Tampilkan postingan dengan label @N15-SATRIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @N15-SATRIA. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Januari 2020

Proatif dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh : Satria Aji Surya (@N15 - SATRIA)

Pengertian Proaktif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proaktif adalah tindakan yang lebih aktif. Kata proaktif berarti lebih daripada sekedar mengambil inisiatif. Pengertian proakti sering dikatakan sebagai lawan kata dari tindakan reaktif.

ADIL

Nama : Satria Aji Surya (N15 - SATRIA)


Pengertian Adil

Pengertian adil (fair) adalah suatu sikap jujur, tidak memihak kepada pihak tertentu serta bertindak objektif berdasarkan atas kebenaran yang umum.

Senin, 09 Desember 2019

CARA BEKERJASAMA YANG BAIK DAN EFEKTIF

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya. Begitupun dalam aktivitas usahanya setiap orang selalu membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Tidak seorang pengusaha atau wirausaha yang sukses karena hasil kerja atau usahanya sendiri. Karena dalam kesuksesan usahanya, pasti ada peran orang atau pihak lain. Oleh karena itu, salah satu kunci sukses usaha adalah sukses dalam kerja sama usaha. Kerja sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih yang saling menguntungkan.
Suatu Perusahaan bekerjasama dengan perusahaan lain dalam kegiatan bisnisnya adalah untuk memperoleh keuntungan atau menaikkan produktifitas perusahaan. Ada beberapa maksud dan tujuan perusahaan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain seperti memperbesar perusahaan, meningkatkan efisiensi, menghilangkan atau mengurangi resiko persaingan, menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi dan sebagainya.

Rumusan Masalah
1.               Apa itu kerjasama ?
2.               Apa manfaat kerjasama ?
3.               Bagai mana cara bekerja sama yang baik dan efektif ?

PEMBAHASAN
PENGERTIAN KERJASAMA
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya. Begitupun Anda, dalam aktivitas usahanya setiap orang selalu membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Tidak seorang pengusaha atau wirausaha yang sukses karena hasilkerja atau usahanya sendiri. Karena dalam kesuksesan usahanya, pasti ada peran orang atau pihak lain. Oleh karena itu, salah satu kunci sukses usaha adalah sukses dalam kerja sama usaha. Kerja sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih yang saling menguntungkan. Kerjasama bisa terjadi ketika individu-individu yang bersangkutan mempunyai kepentingan dan kesadaran yang sama untuk bekerjasama untuk mencapai tujuan dan kepentingan bersama.
Beberapa aspek yang terkandung dalam kerja sama, yaitu:
1)      Dua orang atau lebih, artinya kerja sama akan ada kalau ada minimal dua orang/pihak yang melakukan kesepakatan.
2)      Aktivitas, menunjukkan bahwa kerja sama tersebut terjadi karena adanya aktivitas yang dikehendaki bersama, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan ini membutuhkan strategi (bisnis/usaha).
3)      Tujuan/target, merupakan aspek yang menjadi sasaran dari kerjasama usaha tersebut, biasanya adalah keuntungan baik secara finansial maupun nonfinansial yang dirasakan atau diterima oleh kedua pihak.
4)      angka waktu tertentu, menunjukkan bahwa kerja sama tersebut dibatasi oleh waktu, artinya ada kesepakan kedua pihak kapan kerjasama itu berakhir.
MANFAAT KERJASAMA
Pihak-pihak yang bekerja sama masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, keduanya berusaha menutupi kekurangan masing-masing dengan  kelebihan yang dimiliki oleh pihak lain atau pihak yang bermitra.
H. Kusnadi (2003) mengatakan bahwa berdasarkan penelitian kerja sama mempunyai beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut: 
a.       Kerja sama mendorong persaingan di dalam pencapaian tujuan dan peningkatan produktivitas.
b.      Kerja sama mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih produktif, efektif, dan efisien.
c.       Kerja sama mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya operasionalisasi akan menjadi semakin rendah yang menyebabkan kemampuan bersaing meningkat.
d.      Kerja sama mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antarpihak terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan.
e.       Kerja sama menciptakan praktek yang sehat serta meningkatkan semangat kelompok.
f.       Kerja sama mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan yang terjadi dilingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi yang telah baik.

Moh. Jafar Hafsah (2000) melihat manfaat kerjasama, antara lain dibedakan atas:
a.       Manfaat produktivitas
b.      Manfaat efisiensi
c.       Manfaat jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
d.      Manfaat dalam risiko

BEKERJASAMA YANG BAIK DAN EFEKTIF
Kerjasama yang cepat dalam mencapai tujuan adalah kerjasama yang baik dan efektif sehingga tepat sasaran. Menurut Rosemary Rein , seorang pembicara, penulis dan konsultan pelatihan yang menulis Blueprin for Succes With Bussiness Stephen Covey dan Ken Blanchard (dalam Petersoon 2010) mengungkapkan beberapa cara untuk mengembangkan tim kerja yang efektif. Berikut adalah beberapa sarannya :
1.             Komunikasi kan harapan yang jelas tentang kerjasama tim dan kolaborasi diharapkan
2.             Kerjaama sangat dihargai dan diakui, maka tidak dikehendakiuntuk berjalan sendiri
3.             Selalu mereview hasil kelompok
4.             Memberi kesempatan dengan hal yang menyenangkan
5.             Menggunakan “ice breker” untuk menyegarkan dan menyemangati kelompok

Ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu kelompok kerja yang baik yaitu :
1)      Pembagian kerja yang jelas dan sesuai. Ada prinsip untuk hal ini yaitu the right man on the right place
2)      Bergantung kepada gaya kepemimpinan yang diterapkan
Paternalis dan otoriter à cenderung memaksa anggota kelompok memberikan hasi yang nyata sesuai dengan target.
Laissez-faire à pemimpin tidak memberikan arahan, sehingga akan membuang waktu yang banyak karena pola kerja dan tujuan yang tidak jelas.
Demokratis àpemimpin mampu memotivasi para anggota agar menghasilkan yang terbaik
3)      Komunikasi timbal diantara anggota kelompok maupun antara anggota kelompok dengan pimpinannya


DAFTAR PUSTAKA

Paterson,James.2010.Do Teams Work? Leadership for Student Acticities.National  Association of Secondary School Principals Edition. Reston. December 2010.Vol.39,Iss 4,p.9-12
Suwarjo.2011.55 Permainan dalam Bimbingan Konseling.Yogyakarta:Paramitra Publishing
http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-kerjasama.html

Senin, 02 Desember 2019

BERSEMANGAT DALAM BEKERJA


Satria Aji Surya (N15-Satria)

 

PENDAHULUAN

Semangat kerja akan menunjukkan sejauh mana karyawan bergairah dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dalam perusahaan. Semangat kerja karyawan dapat dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab. Peranan sumber daya manusia dalam perusahaan sangat penting demi terciptanya kelangsungan kinerja perusahaan. Faktor semangat kerja harus diketahui oleh para pemimpin atau manajer perusahaan karena penting artinya bagi keberhasilan suatu usaha.
PEMBAHASAN
PENGERTIAN SEMANGAT KERJA
Semangat kerja adalah keinginan diri untuk bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang diharapkan. Semangat kerja bisa timbul dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Setiap orang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan suatu pekerjaan perlu adanya semangat kerja. Tanpa adanya semangat kerja, hasil yang didapat tidak akan baik. Bekerja sebaiknya sesuai dengan keahlian masing-masing. Namun, karena keterbatasan lapangan pekerjaan banyak orang yang memiliki keahlian dan senang dalam bidang tertentu tidak memiliki kesempatan untuk bekerja sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Dalam bekerja diperlukan adanya semangat kerja. Semangat kerja merupakan suatu sikap yang sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap orang. Dengan semangat kerja, hasil pekerjaan yang diperoleh akan lebih baik.
Semangat kerja bisa timbul dari dalam diri sendiri dan dari lingkungan sekitar. Dari keduanya, semangat kerja dari dalam diri sendirilah yang paling berpengaruh. Memengaruhi seseorang untuk tekun bekerja sehingga bisa mencapai prestasi. Begitu pula dengan pedagang. Seorang pedagang yang berjualan dengan semangat akan mempunyai penghasilan yang lebih banyak dibandingkan dengan pedagang yang malas berjualan. Demikian juga dengan seorang siswa yang belajar dengan penuh semangat akan memperoleh prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang malas belajar.
UNSUR UNSUR SEMANGAT KERJA
Semangat kerja dapat diukur melalui presensi pegawai di tempat kerja, tanggungjawabnya terhadap pekerjaan, disiplin kerja, kerja sama dengan pimpinan atau teman sejawat dalam organisasi serta tingkat produktivitas kerja (Asas-asas manajemen. D. Hasley 1988:67).Untuk memahami unsur-unsur semangat kerja berikut diuraikan penjelasan masing-masing unsur:
1.      Presensi
Presensi merupakan kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tugas dan kewajibannya. Pada umumnya instansi / lembaga selalu mengharapkan pegawainya untuk datang dan pulang tepat waktu, sehingga pekerjaan tidak tertunda. Ketidakhadiran seorang pegawai akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja, sehingga instansi/ lembaga tidak bisa mancapai tujuan secara optimal. Presensi atau kehadiran karyawan dapat diukur melalui :
 1.  Kehadiran pegawai di tempat kerja
 2.  Ketepatan pegawai datang/pulang kerja
 3. Kehadiran pegawai apabila mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan atau acara dalam instansi
2.      Disiplin Kerja
Disiplin kerja merupakan ketaatan seseorang terhadap suatu peraturan yang berlaku dalam organisasi yang menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaram dan keinsafan, bukan karena adanya paksaan. (IG. Wursanto. 1985:67)
Disiplin merupakan suatu kekuasaan yang berkembang dalam penyesuaian diri dengan sukarela kepada ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai dari pekerja. (Moekijat, 1997 : 67). Dan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan kemauan dan kepatuhan untuk bertingkah laku sesuai dengan peraturan yang ada di instansi yang bersangkutan. Tingkat kedisiplinan kerja pegawai dapat diukur melalui:
a)      Kepatuhan pegawai terhadap peraturan dan tata tertib di instansi
b)      Kepatuhan pegawai terhadap intruksi yang datang dari atasan.
c)      Bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
d)     Memakai pakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e)      Menggunakan dan memelihara peralatan
3.      Kerjasama
Kerjasama merupakan tindakan konkret seseorang dengan orang lain (Winardi, 1975:51). Kerjasama juga diartikan sebagai suatu sikap dari individu maupun kelompok terhadap kesukarelaannya untuk bekerja sama agar dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh. (Pariata Westra, 1980: 49). Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi tergantung pada orang-orang yang terlibat di dalamnya. Untuk itu penting adanya kerjasama yang baik diantara semua pihak dalam organisasi, baik dengan atasan, teman sejawat, maupun bawahan.Untuk mengukur tingkat kerjasama digunakan kriteria sebagai berikut:
1. Kesadaran pegawai untuk bekerjasama dengan atasan, teman sejawat, maupun bawahannya.
2.   Adanya kemauan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik serta saran dari orang lain.
4. Bagaimana tindakan seseorang apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya.
4.      Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan keharusan pada seseorang yang melaksanakan kegiatan selayaknya apa yang telah diwajibkan kepadanya. (Pariata Westra, 1975:91)
Tanggung jawab juga merupakan kewajiban seseorang untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah diwajibkan kepadanya, dan jika terjadi kesalahan yang disebabkan karena kelalaiannya, maka seseorang dapat dituntut atau dipersoalkan.Tingkat tanggung jawab seseorang dapat melalui:
a)      Dapat dituntut atau dipersoalkan. Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan dalam bekerja
b)      .Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar.
c)      Melaksanakan tugas atau perintah yang diberikan dengan sebaik-baiknya
d)     Mempunyai kesadaran bahwa pekerjaan yang diberikan bukan hanya untuk kepentingan instansi, tetapi juga untuk kepentingan dirinya sendiri.
5.      Produktivitas Kerja
Produktivitas adalah rasio antara produksi yang dapat dihasilkan dengan keseluruhan biaya yang telah dikeluarkan untuk keperluan produk itu. (Slamet Saksosno, 1988:133).
Produktivitas juga diartikan sebagai efisiensi modal dan waktu yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa (Ravianto, 1985:21).Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan barang atau jasa dengan menggunakan berbagai sumber produksi sesuai dengan mutu dan jangka waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor lain Seperti ketrampilan, disiplin, sikap dan mental, etika kerja, motivasi kerja, kesehatan, penghasilan, jaminan social, lingkungan kerja, manajemen dan berprestasi. (Ravianto, 1985, 139).Tingkat produktivitas kerja pegawai dapat diukur melalui:
a)      Ketetapatan penggunaan waktu
b)      Out put/ hasil yang dicapai
c)      Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja

Aspek-aspek Semangat Kerja
Aspek-aspek semangat kerja perlu untuk dipelajari karena aspek-aspek ini mengukur tinggi-rendahnya semangat kerja. Menurut Maier (1999, p.180), seseorang yang memiliki semangat kerja tinggi mempunyai alasan tersendiri untuk bekerja yaitu benar-benar menginginkannya. Hal ini mengakibatkan orang tersebut memiliki kegairahan kualitas bertahan dalam menghadapi kesulitan untuk melawan frustasi, dan untuk memiliki semangat berkelompok. Menurut Maier (1999, p.184), ada empat aspek yang menunjukkan
seseorang mempunyai semangat kerja yang tinggi, yaitu:
1)      Kegairahan
Seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja berarti juga memiliki motivasi dan dorongan bekerja. Motivasi tersebut akan terbentuk bila seseorang memiliki keinginan atau minat dalam mengerjakan pekerjaannya. Yang lebih dipentingkan oleh karyawan adalah seharusnya bekerja untuk organisasi bukan lebih mementingkan pada apa yang mereka dapat. Seseorang akan dikatakan memiliki semangat kerja buruk apabila lebih mementingkan
gaji daripada bekerja. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa seseorang dengan gaji yang tinggi masih juga berkeinginan untuk pindah bekerja di tempat lain. Seseorang yang benar-benar ingin bekerja, akan bekerja dengan baik meskipun tanpa pengawasan dari atasannya dan juga mereka akan bekerja bukan karena perasaan takut tetapi lebih pada dorongan dari dalam dirinya untuk kerja yang tinggi akan menganggap bekerja sebagai sesuatu hal yang menyenangkan bukan hal yang menyengsarakan.
2)      Kekuatan untuk melawan frustasi
Aspek ini menunjukkan adanya kekuatan seseorang untuk selalu konstruktif walaupun sedang mengalami kegagalan yang ditemuinya dalam bekerja. Seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi tentunya tidak akan memilih sikap yang pesimis apabila menemui kesulitan dalam pekerjaannya. Adanya semangat kerja yang tinggi ditimbulkan karena adanya kesempatan yang diberikan oleh perusahaan untuk mendapatkan ijin ketika menderita sakit.

