Disiplin
adalah sikap yang selalu tepat janji, sehingga orang lain mempercayainya, karena modal utama dalam berwirausaha adalah memperoleh kepercayaan dari orang lain.
Disiplin berasal dari bahasa Inggris yaitu “disciple” yang berarti pengikut atau murid. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan. Dengan melaksanakan disiplin, berarti semua pihak dapat menjamin kelangsungan hidup dan kelancaran kegiatan belajar, bekerja, dan berusaha. Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan mental yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun dalam keadaan sulit. Disiplin diri sendiri memberikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Menolong kita untuk mengontrol sikap mental.
b. Mengatasi kegagalan, kemiskinan, nasib buruk.
c. Membentuk pola pikir logis.
d. Mengamankan dari perasaan takut.
e. Mengontrol batin dan mengarahkannya pada tujuan. (temukanpengertian)
Sedangkan, Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman di mana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain. (Wikipedia)
Disiplin terdiri dari banyak hal. Antara lain sebagai
berikut:
a. Disiplin Waktu.
Disiplin waktu menjadi sorotan yang utama bagi seorang guru
maupun peserta didik. Waktu masuk sekolah biasanya menjadi parameter utama
kedisiplinan guru maupun peserta didik. Kalau dia masuk sebelum bel berbunyi
berarti orang tersebut disiplin. Kalau dia masuk pas bel berbunyi berarti orang
tersebut dikatakan kurang disiplin, dan kalau dia masuk setelah bel berbunyi,
maka orang tersebut tidak disiplin dan menyalahi aturan sekolah yang telah
ditentukan. Karena itu jangan menyepelekan disiplin waktu
b. Disiplin
Menegakkan dan Mentaati Peraturan.
Disiplin menegakkan dan mentaati aturan sangat berpengaruh
terhadap kewibawaan, model pemberian sanksi diskriminatif harus ditinggalkan.
Murid sekarang cerdas dan kritis, sehingga kalau diperlakukan semena-mena dan pilih
kasih, mereka akan memakai cara mereka sendiri untuk menjatuhkan harga diri
guru. Selain itu, pilih kasih dalam memberikan sanksi sangat dibenci oleh
agama. Keadilan harus ditegakkan dalam keadaan apapun.
c. Disiplin dalam
Bersikap.
Disiplin dalam mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi
starting point untuk menata perilaku orang lain. Misalnya, disiplin untuk tidak
marah, tergesa-gesa dan tidak gegabah dalam bertindak. Disiplin dalam sikap ini
membutuhkan latihan dan perjuangan. Karena, setiap saat banyak hal yang
menggoda kita untuk melanggarnya. Kalau kita disiplin memegang prinsip dan
perilaku dalam kehidupan ini niscaya kesuksesan akan menghampiri kita.
d. Disiplin dalam
Beribadah.
Menjalankan ajaran agama menjadi parameter utama kehidupan
ini. Pendidikan agama, pendidikan sekolah sebaikanya ditekankan pada pembiasaan
beribadah kepada peserta didik, yaitu kebiasaan-kebiasaan untuk melaksanakan
atau mengamalkan ajaran agama, misalnya dibiasakan shalat di masjid pada awal
waktu, melaksanakan puasa, dan sebagainya. (wawasanpendidikan)
Cerpen Pendek tentang
disiplin
MALU
Rana Admira duduk di sebuah bangku mungil di tengah salon
milik ibunya. Matanya tak pernah berhenti menekuni buku pelajaran yang sedang
dibacanya. Hilir mudik pengunjung salon yang datang silih berganti tak
membuatnya terganggu. Suara-suara alat-alat potong rambut dan obrolan seru para
pelanggan salon tidak membuatnya mengalihkan perhatian. Matanya tak pernah
lepas dari buku pelajaran IPA yang kini tinggal beberapa halaman lagi selesai.
Yachinta Satrasmara sampai terheran-heran dengan kemampuan
sepupu kecilnya itu menekuni buku pelajaran di tengah keramaian. Bagaimana
mungkin adik kecil itu tidak terganggu oleh suasana belajar tidak menunjang di
sekelilingnya. Duduk tenang, diam dan tak tergoyahkan.
Sebuah kemampuan alami yang mengagumkan. Tak heran
nilai-nilai raport anak itu juga sangat menawan. Dengan kemampuan
berkonsentrasi seperti itu, seandainya otak Rana tidak cemerlangpun Yachinta
yakin nilai-nilai raportnya tetap akan menawan.
Kemudian Yachinta membandingkan dengan dirinya. Di tempat
yang memang dari sananya dirancang untuk bekerjapun dirinya susah
berkonsentrasi. Di kantor dirinya sungguh susah untuk tidak teralihkan perhatiannya.
Teman-teman kerja yang enak diajak ngobrol sungguh merupakan godaan yang tak
terkira untuk konsentrasinya.
Bagaimana mungkin dirinya bisa membereskan kerjaan tepat
waktu bila setiapkali baru beberapa lembar menyelesaikan dokumen langsung
mulutnya tidak tahan untuk terjun dalam obrolan tak berujung dengan siapa saja
yang sedang mengobrol di dekatnya, terutama bila salah satu pengobrol adalah
Shizuka. Sang soulmate bagi Yachinta dalam urusan obrol mengobrol. Kalau di
dekat Shizuka sungguh susah bagi Yachinta untuk tidak membuka mulut.
Andai dia bisa meminjam “kemampuan Rana” beberapa jam saja,
niscaya pekerjaannya cepat beres. Kemampuan alami Rana untuk memusatkan
perhatian akan sangat berguna di tempat kerja. Diam-diam diakuinya bahwa
dirinya kalah jauh dari Rana yang baru kelas 4 SD dalam hal menahan diri. Anak
itu baru “beredar” main dengan teman-temannya setelah PR selesai. Sementara
dirinya sering membawa kerjaan ke rumah dan tidak diapa-apakan hingga hari
besoknya masuk kerja lagi. Seolah-olah dengan membawa kerjaan ke rumah sudah
“sah”, walaupun pekerjaan tersebut didiamkan saja.
Belum lagi buku-buku GMP dari perpustakaan yang harus
dibacanya ternyata lebih sering diam menetap di dalam tas. Buku-buku itu setiap
hari hilir mudik bersama dirinya dari rumah-kantor-rumah-kantor tetapi tak
pernah dibaca hehehe!. Sementara belasan buku-buku menarik tentang biografi,
komputer, IT dan manajemen telah dilalap habis. Duh duh Yachinta sedih banget
melihat prioritasnya yang berantakan! Disadarinya Rana yang belum berumur 10
tahun lebih unggul dari Yachinta dalam soal mendisiplinkan diri.
Belajar dari perilaku Rana, akhirnya Yachinta menilai
kembali kemampuannya dalam “mendisiplinkan diri“ sebelum bermimpi bisa meraih
kemampuan berkonsentrasi. Di dalam dirinya ternyata dua hal itu berhubungan
erat. Tanpa disiplin diri saat konsentrasinya pecah, Yachinta akan membiarkan
konsentrasi terus pecah dan bahkan mengikuti keinginannya untuk berhenti kerja
sejenak untuk mengobrol atau melakukan hal-hal lain yang lebih menarik.
Tanpa disiplin dirinya akan hanyut pada “godaan” dan menjauh
dari pekerjaan yang harus diselesaikan atau buku-buku yang harus dibaca.
Sebaliknya dengan disiplin diri Yachinta akan cepat kembali berkonsentrasi pada
saat teralihkan oleh hal-hal lain. Dengan disiplin Yachinta tidak akan
membiarkan kesukaan mengobrolnya akan mengganggu kemampuan dirinya
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Disiplin akan membuatnya menutup sebuah
buku menarik tentang seorang tokoh IT untuk menyelesaikan sebuah buku GMP
Guidance. Malu dong ama Rana kecil yang mampu meletakkan komik kesayangannya
untuk menyelesaikan sebuah buku pelajaran (undil-2008)
Daftar Pustaka :
Anonim. 2016. Disiplin. Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Disiplin.
(diakses 18 September 2016).
Hudaya, A. 2016. Cerpen Disiplin. Adengindo.blogspot.com. http://adengindo.blogspot.co.id/2016/02/cerpen-disiplin.html.
(diakses 18 September 2016)
Anonim. 2013. Pengertian Disiplin. Temukanpengertian.com. http://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian-disiplin.html.
(diakses 18 September 16)
Syahrul, M. 2015. Macam Macam Disiplin dalam Kehidupan
Sehari-hari. Wawasanpendidikan.com. http://www.wawasanpendidikan.com/2015/12/macam-macam-disiplin-dalam-kehidupan-sehari-hari.html.
(diakses 18 September 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar