Wirausaha sering
dikenal sebagai orang yang mampu membuka usahanya sendiri dan menciptakan
lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menurut KBBI, wirausahawan merupakan orang
yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam
berproduksi, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya, serta memasarkanya. Seorang wirausaha harus mampu menciptkan
sesuatu yang berbeda dan mampu menangkap peluang yang ada.
Resiko bagi para
wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih kesuksesan tetapi
dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai hal-hal
yang menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Pengambilan
resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha selalu ingin
berhasil menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah
karena bagi mereka tidak ada tantangan.
Dalam pengambilan
resiko para wirausaha selalu memperhitungkan matang-matang keputusan yang akan
diambil. Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Semakin
besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam
mempengaruhi hasil dan keputusan, serta semakin siap pula mencoba apa yang
menurut orang lain penuh dengan resiko.
Yang membedakan
seorang wirausaha dengan yang lainnya adalah kesiapan dalam pengambilan resiko.
Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan nyaman dengan
tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih rendah.
Berbeda dengan wirausaha, resiko dijadikan sebagai tantangan untuk
mencapai kesuksesan, bukan suatu hambatan yang menjadikan kita gagal.[1]
Anak muda sering
dikatakan selalu menyenangi tantangan. Mereka tidak takut mati. Inilah salah
satu faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang penuh dengan resiko
dan tantangan, seperti balap motor di jalan raya, balap mobil milik orang
tuanya. Tetapi, contoh-contoh tersebut dalam arti negatif. Olahraga beresiko
yang positif ialah panjat tebing, mendaki gunung, arum jeram karate atau olah
raga bela diri dan sebagainya.
Ciri-ciri dan watak
seperti ini dibawa ke dalam wirausaha yang juga penuh resiko dan tantangan,
seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Namun
semua tantangan ini harus dilakukan dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan
sudah matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah
terus dengan tidak lupa berlindung kepada-Nya.
B. Berani mengambil
resiko
Risiko itu ada
bilamana waktu yang akan datang (future) tidak diketahui (uknown).
Jadi, dengan perkataan lain resiko itu ada bila ada ketidakpastian (uncertainty).
Berhubungan akibat daripada resiko itu sangat tidak kita kehendaki, maka setiap
orang akan bertindak sebgai risk manager, bukan karena dipilih
tetapi karena terpaksa. Berhubung resiko itu banyak ragamnya, dalam tahap ini
akan dibahas terutama resiko yang dihadapi oleh business firm dan
selanjutnya resiko yang dihadapi oleh keluarga. Beberapa jenis resiko:
1. Objective risk : ialah
resiko yang terjadi secara alami (nature) yang sama bagi semua orang dan
cara mengatasinya pun sama.
2. Subjective
risk : adalah
resiko yang diperkirakan akan terjadi oleh setiap orang sebagai akibat objective
risk.
3. Uncertainty : adalah
kesadaran orang akan adanya resiko dalam situasi tertentu, tetapi sulit untuk
memperkirakan mana dari sekian akibat atau hasil yang akan terjadi. Tidak
seperti halnya kemungkinan, ketidakpastian ini tidak dapat diukur dengan alat
apa pun yang dapat diterima.
Reaksi terhadap
resiko; adalah reaksi seseorang atau tindakan seorang dalam situasi yang tidak
pasti. Reaksi ini antara lain disebabkan karena ketidakpastian ini. Reaksi
orang terhadap resiko tidak sama, tergantung pada hal yang berikut:
a. Jenis kelamin
b. Pendidikan
c. Umur
d. Intelegensi
e. Kondisi ekonomi
Kerugian potensial
dalam sistem yang mengandung resiko dapat digolongkan ke dalam bidang:
ekonomil, sosial, politik dan psikologi, fisik, legal atau kombinasi dari
semuanya. Three Classes of Economic Risk:
1. Pure speculative risk (A. H. Mowbray)
Pure risk terjadi bila
kemungkinan rugi ada tetapi kemungkinan yang menguntungkan tidak ada. Contoh:
kecelakaan pada mobil
Speculative risk, timbul bila
kesempatan adanya rugi maupun untung (gain) sama-sama ada. Contoh: dalam
ekspansi perusahaan.
2. static or dynamic risk (A. H. Willet)
static risk, selalu dihubungkan
dengan kerugian yang disebabkan irregular actionkarena peristiwa
alam atau karena kesalahan dari human being (manusia). Statistic
losses, biasanya menyebabkan kerugian pada masyarakat dalam periode
tertentu dan pengaruhnya terhadap individual selalu berupa pure risk.
Dinamic risk, biasanya dihubungkan
dengan perubahan kehendak manusia. Contoh: umpamanya ada perkembangan machinery dan
organisasi.
3. Fundamental or
particular risk (C. A. Kulp)
Fundamental risk, adalah resiko yang
dihubungkan dengan adanya uncertainty, ketidakcermatan, bencana
alam. Particular risk, adalah resiko yang sifatnya personal yang
kadang-kadang dapat dicegah, seperti kehilangan pekerjaan. Sedangkan fundamental
risk.
Risk managemen procces terdiri dari
lima langkah sebagai berikut:
1. Harus adanya pembinaan
prosedur dan komunikasi dalam organisasi secara baik, supaya dapat menyusun
serta menemukan kemungkinan adanya resiko yang akan terjadi.
2. Selalu melakukan identifikasi
pada risk. Pengukuran kerugian ini mencakup:
a. Penetapan probilitas
pada kerubian yang akan terjadi
b. Penetapan pengaruh
terhadap aspej fiansial
c. Kemampuan
memperkirakan (predicting)
3. Pengambilan keputusan
(decision maker), keputusan mana yang diangga paling baik dan paling
tepat untuk mengatasi masalah, dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
a. Avoiding the risk
b. Reducng the loss
c. Transfering the risk
d. Retaining the risk
internally (risk retention)
4. Implementasi daripada
metode yang sudah dipilih
5. Evalusi terhadap
keputusan yang telah diambil.
Kemauan dan kemampuan
untuk mengambil resiko menempatkan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan.
Wirausaha yang tidak mau megambil resiko akan sukar memulai atau berinisiatif.
Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung resiko
ialah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang
baik.” Wirausaha ialah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih
menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan ketimbang usaha yang kurang
menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai resiko yang terlalu rendah
atau yang terlalu tinggi. Wirausaha akan menyukai resiko yang paling seimbang
(moderat). Dengan demikian, keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi
nilai kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan
realistik.
Bahwa pengambil resiko
berkaitan dengan kepercayaan diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan
seorang kepada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan orang tersebut akan
kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dan keputusan. Dan semakin besar pula
kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai resiko.
Oleh sebab itu, pengambil resiko ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan
kreatif yang merupakan bagian terpenting dari perilaku kewirausahaan.
Dalam perusahaan
besar, manajemen senior biasanya mengambil keputusan data dan dokumentasi
perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan dan anjungan komite. Informasi
ini, biasanya telah dihimpun dengan cara yang baku, sesuai dengan teknik-teknik
pemecahan persoalan. Sebuah persoalan utama dapat dibagi-bagi sehingga sebagian
daripadanya dapat dipecahkan dengan segera. Biasanya karena ada kebutuhan
mendesak yang hasilnya cukup pasti. Biasanya keputusan dicapai melalui prosedur
tetap, yang dimengerti dengan baik oleh manajemen, dan mungjin ini hasil
musyawarah karena banyak orang yang bersedia memikul tanggung jawab pribadi
atas keputusan tadi
C. Mengambil Risiko dalam Peluang Usaha
Seorang wirausahawan
adalah penentu risiko dan bukan penanggung risiko. Ducker mengatakan bahwa
ketika wirausawan menetapkan sebuah keputusan, sudah memahami secara sadar
risiko yanga bakal di hadapinya. Selanjutnya wirausaha tersebut akan
memperkecil risiko - risiko itu. Dalam hal ini,penerapan inovasi dalam usaha
merupakan usaha yang kreatif untuk memperkecil kemungkinan terjadinya risiko.
Dalam berwirausaha praktiknya penuh risiko. seperti adanya persaingan, harga
turun naik, barang tidak laku dijual,serta adanya resesi dan inflasi. Namun
semua risiko tersebut dengan membuat keputusan dari segala macam segi, serta
tidak lupa berlindung dan memohon pertulungan dari Tuhan Yang Maha Esa.
D. Pengambilan Resiko
Karakretistik Entrepreuner
Ada tujuh ciri-ciri
seorag wirausahawan menurut Meredith ( 1996 ) adalah harus memiliki percaya
diri, berorientasikan tugas dan hasil, pengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan,
berorientasi ke masa depan, jujur dan tekun. Sementara menurut Kuratko dan
Hodgetts menyebutkan ada sembilan karakteristik dari entrepreneur, yaitu:
1. Entrepreneur adalah
pelaku
2. Entrepreneur itu
dilahirkan, bukan di buat atau diciptakan
3. Entrepreneur selalu
menjadi penemu atau pencipta sesuatu
4. Entrepreneur adalah
akademis
5. Entrepreneur harus
memenuhi the profile
6. Kebutuhan entrepreneur
adalah keberuntungan
7. Ketidak tahuan
merupakan keberuntungan bagi entepreniur
8. Entrepreneur
menginginkan keberhasilan dan pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup
tinggi
9. Entrepreneur adalah
seorang pengambil resiko
Wirausaha sukses harus
cermat dalam mengkalkulasi resiko, Kecermatan, ketelitian, kehati-hatian
merupakan suatu sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Penggabungan
dari ketiga sifat diatas memberi dampak yang positif untuk kemajuan usaha
dimasa datang. Seorang wirausaha harus bisa mengkalkulasikan hal-hal yang
menghambat pada kemajuan usahanya, meskipun hal yang peling kecil sekalipun. Ia
tidak boleh ceroboh dalam mengambil sikap maupun mengambil suatu keputusan,
apalagi dianggap sepeleh, karena itu semua juga akan menghambat perkembangan
bisnis dan juga harus tetap mengontrol emosi.
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Resiko bagi para
wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih kesuksesan tetapi
dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyuka
ihal-hal yang menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan mengambil resiko
yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha
selalu ingin berhasil mereka menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari
resiko yang lebih rendah karena bagi mereka tidak ada tantangan. Beberapa
jenis resiko: Objective risk, Subjective
risk, Uncertainty. dan Risk managemen procces terdiri
dari lima langkah sebagai berikut: Harus adanya pembinaan prosedur dan
komunikasi dalam organisasi secara baik, Selalu melakukan identifikasi pada risk,
Pengambilan keputusan (decision maker), Implementasi daripada
metode yang sudah dipilih dan Evalusi terhadap keputusan yang telah diambil.
“seorang wirausaha
yang berani menanggung resiko ialah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan
memenangkan dengan cara yang baik.”
B. Penutup
Di
bawah genggaman kuasa Allah swt. dan limpahan nikmat Nya yang tak
terhingga, para penulis memanjatkan puji
dan syukur dari lubuk jiwa ke hadirat Allah swt. yang
telah memberi anugerah terindah kepada para penulis,
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan
judul “PENGAMBILAN RESIKO” tepat sebelum tiba waktu yang ditentukan.
Para penulis tentunya
sudah berusaha maksimal dalam memanfaatkan waktu untuk menuangkan
segala pikiran dan pengetahuan ke dalam makalah ini. Para penulis tidak lupa
memohon ampun kepada Allah swt. atas kesalahan-kesalahan kami dalam
penulisan makalah ini. Dan tentunya, kritik dan saran sangat penulis harapkan,
guna perbaikan di masa mendatang. Dan harapan para penulis,
semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi para penulis,
teman-teman, masyarakat, dan semua pihak yang membacamakalah ini. Amien
Ya Rabbal ‘Alamin...
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Bukhari a, Kewirausahaan , Bandung; Alfabeta,
2011
Shihab, Quraish , Tafsir al-Misbah Volume I, Jakarta:
Lentera Hati, 2002
Suryana, Alm dan Bayu, Kartib, Kewirausahaan
pendekatan karakteristik wiraisahawan sukses Jakarta: kencana, 2010
Yunus, Muh. Islam dan Kewirausahaan Inovatif, UIN
Malang Pers; Malang, 2008
http://menjadi-wirausaha.blogspot.com/2010/08/mengambil-risiko-dalam-peluang-usaha.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar