Oleh : @K21-Rohit @ProyekJK02
Sudahkah anda jujur hari ini ? Tetapi, sayangnya,
bersikap tidak jujur kepada orang lain dan diri kita sendiri terkadang lebih
mudah untuk dilakukan, daripada harus mengatakan yang sebenarnya. Meskipun demikian,
berbohong tetaplah bukan cara yang terbaik. Belajar bersikap jujur dan
menghilangkan keinginan untuk berkata bohong dapat membantu membersihkan hati
nurani anda dan memelihara hubungan dengan sesama.
JUJUR adalah (1) lurus hati; tidak berbohong; (2) tidak
curang; (3) tulus; ikhlas (KBBI). Selama ini kami berpikir bahwa jujur dan
ikhlas itu berbeda. Menurut kami ini merupakan sikap yang lurus dimana hati,
perkataan dan perbuatan adalah sejalan. Jadi, ketika hati anda berkata lain
namun sikap anda juga mengekspresikan sesuatu yang berbeda maka itu sudah
termasuk dalam sikap yang penuh dengan ketidakjujuran.
JUJUR adalah sebuah kata yang indah didengar, tetapi tidak
seindah mengaplikasikan dalam keseharian. Tidak pula berlebihan, bila ada yang
mengatakan “jujur” semakin langka dan terkubur, bahkan tidak lagi menarik bagi
kebanyakan orang. Semua orang paham akan maknanya, tetapi begitu mudah
mengabaikannya. Yang lebih berbahaya lagi adalah ada orang yang ingin dan
selalu bersikap jujur, tapi mereka belum sepenuhnya tahu apa saja sikap yang
termasuk kategori jujur.
Meskipun jujur merupakan
sifat dasar manusia, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak yang belum
memahami makna kata jujur yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari masih
banyaknya orang-orang yang mencampur adukkan sifat jujur dengan sifat
kebohongan yang pada akhirnya mendatangkan berbagai macam malapetaka baik bagi
dirinya maupun bagi orang lain yang ada di sekitarnya.
Macam-macam Sifat Jujur dalam
Agama Islam
Dalam Agama Islam,
setidaknya dikenal lima jenis sifat jujur yang harus dimiliki oleh penganutnya,
yaitu :
- Shidq Al – Qalbi
Shidq Al – Qalbi
merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada niat seorang manusia.
- Shidq Al – Hadits
Shidq Al – Hadits
merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada perkataan yang diucapkan oleh
manusia.
- Shidq Al – Amal
Shidq Al – Amal
merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada aktivitas dan perbuatan
manusia.
- Shidq Al – Wa’d
Shidq Al – Wa’d
merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada janji yang diucapkan oleh
manusia.
- Shidq Al – Hall
Shidq Al – Hall
merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada kenyataan yang terjadi dalam
hidup manusia.
Keutamaan
orang yang memiliki sifat jujur
Orang yang memiliki sifat jujur akan mendapatkan banyak
keutamaan, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Dia akan mendapatkan ketenangan di dalam hatinya
Orang yang selalu jujur akan mendapatkan ketenangan di
dalam hatinya. Dia akan merasa nyaman dengan kejujuran yang telah dia lakukan.
Berbeda halnya dengan orang yang suka berdusta. Hidup mereka tidak akan tenang
dan penuh dengan kebimbangan.
Orang yang sudah terbiasa berbohong, maka untuk
membenarkan kebohongannya dia akan selalu berbohong, sehingga hidupnya dipenuhi
dengan kebohongan. Orang yang seperti ini tidak akan bahagia di dunia dan di
akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ،
فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ ، وَإِنَّ الكَذِبَ رِيبَةٌ.
“Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu
dengan mengerjakan apa-apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran
adalah ketenangan dan sesungguhnya kedustaan (akan mengantarkan kepada)
keragu-raguan atau kebingungan.”[3] HR
At-Tirmidzi no. 2518. Syaikh Al-Albani menghukuminya shahih di dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi.
- Dia akan mendapatkan keberkahan dalam jual belinya
Seorang yang jujur di dalam kesehariannya dengan orang
lain, maka akan mendapatkan keberkahan di dalam hidupnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan:
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ
يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا وَإِنْ
كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
“Penjual dan pembeli memiliki hak khiyaar
(pilih) selama mereka belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan saling
menjelaskan, maka mereka akan diberkahi di dalam jual beli mereka. Apabila
mereka berdusta dan saling menyembunyikan (cacat) maka akan dilenyapkan
keberkahan jual beli mereka.”[4] HR
Al-Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532/3858.
Hadits ini menunjukkan
bahwa keberkahan di dalam jual beli bisa didapatkan dengan kejujuran.
- Dia akan mendapatkan
kesyahidan jika dia memintanya dengan jujur
Menjadi orang yang mati dalam keadaan syahid adalah
cita-cita setiap mukmin yang sempurna keimanannya. Keutamaan orang yang mati
dalam keadaan syahid sangat banyak dan sangat besar. Dalil-dalil yang membahas
tentang keutamaan mati dalam keadaan syahid disebutkan di dalam Al-Qur’an dan
hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam.
Pada saat sekarang ini, sangat susah untuk bisa menjadi
orang yang mati dalam keadaan syahid di medan pertempuran, karena syarat untuk
berhijad sangatlah banyak dan tidak sembarangan. Akan tetapi, Allah subhanahu wa ta’ala tetap memberikan
keutamaan jihad untuk orang-orang yang menginginkan mati dalam keadaan syahid,
jika orang tersebut memiliki niat yang ikhlas dan jujur dari hatinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ
بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ
“Barang siapa yang meminta kepada Allah
untuk dimatikan dalam keadaan syahid dengan jujur, maka Allah akan
menjadikannya berkedudukan seperti orang-orang yang mati syahid walaupun dia
mati di atas kasurnya.”[5] HR Muslim
no. 1909/4930.
- Surga dan orang-orang yang jujur
Allah subhanahu wa
ta’ala akan memberikan surga atas kejujuran seseorang selama hidup di
dunia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ
الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Allah berkata: Ini adalah suatu hari
yang bermanfaat bagi orang-orang yang jujur kejujuran mereka. Bagi mereka surga
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka rida terhadap Allah.
Itulah keberuntungan yang paling besar“. (QS Al-Maidah: 119)
Allah subhanahu wa
ta’ala juga berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ
مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ
وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan
Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang Allah berikan
kenikmatan kepada mereka dari kalangan nabi-nabi, para shiddiiqiin (orang-orang
yang sangat jujur), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan
mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An-Nisa’: 69)
Cara melatih kejujuran
Untuk mencapai derajat ash-shiddiq (orang
yang sangat jujur) tidaklah mudah. Seseorang harus terus melatih dan
mempraktikkan kejujuran dalam setiap perkataan dan perbuatannya. Jika kita
perhatikan, sifat dusta kebanyakan muncul karena kecintaan seseorang terhadap
dunia. Untuk mendapatkan dunia banyak orang yang berdusta dan melupakan
akhiratnya.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah
mengatakan:
إِنْ أَرَدْتَ أَنْ تَكُوْنَ مَعَ
الصَّادِقِيْنَ، فَعَلَيْكَ بِالزُّهْدِ فِي الدُّنْيَا، وَالكَفُّ عَنْ أَهْلِ
المِلَّةِ.
“Apabila engkau ingin bersama orang-orang yang jujur, maka
engkau wajib berzuhud terhadap dunia dan menahan diri dari (mengikuti) orang
kafir.”[7] Tafsiir Ibnu Katsir IV/234.
Nah jujur dapat dikatakan sebagai modal utama
hidup loh sob, sudah sangat jarang orang yang jujur di jaman now ini dan jujur
itu mendapatkan banyak manfaat bagi kita. Jangan sekali-kali berbohong ya, disamping
mendapatkan dosa ada juga hal lain yaitu dapat mengurangi atau bahkan tidak
dapat dipercayai oleh orang lagi karena mendapatkan kepercayaan seseorang itu
bukan hal yang mudah. Masih mau berkata bohong ? mending pikir dua kali deh
Daftar
Pustaka
1. Aisarut-Tafaasiir li kalaam ‘Aliyil-Kabiir. Jaabir bin Musa Al-Jazaairi. Al-Madinah: Maktabah Al-‘Ulûm wal-hikam
2. Ash-Shidqu Al-Fadhiilah Al-Jaami’ah. Sulaiman bin Muhammad bin Falih Ash-Shaghiir. Dar Ibnil-Atsiir.
3. Jaami’ul-bayaan fii ta’wiilil-Qur’aan. Muhammad
bin Jariir Ath-Thabari. 1420 H/2000 M. Beirut: Muassasah Ar-Risaalah.
4. Mahaasinush-Shidqi wa Masaawi-ul-Kadzib. ‘Abdullah bin Jarillah Alu Jarillah. www.islamhouse.com.
5. Silsilatul-Ahaadiits Ash-Shahiihah. Muhammad Nashiruddin Al-Albani.
6. Tafsiir Al-Qur’aan Al-‘Adzhiim. Ismaa’iil bin ‘Umar bin Katsiir. 1420 H/1999 M. Riyaadh: Daar
Ath-Thaibah.
7. Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan. Abdurrahmaan
bin Naashir As-Sa’di. Beirut: Muassasah Ar-Risaalah.
Sippp gan
BalasHapus(K20-Ghina)
BalasHapusIsi artikelnya berbobot dan menarik untuk dibaca👍