Lestarii Febriina Tanjung
@E19-Lestari, @ProyekA01
A.Mengenal
Identitas Diri
Sebagai sebuah konstruk,identitas
diri sangatlah rumit.setiap teoritisi dengan paradigma masing-masing memberikan
pandangan yang berbeda satu sama lain. Terdapat 4 potensi manusiawi yang perlu
dipelihara dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya yaitu :
*potensi fisik badaniah
*potensi mental intelektual
*potensi mental spiritual
*potensi social emosional
Untuk
mendapatkan,memelihara dan meningkatkan kinerjanya,perlu mengenalinya secara
lebih mendalam potensi diri. Meningkatkan dan mengembangkan potensi diri
satu-satunya jalan yang tercepat adalah melalui proses pembelajaran clearning.
Adapun kajian tentang cara atas sebagai suatu proses fundamental yang
mendasariperubahan perilaku.
Pembelajaran didefinisikan sebagai
proses dimana terjadi perubahan perilaku relative abadi sebagai suatu hasil
praktek. Yang dimaksud dengan relative abadi adalah bahwa perubahan tersebut
sedikit lebih permanen. Sebagai hasil praktek dimaksudkan mencakup pelatihan
formal maupun pengalaman yang tak terkendali. Terdapat 3 tipe pembelajaran yang
saling terkait yaitu :
*tipe pembelajaran atas dasar konsep
peransang
*tipe pembelajaran atas dasar konsep
stimulus
*tipe pembelajaran atas dasar konsep
penguat (reinforcet)
Dalam
mengantisipasi tipe-tipe pembelajaran tersebut setiap individu menghadapinya
dengan memanfaatkan gaya belajarnya masing-masing.
Secara garis
besar,gaya belajar tersebut dapat dibagi kedalam 4 kategori yaitu :
*belajar dari pengalaman nyata (concrete
experience)
*belajar dari observasi reflektif
(reflective observation)
*belajar melalui percobaan (active
experimentation)
*belajar dengan konsepsualisasi abstrak
(abstractconceptualization)
B.Faktor
yang Mempengaruhi Diri Sendiri
Selain dipengaruhi dari gaya belajar
dalam beberapa aspek. Identitas diri juga dipengaruhi oleh beberapa factor
antara lain:
1.Perkembangan para remaja
Menurut Erikson (1959) proses
identitas diri sudah berlangsung sejak anak mengembangkan kebutuhan akan arasa
percaya (trust), otonomi diri (autonomy), rasa mampu berinisiatif (initiative),
dan rasa mampu menghasilkan kontribusi kepada pembentukan diri sendiri.
2.Pengaruh Keluarga
Keluarga yang mempunyai polaasuh
yang berbeda akan mempengaruhi proses pembentukan identitas diri remaja secara
berbeda pula. Contohnya keluarga yang menerapkan pola asuh otoriter yang mana
orang tua mengontrol setiap perilaku anaknya tanpa memberikan mereka kesempatan
untuk mengekspresikan opini dari perasaannya akan identitas diri yang mengarah
pada bentuk foreclosure. Sebaliknya orang tua yang permissive hanya menyediakan
sedikit pengarahan kepada anaknya,akan mengembangkan identitas diri yang
mengarahkan pada bentuk diffuse (santrock 19998)
3.Pengaruh individuasidan connectedness
cooper,dkk (1999)
Pengaruh individuasi menyatakan
bahwa atmosfer hubungan keluarga akan membantu pembentukan identitas dan remaja
dengan meransang individualitas dan ketertarikan satu sama lain
(connectedness).
Individualitas
menyangkut kemampuan individu dalam mengemukakan pendapatnya,perasaan bahwa
dirinya berbeda dengan orang lain. Sedangkan connectedness berkaitan dengan
kebersamaan sensitivitas,keterbukaan terhadap kritik dan aspek terhadap
pendapat orang lain.
C.Tahap
Pembentukan Identitas Diri
Tiga tahapan pembentukan identitas
diri menurut olson (1984) antara lain :
1.Identity Crisis
Tahap ini sering disebut sebagai
periode transisi yang ditandai dengan kebingunan,mencoba-coba
(bereksperimen)dan penuh dengan muatan emosi. Tahap ini terjadi ketika seseorang
melihat dirinya tidak lagi sesuai dengan perubahan kondisi yang terjadi di
dalam kehidupannya. Tahap ini terjadi secara normal selama masa remaja atau
pada usia tengah baya.
2.Identity diffusion
Tahap ini terjadi jika seseorang
gagal menyesuaikan diri dengan harapan dan tuntunan masyarakat. Individu
tersebut tidak dapat mengembangkan dan mempertahankan persepsi mengenai dirinya
sendiri dan memberikan cara-cara respon yang terkait.
3.Identification
Identifikasi sendiri adalah suatu
proses dimana individu mengedintifikasi dirinya dengan sesuatu. Seseorang atau
institusi dan berpikir,merasa,serta bertingkah laku secara konsisten sesuai
dengan gambaran mental dan model tersebut.
Tujuan dari
proses ini adalah untuk melindungi individu dari ancaman devoluasi diri dan
untuk meningkatkan harga diri individu tersebut.
D.Diri dan
Identitas Sosial
~identitas
sosial :bagaimana kita mengonseptual dan mengevolusi diri sendiri (deux 1993)
~identitas
sosial :defenisi seseorang tentang siapa dirinya termasuk di dalamnya atribut
pribadi dan atribut yang dibaginya dengan orang lain (baron dan byine 2003)
~identitas
sosial :mengacu pada tata cara dimana individu dan kolektif dibedakan di dalam
hubungan sosial mereka dengan individu lain atau kolektif
~Hagg dan
Vaughan (2002) menyatakan bahwa identitas sosial adalah konsep dan individu
yang diperoleh dari persepsi keanggotaannya pada kelompok sosial
Terdapat dua komponen identitas sosial yaitu :
*kepercayaan dalam memiliki kelompok
*pentingnya keanggotaan kelompok pada diri
sendiri
~menurut
Jacobson (2003) teori identitas sosial focus terhadap individu dalam
mempersepsikan dan menggolongkan diri mereka berdasarkan identitas personal dan
sosial mereka
E.Komponen
Teori Identitas Sosial
*kategori sosial merupakan system yang
membantu kea rah menciptakan dan menggambarkan individu dalam suatu masyarakat
*identifikasi digunakan untuk proses
kategorisasi dengan identifikasi,individu akan tahu bagaimana posisinya dalam
suatu komunitas.
*perbandingannya dalam teori identitas
sosial perbandingan menjadi suatu tolak ukur d am menentukan identitas sosial.
F.Pribadi
yang Berkembang dan Berjiwa Kepemimpinan
Potensi mental spiritual dan sosial
emosional senantiasa berkembang atau dapat dikembangkan. Karenanya semakin
berumur seseorang biasa semakin meningkat pribadinya.
Tipe
kepribadian seseorang berbeda dengan orang lain adalahmerupakan hal yang wajar.
DR.Peter Tyner membagi kepribadian menjadi 7 tipe kepribadian :
*tipe A =ambisius
*tipe B =tenang
*tipe C =cemas
*tipe D =tidak ambil peduli
*tipe E =pencuriga
*tipe F =dependen
*tipe G =formal
Di era
globalisasi kini dan masa depan,dituntut kepemimpinan modern yang lebih
demokratis,lebih terbuka,lebih rasional,lebih terdesentralisasi yang
memungkinkan terwujudnya manajemen modern yang efektif dan efesien.
Gaya kepemimpinan seseorang berbeda-beda
dengan yang lain selaras dengan paradigmanya masing-masing. Seseorang mungkin
lebih demokratis sedangkan yang lainnya lebih autokratis atau mungkin gaya
misionaris .
Ciri-ciri
pemimpin yang berprinsip maju yaitu :
a.terus
menerus belajar dari pengalamn
b.berorientasi
pada pelayanan
c.memancarkan
energi positif
d.mempercayai
orang lain
e.hidup
seimbang
f.melihat
hidup sebgai petualang
g.sinergistik
h.berlatih
terus untuk memperbaharui diri
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.dewaweb.com>keterlibatan-pelanggan-jiwa-pemimpin.html
https://qoechil.wordpress.com>identitas-diri-remaja-media//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar