Oleh: (@K01-Irvin , @ProyekJK02)
Abstrak
Karakter
adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia
buat. Menurut Gulo W 1982 , menjabarkan
bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral,
misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang
relatif tetap. Menurut Wyne, mengungkapkan
bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang berarti “to mark”
yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang
berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang
berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur, suka menolong
dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat
kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.
Kata Kunci
Jujur
, Karakter
Jujur adalah mengakui, berkata atau
memberikan suatu informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran. Berkata
tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal
sesuai dengan apa adanya, maka orang tersebut dapat dianggap atau dinilai tidak
jujur, menipu, berbohong, munafik dan sebagainya. Pendidikan karakter jujur
merupakan sesuatu hal yang sangat teramat penting ditanamkan dalam
masing-masing pribadi. Perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang
serta sportivitas akan mewujudkan hubungan yang harmonis dengan Tuhan dan
dirinya sendiri. Karakter jujur yang terdapat dalam Geguritan Suddhamala
dipaparkan dalam kutipan berikut ini.…//Apang lega cening ngruat/ malan
memene jani/ Sang Sahadewa manimbal/ ngubakti nyumbah umatur/ Singgih ratu Sang
Hyang Durga/ ndaweg mangkin/ reh titiang janma muda// Pupuh Ginada bait 32).
Permasalahan
Banyak
di sekitar kita perilaku tidak jujur contohnya di dunia akademik pun sudah
sering terjadi Menurut Smith dkk, 1998;
Grijalva dkk, 2006, Perilaku
mencontek yang dilakukan mahasiswa merupakan perilkau yang sering terlihat
didalam proses pendikikan Perilaku menyontek atau disebut
juga dengan ketidakjujuran
akademik, menjadi isu yang sangat diperhatikan oleh para dosen/guru dan praktisi
pendidikan. Hal ini dikarenakan beberapa penelitian yang secara konsisten menunjukkan jumlah siswa dan mahasiswa yang
melakukan kecurangan akademik . Menurut Davis,S.F.,Drinan,
P. P., & Gallant, T. B.2007, Menyontek
menjadi permasalahan dalam
pendidikan karena akan berdampak pada pendidikan individu selanjutnya dan perilaku tidak jujur lainnya
yang akan berkembang. Secara akademik menyontek merugikan mahasiswa karena
dosen tidak dapat mengukur dengan tepat kemampuan akademik individu bahkan
kompetensi lulusannya .Menurut Mazar ,dkk
2008 , salah satu penyebab ketidatkjujuran adalah dorongan external dan
internal .Dorongan external berupa harapan akan keuntungannya. Individu mencontek
karena mengharapkan keuntungan dalam bentuk nilai yang akan diperolehnya akan
menjadi lebih baik. Kedua adalah dorongan internal berupa konsep kejujuran dalam
dirinya . perilaku mencontek berkaitan dengan keputusan seseorang untuk jujur
didasari oleh pengghargaan dalam dirinya .
Kesimpulan
Dasar pendidikan karakter ini sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan
anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar
50% variabilitas kecerdasan orang dewasa
sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya
pada pertengahan atau akhir
dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama
bagi pertumbuhan karakter anak. Demikian
juga Sudrajat (2010) menyatakan hal lain tentang pendidikan karakter yang dapat diintegrasikan
dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan
dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan,dikaitkan
dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Daftar
Pustaka
·
Jurnal Khatulistiwa –Journal of Islamic
Studies Volume 6Nomor 1 Maret 2016, Sukmawati fitri , 2016 “peran kejujuran
akademik dalam pendidikan karakter “ .
·
Volume 3 nomer 2 Agustus 2017 , dedi
kadek dan sudarsana ketut , 2017 “relevansi njlai pendidikan karakter untuk
meningkatkan mutu pendidikan di indonesia”
·
Chaplin Jp, 2011 “pengertian
karakter dan sifat sifat “
@J21-Gusti
BalasHapusJudul artikel menarik dan artikel yang diberikan cukup panjang perlu diringkas lagi tetapi sudah cukup bagus karena mengutip sumber yang terpercaya.tengkyu