Abstrak
Sesunguhnya kehidupan manusia itu selalu berkisar antara
ketidakpastian yang berkepanjangan dan terus menerus Keadaan tidak pasti
tersebut lazim disebut sebagai suatu risiko. Bahwa manusia itu selalu
menghadapi risiko, karena memang sesungguhnya manusia itu pada hakekatnya
merupakan suatu obyek tumpuan risiko, yang sebagaimana sifat hakiki manusia itu
sendiri. Jadi risiko itu memang suatu yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Disamping itu tidak ada seorangpun yang bebas dari suatu
risiko.
I.
Pendahuluan
Risiko adalah tolak ukur seseorang. Orang yang berani
mengambil risiko adalah mereka yang berusaha untuk menjaga semangat dalam
dirinya ketika melalui langkah-langkah dan menikmati hasil usahanya. Artinya,
orang berhasil bukan sekadar karena melalui langkah-langkah pencapainnya, tapi
juga siap menerima risiko yang ditimbulkannya. Merekalah orang sukses yang
sesungguhnya
II.
Pembahasan
Secara lebih jelas. Sr. Diacon dan RL. Carter, mengatakan :
“ Risiko itu ada setiap kali orang tidak menguasai dengan
sempurna, atau mengetahui lebih dulu mengenai masa depan “
Misalnya risiko dalam menjalankan kendaraan bermotor, tidak
ada seorang pengemudi yang dapat menjamin bahwa ia akan selalu selamat dalam perjalanan,
namun juga kecelakaan yang mengakibatkan kerugian .Arti dan pengertian risiko,
sebenarnya tidak dapat segera di jawab, mengingat luasnya ruang lingkup serta
banyaknya segi-segi yang mempengaruhinya. Disamping itu juga karena banyaknya
pendapat dari para sarjana yang memberikan pengertian dan batasnya sesuai sudut
pandang dan titik berat dari mana seseorang itu melihat dan mengamatinya.
III.
Sumber – Sumber Resiko
1.
Menurut Godfrey (1996), terdapat sumber-sumber
risiko yang perlu diketahui dan diidentifikasi sebagai langkah awal penanganan
risiko, yaitu sebagai berikut:
2.
Politik (Political). Contohnya: Kebijaksanaan
pemerintah, pendapat publik, perubahan ideologi, peraturan, kekacauan (perang,
terorisme, kerusuhan).
3.
Lingkungan (Environmental). Contohnya: Pencemaran,
kebisingan, perizinan, opini publik, kebijakan internal/perusahaan, perundangan
yang berkaitan dengan lingkungan, dampak lingkungan.
4.
Perencanaan (Planning). Contohnya: Persyaratan
perizinan, kebijakan dan praktik, tata guna lahan, dampak sosial dan ekonomi,
opini publik.
5.
Pemasaran (market). Contohnya: Permintaan
(perkiraan), persaingan, keusangan, kepuasan pelanggan, mode.
6.
Ekonomi (economic). Contohnya: Kebijakan
keuangan, perpajakan, inflasi, suku bunga, nilai tukar.
7.
Keuangan (financial). Contohnya: Kebangkrutan,
keuntungan, asuransi, risk share.
8.
Alami (natural). Contohnya: Kondisi tanah di
luar dugaan, cuaca, gempa, kebakaran dan ledakan, temuan situs arkeologi.
9.
Proyek (Project). Contohnya: Definisi, strategi
pengadaan, persyaratan unjuk kerja, standar, kepemimpinan, organisasi
(kedewasaan, komitmen, kompetensi dan pengalaman), perencanaan dan pengendalian
kualitas, rencana kerja, tenaga kerja dan sumber daya, komunikasi dan budaya.
10.
Teknis (Technic). Contohnya: Kelengkapan desain,
efisiensi operasional, keandalan.
11.
Manusia (Human). Contohnya: Kesalahan, tidak
kompeten, kelalaian, kelelahan, kemampuan berkomunikasi, budaya, bekerja dalam
kondisi gelap atau malam hari.
12.
Kriminal (Criminal). Contohnya: Kurang aman,
perusakan, pencurian, penipuan, korupsi.
13.
Keselamatan (Safety). Contohnya: Peraturan
(kesehatan dan keselamatan kerja), zat berbahaya, bertabrakan, keruntuhan,
kebanjiran, kebakaran dan ledakan.
Kesimpulan
Cara agar kita mampu menjadi
lebih baik adalah dengan cara mengambil resiko. Walaupun resiko ada berbagai
macam, baik resiko yang besar maupun yang kecil harus dihadapi. Apabila kita
tidak mau mengambil resiko dan hidup di zona nyaman, maka kita tidak dapat
hidup maju.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar