Laman

Senin, 14 Oktober 2024

Pentingnya Berpikir Positif dalam Karier dan Kehidupan Profesional

 


Oleh : Deswita Liani Rafa Arij (M29) Program Studi Psikologi

Pentingnya Berpikir Positif dalam Karier dan Kehidupan Profesional

Abstrak

Berpikir positif merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan dalam karier dan kehidupan profesional. Berpikir positif juga membawa pengaruh dalam perkembangan karier dan kehidupan profesional seseorang. Fungsi dari berpikir positif yaitu dorongan untuk memperoleh tujuan, mengembangkan produktivitas, dan menciptakan hubungan yang harmonis serta sehat di lingkungan kerja. Seseorang yang memiliki pola pikir positif pasti akan mempunyai kinerja yang bagus, memiliki hubungan baik dengan rekan kerja, dan juga dapat meminimalisir stress. Tujuan dari artikel ini untuk menggali lebih dalam mengenai sikap positif apakah mampu meningkatkan kreativitas, motivasi, serta hubungan di lingkungan kerja. Selain itu juga membahas mengenai peran dalam berpikir positif, faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi, dan manfaat berpikir positif. Kesimpulan dari artikel ini yaitu pencapaian keberhasilan dalam karier dan meningkatkan kehidupan profesional melalui sikap positif.

Kata Kunci

Berpikir positif, karier, kehidupan profesional, motivasi, hubungan kerja, dan stress.

Pendahuluan

            Berpikir merupakan aktivitas wajib yang dilakukan seseorang di setiap harinya. Segala sesuatu yang telah terjadi pada diri seseorang dapat dikendalikan dengan otak, seperti rasa cemas yang tiba-tiba muncul tanpa disadari. Pikiran dapat mempengaruhi dan juga menentukan kondisi seseorang. Dengan membiasakan berpikir positif maka mental dan perilaku seseorang akan mengikuti kebiasaannya. Banyak orang yang masih belum mengetahui dan meyadari manfaat yang sangat berarti dari berpikir positif, bahkan masih banyak juga yang menganggap bahwa berpikir positif tidak memberikan efek perubahan apapun terhadap kehidupannya.

            Pada dasarnya kualitas kehidupan seseorang dapat dipengaruhi oleh pemikiran positifnya. Seseorang dengan kualitas hidup yang cukup baik akan mendapatkan kepuasan tersendiri dalam kehidupannya, biasanya orang tersebut lebih memaknai setiap hal yang terjadi dalam kehidupnya. Berpikir positif merupakan eksistensi dan pemikiran seseorang untuk mengembangkan dirinya sendiri serta lingkungannya, bukan hanya dilihat melalui fisik, keturunan, bentuk wajah dan lainnya. Seseorang akan lebih optimis terhadap kehidupannya dengan berpikir positif. Lingkungan dan keluarga merupakan faktor utama dalam membentuk proses berpikir positif.

Di era modern ini daya berpikir positif seseorang sangat dibutuhkan bukan hanya mengenai perilaku dan mental, tetapi juga mengenai kreativitas agar tercapainya kesuksesan karier dan kesejahteraan dalam kehidupan profesional. Dengan berpikir positif seseorang akan mampu menghadapi segala rintangan dalam lingkungan pekerjaan serta mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan rekan kerja dan atasan. Dalam dunia pekerjaan seseorang mengalami stress merupakan hal yang wajar, seperti tekanan dari lingkungan sekitar, target pekerjaan yang cukup tinggi, bahkan persaingan antar rekan kerja.

Seseorang yang mampu mengolah stress dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas dengan bantuan berpikir positif. Selain itu pola berpikir positif juga memberi pengaruh terhadap gaya komunikasi serta interaksi dalam lingkungan kerja, dengan hal ini seseorang akan lebih mudah membangun lingkungan kerja yang harmonis. Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk mempelajari peran berpikir positif dalam menciptakan kesuksesan karier serta meningkatkan kualitas hidup profesional, bahaya berpikir positif secara berlebihan, manfaat berpikir positif, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap profesional dan berpikir positif.

Permasalahan

            Setiap lingkungan kerja pasti akan memiliki tantangan tersendiri. Akan banyak permasalahan baru dalam lingkungan pekerjaan, keadaan seperti ini justru sangat mudah membuat seseorang mengalami stress bahkan hingga depresi. Berikut permasalahan yang sering muncul mengenai berpikir positif dalam dunia kerja.

1.      Tekanan dan stress di lingkungan kerja

Tekanan dan stress dalam dunia pekerjaan dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Terkadang tekanan dengan batas wajar membuat seseorang termotivasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Tetapi jika sebaliknya akan menimbulkan stress. Seseorang dengan stres berkepanjangan akan mengakibatkan penurunan fokus, cenderung melakukan kesalahan, dan produktivitas seseorang menurun.

2.      Kelemahan dalam mengolah emosi

Berpikir positif bukan berarti tidak membutuhkan emosi negatif. Masih banyak orang yang mengalami kesulitan dalam mengelola emosi. Seseorang yang tidak bisa mengelola emosinya akan memberikan dampak buruk yang sangat signifikan dalam kehidupan profesionalnya, seperti membuat keputusan yang buruk, kurangnya efektivitas dalam komuikasi, terganggunya hubungan kerja, serta penurunan rasa percaya diri. Dalam dunia kerja seseorang harus bisa mengelola emosi karena dapat membantu untuk tetap berpikir tenang serta produktif walaupun sedang dalam tekanan.

3.      Tidak mempersiapkan diri dalam menghadapi kegagalan

Seseorang yang terlalu fokus terhadap hasil positif akan membuat seseorang lalai dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi kegagalan maupun kesulitan. Ketika seseorang tersebut mengalami kegagalan orang tersebut akan merasa hancur dan kebingungan karena kurangnya persiapan secara mental.

4.      Persepsi negative

Seseorang yang berusaha untuk berpikir positif dan mempertahankan pola pikirnya walaupun dari lingkungan kerjanya menciptakan reaksi terbalik akan tetap membuat orang tersebut terhambat. Hal tersebut membuat seseorang tidak nyaman dan dapat mempengaruhi kesehatan mentalnya. Persepsi negative dalam karier dan kehidupan profesional dapat mempengaruhi perkembangan seseorang. Persepsi negative yang dialami seseorang akan menimbulkan kelemahan bagi orang tersebut, seperti kurangnya rasa percaya diri, motivasi yang rendah, dan sulit menentukan keputusan.

5.      Toxic positivity

Paksaan secara berlebihan mengenai berpikir positif dapat mengakibatkan toxic positivity. Seseorang yang mengalami toxic positivity merasa dirinya harus terus optimis dan tidak memperdulikan emosi negatif. Jika hal ini dibiarkan secara terus-menerus dan tidak segera ditangani akan menyebabkan stress tambahan. Bersikap positif memang dapat memberikan manfaat, tetapi jika orang tersebut terlalu memaksa tanpa memberikan tempat untuk emosi negative malah akan memberikan dampak buruk bagi karier dan kehidupan profesional seseorang.

Pembahasan

            Berpikir positif nerupakan kemampuan seseorang dalam menilai sesuatu dari sudut pandang positif. Jika seseorang sudah terbiasa menilai dari sudur pandang positif akan meningkatkan pola pikir positifnya. Seseorang yang berpikir positif lebih siap dalam menghadapi tantangan. Berpikir positif merupakan salah satu peran penting dalam menentukan kesuksesan karier dan kualitas hidup seseorang.

Peran berpikir positif dalam karier dan kehidupan profesional

Kesuksesan karier dan mengoptimalkan kualitas hidup profesional dapat diciptakan dengan mempelajari peran berpikir positif. Dengan hal ini seseorang mengupayakan untuk mengembangkan diri. Berpikir positif juga merupakan implementasi strategi dalam mengembangkan karier dan kehidupan profesional yang lebih baik.

Beberapa hal dalam berpikir positif untuk mendapatkan kesuksesan karier   

1.      Meningkatkan kepercayaan dan motivasi diri

Dengan berpikir positif membuat seseorang percaya diri saat mengambil keputusan dan mempunyai motivasi yang tinggi dalam mencapai tujuan karena hal ini sangat penting dalam karier seseorang. Dengan kemampuan percaya diri seseorang akan lebih berani untuk mengambil risiko dan tindakan untuk mencapai kesuksesan. Biasanya seseorang berusaha mengambil langkah lebih keras dan proaktif agar mencapai tujuan kesuksesan

2.      Menyelesaikan masalah dengan baik

Seseorang dengan pola pikir positif biasanya akan lebih mudah untuk keluar dari berbagai masalah dan menghadapinya dengan ketenangan. Dengan hal ini dapat meningkatkan dan menguji kemampuan seseorang secara tidak langsung dalam memecahkan berbagai masalah di lingkungan kerja, dan juga menjadi salah satu penentu kemajuan karier seseorang.

3.      Membangun koneksi dengan rekan kerja

Biasanya seseorang yang memiliki sikap berpikir positif mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik, dengan komunikasi yang baik orang tersebu akan lebih mudah berbaur terhadap rekan kerjanya serta mudah menciptakan hubungan yang harmonis di lingkungan kerja. Membangun koneksi dengan rekan kerja merupakan hal yang penting, dengan hal ini dapat memperluas dunia pertemanan seseorang yang dapat memberikan peluanng baru dalam perkembangan kariernya.

4.      Menghadapi tantangan

Dalam dunia kerja tantangan menjadi hal yang biasa. Seseorang dengan pola pikir positif melihat tantangan tersebut untuk di jadikan pembelajaran.  Biasanya seseorang dengan sikap berpikir positif  cenderung lebih fokus dan tenang ketika ada tantangan.

Bahaya berpikir posif secara berlebihan

            Seseorang dengan pola pikir positif juga bisa memberikan bahaya, jika seseorang terlalu fokus dengan pemikiran positifnya maka orang tersebut akan cenderung mengabaikan masalah yang ada. Dengan hal ini dapat memberikan dampak buruk bagi seseorang yang mengalaminya, orang tersebut menjadi tidak siap menghadapi tantangan dan sulit untuk menemukan solusi. Beberapa bahaya berpikir positif secara berlebihan seperti terlalu optimis tanpa mempertimbangkannya. Seseorang dengan sikap optimis yang tinggi tanpa mempertimbangkan kemampuannya akan membuat orang tersebut merasa putus asa ketika tujuannya tidak tercapai. Seseorang dengan pola pikir positif harus bisa mempertimbangkan antara berpikir positif dengan realita. Hal ini bertujuan agar seseorang lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan.

Manfaat berpikir positif

1.      Mencegah stress

Salah satu faktor yang memnyebabkan seseorang stress adalah pikiran negative. Seseorang harus bisa mengubah pikiran negative menjadi pikiran positif yang bisa membantu mengurangi stress. Pola pikir positif akan membantu seseorang berpikir efektif dan menjauhkan dari sikap pesimis.

2.      Meningkatkan kualitas kinerja

Seseorang dengan pola pikir positif dapat menghasilkan energi positif di lingkungan kerja. Dengan terciptanya energi positif dapat meningkatkan kualitas kinerja seseorang dan membuat orang tersebut lebih produktif.

3.      Mengatasi masalah dengan baik

Pola pikir positif seseorang dapat menciptakan solusi yang cerdas. Seseorang dengan berpikir positif lebih mudah dalam mencari solusi dalam menghadapi masalah. Hal ini juga membuat seseorang lebih efektif dalam pekerjaannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap profesional

            Sikap merupakan perilaku seseorang dalam merespon terhadap lingkungan sosial, Sedangkan profesional merupakan profesi yang membutuhkan keahliannya dalam melakukannya. Seseorang dengan sikap profesional berarti orang tersebut mempunyai komitmen yang besar terhadap profesinya.

1.      Disiplin

Disiplin merupakan sikap atau perilaku seseorang dalam menaati peraturan serta hukum yang berlaku. Seseorang yang disiplin akan mudah mencapai kesuksesannya. Disiplin dalam sikap profesional yaitu seseorang yang memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap kewajibannya dalam lingkungan pekerjaan. Seseorang bisa mendapatkan kepercayaan dari atasan dan juga memiliki reputasi yang baik berawal dari sikap disiplin. Dengan ini seseorang akan lebih mdah mencapai kesuksesannya.

2.      Pengembangan potensi diri

Pengembangan potensi diri merupakan usaha untuk meningkatkan pengembangan segala potensi yang ada di dalam diri seperti bakat, rasa percaya diri, keterampilan, dan pengetahuan. Dengan hal ini dapat mendukung seseorang dalam kesuksesan karier dan kehidupan profesional.

 Kesimpulan

            Dengan berpikir positif seseorang dapat menciptakan kesuksesan karier dan meningkatkan kualitas kehidupan profesional. Sikap berpikir positif juga dapat memaksimalkan produktivitas seseorang dan mempererat hubungan kerja. Seseorang dengan pola pikir positif memiliki kesiapan terhadap tantangan, mengelola stress dengan baik, dan memiliki komunikasi yang lebih efektif dengan rekan kerja. Dengan pola pikir positif secara berlebihan dapat mengakibatkan toxic positivity terhadap seseorang, oleh karena itu, seseorang dengan pikiran positif harus diimbangi dengan mental dan juga kesiapan dalam menghadapi kegagalan.

Saran

Dengan mengimplementasikan keseimbangan antara pola pikir positif dengan kesiapan mental seperti, hindari sikap berpikir positif secara berlebihan. Menyiapkan diri untuk menghadapi kegalaan dan menilai situasi dengan realistis. Melakukan strategi untuk mengelola stress untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Mengembangkan keterampilan komunikasi agar terciptanya hubungan kerja yang produtif. Mempersiapkan diri untuk menghadapi kegagalan. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pola pikir.        

Daftar Pustaka

https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=OoFVEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA5&dq=Pentingnya+Berpikir+Positif+dalam+Karier+dan+Kehidupan+Profesional&ots=jM8nNHRUd_&sig=N-9KR2oInX5KNtkRH1TguZvbhPQ&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

https://www.kompasiana.com/khoirurojainsani1802/60519c2bd541df68685eacb2/potensi-bahaya-positive-thinking

https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/manfaat-berpikir-positif-untuk-kesehatan-fisik-dan-mental/

Kholidah, E., & Alsa, a. (2012). Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres Psikologis. Jurnal Psikologi, 39(1), 67–75. http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/180

Novelina, M., & Alvian Muzakki, M. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Sarjana Professional: Skill, Potensi Diri Dan Berfikir Positif. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(2), 536–563. https://doi.org/10.38035/jmpis.v2i2.536

Ramadhani, A., & Ulfia, F. (2022). Berpikir Positif dan Kepercayaan Diri terhadap Kualitas Hidup. Jurnal Basicedu, 6(3), 5447–5455. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2762

Yuniar, A. C., Atfal, M., Asbari, M., Santoso, G., & Rantina, M. (2023). Bahaya Positif Thinking? Jurnal Pendidikan Transformatif (Jupetra), 02(02), 12–16.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar