PENGERTIAN
“Risiko adalah tolak ukur seseorang.
Orang yang berani mengambil risiko adalah mereka yang berusaha untuk menjaga
semangat dalam dirinya ketika melalui langkah-langkah dan menikmati hasil
usahanya. Artinya, orang berhasil bukan sekadar karena melalui langkah-langkah
pencapainnya, tapi juga siap menerima risiko yang ditimbulkannya. Merekalah
orang sukses yang sesungguhnya.”
MANFAAT MENGAMBIL RISIKO
Saat Anda berani mengambil lebih
banyak risiko maka hal-hal berikut ini bakal Anda dapatkan.
1) Membawa perubahan yang variatif
dalam kehidupan seseorang
Keberanian
mengambil sebuah risiko akan membuat seorang pengusaha bersiap menghadapi
kemungkinan terburuk seperti gagal dan lain-lain. Tentu saja hal yang bakal
terjadi tersebut akan memberikan perubahan yang variatif dari skala kecil
hingga besar. Setidaknya hal itu pula yang membuat pebisnis mempersiapkan diri
secara maksimal sebelum mengambil keputusan.
2) Membuat kehidupan lebih
berwarna
Pasang surut
sebuah usaha juga ditentukan oleh sikap berani mengambil risiko. Memang
terkadang risiko bisa saja membuat banyak pelaku usaha tertekan dan stress jika
tidak sesuai hasil yang didambakan. Namun, Anda bisa merasakan dampak positif
dengan menjadi pribadi yang tidak gampang menyerah pada kegagalan sebelumnya.
3) Risiko bisnis mengajari
seorang pengusaha sejati pentingnya sebuah proses
Pernahkah Anda
melihat seorang jutawan mendadak dalam merintis sebuah usaha? Mungkin ada
segelintir orang yang mengalami hal tersebut namun banyak pula yang harus
melalui banyak hal.
Dari berbagai
hal berisiko yang dijalani, banyak pemula menjadi pengusaha sejati. Mereka
memiliki sikap berani mengambil risiko terburuk sekali pun. Tak heran jika
pengusaha model seperti ini lebih tahan banting terhadap perubahan tren pasar.
Mereka lebih terbuka dan berani tanpa harus meninggalkan sikap hati-hati. Ciri
inilah yang akan membuat Anda sukses mengembangkan sebuah usaha.
“If You are not willing to risk the
unusual, you will have to settle for the ordinary.”
Jim Rohn. Entrepreneur, Author, &
Speaker
JENIS-JENIS
RISIKO
Resiko dibedakan menjadi
risiko murni dan risiko spekulatif dengan penjelasan sebagai berikut:
·
Risiko murni (pure risks)
Adalah suatu
risiko dimana kemungkinan kerugian terjadi, akan tetapi kemungkinan tidak
terdapat keuntungan. Beberapa contoh dari jenis risiko ini adalah risiko
kecelakaan, kebakaran, rumah kebanjiran, dan lain lain.
·
Risiko spekulatif
Merupakan
risiko dimana kita mengharapkan terjadinya kerugian sekaligus mendatangkan
keuntungan. Contohnya usaha dibidang bisnis. Umumnya dalam kegiatan
bisnis, kita mengharapkan keuntungan, walaupun terdapat potensi kerugian.
Contoh lain
dari adalah, bilamana kita membeli saham. bila harga saham mengalami kenaikan (kita
memperoleh keuntungan), bisa saja analisis kita salah, harga saham bukannya
meningkat, akan tetapi malah turun (menderita kerugian). Risiko spekulatif juga
dapat dikatakan sebagai resiko bisnis.
Kerugian atas
risiko ini akan menimbilkan kerugian individu tertentu, akan tetapi dapat
menguntungkan individu lainnya. Misalnya, suatu perusahaan mengalami kerugian
dikarenakan penjualannya menurun, kemungkinan perusahaan lain akan mendapatkan
keuntungan dari situasi tersebut. Secara total masyaraka tidak dirugikan oleh
risiko spekulatif tersebut.
Disamping dua jenis risiko
diatas, jenis resiko juga dapat dibedakan menjadi resiko dinamis dan statis.
·
Risiko dinamis, merupakan risiko yang muncul
akibat dari kondisi keseimbangan tertentu. Contoh risiko terkena petir,
merupakan risiko yang muncul akibat kondisi alam yang tertentu. Karakteristik
risiko ini peraktis tidak berubah dari waktu ke waktu.
·
Risiko statis, merupakan risiko yang muncul
akibat dari perubahan kondisi tertentu. Misalnya, perubahan kondisi masyarakat,
perubahan teknologi, memunculkan jenis jenis risiko baru. Misalkan, bila
masyarakat semangkin kritis, sadar akan haknya, maka risiko hukum yang muncul
karena masyarakat lebih berani mengajukan gugatan hukum terhadap perusahaan
akan semakin tinggi.
Selain jenis risiko diatas,
risiko juga dapat dikelompokkan menjadi risiko subjektif dan objektif.
·
Risiko objektif, merupakan risiko yang didasarkan pada obsevasi parameter yang objektif. Misalnya, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal dapat diukur melalui standar deviasi, misal standar deviasi return saham adalah 25% per tahun.
Risiko objektif, merupakan risiko yang didasarkan pada obsevasi parameter yang objektif. Misalnya, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal dapat diukur melalui standar deviasi, misal standar deviasi return saham adalah 25% per tahun.
Risiko subjektif yang berkaitan dengan persepsi
seseorang terhadap suatu risiko. Dengan kata lain kondisi kondisi mental
seseorang dapat menentukan kesimpulan tinggi rendahnya suatu resiko tertentu.
Misalnya, untuk standar deviasi return pasar yang sama sebesar 25%, dua orang
dengan keperibadian yang berbeda akan memiliki cara pandang yang berbeda.
Disatu sisi Orang yang konservatif akan mengganggap risiko investasi dipasar
modal terlalu tinggi. Di sisi lain orang yang agresif, resiko investasi dipasar
modal dianggap tidak terlalu tinggi. Kedua orang tersebut melihat pada risiko
objektif yang sama, yaitu standar deviasi return sebesar 25% per tahun.
LANGKAH
SUKSES MENGAMBIL RISIKO
·
Berteman dengan kegagalan
·
Berani keluar dari zona nyaman
·
Jujur pada diri sendiri
·
Bersikap tidak emosional
·
Bersikap tenang
·
Perhitungkan risiko dan konsekuensinya
SUMBER
RISIKO
·
Politik (Political), yaitu risiko yang berasal
dari kebijakan politik. Contoh; kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik,
perubahan ideologi, peraturan, dan lain-lain.
·
Lingkungan (Environmental), yaitu risiko yang
berasal dari lingkungan sekitar. Contoh; pencemaran, perizinan, opini publik,
kebijakan internal/ perusahaan, dampak lingkungan hidup, dan lain-lain.
·
Perencanaan (Planning), yaitu risiko yang
berasal dari proses perencanaan bisnis. Contoh; persyaratan perizinan, tata
guna lahan, dampak sosial dan ekonomi, opini publik.
·
Pemasaran (Marketing), yaitu risiko yang
bersumber dari proses pemasaran. Contoh; permintaan (perkiraan), persaingan,
kepuasan pelanggan, tren, dan lain-lain.
·
Ekonomi (Economic), yaitu risiko yang bersumber
dari kebijakan ekonomi. Contoh; kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku
bunga, kurs mata uang.
·
Keuangan (financial), yaitu risiko yang
bersumber dari keuangan perusahaan. Contoh; Kebangkrutan, keuntungan, asuransi.
·
Alami (natural), yaitu risiko yang bersumber
dari alam. Contoh; kondisi tanah, cuaca, gempa, temuan situs arkeologi.
·
Proyek (Project), yaitu risiko yang berasal dari
kegiatan proyek. Contoh; strategi pengadaan, persyaratan unjuk kerja, standar,
kepemimpinan, rencana kerja, dan lain-lain.
·
Teknis (Technic), yaitu risiko dari hal-hal
teknis. Contoh; kelengkapan desain, efisiensi operasional, keandalan.
·
Manusia (Human), yaitu risiko yang sumbernya
dari manusia. Contoh; kesalahan melakukan prosedur, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan,
budaya, dan lain-lain.
·
Keselamatan (Safety), yaitu risiko yang
berhubungan dengan keselamatan kerja. Contoh; zat berbahaya, tabrakan,
keruntuhan, kebanjiran, kebakaran dan ledakan.
DAFTAR
PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-risiko.html
https://akarsejarah.wordpress.com/2012/07/30/berani-mengambil-risiko/
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3211659/5-langkah-sukses-mengambil-risiko-dalam-hidup-atau-karier
https://wakastudio.com/blog/pentingnya-keberanian-mengambil-risiko/
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-risiko.html
https://www.cekkembali.com/resiko/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar