ROMA WIBERO (@N04-ROMA)
KEPRIBADIAN
MENARIK DALAM ISLAM
Menjadi pribadi yang Islami merupakan suatu hal yang sangat
diperhatikan dalam agama Islam. Hal ini karena Islam itu tidak hanya ajaran
normatif yang hanya diyakini dan dipahami tanpa diwujudkan dalam kehidupan
nyata, tapi Islam memadukan dua hal antara keyakinan dan aplikasi, antara norma
dan perbuatan , antara keimanan dan amal saleh. Oleh sebab itulah ajaran yang
diyakini dalam Islam harus tercermin dalam setiap tingkah laku, perbuatan dan
sikap pribadi-pribadi muslim.
Memang, setiap jiwa yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Tapi
bukan berarti kesucian dari lahir itu meniadakan upaya untuk membangun dan
menjaganya, justru karena telah diawali dengan fitrah itulah, jiwa tersebut
harus dijaga dan dirawat kesuciannya dan selanjutnya dibangun agar menjadi pribadi
yang islami.
Ruang Lingkung Kepribadian Islami
Sisi yang harus dibangun pada pribadi muslim adalah sebagai
berikut:
Ruhiyah (Ma’nawiyah)
Aspek ruhiyah adalah aspek yang harus mendapatkan perhatian khusus
oleh setiap muslim. Sebab ruhiyah menjadi motor utama sisi lainnya, hal ini
bisa kita simak dalam firman Allah SWT di Surat Asy-Syams : 7-10
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh sangat
beruntung orang yang mensucikannya dan sungguh merugilah orang yang
mengotorinya,” (QS. Asy Syams: 7-10).
Dan dalam surat Al Hadid ayat 16:
“Belumkah datang waktunya untuk orang-orang yang beriman untuk
tunduk hati mereka berdzikir kepada Allah dan kepada kebenaran yang telah turun
kepada mereka dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah
diturunkan Alkitab di dalamnya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka lalu hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan di antara mereka adalah
orang-orang yang fasik ” QS. Al-Hadid:16).
Ayat-ayat di atas memberikan pelajaran kepada kita akan pentingnya
untuk senantiasa menjaga ruhiyah, kerugian yang besar bagi orang yang
mengotorinya dan peringatan keras agar kita meninggalkan amalan yang bisa
mengeraskan hati. Bahkan tarbiyah ruhiyah adalah dasar dari seluruh bentuk
tarbiyah, menjadi pendorong untuk beramal saleh dan dia juga memperkokoh jiwa
manusia dalam menyikapi berbagai problematika kehidupan.
Fikriyah (‘Aqliyah)
Kepribadian Islami juga ditentukan oleh sejauh mana kokoh dan
tidaknya aspek fikriyah. Kejernihan fikrah, kekuatan akal seseorang akan
memunculkan amalan, kreativitas dan akan lebih dirasa daya manfaat seseorang
untuk orang lain. Fikrah yang dimaksud meliputi:
a. Wawasan keislaman. Sebagai seorang
muslim menjadi keniscayaan bagi dia untuk memperluas wawasan keislaman. Sebab
dengan wawasan keislaman akan memperkokoh keyakinan keimanan dan daya manfaat
diri untuk orang lain.
b. Pola pikir islami. Pola pikir
islami juga harus dibangun dalam diri seorang muslim. Semua alur berpikir
seorang muslim harus mengarah dan bersumber pada satu sumber yaitu kebenaran
dari Allah swt. Islam sangat menghargai kerja pikir ummatnya. Di dalam
al-Qur’an pun sering kita jumpai ayat ayat yang menganjurkan untuk berpikir: “afala ta’qiluun, afala tatafakkaruun, la’allakum ta’qiluun,
la’allakum tadzakkaruun,”
c. Disiplin (tepat) dan tetap (tsabat) dalam berislam. Sungguh kehidupan
ini tidak terlepas dari ujian, rintangan dan tantangan serta hambatan. Ujian
tersebut tidak akan berakhir sebelum nafasnya berakhir. Oleh sebab itulah untuk
menghadapinya perlu tsabat dalam berpegang pada syariat Allah swt.
Ada sedikitnya tiga alasan kenapa seorang harus beramal:
Ada sedikitnya tiga alasan kenapa seorang harus beramal:
1. Kewajiban diri pribadi.
2. Kewajiban terhadap keluarga.
3. Kewajiban
terhadap dakwah.
DAFTAR PUSAKA
Alwisol.(2010). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Cloninger, S.
(2009).Theories of Personality Understanding Persons. New Jersey: Pearson
Prentice Hall. Desmita.(2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Desmita.(2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Dewanggi, M.,Hastuti, D.,Hernawati, N. (2012). Pengasuhan
Orang Tua Dan Kemandirian Anak Usia 3-5 Tahun Berdasarkan Gender Di Kampung
Adat Urug. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol. 5 No. 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar