Laman

Minggu, 15 Oktober 2023

Tujuan Bersama dalam Kerjasama Tim

 


Oleh : Jesika Bekhti Adhilia 
(@B11-JESIKA)

Pembahasan:

Pada dasarnya, saat melakukan aktivitas dalam bentuk tim, hal terpenting supaya tujuan aktivitas tersebut dapat segera tercapai adalah adanya kerja sama. Kerja sama menjadi pokok utama dalam proses pelaksanaan kinerja tim. Melalui adanya komunikasi secara baik, anggota dari tim dapat bekerja sama dan mencapai tujuan bersama.

Kerja sama terjadi ketika dua orang atau lebih bersama-sama menggunakan pemikiran, ide, dan tindakannya untuk mencapai tujuan bersama. Sebuah pekerjaan akan terasa lebih mudah jika dikerjakan secara bersama-sama dengan pembagian peran yang jelas. Manfaat kerja sama sering kali dibutuhkan dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Kerja sama bisa menyatukan orang-orang dengan beragam kemampuan untuk mencapai tujuan yang sama.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara luring (offline), kerja sama memiliki arti “Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga, organisasi, atau pemerintahan) untuk mencapai tujuan bersama.”

Lalu, menurut Soekanto (1990), definisi kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perseorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama.

Selanjutnya, menurut Sunarto (2000), kerja sama memiliki arti adanya keterlibatan secara pribadi di antara dua belah pihak demi tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal.

Dari beberapa pendapat mengenai definisi kerja sama tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerja sama merupakan suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Manfaat Kerja Sama dalam Tim

  • Mendorong pemecahan masalah yang lebih mudah

Manfaat kerja sama, yakni mendorong proses pemecahan masalah jadi lebih mudah. Dengan kerja sama, akan ada bantuan dan perspektif lain dalam memecahkan masalah. Ketika sekelompok orang mengumpulkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian mereka, kemudian membicarakan masalah dan memperdebatkan solusi potensial, proyek yang terhenti akan mulai bergerak maju sekali lagi.

  • Pekerjaan jadi cepat selesai

Kerja sama membuat pekerjaan jadi lebih cepat selesai. Pekerjaan mungkin bisa diselesaikan seorang diri, tetapi membutuhkan waktu yang cenderung lebih lama. Namun, jika dilakukan bersama, pekerjaan akan lebih cepat selesai karena ada saling tolong menolong.

  • Saling belajar

Hal ini karena saat kerja sama, tiap individu bekerja secara kolaboratif dengan orang-orang yang membawa keahlian dan latar belakang berbeda. Dari sini, individu akan belajar dari kesalahan, keberhasilan, kegagalan, alur kerja, dan lainnya. Tim yang berkolaborasi tidak hanya memiliki kesempatan untuk saling belajar, mereka juga akan memperoleh pemahaman tentang perspektif tim lain.

  • Mendekatkan satu sama lain

Kerja sama membantu mendekatkan satu sama lain. Jika anDA menemukan ada orang yang jarang berinteraksi satu sama lain, dengan kerja sama, komunikasi akan terjalin dan kedekatan akan terbentuk.

  • Meningkatkan produktivitas

Saat mulai bekerja sama secara lebih kolaboratif, produktivitas secara keseluruhan kemungkinan akan meningkat. Misalnya, orang akan merasa seolah-olah mereka adalah bagian dari kelompok yang lebih besar. Mereka akan lebih cenderung memiliki rasa loyalitas dan memiliki kelompok. Mereka akan memberikan upaya yang lebih baik agar tidak mengecewakan kelompok.

  • Membuka saluran baru untuk komunikasi

Bekerja dengan orang-orang baru membuka relasi yang tertutup. Menemukan cara baru untuk berkomunikasi dan berbagi informasi penting untuk relasi. Itulah sebabnya kerja sama harus digunakan bila memungkinkan untuk membentuk ikatan.

  • Tercipta suasana positif

Bekerja sama memungkinkan rekan kerja untuk saling mengenal lebih baik dan membangun hubungan sosial yang kuat. Kerja sama memungkinkan setiap orang untuk dihargai atas kemampuannya. Ini menciptakan suasana kerja yang lebih positif dan santai.

  • Pekerjaan lebih efisien

Bekerja secara mandiri memang memiliki kelebihan. Anda dapat fokus sepenuhnya pada satu proyek tanpa harus mempertimbangkan berapa banyak waktu yang akan hilang jika terganggu, atau bagaimana membuat tim bekerja sama tepat waktu untuk memenuhi tenggat waktu yang singkat.

Namun, untuk banyak jenis proyek, kerja sama akan jauh lebih efisien. Ketika proyek itu rumit dan menuntut, Anda harus bisa mengakui pada diri sendiri bahwa kamu membutuhkan bantuan.

Di situlah kolaborasi masuk. Hal ini membantu membagi beban kerja yang berat, menemukan solusi kreatif untuk masalah sulit, dan memahami gambaran besarnya.

  • Menurunkan biaya

Lantaran lebih efisien, kerja sama juga akan menurunkan biaya yang dikeluarkan. Misalnya, jika kamu memiliki proyek membuat video, tetapi tidak bisa melakukakannya sendiri. Anda bisa bekerja sama dengan teman untuk meminta bantuan membuat atau mengajari cara membuatnya.

Bentuk Kerja Sama

Bentuk-bentuk kerja sama dapat dibagi berdasarkan kepentingan pelaksanaannya dan urgensi (kepentingan yang mendesak).

·       Berdasarkan urgensinya:

1.     Kerja sama spontan (Spontaneous Cooperation), Ialah bentuk kerja sama yang dilakukan tanpa direncanakan terlebih dahulu dan tanpa pamrih. Contohnya: ketika guru meminta para siswa berkelompok dengan teman sebangku.

2.  Kerja sama langsung (Directed Cooperation), Yakni bentuk kerja sama yang telah diarahkan atau diperintahkan sebelumnya oleh atasan atau penguasa. Contohnya: para mahasiswa yang ditugaskan untuk melaksanakan KKN di suatu daerah pedesaan sebagai pengabdiannya kepada masyarakat.

3.   Kerja sama kontrak (Contractual Cooperation), Bentuk kerja sama ini berdasarkan adanya motif tertentu dan biasanya terdapat perjanjian yang harus ditaati oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

4.   Kerja sama tradisional, Bentuk kerja sama ini tercipta karena adanya sebuah adat atau kebiasaan yang telah turun-menurun dalam masyarakat. Misalnya, kerja sama berupa gotong royong dalam rangka membersihkan selokan dengan tujuan supaya tidak terjadi banjir ketika datang hujan deras.

·       Berdasarkan kepentingan pelaksanaannya

1.   Kerukunan, Bentuk kerja sama ini bersifat tolong menolong dan gotong royong antar sesama individu dalam pelaksanaannya.

2.   Bargaining, Bentuk kerja sama ini muncul karena adanya kesepakatan atau perjanjian dari dua atau lebih pihak yang bersangkutan.

3.   Kooptasi, Bentuk kerja sama ini dapat dilihat melalui adanya penerimaan hal-hal baru guna menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas tim atau organisasi bersama.

4.   Koalisi, Bentuk kerja sama ini terjadi antara dua atau lebih pihak yang bersangkutan demi mencapai tujuan yang sama. Misalnya, koalisi partai politik dalam penyelenggaraan pemilihan umum.

5.  Join Venture, Bentuk kerja sama terjadi dalam beberapa tim atau perusahaan dalam bidang perdagangan atau penanganan suatu proyek.

Faktor yang Mempengaruhi Kerja Sama

Dalam hal kerja sama, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, yakni:

1.     Hal timbal balik

2.     Orientasi individu

3.     Komunikasi

Ada tiga komponen yang mengacu dan harus diperhatikan dalam proses kerja sama tim yakni kebersamaan, kepercayaan, dan keterpaduan.

Menurut Schermerhorn (2010), melalui adanya kerja sama tim yang terlaksana dengan baik dapat memberikan banyak manfaat bagi tim dan anggotanya, yakni:

1.     Banyak cara untuk menyelesaikan permasalahan

2.     Meningkatkan kreativitas dan inovasi anggotanya

3.     Meningkatkan kualitas dan inovasi para anggotanya

4.     Menumbuhkan kualitas dalam proses pengambilan keputusan

5.     Mempunyai komitmen yang lebih baik dalam bekerja

6.     Memiliki motivasi tinggi melalui tindakan yang dilakukan bersama

7.     Lebih terkontrol dan disiplin

8.     Meningkatkan kepuasan diri

Terdapat lima tahapan dalam pengembangan proses kerja sama tim, yakni:

  • Tahap Pembentukan
Pada tahap ini, anggota tim akan bergabung dan berpikir mengenai kemungkinan terciptanya lingkungan pertemanan dan orientasi tugas yang dipengaruhi oleh harapan serta keinginan.
  • Tahap Konflik

Pada tahap ini ditandai dengan muncul beberapa konflik dan ketidaksepakatan antar anggotanya, sehingga akan terjadi ketegangan serta akan bersaing satu sama lain.

  • Tahap Pembentukan Norma

Pada tahap ini, konflik yang terjadi tahap sebelumnya dapat terselesaikan sehingga kesatuan tim mulai muncul. Para anggota tim akan menyadari bahwa tujuan tim menjadi hal penting dan tidak berfokus pada tujuan individual lagi.

  • Tahap Penunjukan Kerja

Pada tahap ini dapat dilihat dengan keadaan tim yang lebih terorganisir, sehingga lebih menekankan pada pemecahan masalah dan pencapaian tujuan bersama.

  • Tahap Pembubaran

Pada tahap ini merupakan tahap akhir yang tidak berhubungan dengan pelaksanaan tugas tetapi masih dalam berkaitan dengan rangkaian kegiatan kerja sama tim.

Dalam pelaksanaan kerja sama tim, tentu saja terdapat aspek-aspek tertentu yakni:

  • Proses bertukar informasi, yakni saling memberi informasi terkait rencana program kerja, tujuan organisasi, hingga informasi mengenai tujuan organisasi.
  • Pemecahan masalah, yakni proses dimana saling membantu untuk memecahkan masalah. Pelaksanaannya meliputi kegiatan: cara mengatasi kesulitan, cara menyelesaikan tugas, cara meningkatkan hasil, cara meningkatkan keahlian, cara mengembangkan kebersamaan, cara mengembangkan kreativitas, dan cara mengembangkan kerja sama.
  • Pelaksanaan Tugas, yakni upaya dalam meningkatkan produktivitas dengan melakukan hal-hal baru, melaksanakan tugas tambahan, dan pencapaian hasil.

Kinerja sebuah tim atau organisasi sangat bergantung pada tingkat kekompakan atau kerja sama timnya. Kekompakan tersebut berkaitan dengan tiga fungsi utama, yakni:

  • Mencapai tujuan (baik secara individu atau tim)
  • Mendapatkan status dan memenuhi kebutuhan afiliasi sosial
  • Mendapatkan dukungan emosional (selama krisis dalam tim)

Menurut Sarwono (1997), supaya kerja sama tim dapat berhasil secara baik, maka memerlukan beberapa hal berikut:

  • Penyesuaian mengenai pemahaman tujuan tim dan pembagian tugas terhadap masing-masing anggotanya
  • Ketersediaan untuk mengutus wewenangnya dan mempercayakan kepada anggota lain dalam melaksanakan tugas
  • Ketersediaan untuk mengalah dan menerima umpan balik dari sesama anggota tim mengenai pelaksanaan tugasnya, dan memberikan pandangan atau pendapatnya terkait pelaksanaan tugas anggota lain secara terus terang
  • Kemampuan dalam menyampaikan pandangan, saran, pendapat, dan kritik secara objektif dan sopan sehingga dapat diterima secara baik.
  • Ketersediaan untuk memperbaiki diri berdasarkan kritik atau umpan balik tersebut
  • Rasa solidaritas kelompok, yakni mengutamakan kepentingan kelompok dan bersedia membantu anggota tim demi tujuan bersama
  • Tanggung jawab kelompok, yakni bersedia untuk bekerja secara optimal dan menanggung risiko apabila terjadi kesalahan. Selain itu, juga tidak saling menyalahkan atas adanya kegagalan yang mungkin terjadi.
  • Pemantauan proses kerja sama dilakukan secara berkala dan membandingkan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

 

JENIS TIM

1.Tim Formal dan Informal

Sebuah tim (team) didefinisikan sebagai interaksi antara dua orang atau lebih yang masing-masing pihak saling memberi pengaruh kepada pihak lain untuk bersama-sama mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam sebuah kegiatan bisnis, kemudian dikenal dengan tim kerja, yaitu suatu proses orang-orang yang berada dalam suatu komunitas kerja yang secara aktif bekerja bersama untuk mencapai tujuan perusahaan. 

Tim formal adalah tim yang dibentuk secara khusus oleh manajer dengan beban tanggung jawab atau beban tertentu untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. Tim formal ini dapat dibedakan menjadi, yaitu:

  • Tim komando merupakan sebuah tim yang terdiri atas seseorang manajer beserta beberapa bawahan yang melapor langsung kepada manajer tersebut.
  • Komite merupakan tim formal organisasi yang rekatif permanen untuk menjalankan tugas-tugas khusus organisasi.
  • Gugus tugas/tim proyek adalah tim formal organisasi yang terbatas masa kerjanya untuk menjalankan sebuah proyek khusus organanisasi.

 

Tim informal, yaitu interaksi rutin antara dua orang atau lebih yang bersifat spontan (setiap anggota berhak untuk keluar dan masuk kedalam tim secara sukarela). Keberadaan tim informal adalah di luar struktur formal organisasi.

Ada empat fungsi utama tim informal.

  • Pertama, tim informal bertugas untuk memlihara serta memperkuat norma kelompok.
  • Kedua, tim informal bertugas untuk memberikan kepuasan social, status, serta perasaan aman kepada anggotanya.
  • Ketiga, tim informal bertugas untuk membantu para anggota dalam berkomunikasi atau menyuarakan aspirasi kepada manajemen.
  • Keempat, tim informal membantu dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi para anggotanya. 


Daftar Pustaka

Manfaat Kerja Sama dalam Tim, Meningkatkan Produktivitas Bersama

https://www.bola.com/ragam/read/5046162/manfaat-kerja-sama-dalam-tim-meningkatkan-produktivitas-bersama?page=2

Manfaat Kerja Sama: Bentuk, Faktor, dan Kerja Sama Tim

https://www.gramedia.com/literasi/manfaat-kerja-sama/

 Kerja Tim (Formal dan Informal)

https://www.coursehero.com/file/96253874/Ferdi-Setiyawan-31475-MP-E1-Tugas-9doc/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar