Jumat, 15 November 2019

Mengambil Resiko


Abstrak

Sesunguhnya kehidupan manusia itu selalu berkisar antara ketidakpastian yang berkepanjangan dan terus menerus Keadaan tidak pasti tersebut lazim disebut sebagai suatu risiko. Bahwa manusia itu selalu menghadapi risiko, karena memang sesungguhnya manusia itu pada hakekatnya merupakan suatu obyek tumpuan risiko, yang sebagaimana sifat hakiki manusia itu sendiri. Jadi risiko itu memang suatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Disamping itu tidak ada seorangpun yang bebas dari suatu risiko.
            
        I.            Pendahuluan

Risiko adalah tolak ukur seseorang. Orang yang berani mengambil risiko adalah mereka yang berusaha untuk menjaga semangat dalam dirinya ketika melalui langkah-langkah dan menikmati hasil usahanya. Artinya, orang berhasil bukan sekadar karena melalui langkah-langkah pencapainnya, tapi juga siap menerima risiko yang ditimbulkannya. Merekalah orang sukses yang sesungguhnya
            
      II.            Pembahasan

Secara lebih jelas. Sr. Diacon dan RL. Carter, mengatakan :
“ Risiko itu ada setiap kali orang tidak menguasai dengan sempurna, atau mengetahui lebih dulu mengenai masa depan “
Misalnya risiko dalam menjalankan kendaraan bermotor, tidak ada seorang pengemudi yang dapat menjamin bahwa ia akan selalu selamat dalam perjalanan, namun juga kecelakaan yang mengakibatkan kerugian .Arti dan pengertian risiko, sebenarnya tidak dapat segera di jawab, mengingat luasnya ruang lingkup serta banyaknya segi-segi yang mempengaruhinya. Disamping itu juga karena banyaknya pendapat dari para sarjana yang memberikan pengertian dan batasnya sesuai sudut pandang dan titik berat dari mana seseorang itu melihat dan mengamatinya.
            
    III.            Sumber – Sumber Resiko

1.       Menurut Godfrey (1996), terdapat sumber-sumber risiko yang perlu diketahui dan diidentifikasi sebagai langkah awal penanganan risiko, yaitu sebagai berikut:
2.       Politik (Political). Contohnya: Kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik, perubahan ideologi, peraturan, kekacauan (perang, terorisme, kerusuhan).
3.       Lingkungan (Environmental). Contohnya: Pencemaran, kebisingan, perizinan, opini publik, kebijakan internal/perusahaan, perundangan yang berkaitan dengan lingkungan, dampak lingkungan.
4.       Perencanaan (Planning). Contohnya: Persyaratan perizinan, kebijakan dan praktik, tata guna lahan, dampak sosial dan ekonomi, opini publik.
5.       Pemasaran (market). Contohnya: Permintaan (perkiraan), persaingan, keusangan, kepuasan pelanggan, mode.
6.       Ekonomi (economic). Contohnya: Kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku bunga, nilai tukar.
7.       Keuangan (financial). Contohnya: Kebangkrutan, keuntungan, asuransi, risk share.
8.       Alami (natural). Contohnya: Kondisi tanah di luar dugaan, cuaca, gempa, kebakaran dan ledakan, temuan situs arkeologi.
9.       Proyek (Project). Contohnya: Definisi, strategi pengadaan, persyaratan unjuk kerja, standar, kepemimpinan, organisasi (kedewasaan, komitmen, kompetensi dan pengalaman), perencanaan dan pengendalian kualitas, rencana kerja, tenaga kerja dan sumber daya, komunikasi dan budaya.
10.   Teknis (Technic). Contohnya: Kelengkapan desain, efisiensi operasional, keandalan.
11.   Manusia (Human). Contohnya: Kesalahan, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan, kemampuan berkomunikasi, budaya, bekerja dalam kondisi gelap atau malam hari.
12.   Kriminal (Criminal). Contohnya: Kurang aman, perusakan, pencurian, penipuan, korupsi.
13.   Keselamatan (Safety). Contohnya: Peraturan (kesehatan dan keselamatan kerja), zat berbahaya, bertabrakan, keruntuhan, kebanjiran, kebakaran dan ledakan.

Kesimpulan

Cara agar kita mampu menjadi lebih baik adalah dengan cara mengambil resiko. Walaupun resiko ada berbagai macam, baik resiko yang besar maupun yang kecil harus dihadapi. Apabila kita tidak mau mengambil resiko dan hidup di zona nyaman, maka kita tidak dapat hidup maju.
Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar