindah ke karier lain, dan individu memiliki kesempatan mengekspresikan aktualisasi diri
J.Bentuk – bentuk Pengembangan Karir bentuk-bentuk pengembangan karir menurut Sugiharjo (2017:447) dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.Pendidikan dan pelatihan Suatu kegiatan perusahaan yang dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan para pegawai sesuai keinginan dari perusahaan yang bersangkutan.
2.Promosi Suatu perubahan posisi atau jabatan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, perubahan ini biasanya akan diikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak, serta status sosial sestatus sosial seseorang.
3.Mutasi Bagian dari proses kegiatan yang dapat mengembangkan posisi atau status seseorang dalam suatu organisasi. Atau suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) di dalam suatu organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umpalopo.ac.id/1562/3/BAB_201720089.pdf
https://www.academia.edu/36024898/MAKALAH_PENGEMBANGAN_KARIR
https://www.academia.edu/79935818/Pengaruh_Pengalaman_Kerja_Dan_Pengembangan_Karir_Terhadap_Kinerja_Karyawan_Pada_PT_Sinar_Niaga_Sejahtera_Kota_Lubuklinggau
https://ecampus.pelitabangsa.ac.id/pb/AmbilLampiran?ref=23304&jurusan=&jenis=Item&usingId=false&download=false&clazz=ais.database.model.file.LampiranLain
http://repository.stei.ac.id/8672/3/BAB 2.pdf
https://www.kajianpustaka.com/2020/08/pengalaman-kerja.html?m=1
https://journal.yrpipku.com/index.php/msej/article/view/867