Pengertian Pengendalian diri. self control atau pengendalian diri merupakan kemampuan
diri dalam mengendalikan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang
individu dengan pengendalian diri yang baik dapat memahami benar konsekuensi
akibat tindakan yang akan mereka lakukan.
Pengendalian diri (self control) didefinisikan sebagai “pengaturan proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri”. Pengendalian diri merupakan keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses pengaturan fisik, psikologis dan perilaku.
Pengendalian
diri atau disebut juga kendali diri dapat pula diartikan sebagai suatu
aktivitas pengendalian tingkah laku. Pengendalian tingkah laku mengandung
makna, yaitu melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum
memutuskan sesuatu untuk bertindak. Dengan menggunakan berbagai pertimbangan
sebelum bertindak, individu tersebut mencoba untuk mengarahkan diri mereka
sesuai dengan yang mereka kehendaki. Dengan kata lain, semakin tinggi kendali
diri yang dimiliki seseorang semakin intens pengendalian terhadap tingkah laku.
Pengendalian diri dapat digunakan untuk mereduksi efek psikologis yang negatif dan sebagai upaya pencegahan. Dengan memiliki pengendalian diri, individu mampu membuat perkiraan terhadap perilaku yang hendak dilakukan sehingga individu mampu mencegah sesuatu hal yang tidak menyenangkan yang akan diterimanya kelak. Hal tersebut diperkuat dengan definisi yang menjelaskan alasan individu menggunakan kendali diri.
Menurut Thoreson dan Mahoney menjelaskan bahwa ‟demi tujuan jangka panjang, dia sengaja menghindari melakukan perilaku yang biasa dikerjakan atau yang segera memuaskannya yang tersedia secara bebas baginya, tetapi malah menggantinya dengan perilaku yang kurang biasa atau menawarkan kesenangan dengan tidak segera‟.
Menurut Ronen (1993) menjabarkan bahwa “kendali diri merupakan proses yang terjadi ketika dalam situasi tanpa batasan dari lingkungan eksternal anak melakukan suatu jenis perilaku yang sebelumnya sedikit tidak mungkin muncul dibandingkan perilaku alternatif lainnya‟. Dapat pula diartikan sebagai proses yang dilakukan individu atas dasar kemauan dan pemikiran yang mereka miliki. Dengan kata lain, individu dapat memunculkan suatu perilaku positif ketika situasi yang ada memungkinkannya memunculkan perilaku yang negatif.
Pengendalian diri atau self control dapat pula diartikan sebagai ”perbuatan membina tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu semangat, mengikis keseganan dan mengarahkan energi untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus dikerjakan. Dengan memiliki pengendalian diri yang baik, individu dapat mengoptimalkan tindakan mereka dan menahan diri untuk berbuat yang tidak seharusnya mereka perbuat.
Pengendalian diri dijabarkan sebagai “kemampuan seseorang melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu dengan mendisiplinkan kemauan atau dorongan-dorongan dalam diri seseorang, serta menahan diri dengan sadar untuk bertindak
Pengendalian diri dapat digunakan untuk mereduksi efek psikologis yang negatif dan sebagai upaya pencegahan. Dengan memiliki pengendalian diri, individu mampu membuat perkiraan terhadap perilaku yang hendak dilakukan sehingga individu mampu mencegah sesuatu hal yang tidak menyenangkan yang akan diterimanya kelak. Hal tersebut diperkuat dengan definisi yang menjelaskan alasan individu menggunakan kendali diri.
Menurut Thoreson dan Mahoney menjelaskan bahwa ‟demi tujuan jangka panjang, dia sengaja menghindari melakukan perilaku yang biasa dikerjakan atau yang segera memuaskannya yang tersedia secara bebas baginya, tetapi malah menggantinya dengan perilaku yang kurang biasa atau menawarkan kesenangan dengan tidak segera‟.
Menurut Ronen (1993) menjabarkan bahwa “kendali diri merupakan proses yang terjadi ketika dalam situasi tanpa batasan dari lingkungan eksternal anak melakukan suatu jenis perilaku yang sebelumnya sedikit tidak mungkin muncul dibandingkan perilaku alternatif lainnya‟. Dapat pula diartikan sebagai proses yang dilakukan individu atas dasar kemauan dan pemikiran yang mereka miliki. Dengan kata lain, individu dapat memunculkan suatu perilaku positif ketika situasi yang ada memungkinkannya memunculkan perilaku yang negatif.
Pengendalian diri atau self control dapat pula diartikan sebagai ”perbuatan membina tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu semangat, mengikis keseganan dan mengarahkan energi untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus dikerjakan. Dengan memiliki pengendalian diri yang baik, individu dapat mengoptimalkan tindakan mereka dan menahan diri untuk berbuat yang tidak seharusnya mereka perbuat.
Pengendalian diri dijabarkan sebagai “kemampuan seseorang melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu dengan mendisiplinkan kemauan atau dorongan-dorongan dalam diri seseorang, serta menahan diri dengan sadar untuk bertindak
guna
mencapai hasil dan tujuan sesuai yang diinginkan”.
Maka dapat disimpulkan bahwa, pengendalian diri adalah tindakan mengendalikan atau mengarahkan tingkah laku seseorang, sebagai upaya pencegahan (preventif), sebagai suatu tindakan penundaan pemuasan kebutuhan, sebagai suatu keterampilan, keahlian, potensi, perbuatan untuk pembinaan tekad. Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, maka pengendalian diri dalam penelitian ini memiliki maksud sebagai kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk mengarahkan dirinya mendekati tujuan yang diharapkan dengan jalan mendisiplinkan diri dan melakukan penundaan terhadap perilaku yang dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Maka dapat disimpulkan bahwa, pengendalian diri adalah tindakan mengendalikan atau mengarahkan tingkah laku seseorang, sebagai upaya pencegahan (preventif), sebagai suatu tindakan penundaan pemuasan kebutuhan, sebagai suatu keterampilan, keahlian, potensi, perbuatan untuk pembinaan tekad. Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, maka pengendalian diri dalam penelitian ini memiliki maksud sebagai kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk mengarahkan dirinya mendekati tujuan yang diharapkan dengan jalan mendisiplinkan diri dan melakukan penundaan terhadap perilaku yang dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Contoh Sikap Dan Perilaku Pengendalian Diri
:
1. Dalam Keluarga
- Hidup sederhana dan tidak suka pamer harta kekayaan dan kelebihannya.
- Tidak mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
- Tunduk dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.
- Hidup sederhana dan tidak suka pamer harta kekayaan dan kelebihannya.
- Tidak mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
- Tunduk dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.
2. Dalam Masyarakat
- Mencari sahabat sebanyak-banyaknya dan membenci permusuhan
- Saling menghormati dan menghargai orang lain
- Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi
- Mengikuti segara aturan yang berlaku dalam masyarakat
- Mencari sahabat sebanyak-banyaknya dan membenci permusuhan
- Saling menghormati dan menghargai orang lain
- Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi
- Mengikuti segara aturan yang berlaku dalam masyarakat
3. Dalam Lingkungan
Sekolah Dan Kampus
- Patuh dan taat pada peraturan di sekolah
- Menghormati dan menghargai teman, guru, karyawan, dll
- Berani mengatakan tidak pada ajakan dan paksaan tawuran pelajar / tawuran mahasiswa serta perbuatan tercela
- Hidup penuh kesederhanaan, tidak sombong dan gengsian
- Patuh dan taat pada peraturan di sekolah
- Menghormati dan menghargai teman, guru, karyawan, dll
- Berani mengatakan tidak pada ajakan dan paksaan tawuran pelajar / tawuran mahasiswa serta perbuatan tercela
- Hidup penuh kesederhanaan, tidak sombong dan gengsian
Tiga jenis kualitas kontrol diri :
Block dan Block
(dalam Lazarus, 1976) menjelaskan ada tiga
jenis kualitas kontrol diri, yaitu over control, under control, dan
appropriate control.
Over
control merupakan kontrol diri yang dilakukan oleh individu secara berlebihan
yang menyebabkan individu banyak menahan diri dalam beraksi terhadap stimulus.
Under control merupakan suatu kecenderungan individu untuk melepaskan impuls
dengan bebas tanpa perhitungan yang masak. Appropriate control merupakan
kontrol individu dalam upaya mengendalikan impuls secara tepat.
Berdasarkan
Konsep Averill (dalam Sarafino, 1994), terdapat 3 aspek kontrol diri, yaitu
kontrol perilaku (behavior control), Kontrol kognitif (cognitive control), dan
mengontrol keputusan (decisional control).
a. Behavioral control
Merupakan
kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi
atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol
perilaku ini terbagi menjadi dua komponen, yaitu mengatur pelaksanaan
(regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus
modifiability). Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu
untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri
atau sesuatu diluar dirinya. Individu yang kemampuan mengontrol dirinya baik
akan mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila
tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal. Kemampuan mengatur
stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu
stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu di
antara rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus
sebelum waktunya berakhir, dan memngatasi intensitasnya.
b. Cognitive control
Merupakan
kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara
menginterpretasi, menilai, atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu
kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan.
Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu memperoleh informasi (information
gain) dan melakukan penilaian (appraisal). Dengan informasi yang dimiliki oleh
individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat
mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan
penilaian berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau
peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.
c. Decisional control
Merupakan
kemampuan individu untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada
sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan
akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan
pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.
Dari
uraian dan penjelasan di atas, maka untuk mengukur kontrol diri digunakan
aspek-aspek sebagai berikut :
- Mengatur pelaksanaan
- Memodifikasi stimulus
- Memperoleh informasi
- Melakukan penilaian
- Menentukan pilihan dan memilih
berbagai tindakan
Manfaat dan Hikmah Kontrol Diri :
Seseorang yang melakukan kontrol diri (mujahadah
an-nafs) akan memperoleh manfaat dan hikmah sebagai berikut :
1. Hati
semakin bersih dan tenang
2. Memperoleh
kebahagiaan lahir dan batin
3. Diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam
mengerjakan amal shaleh
4. Dijauhkan dari sifat-sifat tercela,
seperti iri, dengki dan sombong
5. Dicintai Allah SWT dan sesama manusia
6. Mendapatkan hidayah yang sempurna dari
Allah SWT
7. Mendapatkan ridha dari Allah SWT
DAFTAR PUSTAKA:
Rahayu
Srikandi. 2015. Pengertian Pengandalian Diri. [Online]. Tersedia:
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-pengendalian-diri.html
[12 November 2016]
Darul.
2010. Pengendalian Diri Contoh Sikap dan Perilaku. [Online]. Tersedia: http://kpideuno.blogspot.co.id/2010/10/pengendalian-diri-contoh-sikap-dan.html
[12 November 2016]
Anonim.
2015. Pengertian Kontrol Diri Definisi Jenis. [Online]. Tersedia: http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-kontrol-diri-definisi-jenis.html
[12 November 2016]
Anonim.
2014. Manfaat dan Hikmah Kontrol diri. [Online]. Tersedia: http://pai-bp.blogspot.co.id/2014/08/manfaat-dan-hikmah-kontrol-diri.html
[12 November 2016]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar