Minggu, 08 September 2019

Tak Kenal, Maka Tak Sayang

Tak Kenal, Maka Tak Sayang

Oleh : Wening Suciati (@P05-WENING)
Tak Kenal, Maka Tak Sayang
Abstrak
Setiap individu perlu mengenal diri dengan baik karena pengenalan diri merupakan pintu gerbang  kesuksesan. Dengan menggunakan berbagai cara untuk dapat mengenal diri, antara lain dengan psikotes dan tes kepribadian seorang individu dapat menemukan diri. Di samping itu, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari manusia lain. Melalui kebersamaan dengan orang lain dan mempraktikkan konsep Jendela Johari, seseorang dapat menemukan diri dan menuju kesempurnaan. Artikel disusun menggunakan metode observasi dan studi pustaka.
Kata kunci : mengenal diri, menemukan diri, Jendela Johari

I.    Pendahuluan
Mengenal diri merupakan pintu gerbang agar seorang individu dapat mengembangkan diri secara optimal. Jadi kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku bagi keberhasilan dibidang karir,melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya,termasuk keluarga,social masyarakat dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang menjadi tujudan hidupnya. Ia mennyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya.
II.   Pembahasan
Dikatakan, bahwa untuk mengenal diri seorang individu perlu bantuan dari berbagai pihak antara lain orang tua dan guru. Jadi memang orang lain punya peranan dalam diri seseorang dalam menemukan dirinya, karena orang lain terutama dalam pertemanan dapat memberikan masukan-masukan tentang diri seseorang yang dalam banyak hal belum diketahui oleh orang tersebut. Oleh karena itu, pertama akan dibahas berbagai cara agar individu dapat mengenal diri, berikut yang akan dibahas di artikel ini adalah cara seseorang individu menemukan diri melalui kebersamaan dengan orang lain melalui konsep Jendela Johari.

A.  Pengungkapan Diri
Konsep pengungkapan diri pertama kali dipopulerkan oleh Sidney M. Jourard pada tahun 1971. Pengungkapan diri didefinisikan sebagai aktivitas yang mengungkapkan bagaimana kita sedang bereaksi pada suatu situasi yang terjadi pada saat itu dan memberikan informasi mengenai pengalaman masa lalu yang masih releven untuk memahami reaksi yang terjadi pada saat itu. Reaksi-reaksi pada orang atau peristiwa tidak sebanyak/sedalam fakta yang dirasakan. Menjadi orang yang mengungkapkan diri berarti membagi pada orang lain bagaimana merasakan peristiwa yang baru saja terjadi dan bukan mengungkapkan secara detail pengalaman hidup di masa lalu (Johnson,1993). Orang dapat mengetahui dan memahami orang lain, tidak perlu mengetahui pengalaman masa lalunya tetapi lebih pada bagaimana ia melakukan reaksi pada saat itu. Pengalaman masa lalu akan membantu sejauh memperjelas mengapa seseorang melakukan tindakan dengan suatu cara tertentu.
Permasalahannya, dalam situasi apa dan bagaimana orang dapat mengungkapkan diri?
Dikatakan oleh Johnson (1993), bahwa ketetapan dalam mengungkapkan diri akan muncul dalam beberapa peristiwa sebagai berikut :
a.    Hubungan yang sedang berjalan adalah hubungan yang masih berlangsung
b.    Hubungan yang bersifat timbal balik, artinya ketika orang mengungkapkan tentang dirinya pada orang lain, ia mempunyai harapan orang tersebut juga akan mengungkapkan dirinya, maka disarankan untuk membatasi dalam pengungkapan diri.
c.    Hubungan yang sifatnya bertahap sesuai dengan kedalaman hubungan social yang sedang berlangsung. Misalnya pada awal perkenalan, orang hanya menceritakan mengenai hal-hal yang umum saja seperti pekerjaan atau hobi, pada masa selanjutnya orang akan mengungkapkan mengenai hal-hal yang bersifat personal
d.    Hal-hal yang diungkapkan lebih mengenai sesuatu yang terjadi dalam dan antar orang dalam situasi saat ini
e.    Pengungkapan diri dilakukan apabila semakin mendorong menciptakan perbaikan kualitas hubungan.. pada orang-orang tertentu tidak suka jika diberi ungkapan diri orang lain sebab dapat menyebabkan distress

B.  7 Manfaat Pentingnya Mengenali Diri Sendiri
Sebenarnya banyak sekali manfaat yang kita dapat jika kita mengenali diri kita sendiri. Simak beberapa keuntungannya berikut ini.
1.    Mampu Menentukan Jalan Hidup
Dalam menjalani kehidupan, kita dihadapkan pada banyak pilihan. Mulai dari pilihan dalam berkarir, asmara, tempat berlibur, dan lain sebagainya. Bila kita sudah mengenali diri sendiri, tentu kita jauh lebih mudah menentukan pilihan yang tepat. Ambil contoh kecilnya kita menyukai menulis, tentu kita dapat dengan mudah memilih berkarir di dunia tulis menulis.
2.    Mudah Mencari Solusi
Sebagai manusia biasa, tentu kita dihadapkan pada beberapa masalah entah itu masalah ringan maupun rumit. Kita akan lebih mudah mencari solusi tepat jika sudah mengenali diri sendiri. Ibarat orang sakit, obatnya beda-beda kan? Semisal dalam menyelesaikan masalah Anda butuh masukan orang lain, tentu Anda akan lebih mudah menyelesaikan masalah dengan meminta saran dari orang terdekat yang sudah menjadi pilihan Anda.
3.    Membantu Berkompromi dengan Diri Sendiri
Masih terkait dengan masalah.  Ketika kita dihadapkan pada sebuah masalah, dengan keberhasilan kita mengenali diri sendiri akan membantu kita untuk berkompromi dengan diri sendiri dan orang lain dalam berbagai situasi.
4.    Mampu Hidup Bermasayarakat
Dalam hidup bermasyarakat, tentu kita dihadapkan pada ragam kepribadian. Beda kepribadian, cara bersosialisasinya juga beda. Untuk memahami kepribadian orang lain, tentu kita juga harus bisa mengenali kepribadian kita dulu. Bagaimana bisa mengenal orang lain dengan baik kalau belum bisa mengenal diri sendiri?
5.    Mampu Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan
Masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan. Saat mencoba mengenali diri sendiri, kita akan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Kita bisa meningkatkan kelebihan dan memperbaiki kekurangan. Bukankah hal ini sangat bermanfaat untuk kita?
6.    Mampu Menerima Kondisi Diri
Ketika kita mulai mengerti kelebihan dan kekurangan yang kita punya, tentu kita turut terbantu pula untuk menerima ikhlas segala kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Begitu juga keikhlasan menerima dan bertoleransi terhadap kelebihan dan kelemahan orang lain. Supaya tidak ada perasaan iri maupun cemburu berlebih yang memberikan efek buruk.
7.    Mampu Mengetahui Potensi Diri
Saat mencoba mengenali diri, tentu kita mendapati beberapa potensi yang kita punya. Dengan mengetahui potensi-potensi yang ada pada diri, kita bisa mengoptimalkannya untuk kesuksesan dalam karir maupun kehidupan. Itulah beberapa hal yang sangat bermanfaat dalam pentingnya mengenali diri sendiri. Karena pada dasarnya jika kita mampu mengenali diri sendiri maka kita pun akan dapat mengenali orang lain. Jika kita mampu mengenali orang lain, maka apapun yang kita sampaikan dan perbuat, maka mudah sekali untuk mengendalikan orang lain. dan titik akhirnya dengan mengenali diri sendiri, maka anda akan memahami betapa sempurnanya ciptaan Allah
C.   Kepribadian, Watak, dan Temperamen
Kepribadian (personality) menurut G. Allport adalah organisasi dinamis di dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah laku dan pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Organisasi dinamis: kepribadian itu selalu berkembang dan berubah meskipun ada suatu sistem organisasi yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian kita. Psikofisik: organisasi kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan) dalam satu kesatuan. Menentukan: menunjukkan bahwa kepribadian mengandung kecenderungan-kecenderungan determinasi yang memainkan peranan aktif dalam tingkah laku individu karakteristik (khas/unik): menunjukkan sifat individualis; tidak ada dua orang yang benar-benar sama dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, jadi tidak ada orang yang berkepribadian sama. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan: kepribadian menghubungkan individu dengan lingkungan fisiologisnya (yang kadang-kadang menguasainya). Di sini kepribadian berfungsi adaptasi dan menentukan.
Ø  Kepribadian dalam terminologi Islam
Kepribadian = Shakhsiyyah yang menurut al-Ghazali dan Ibnu Maskawaih hampir mirip dengan term akhlak. Bedanyanya shakhsiyyah dalam psikologi berkaitan dengan tingkah laku yang didevaluasi (tidak dievaluasi), sedangkan akhlak berkaitan dengan tingkah laku yang dievaluasi, namun jika shakhsiyyah islamiyyah harus dipahami sebagai akhlak. Karenanya kepribadian Islam, selain mendiskripsikan tingkah laku seseorang, juga berusaha menilai baik buruknya.Kepribadian: integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan akhlak yang mencerminkan keseluruhan perilaku keseharian kita, baik kepada Allah, diri sendiri, sesama manusia, dan alam sekitar. Semua perilaku akan dinilai oleh dirinya sendiri, orang lain, dan juga Allah.
Ø  Watak
Sering dipakai secara bertukar antara watak dan kepribadian, namun Allport membedakan keduanya: “character is personality evaluated and personality is character devaluated”. Kalau orang hendak mengadakan penilaian (jadi menggunakan norma), maka lebih tepat dipakai istilah watak, tapi kalau bermaksud menggambarkan bagaimana adanya (tidak menilai), maka itu kepribadian.
Ø  Temperamen
Allport: gejala karakteristik dari sifat emosi individu, termasuk mudah-tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini bergantung pada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan.G. Ewald: konstitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi jasmani. Temperamen tetap seumur hidup/tak mengalami perkembangan karena bergantung pada konstelasi hormon, sedangkan konstelasi hormon itu tetap selama hidup.Bedanya dengan watak, walaupun pada dasarnya telah ada tetapi masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan karena watak sangat bergantung pada faktor-faktor eksogen (lingkungan pendidikan, pengalaman, dsb).
Ø  Hubungan antara kepribadian, watak, dan temperamen
Menggambarkan pribadi seseorang sebagaimana adanya, sifat dan pembawaannya yang khas kepribadian yang punya keunikan. Kepribadian berhadapan dengan lingkungannya yang turut membentukknya sampai taraf kematangan tertentu, kalau kita menilai pribadi seseorang, maka hal ini mengarah pada dirinya yang sudah terbentuk, yang dia sendiri ikut bertanggung jawab. Inilah watak. Kata watak dipakai baik dalam arti normatif maupun deskriptif. Normatif = watak, sedang deskriptif = kepribadian.
Ø  Temperamen: lebih banyak ditentukan oleh struktur fisik-biologis, sifatnya tetap, maka dapat dibuat perbedaan yang jelas antara satu dg lainnya; merupakan bagian dari kepribadian, di mana unsur bawaan lebih dominan. Bicara temperamen, juga berarti bicara kepribadian dengan temperamen tertentu, tapi kalau bicara perkembangan kepribadian, maka bukan mengenai temperamennya, melainkan mengenai pribadi yang sudah mengalami proses pembentukan, jadi lebih dimaksudkan sebagai “watak atau karakter”.

Daftar Pustaka
Helmi,A.F tentang mengungkapkan diri
Tirtawinata,C.M tentang mengenal diri melalui kebersamaan dengan orang lain
Rakhma,Ade tentang manfaat mengenal diri
Suyadjid,L.E (2010) tentang mencari jati diri
Iimazizah (2013) tentang kepribadian,watak dan temperament





Tidak ada komentar:

Posting Komentar