Sabtu, 17 September 2016

Apa itu Disiplin?

Disiplin
adalah sikap yang selalu tepat janji, sehingga orang lain mempercayainya, karena modal utama dalam berwirausaha adalah memperoleh kepercayaan dari orang lain.

Disiplin berasal dari bahasa Inggris yaitu “disciple” yang berarti pengikut atau murid. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan. Dengan melaksanakan disiplin, berarti semua pihak dapat menjamin kelangsungan hidup dan kelancaran kegiatan belajar, bekerja, dan berusaha. Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan mental yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun dalam keadaan sulit. Disiplin diri sendiri memberikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Menolong kita untuk mengontrol sikap mental.
b. Mengatasi kegagalan, kemiskinan, nasib buruk.
c. Membentuk pola pikir logis.
d. Mengamankan dari perasaan takut.
e. Mengontrol batin dan mengarahkannya pada tujuan. (temukanpengertian)
Sedangkan, Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman di mana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain. (Wikipedia)
Disiplin terdiri dari banyak hal. Antara lain sebagai berikut:
a. Disiplin Waktu.
Disiplin waktu menjadi sorotan yang utama bagi seorang guru maupun peserta didik. Waktu masuk sekolah biasanya menjadi parameter utama kedisiplinan guru maupun peserta didik. Kalau dia masuk sebelum bel berbunyi berarti orang tersebut disiplin. Kalau dia masuk pas bel berbunyi berarti orang tersebut dikatakan kurang disiplin, dan kalau dia masuk setelah bel berbunyi, maka orang tersebut tidak disiplin dan menyalahi aturan sekolah yang telah ditentukan. Karena itu jangan menyepelekan disiplin waktu
b. Disiplin Menegakkan dan Mentaati Peraturan.
Disiplin menegakkan dan mentaati aturan sangat berpengaruh terhadap kewibawaan, model pemberian sanksi diskriminatif harus ditinggalkan. Murid sekarang cerdas dan kritis, sehingga kalau diperlakukan semena-mena dan pilih kasih, mereka akan memakai cara mereka sendiri untuk menjatuhkan harga diri guru. Selain itu, pilih kasih dalam memberikan sanksi sangat dibenci oleh agama. Keadilan harus ditegakkan dalam keadaan apapun.
c. Disiplin dalam Bersikap.
Disiplin dalam mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi starting point untuk menata perilaku orang lain. Misalnya, disiplin untuk tidak marah, tergesa-gesa dan tidak gegabah dalam bertindak. Disiplin dalam sikap ini membutuhkan latihan dan perjuangan. Karena, setiap saat banyak hal yang menggoda kita untuk melanggarnya. Kalau kita disiplin memegang prinsip dan perilaku dalam kehidupan ini niscaya kesuksesan akan menghampiri kita.
d. Disiplin dalam Beribadah.
Menjalankan ajaran agama menjadi parameter utama kehidupan ini. Pendidikan agama, pendidikan sekolah sebaikanya ditekankan pada pembiasaan beribadah kepada peserta didik, yaitu kebiasaan-kebiasaan untuk melaksanakan atau mengamalkan ajaran agama, misalnya dibiasakan shalat di masjid pada awal waktu, melaksanakan puasa, dan sebagainya. (wawasanpendidikan)
Cerpen Pendek tentang disiplin
MALU
Rana Admira duduk di sebuah bangku mungil di tengah salon milik ibunya. Matanya tak pernah berhenti menekuni buku pelajaran yang sedang dibacanya. Hilir mudik pengunjung salon yang datang silih berganti tak membuatnya terganggu. Suara-suara alat-alat potong rambut dan obrolan seru para pelanggan salon tidak membuatnya mengalihkan perhatian. Matanya tak pernah lepas dari buku pelajaran IPA yang kini tinggal beberapa halaman lagi selesai.
Yachinta Satrasmara sampai terheran-heran dengan kemampuan sepupu kecilnya itu menekuni buku pelajaran di tengah keramaian. Bagaimana mungkin adik kecil itu tidak terganggu oleh suasana belajar tidak menunjang di sekelilingnya. Duduk tenang, diam dan tak tergoyahkan.
Sebuah kemampuan alami yang mengagumkan. Tak heran nilai-nilai raport anak itu juga sangat menawan. Dengan kemampuan berkonsentrasi seperti itu, seandainya otak Rana tidak cemerlangpun Yachinta yakin nilai-nilai raportnya tetap akan menawan.
Kemudian Yachinta membandingkan dengan dirinya. Di tempat yang memang dari sananya dirancang untuk bekerjapun dirinya susah berkonsentrasi. Di kantor dirinya sungguh susah untuk tidak teralihkan perhatiannya. Teman-teman kerja yang enak diajak ngobrol sungguh merupakan godaan yang tak terkira untuk konsentrasinya.
Bagaimana mungkin dirinya bisa membereskan kerjaan tepat waktu bila setiapkali baru beberapa lembar menyelesaikan dokumen langsung mulutnya tidak tahan untuk terjun dalam obrolan tak berujung dengan siapa saja yang sedang mengobrol di dekatnya, terutama bila salah satu pengobrol adalah Shizuka. Sang soulmate bagi Yachinta dalam urusan obrol mengobrol. Kalau di dekat Shizuka sungguh susah bagi Yachinta untuk tidak membuka mulut.
Andai dia bisa meminjam “kemampuan Rana” beberapa jam saja, niscaya pekerjaannya cepat beres. Kemampuan alami Rana untuk memusatkan perhatian akan sangat berguna di tempat kerja. Diam-diam diakuinya bahwa dirinya kalah jauh dari Rana yang baru kelas 4 SD dalam hal menahan diri. Anak itu baru “beredar” main dengan teman-temannya setelah PR selesai. Sementara dirinya sering membawa kerjaan ke rumah dan tidak diapa-apakan hingga hari besoknya masuk kerja lagi. Seolah-olah dengan membawa kerjaan ke rumah sudah “sah”, walaupun pekerjaan tersebut didiamkan saja.
Belum lagi buku-buku GMP dari perpustakaan yang harus dibacanya ternyata lebih sering diam menetap di dalam tas. Buku-buku itu setiap hari hilir mudik bersama dirinya dari rumah-kantor-rumah-kantor tetapi tak pernah dibaca hehehe!. Sementara belasan buku-buku menarik tentang biografi, komputer, IT dan manajemen telah dilalap habis. Duh duh Yachinta sedih banget melihat prioritasnya yang berantakan! Disadarinya Rana yang belum berumur 10 tahun lebih unggul dari Yachinta dalam soal mendisiplinkan diri.
Belajar dari perilaku Rana, akhirnya Yachinta menilai kembali kemampuannya dalam “mendisiplinkan diri“ sebelum bermimpi bisa meraih kemampuan berkonsentrasi. Di dalam dirinya ternyata dua hal itu berhubungan erat. Tanpa disiplin diri saat konsentrasinya pecah, Yachinta akan membiarkan konsentrasi terus pecah dan bahkan mengikuti keinginannya untuk berhenti kerja sejenak untuk mengobrol atau melakukan hal-hal lain yang lebih menarik.
Tanpa disiplin dirinya akan hanyut pada “godaan” dan menjauh dari pekerjaan yang harus diselesaikan atau buku-buku yang harus dibaca. Sebaliknya dengan disiplin diri Yachinta akan cepat kembali berkonsentrasi pada saat teralihkan oleh hal-hal lain. Dengan disiplin Yachinta tidak akan membiarkan kesukaan mengobrolnya akan mengganggu kemampuan dirinya menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Disiplin akan membuatnya menutup sebuah buku menarik tentang seorang tokoh IT untuk menyelesaikan sebuah buku GMP Guidance. Malu dong ama Rana kecil yang mampu meletakkan komik kesayangannya untuk menyelesaikan sebuah buku pelajaran (undil-2008)

Daftar Pustaka :
Anonim. 2016. Disiplin. Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Disiplin. (diakses 18 September 2016).
Hudaya, A. 2016. Cerpen Disiplin. Adengindo.blogspot.com. http://adengindo.blogspot.co.id/2016/02/cerpen-disiplin.html. (diakses 18 September 2016)
Anonim. 2013. Pengertian Disiplin. Temukanpengertian.com. http://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian-disiplin.html. (diakses 18 September 16)

Syahrul, M. 2015. Macam Macam Disiplin dalam Kehidupan Sehari-hari. Wawasanpendidikan.com. http://www.wawasanpendidikan.com/2015/12/macam-macam-disiplin-dalam-kehidupan-sehari-hari.html. (diakses 18 September 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar