Mengambil Resiko
Resiko adalah bilamana waktu yang
akan datang (future) tidak diketahui ( unknown ). Jadi dengan perkataan lain
resiko itu ada bila ketidakpastian. Resiko bisa disebut juga keputusan yang
harus kita ambil dan harus di pertanggung jawabkan.
Contoh mengambil
resiko dalam kehidupan sehari-hari :
Contoh
mengambil resiko dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti mengambil keputusan
dalam keputusan dalam menentukan jurusan kuliah, mengambil keputusan dalam
menentukan pemim[in negeri ini ( presiden ), Dan lain-lain. Semua keputusan
yang kita ambil pasti memiliki resiko. Contohnya seperti saya mengambil jurusan
teknik industry di universitas mercu buana pasti memiliki resiko dan tanggung
jawab yang harus saya jalani dan patuhi.
Agar berani mengambil
risiko, paling tidak seseorang mesti memiliki beberapa hal:
Pertama, berbaik
sangka kepada Allah
Meyakini adanya takdir buruk yang datang dari Allah adalah
bagian dari keimanan. Takdir buruk terjadi atas izin Allah dan ada yang
benar-benar menjadi cobaan maupun pelajaran bagi manusia. Namun, ada juga
takdir buruk yang justru terjadi karena keteledoran manusia.
Bagi siapapun yang ingin menggapai impiannya, jika dia
berani berikhtiar, maka dia mesti yakin bahwa ikhtiarnya benar-benar berada
dalam naungan Allah, berada dalam ridha Allah. Keberanian untuk menerima hasil
dengan segala macam risiko yang ditimbulkannya termasuk berbaik sangka kepada
Allah. Nah, jika apa yang dia dapatkan kelak adalah satu di antara takdir Allah
Yang Maha Kuasa di atas segalanya, lantas alasan apalagi yang membuatnya tidak
semangat?
Kedua, yakin bahwa
kesuksesan punya proses
Hampir tak ada kejadian yang tidak melalui proses. Orang
hidup saja melalui proses. Dilahirkan dan begitu seterusnya. Begitu juga orang
mati, dia mesti melalui sakaratul maut. Dan begitu seterusnya. Dalam konteks
yang lain, hampir tak ada yang mendapatkan kesuksesan tanpa usaha serta tantangan
yang bergulat di dalamnya.
Dengan demikian, jika seseorang ingin meraih impian atau
menggapai kesuksesan, maka dia mesti melalui proses atau langkah-langkahnya.
Dia harus percaya bahwa menggapai kesuksesan itu pasti melalui langkah-langkah.
Selain itu, kesuksesan juga butuh waktu pencapaian. Kesuksesan tidak didapatkan
seketika saja, dia butuh waktu yang kadang tak sedikit. Jika langkah-langkah
yang sudah tersusun mengalami kendala pencapaian, maka itu pertanda impian
tersebut butuh langkah-langkah baru yang lebih kreatif dan fleksibel.
Ketiga, percaya bahwa
semuanya berisiko
Memiliki impian itu gratis, tapi menjadikannya sebagai sesuatu
yang nyata atau mewujudkannya butuh kerja keras dan berisiko tinggi. Satu hal
yang mesti dimiliki adalah berani mengambil sekaligus menerima risiko. Mengapa?
Karena tidak ada yang diperoleh dalam hidup ini yang tidak berisiko. Risiko
membangun bisnis adalah bangkrut atau rugi, risiko menjadi penulis adalah
ditolak penerbit, risiko menjadi aktivis literasi ditinggal pembaca, risiko
menjadi pemimpin adalah dihina, risiko menjadi pembalap adalah tabrakan, risiko
menjadi orang kaya adalah kemiskinan, risiko menjadi orang jujur adalah
pengasingan. Begitu seterusnya. Dengan adanya kesadaran bahwa semuanya
berisiko, seseorang akan matang secara psikologis. Di samping itu, dia juga
akan berusaha sejak dini untuk mencari solusi dari kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi ke depan. Dengan adanya risiko, seseorang menjadi antisipatif dalam
melakoni kehidupannya.
Keempat, percaya diri
atas hasil usaha
Orang sukses adalah dia yang siap menerima hasil akhir dari
usaha maksimalnya. Apapun impiannya, jika perwujudannya dilalui dengan
langkah-langkah terbaik dan dilalui dengan sungguh-sungguh, apapun hasilnya,
itu adalah keberhasilan. Dia sangat percaya bahwa apa yang sudah dilaluinya
adalah satu perjuangan yang tak sia-sia. Dia sangat yakin akan mendapatkan
hasil terbaik. Dia percaya bahwa apa yang diperolehnya adalah hasil usaha dan
pembuktian dari keringatnya sendiri. Dia bangga dengan hasil apapun yang dia
dapatkan dari usahanya.
Kelima, percaya akan
peluang
Orang sukses selalu meyakini bahwa satu jalan tempuh yang
sudah dicoba dan menghasilkan sesuatu yang belum memuaskan bukanlah hasil akhir
yang sesungguhnya. Itu justru pertanda bahwa dia mesti menata kembali
langkah-langkah sebelumnya, atau jika tidak, dia mesti mencari jalan atau
langkah-langkah baru yang lebih jitu. Sebab dia yakin bahwa peluang itu selalu
terbukan bagi siapapun yang menginginkan kesuksesan.
Daftar Pustaka
-
Kadir, Syamsudin. 2012. Berani Mengambil Resiko.
Indonesia: Wordpress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar