Laman

Sabtu, 12 November 2016

Mengambil Resiko



Jika anda ingin hidup, itu berarti anda harus berani mengambil resiko, Sebab hidup adalah sebuah tantangan yang penuh dengan resiko. Saya pernah mendapatkan sebuah pertanyaan, yaitu bagaimana cara terbaik untuk menghindari resiko ? Lalu saya menjawab, cara terbaik untuk menghindari resiko adalah dengan tidak melakukan apa - apa, tidak menjadi apa - apa, dan tidak memikirkan apa - apa, atau cara yang menurut saya merupakan cara yang sangat terbaik untuk menghindari resiko adalah dengan tidak hidup di dunia ini.


Kehidupan adalah sebuah resiko, jika anda ingin hidup yang lebih baik, maka anda harus berani mengambil resiko, jika anda ingin sukses anda harus berani mengambil resiko, jika anda ingin melihat hidup anda yang penuh dengan kesuksesan, maka, anda juga harus berani melihat resiko yang mungkin terjadi dalam perjalanan menuju kesuksesan anda, sebab itu anda harus mengerti bahwa di dalam hidup ini tidak akan pernah ada tempat dan aktivitas yang bebas resiko. Karena hidup adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi, maka hadapilah dengan penuh keberanian diri.

Orang yang ingin sukses harus berani mengambil kesempatan dan peluang, dan jika anda ingin mengambil kesempatan, maka anda juga harus berani mengambil resiko, namun kenyataannya saat ini banyak orang terlalu takut untuk mengambil kesempatan besar, karena takut jika mereka akan menanggung resiko yang besar yang mungkin resiko itu akan membuat mereka gagal dan hancur. Namun rasa takut itulah yang membuat banyak orang tidak berani mencoba dan akhirnya kehilangan kesempatan besar yang mungkin akan membuat hidup mereka berubah, tetapi rasa takut membuat mereka tidak berani mencoba. Rasa takut dan tidak berani mencoba itulah yang merupakan kesalahan terbesar seorang manusia


Agar berani mengambil risiko, paling tidak seseorang mesti memiliki beberapa hal:

Pertama, berbaik sangka kepada Allah
Meyakini adanya takdir buruk yang datang dari Allah adalah bagian dari keimanan. Takdir buruk terjadi atas izin Allah dan ada yang benar-benar menjadi cobaan maupun pelajaran bagi manusia. Namun, ada juga takdir buruk yang justru terjadi karena keteledoran manusia.
Bagi siapapun yang ingin menggapai impiannya, jika dia berani berikhtiar, maka dia mesti yakin bahwa ikhtiarnya benar-benar berada dalam naungan Allah, berada dalam ridha Allah. Keberanian untuk menerima hasil dengan segala macam risiko yang ditimbulkannya termasuk berbaik sangka kepada Allah. Nah, jika apa yang dia dapatkan kelak adalah satu di antara takdir Allah Yang Maha Kuasa di atas segalanya, lantas alasan apalagi yang membuatnya tidak semangat?

Kedua, yakin bahwa kesuksesan punya proses
Hampir tak ada kejadian yang tidak melalui proses. Orang hidup saja melalui proses. Dilahirkan dan begitu seterusnya. Begitu juga orang mati, dia mesti melalui sakaratul maut. Dan begitu seterusnya. Dalam konteks yang lain, hampir tak ada yang mendapatkan kesuksesan tanpa usaha serta tantangan yang bergulat di dalamnya.
Dengan demikian, jika seseorang ingin meraih impian atau menggapai kesuksesan, maka dia mesti melalui proses atau langkah-langkahnya. Dia harus percaya bahwa menggapai kesuksesan itu pasti melalui langkah-langkah. Selain itu, kesuksesan juga butuh waktu pencapaian. Kesuksesan tidak didapatkan seketika saja, dia butuh waktu yang kadang tak sedikit. Jika langkah-langkah yang sudah tersusun mengalami kendala pencapaian, maka itu pertanda impian tersebut butuh langkah-langkah baru yang lebih kreatif dan fleksibel.

Ketiga, percaya bahwa semuanya berisiko
Memiliki impian itu gratis, tapi menjadikannya sebagai sesuatu yang nyata atau mewujudkannya butuh kerja keras dan berisiko tinggi. Satu hal yang mesti dimiliki adalah berani mengambil sekaligus menerima risiko. Mengapa? Karena tidak ada yang diperoleh dalam hidup ini yang tidak berisiko. Risiko membangun bisnis adalah bangkrut atau rugi, risiko menjadi penulis adalah ditolak penerbit, risiko menjadi aktivis literasi ditinggal pembaca, risiko menjadi pemimpin adalah dihina, risiko menjadi pembalap adalah tabrakan, risiko menjadi orang kaya adalah kemiskinan, risiko menjadi orang jujur adalah pengasingan. Begitu seterusnya. Dengan adanya kesadaran bahwa semuanya berisiko, seseorang akan matang secara psikologis. Di samping itu, dia juga akan berusaha sejak dini untuk mencari solusi dari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ke depan. Dengan adanya risiko, seseorang menjadi antisipatif dalam melakoni kehidupannya.

Keempat, percaya diri atas hasil usaha
Orang sukses adalah dia yang siap menerima hasil akhir dari usaha maksimalnya. Apapun impiannya, jika perwujudannya dilalui dengan langkah-langkah terbaik dan dilalui dengan sungguh-sungguh, apapun hasilnya, itu adalah keberhasilan. Dia sangat percaya bahwa apa yang sudah dilaluinya adalah satu perjuangan yang tak sia-sia. Dia sangat yakin akan mendapatkan hasil terbaik. Dia percaya bahwa apa yang diperolehnya adalah hasil usaha dan pembuktian dari keringatnya sendiri. Dia bangga dengan hasil apapun yang dia dapatkan dari usahanya.

Kelima, percaya akan peluang
Orang sukses selalu meyakini bahwa satu jalan tempuh yang sudah dicoba dan menghasilkan sesuatu yang belum memuaskan bukanlah hasil akhir yang sesungguhnya. Itu justru pertanda bahwa dia mesti menata kembali langkah-langkah sebelumnya, atau jika tidak, dia mesti mencari jalan atau langkah-langkah baru yang lebih jitu. Sebab dia yakin bahwa peluang itu selalu terbukan bagi siapapun yang menginginkan kesuksesan. Bukankah Allah akan memberi pertolongan kepada mereka yang bersungguh-sungguh?
DAFTAR PUSTAKA:

Kadir, Syamsudin. 2012. Berani Mengambil Risiko. [Online]. Tersedia: https://akarsejarah.wordpress.com/2012/07/30/berani-mengambil-risiko/ [12 November 2016]

Watung, Abraham. 2011. Keberanian Mengambil Resiko. [Online]. Tersedia:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar