Disusun oleh Anastasia Wiwin Pradita BL de Rozari
@E15-Anastasia, @ProyekA09
Resiko.
Banyak orang yang salah menyebut kata tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan resiko yang benar adalah risiko, risiko itu sendiri adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.
Ambil contoh sederhananya saja, kita mau ke minimarket di depan kompleks membeli sesuatu, pilihannya adalah berjalan kaki,mengendarai sepeda,mengendarai sepeda motor,mengendarai mobil, dan memesan ojek online. Tentu anda banyak melakukan pertimbangan untuk meminimalisir risiko, baik dari waktu,efisiensi,tenaga yang dikeluarkan, dan lain-lain. Misalnya anda memilih mengendarai sepeda motor berarti waktu yang digunakan tidak terlalu banyak, lebih efisien, tenaga yang dikeluarkan juga sedikit, risikonya bisa terjatuh tapi sedikit kemungkinannya bila anda berhati-hati.
Menurut Eris (2013), Resiko itu bukan untuk dihindari, namun harus dihadapi dan dikelola.
Karena apabila kita mampu menghadapi dan mengelolanya dengan benar, maka
kita bisa mengelola potensi-potensi kerugian yang ada. Ada seorang
trader pernah berkata seperti ini "jangan tanyakan kepada diri
Anda berapa persen Anda siap menerima keuntungan, tetapi tanyakanlah
berapa persen Anda siap menanggung kerugian."
Cara agar Berani Mengambil Risiko (Widy,2016)
1. Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan
Sering gagal merupakan bagian dari proses. Tidak ada yang langsung melakukan dengan baik ketika pertama kali mencoba sesuatu. Kegagalan bukanlah sesuatu yang dapat anda hindari. Pikirkan kegagalan sebagai pembelajaran, sehingga anda menjadi lebih dekat ke kesuksesan setiap kali mencoba.
2. Nilai apa yang harus anda tingkatkan dan hilangkan
3. Bertindak seolah-olah anda hanya mempunyai satu kesempatan
Berkomitmen pada risiko yang anda ambil dengan segenap hati, seolah-olah ini adalah satu-satunya kesempatan yang pernah anda dapatkan. Benar-benar yakin bahwa risiko yang anda ambil adalah apa yang anda inginkan, dan pertimbangkan semua hal yang anda lepaskan hanya untuk memiliki kesempatan tersebut. Tentu anda mungkin gagal dan mungkin benar-benar menjadi peluang lain, tetapi jangan biarkan kemungkinan tersebut menjadi jalan keluar anda dari kesempatan yang anda miliki sekarang.
4. Menjaga risiko tetap wajar
Hati-hati untuk tidak mengambil risiko berdasarkan pada emosi murni, karena emosi berubah dan anda dapat melihat sesuatu yang tampak baik pada saat itu tetapi akhirnya menjadi risiko yang mengerikan.
5. Bersikap jujur pada diri sendiri
Lebih baik mengambil risiko yang sesuai dengan kepribadian anda, tidak mencoba untuk mengubah siapa diri anda untuk menyesuaikan risiko.
6. Memiliki keyakinan di dalam diri
Percaya pada potensial keuntungan dan kerugian yang telah anda timbang, percaya pada kemampuan anda sendiri dan sukses.
7. Mengetahui kapan waktu untuk melepaskan
Atur beberapa batasan pada risiko yang anda ambil sehingga anda tahu ketika risiko tidak lagi membawa keuntungan apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Eris. 2013. Dalam http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=115513&title=resiko_itu_pasti_ada_tinggal_bagaimana_kita_mengelolanya
Diunduh 17 November 2017
Widy. 2016. dalam http://indotopinfo.com/agar-berani-mengambil-resiko.htm
Diunduh 17 November 2017
Tampilkan postingan dengan label @Proyek A09. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @Proyek A09. Tampilkan semua postingan
Minggu, 17 Desember 2017
Selasa, 14 November 2017
Berani Mengambil Resiko
@E02-Elvi, @Proyek A09
Disusun Oleh Elvi Khairina
Berani
mengambil resiko, artinya kita telah berani menjalani kehidupan itu sendiri.
Dengan menunjukkan bahwa kita yakin akan mendapatkan suatu pelajaran berharga
dari setiap resiko yang diambil. Bukan berarti kita melangkah mengambil sebuah
resiko tanpa perhitungan yang matang. Satu rahasia orang-orang yang telah
sukses, seperti yang mereka ungkapkan, adalah bahwa mereka BERANI untuk mengambil
resiko dalam bertindak (Arum,2013).
Keberanian
mengambil risiko, sesungguhnya lebih menunjukkan kepada karakter dan mental seseorang.
Ketika kiat berani mengambil dan menghadapiresiko dan ternyata kita salah, maka
itu merupakan pembelajaran yang sangat berharga untuk membuat kita menjadi
semakin lebih bijaksana lagi.
Hambatan yang dihadapi ketika berada
dalam proses mencapai tujuan untuk berani mengambil resiko (Jonar,2017):
1.
Zona
nyaman yang tidak bisa kita tinggalkan
2.
Keadaan
fisik tubuh kita
3.
Kondisi
alam (cuaca dan sebagainya)
4.
Tidak
ada orang sekitar kita yang mendukung
Agar berani
mengambil risiko, paling tidak seseorang mesti memiliki beberapa hal (Kadir,
2012):
1.
Berbaik
sangka kepada Allah
Meyakini
adanya takdir buruk yang datang dari Allah adalah bagian dari keimanan. Takdir
buruk terjadi atas izin Allah dan ada yang benar-benar menjadi cobaan maupun
pelajaran bagi manusia. Namun, ada juga takdir buruk yang justru terjadi karena
keteledoran manusia.Bagi siapapun yang ingin menggapai impiannya, jika dia
berani berikhtiar, maka dia mesti yakin bahwa ikhtiarnya benar-benar berada
dalam naungan Allah, berada dalam ridha Allah. Keberanian untuk menerima hasil
dengan segala macam risiko yang ditimbulkannya termasuk berbaik sangka kepada
Allah. Nah, jika apa yang dia dapatkan kelak adalah satu di antara takdir Allah
Yang Maha Kuasa di atas segalanya, lantas alasan apalagi yang membuatnya tidak
semangat
2.
Yakin bahwa
kesuksesan punya proses
Hampir tak
ada kejadian yang tidak melalui proses. Hampir tak ada yang mendapatkan
kesuksesan tanpa usaha serta tantangan yang bergulat di dalamnya. Dengan
demikian, jika seseorang ingin meraih impian atau menggapai kesuksesan, maka
dia mesti melalui proses atau langkah-langkahnya. Dia harus percaya bahwa
menggapai kesuksesan itu pasti melalui langkah-langkah. Selain itu, kesuksesan
juga butuh waktu pencapaian. Kesuksesan tidak didapatkan seketika saja, dia
butuh waktu yang kadang tak sedikit. Jika langkah-langkah yang sudah tersusun
mengalami kendala pencapaian, maka itu pertanda impian tersebut butuh
langkah-langkah baru yang lebih kreatif dan fleksibel.
3.
Percaya
bahwa semuanya berisiko
Memiliki
impian itu gratis, tapi menjadikannya sebagai sesuatu yang nyata atau
mewujudkannya butuh kerja keras dan berisiko tinggi. Satu hal yang mesti
dimiliki adalah berani mengambil sekaligus menerima risiko. Mengapa? Karena
tidak ada yang diperoleh dalam hidup ini yang tidak berisiko. Dengan adanya
kesadaran bahwa semuanya berisiko, seseorang akan matang secara psikologis. Di
samping itu, dia juga akan berusaha sejak dini untuk mencari solusi dari
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ke depan. Dengan adanya risiko, seseorang
menjadi antisipatif dalam melakoni kehidupannya.
4.
Percaya diri
atas hasil usaha
Orang sukses
adalah dia yang siap menerima hasil akhir dari usaha maksimalnya. Apapun
impiannya, jika perwujudannya dilalui dengan langkah-langkah terbaik dan
dilalui dengan sungguh-sungguh, apapun hasilnya, itu adalah keberhasilan. Dia
sangat percaya bahwa apa yang sudah dilaluinya adalah satu perjuangan yang tak
sia-sia. Dia sangat yakin akan mendapatkan hasil terbaik. Dia percaya bahwa apa
yang diperolehnya adalah hasil usaha dan pembuktian dari keringatnya sendiri.
Dia bangga dengan hasil apapun yang dia dapatkan dari usahanya.
5.
Percaya
akan peluang
Orang sukses
selalu meyakini bahwa satu jalan tempuh yang sudah dicoba dan menghasilkan
sesuatu yang belum memuaskan bukanlah hasil akhir yang sesungguhnya. Itu justru
pertanda bahwa dia mesti menata kembali langkah-langkah sebelumnya, atau jika
tidak, dia mesti mencari jalan atau langkah-langkah baru yang lebih jitu. Sebab
dia yakin bahwa peluang itu selalu terbukan bagi siapapun yang menginginkan
kesuksesan. Bukankah Allah akan memberi pertolongan kepada mereka yang
bersungguh-sungguh.
DAFTAR PUSTAKA
Arum. 2013 .
Berani Mengambil Resiko. Business Lounge Journal. Dalam http://blj.co.id/2013/05/13/berani-mengambil-resiko/
Jonar,Artha
Nugraha. 2017 . Berani Mengambil Resiko . Arthanugraha.com. Dalam http://www.arthanugraha.com/berani-mengambil-resiko/
Kadir,
Syamsudin. 2012. Berani Mengambil Resiko. Catatan Harian Syamsudin Kadir. Dalam
https://akarsejarah.wordpress.com/2012/07/30/berani-mengambil-risiko/
MENGAMBIL RISIKO
MENGAMBIL RISIKO
Disusun Oleh:
@E03-Rayhan, @ProyekA09
Pengambilan resiko menurut pandangan kewirusahan bisa dilihat dari pengertian kewirausahaan itu sendiri secara umunya.Mengacu dari Keputusan Menteri Koperasi dan PembinaanPengusaha kecilNomor 961/KEP/M/XI/1995, disebutkan bahwa Kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Sedangkan
pengertian Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan .
Dari
penjelsan diatas, mengenai pengambilan resiko pada dasarnya merupakan
nilai utama dalam kewirausahaan. Untuk menjadi seorang wirausaha harus
berani mengambil sebuah resiko demi mencapai sebuah kesuksesan dan
mempunyai jiwa yang pantang menyerah tanpa berhenti untuk selalu
mencoba. Seorang wirausaha selalu berina untuk mengambil sebuah resiko
yang bisa dikatakan tidak terlalu tinggi maupun tidak terlalu rendah
dengan didukung sebuah komitmen yang kuat sehingga mendorong wirausaha
untuk mencari peluang demi meraih sebuah kesuksesan. Apabila seorang
wirausaha tidak memiliki sikap berani dalam mengambil sebuah resiko ini
maka bisa dipastiakan meraka akan sulit untuk memulai dan
berkembang.Tetapi pengambilan ini dilakukan dengan perhitungan yang
tepat dan realistis tanpa mengada-ada atau sekedar mengkhayal
saja.Pengambilan resiko itu sendiri erat kaitannya dengan rasa percaya
diri yang kuat dari seorang wirausaha.
Kegagalan
bukan sebuah hambatan yang secara otomatis menghambat untuk kita maju
tetapi dari kegagalan itu kita harusnya belajar untuk menatanya lebih
baik lagi dengan memperhitungkan lebih dan kurangnya sehingga tujuan
yang diinginkan tercapai dengan baik. Kesuksesan itu sendiri diraih
setelah ada kegagalan yang terjadi sebelumnya,tidak semata-mata langsung
sukses begitu saja, pasti membutuhkan sebuah proses (waktu). Karena
seorang wirausaha pasti menyukai dan mengkhendaki sebuah tantangan dan
berani untuk mengambil resiko yang ada. Pengambilan resiko itu sendiri
erat kaitannya dengan kepercayaan diri dari wirausaha tersebut.
DAFTAR PUSTAKA:
https://www.kompasiana.com/adityabambangsundawa/pengambilan-resiko-menurut-perspektif-kewirausahaan_55107cf7a33311c639ba858b
https://www.kompasiana.com/.../pengambilan-resiko-dalam-perspektif-wirausaha_55107.-win)".
Langganan:
Postingan (Atom)