     3)    Kualitas untuk bertahan
Aspek ini tidak langsung menyatakan seseorang yang mempunyai semangat kerja yang tinggi maka tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran di dalam pekerjaannya. Ini berarti adanya ketekunan dan keyakinan penuh dalam dirinya. Gaji ataupun insentif yang tinggi yang diberikan oleh perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan, dan berpikir panjang jika ingin keluar dari perusahaan. Tunjangan serta fasilitas yangdiberikan oleh perusahaan mampu merangsang semangat kerja karyawan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Keyakinan ini menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang dengan baik, hal inilah yang meningkatkan kualitas untuk bertahan. Ketekunan mencerminkan seseorang memiliki kesungguhan dalam bekerja. Sehingga tidak menganggap bahwa bekerja bukan hanya
menghabiskan waktu saja, melainkan sesuatu yang penting
4)      Semangat kelompok
Semangat kelompok menggambarkan hubungan antar karyawan. Dengan adanya semangat kerja maka karyawan akan saling bekerja sama, tolong-menolong, dan tidak saling bersaing untuk menjatuhkan. Semangat kerja menunjukkan adanya kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain agar orang lain dapat mencapai tujuan bersama. Lingkungan kerja yang baik, menciptakan suasana kerja yang baik pula, kebersamaan diantara karyawan dengan membagi pekerjaan secara adil mampu meningkatkan semangat kerja
bagi karyawan itu sendiri

8 Motivasi Kerja Agar Semangat

1.      Ingat kembali tujuan Anda bekerja

2.      Tetapkan target

3.      Fokus

4.      Memupuk kreativitas

5.      Permudah pekerjaan yang ada

6.      Buat suasana kerja yang positif dan menyenangkan

7.      Bersikap positif

8.      Beri diri Anda hiburan

 

DAFTAR PUSTAKA

Minggu, 24 November 2019

PENGENDALIAN DIRI



NAMA : SATRIA AJI SURYA (@N15-SATRIA)
PENDAHULUAN
Pengertian Pengendalian diri memang terasa sedikit susah untuk menerangkannya dengan tepat, karena pengendalian diri termasuk ke dalam ilmu sosial yang mana di dalam ilmu sosial tidak ada kepastian seperti dalam ilmu alam yang memilik nilai atau ukuran yang lebih pasti. Biasanya masyarakat luas sering mengaitkan  pengendalian diri dengan berbuat sesuatu, atau kadang - kadang dihubungkan dengan kesulitan untuk berkonsekuensi dari suatu perbuatan. Banyaknya pendapat para ahli tentang persoalan pengendalian diri ini menyebabkan kita merasa sulit untuk merumuskan kata – kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh setiap individu. Tetapi jika kita amati bersama yang lebih jauh, pengertian ini selalu berkisar pada kesadaran dalam melakukan, mengendalikan emosi dan berpikir tenang.
PEMBAHASAN
Pengertian pengendalian diri

     Pengendalian diri merupakan kemampuan diri dalam mengendalikan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang individu dengan pengendalian diri yang baik dapat memahami benar konsekuensi akibat tindakan yang akan mereka lakukan. Pengendalian diri atau dalam bahasa inggris disebut “self control” didefinisikan sebagai “pengaturan proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain berbagai macam proses yang membentuk dirinya sendiri”. Pengendalian diri merupakan keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses pengaturan fisik, psikologis dan perilaku. Pengendalian diri atau disebut juga kendali diri dapat pula diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku. Pengendalian tingkah laku mengandung makna, yaitu melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Dengan menggunakan berbagai pertimbangan sebelum bertindak, individu tersebut mencoba untuk mengarahkan diri mereka sesuai dengan yang mereka kehendaki. Dengan kata lain, semakin tinggi kendali diri yang dimiliki seseorang semakin intens pengendalian terhadap tingkah laku.
       Pengendalian diri dapat digunakan untuk mereduksi efek psikologis yang negatif dan sebagai upaya pencegahan. Dengan memiliki pengendalian diri, individu mampu membuat perkiraan terhadap perilaku yang hendak dilakukan sehingga individu mampu mencegah sesuatu hal yang tidak menyenangkan yang akan diterimanya kelak. Hal tersebut diperkuat dengan definisi yang menjelaskan alasan individu menggunakan kendali diri.
     Menurut Thoreson dan Mahoney menjelaskan bahwa ‟demi tujuan jangka panjang, dia sengaja menghindari melakukan perilaku yang biasa dikerjakan atau yang segera memuaskannya yang tersedia secara bebas baginya, tetapi malah menggantinya dengan perilaku yang kurang biasa atau menawarkan kesenangan dengan tidak segera‟.
          Menurut Ronen (1993) menjabarkan bahwa “kendali diri merupakan proses yang terjadi ketika dalam situasi tanpa batasan dari lingkungan eksternal anak melakukan suatu jenis perilaku yang sebelumnya sedikit tidak mungkin muncul dibandingkan perilaku alternatif lainnya‟. Dapat pula diartikan sebagai proses yang dilakukan individu atas dasar kemauan dan pemikiran yang mereka miliki. Dengan kata lain , individu dapat memunculkan suatu perilaku positif ketika situasinya memungkinkan dan sebaliknya. Pengendalian diri atau self control dapat pula diartikan sebagai ”perbuatan membina tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu semangat, mengikis keseganan dan mengarahkan energi untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus dikerjakan. Dengan memiliki pengendalian diri yang baik, individu dapat mengoptimalkan tindakan mereka dan menahan diri untuk berbuat yang tidak seharusnya mereka perbuat. Pengendalian diri dijabarkan sebagai “kemampuan seseorang melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu dengan mendisiplinkan kemauan atau dorongan-dorongan dalam diri seseorang, serta menahan diri dengan sadar untuk bertindak guna mencapai hasil dan tujuan sesuai yang diinginkan”. Maka dapat disimpulkan bahwa, pengendalian diri adalah tindakan mengendalikan atau mengarahkan tingkah laku seseorang, sebagai upaya pencegahan (preventif), sebagai suatu tindakan penundaan pemuasan kebutuhan,
sebagai suatu keterampilan, keahlian, potensi, perbuatan untuk pembinaan tekad.

Cara Mengendalikan Diri
  1. Atur irama pernapasan

2.      Tahan amarah dan kendalikan diri

3.      Kontrol tingkat kesadaran diri

4.      Lakukan aktivitas yang kamu sukai untuk mengalihkan pikiran

5.      Ubah sudut pandang

6.      Bayangkan jika itu hari terakhirmu di dunia

7.      Lebih bijak dalam bertindak

8.      Saling memaafkan

9.      Jangan terlalu membesarkan masalah

10.  Keseimbangan hidup

11.  Memahami diri sendiri

12.  Bersikap efektif

13.  Memegang kepemimpinan

14.  Bergaul dengan orang lain

15.  Hidup secara positif

Contoh Sikap Pengendalian diri

      Pengendalian diri juga merupakan unsur penting dari budaya demokrasi. Pengendalian diri tidak hanya berlaku dalam kehidupan bernegara, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
1. Contoh sikap pengendalian diri dalam keluarga adalah sebagai berikut.
a) mengatur kegiatan rumah tangga dengan tertib,
b) menghindari perkataan yang menyakitkan hati orang tua/anggota keluarga, dan
c) selalu mengingat kebutuhan anggota keluarga yang lain.
2. Contoh sikap pengendalian diri di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut.
a) tidak membuat gaduh ketika pelajaran berlangsung
b) menghindari perkataan yang menyakiti hati guru atau teman, dan
c) menggunakan waktu istirahat untuk kegiatan yang positif.
3. Contoh sikap pengendalian diri di lingkungan tempat tinggal kita adalah sebagai berikut.
a) menghindari penggunaan kata-kata yang menyakiti hati orang lain,
b) bergaul dengan tetangga dan masyarakat sekitar sesuai dengan norma lingkungan, dan
c) tidak membuat keonaran di kampung.

DAFTAR PUSTAKA

Adjisoedarmo,soedito,dkk.2018.Pendidikan Karakter Jati Diri UNSOED.Purwokerto: UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
http://seputarpengertian.blogspot.com/2015/08/pengertian-pengendalian-diri.html?m=1