Oleh : Oky maulana
(@N07-OKY)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap,
ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud
dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu.
Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli
- Gordon W. Allport: Menurutnya, pengertian kepribadian adalah organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.
- M.A.W. Brower: Pengertian kepribadian menurut M.A.W. Brower adalah corak tingkah laku sosial yang terdiri dari corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
- Theodore M. Newcomb: Menurut Theodore M. Newcom bahwa pengertian kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang pemiliknya.
- John F. Cuber: Menurut John F. Cuber, kepribadian adalah keseluruhan sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
- J. Milton Yinger: Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu dengan berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Tipe Kepribadian Seseorang
1. Sanguinis
Orang dengan tipe kepribadian sanguinis cenderung
hidup, optimis, ringan, dan riang. Tipe ini juga menyukai petualangan dan
memiliki toleransi tinggi akan risiko. Selain itu, tipe sanguin biasanya lemah
dalam menoleransi kebosanan, serta akan mencari variasi dan hiburan.Karena
kepribadian ini berperilaku mencari kesenangan, banyak orang dengan kepribadian
sanguinis cenderung berjuang dengan kecanduan (ingin suatu hal dengan
terus-menerus). Orang sanguin juga dikenal sangat kreatif dan bisa menjadi
seniman serta penghibur yang hebat dan akan berhasil jika memilih karier di
industri hiburan.
2. Plegmatis
Seseorang
dengan kepribadian plegmatis biasanya adalah orang-orang yang cinta damai. Tipe
ini biasanya mencari keharmonisan antar-pribadi dan hubungan dekat yang membuat
orang-orang plegmatis menjadi pasangan yang setia dan orang tua yang penuh
kasih. Orang-orang plegmatis suka menjaga hubungan dengan teman-teman lama,
anggota keluarga yang jauh, dan tetangga. Dalam hal kepribadian, tipe plegmatis
cenderung menghindari konflik dan selalu berusaha menengahi orang lain untuk
memulihkan perdamaian dan harmoni.
3. Koleris
3. Koleris
Seseorang dengan kepribadian koleris biasanya orang
yang sangat berorientasi pada tujuan. Orang yang koleris terkenal sangat
cerdas, analitis, dan logis, sangat praktis dan langsung, tetapi tipe ini tidak
harus menjadi teman baik atau orang yang ramah. Seorang koleris tidak menyukai
pembicaraan singkat dan menikmati percakapan yang mendalam dan bermakna. Mereka
lebih suka sendirian daripada di perusahaan dengan orang berkepribadian lemah.
4. Melankolis
Orang-orang dengan kepribadian melankolis menyukai
tradisi. Misalnya wanita memasak untuk laki-laki, laki-laki membuka pintu bagi
wanita. Tipe melankolis rata-rata mencintai keluarga dan teman-temannya, tidak
seperti orang-orang sanguinis. Melankolis tidak suka mencari hal-hal baru dan
petualangan dan bahkan cenderung akan sangat menghindarinya. Orang yang
melankolis juga dikenal sangat sosial dan berupaya berkontribusi pada
komunitas, sangat teliti dan akurat. Tipe ini adalah manajer yang fantastis
dengan kepribadian yang baik.
Faktor pembentuk kepribadian
Faktor pembentuk kepribadian
- Faktor biologis
Faktor biologis sebagai pembentuk kepribadian selalu
diragukan dalam sudut pandang sosiologi. Namun pada kenyataanya, dalam
masyarakat beredar opini bahwa karakter fisik tertentu membentuk kepribadian
tertentu. Misal, orang yang kepalanya besar dianggap cerdas, orang yang
rambutnya keriting calon orang sukses, orang yang kepalanya kotak kriminal. Tak
perlu tersinggung dengan contoh tersebut karena semua itu mitos.
Faktor biologis dianggap memiliki kontribusi pada
pembentukan kepribadian khususnya berhubungan dengan keturunan. Seringkali kita
mendengar ungkapan bahwa ”buah tak jatuh jauh dari pohonnya”. Seorang anak
tentara yang tegas, keras dan disiplin membuat para tetangga tak heran. Mereka
langsung berpikir itu karena pengaruh orang tuanya. Singkatnya, anak dilihat
sebagai cerminan orang tua. Kepribadian anak diturunkan dari orang tua.
Lagi-lagi kita tidak bisa semerta-merta percaya pada pandangan ini. Faktor
biologis sebagai pembentuk kepribadian sangat problematis.
- Faktor geografis
Satu level diatas faktor biologis adalah faktor
geografis. Penjelasan faktor geografis lebih masuk akal meskipun biasanya
pembelajar sosiologi tidak tertarik mendalami faktor ini. Pengaruh faktor
geografis bisa dilihat dari perbedaan kepribadian antara individu atau kelompok
masyarakat yang tinggal di lokasi dengan karakteristik yang berlainan. Misal,
kita menemukan bahwa orang pantai cenderung lebih bersikap terbuka pada orang
asing, ketimbang orang gunung.
Iklim, temperatur, kondisi topografis tanah seringkali
dianggap memiliki pengaruh besar pada pembentukan kepribadian. Orang yang
tinggal di kutub memiliki kepribadian yang berbeda dengan orang yang tinggal di
daerah tropis. Perbedaannya seperti apa terbuka untuk diperdebatkan. Sekali
lagi perbedaan kepribadian tersebut merupakan kecenderungan umum. Kita tidak
bisa melakukan over generalisasi dan menganggap bahwa semua orang gunung tidak
terbuka pada orang asing, misalnya.
- Faktor psikologis
Faktor ini sedikit menarik perhatian para sosiolog.
Faktor psikologis sebagai pembentuk kepribadian berhubungan dengan pengalaman
unik yang dialami oleh individu. Pengalaman unik tersebut memengaruhi kondisi
emosional dan mental individu sehingga membentuk suatu kepribadian tertentu.
Pengalaman unik bisa positif, bisa pula negatif.
Contoh faktor psikologis yang bisa saya paparkan
disini adalah trauma karena peristiwa tertentu. Misalnya, korban begal
mengalami trauma naik motor sendirian pada malam hari. Ia menjadi pribadi yang
lebih pendiam karena diselimuti rasa takut setelah peristiwa yang dialaminya.
Kondisi psikologis korban begal membentuk kepribadian korban menjadi lebih
pendiam.
- Faktor budaya
Faktor ini selalu menarik pemerhati ilmu sosial dan
budaya. Unsur-unsur kebudayaan secara langsung memengaruhi pola perilaku
individu. Kegiatan sehari-hari yang membentuk suatu kultur juga dapat
memengaruhi kepribadian individu. Contoh, kebudayaan masyarakat Minangkabau yang suka
merantau dan jualan, membentuk kepribadian orang Minangkabau untuk terbuka pada
orang-orang baru yang ditemuinya.
Contoh lain lagi, kebiasaan seseorang melakukan solo
travelling, membentuk kepribadian orang tersebut untuk berani mengambil resiko
dan tidak malu memulai pembicaraan dengan orang asing. Kultur travelling telah
membentuk kepribadian seorang traveller yang konon katanya mempunyai hasrat
besar untuk menjelajah tempat-tempat baru. Kebiasaan selalu membentuk kultur,
lalu kultur itu memengaruhi atau membentuk kepribadian.
- Faktor sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah
pengalaman-pengalaman dalam pergaulan. Pergaulan tidak hanya dengan teman,
tetapi bisa juga dengan buku, film, website, dan sebagainya. Dalam kehidupan
sosial, kita senantiasa menjalani pergaulan dengan individu atau kelompok
tertentu. Lingkungan sosial berupa pergaulan memiliki pengaruh pada para anggotanya.
Teman kita, misalnya, memiliki nilai atau keyakinan tertentu yang ia anut dalam
keseharian. Nilai tersebut tersosialisasikan, baik sengaja atau pun tidak dalam
pergaulan kepada diri kita.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar