Rabu, 13 November 2019

MENGAMBIL RISIKO



PENGERTIAN
“Risiko adalah tolak ukur seseorang. Orang yang berani mengambil risiko adalah mereka yang berusaha untuk menjaga semangat dalam dirinya ketika melalui langkah-langkah dan menikmati hasil usahanya. Artinya, orang berhasil bukan sekadar karena melalui langkah-langkah pencapainnya, tapi juga siap menerima risiko yang ditimbulkannya. Merekalah orang sukses yang sesungguhnya.”

MANFAAT MENGAMBIL RISIKO
Saat Anda berani mengambil lebih banyak risiko maka hal-hal berikut ini bakal Anda dapatkan.
1) Membawa perubahan yang variatif dalam kehidupan seseorang
Keberanian mengambil sebuah risiko akan membuat seorang pengusaha bersiap menghadapi kemungkinan terburuk seperti gagal dan lain-lain. Tentu saja hal yang bakal terjadi tersebut akan memberikan perubahan yang variatif dari skala kecil hingga besar. Setidaknya hal itu pula yang membuat pebisnis mempersiapkan diri secara maksimal sebelum mengambil keputusan.
2) Membuat kehidupan lebih berwarna
Pasang surut sebuah usaha juga ditentukan oleh sikap berani mengambil risiko. Memang terkadang risiko bisa saja membuat banyak pelaku usaha tertekan dan stress jika tidak sesuai hasil yang didambakan. Namun, Anda bisa merasakan dampak positif dengan menjadi pribadi yang tidak gampang menyerah pada kegagalan sebelumnya.
3) Risiko bisnis mengajari seorang pengusaha sejati pentingnya sebuah proses
Pernahkah Anda melihat seorang jutawan mendadak dalam merintis sebuah usaha? Mungkin ada segelintir orang yang mengalami hal tersebut namun banyak pula yang harus melalui banyak hal.
Dari berbagai hal berisiko yang dijalani, banyak pemula menjadi pengusaha sejati. Mereka memiliki sikap berani mengambil risiko terburuk sekali pun. Tak heran jika pengusaha model seperti ini lebih tahan banting terhadap perubahan tren pasar. Mereka lebih terbuka dan berani tanpa harus meninggalkan sikap hati-hati. Ciri inilah yang akan membuat Anda sukses mengembangkan sebuah usaha.

“If You are not willing to risk the unusual, you will have to settle for the ordinary.”
Jim Rohn. Entrepreneur, Author, & Speaker


JENIS-JENIS RISIKO
 Resiko dibedakan menjadi risiko murni dan risiko spekulatif dengan penjelasan sebagai berikut:
·         Risiko murni (pure risks)
Adalah suatu risiko dimana kemungkinan kerugian terjadi, akan tetapi kemungkinan tidak terdapat keuntungan. Beberapa contoh dari jenis risiko ini adalah risiko kecelakaan, kebakaran, rumah kebanjiran, dan lain lain.
·         Risiko spekulatif
Merupakan risiko dimana kita mengharapkan terjadinya kerugian sekaligus mendatangkan keuntungan.  Contohnya usaha dibidang bisnis. Umumnya dalam kegiatan bisnis, kita mengharapkan keuntungan, walaupun terdapat potensi kerugian.
Contoh lain dari adalah, bilamana kita membeli saham. bila harga saham mengalami kenaikan (kita memperoleh keuntungan), bisa saja analisis kita salah, harga saham bukannya meningkat, akan tetapi malah turun (menderita kerugian). Risiko spekulatif juga dapat dikatakan sebagai resiko bisnis.
Kerugian atas risiko ini akan menimbilkan kerugian individu tertentu, akan tetapi dapat menguntungkan individu lainnya. Misalnya, suatu perusahaan mengalami kerugian dikarenakan penjualannya menurun, kemungkinan perusahaan lain akan mendapatkan keuntungan dari situasi tersebut. Secara total masyaraka tidak dirugikan oleh risiko spekulatif tersebut.

Disamping dua jenis risiko diatas, jenis resiko juga dapat dibedakan menjadi resiko dinamis dan statis.
·         Risiko dinamis, merupakan risiko yang muncul akibat dari kondisi keseimbangan tertentu. Contoh  risiko terkena petir, merupakan risiko yang muncul akibat kondisi alam yang tertentu. Karakteristik risiko ini peraktis tidak berubah dari waktu ke waktu.
·         Risiko statis, merupakan risiko yang muncul akibat dari perubahan kondisi tertentu. Misalnya, perubahan kondisi masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan jenis jenis risiko baru. Misalkan, bila masyarakat semangkin kritis, sadar akan haknya, maka risiko hukum yang muncul karena masyarakat lebih berani mengajukan gugatan hukum terhadap perusahaan akan semakin tinggi.

Selain jenis risiko diatas, risiko juga dapat dikelompokkan menjadi risiko subjektif dan objektif.
·
 Risiko objektif, merupakan risiko yang didasarkan pada obsevasi parameter yang objektif. Misalnya, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal dapat diukur melalui standar deviasi, misal standar deviasi return saham adalah 25% per tahun. 
Risiko subjektif yang berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap suatu risiko. Dengan kata lain kondisi kondisi mental seseorang dapat menentukan kesimpulan tinggi rendahnya suatu resiko tertentu. Misalnya, untuk standar deviasi return pasar yang sama sebesar 25%, dua orang dengan keperibadian yang berbeda akan memiliki cara pandang yang berbeda. Disatu sisi Orang yang konservatif akan mengganggap risiko investasi dipasar modal terlalu tinggi. Di sisi lain orang yang agresif, resiko investasi dipasar modal dianggap tidak terlalu tinggi. Kedua orang tersebut melihat pada risiko objektif yang sama, yaitu standar deviasi return sebesar 25% per tahun.


LANGKAH SUKSES MENGAMBIL RISIKO
·         Berteman dengan kegagalan
·         Berani keluar dari zona nyaman
·         Jujur pada diri sendiri
·         Bersikap tidak emosional
·         Bersikap tenang
·         Perhitungkan risiko dan konsekuensinya


SUMBER RISIKO
·         Politik (Political), yaitu risiko yang berasal dari kebijakan politik. Contoh; kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik, perubahan ideologi, peraturan, dan lain-lain.
·         Lingkungan (Environmental), yaitu risiko yang berasal dari lingkungan sekitar. Contoh; pencemaran, perizinan, opini publik, kebijakan internal/ perusahaan, dampak lingkungan hidup, dan lain-lain.
·         Perencanaan (Planning), yaitu risiko yang berasal dari proses perencanaan bisnis. Contoh; persyaratan perizinan, tata guna lahan, dampak sosial dan ekonomi, opini publik.
·         Pemasaran (Marketing), yaitu risiko yang bersumber dari proses pemasaran. Contoh; permintaan (perkiraan), persaingan, kepuasan pelanggan, tren, dan lain-lain.
·         Ekonomi (Economic), yaitu risiko yang bersumber dari kebijakan ekonomi. Contoh; kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku bunga, kurs mata uang.
·         Keuangan (financial), yaitu risiko yang bersumber dari keuangan perusahaan. Contoh; Kebangkrutan, keuntungan, asuransi.
·         Alami (natural), yaitu risiko yang bersumber dari alam. Contoh; kondisi tanah, cuaca, gempa, temuan situs arkeologi.
·         Proyek (Project), yaitu risiko yang berasal dari kegiatan proyek. Contoh; strategi pengadaan, persyaratan unjuk kerja, standar, kepemimpinan, rencana kerja, dan lain-lain.
·         Teknis (Technic), yaitu risiko dari hal-hal teknis. Contoh; kelengkapan desain, efisiensi operasional, keandalan.
·         Manusia (Human), yaitu risiko yang sumbernya dari manusia. Contoh; kesalahan melakukan prosedur, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan, budaya, dan lain-lain.
·         Keselamatan (Safety), yaitu risiko yang berhubungan dengan keselamatan kerja. Contoh; zat berbahaya, tabrakan, keruntuhan, kebanjiran, kebakaran dan ledakan.


DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-risiko.html
https://akarsejarah.wordpress.com/2012/07/30/berani-mengambil-risiko/
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3211659/5-langkah-sukses-mengambil-risiko-dalam-hidup-atau-karier
https://wakastudio.com/blog/pentingnya-keberanian-mengambil-risiko/
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-risiko.html
https://www.cekkembali.com/resiko/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar