Laman

Rabu, 19 September 2018

JUJUR DAN RESIKO



Oleh : Musela Carentia
(k11-Musela)



    Jujur pada diri sendiri? Apa itu?
Mungkin sesuatu yang terdengar klise dan gampang.
Tetapi bagiku itu susah.jujur pada diri sendiri bisa diartikan.

jujur= berterus terang, mengatakan apa adanya.
Diri sendiri= kepunyaan sendiri, milik sendiri, myself, bukan milik orang lain.

Pada kenyataannya saya jarang jujur pada diri sendiri,saya sering berbohong.Jika ditanya apa kau baik-baik saja?pasti saya jawab dengan “ya,saya baik-baik saja” sambil tersenyum,padahal kenyataannya tidak!.

       Saya tidak baik-baik saja,tapi apa jika saya baik-baik saja saya harus bilang ke mereka?apakah mereka akan mengerti saya?apa mereka akan peduli dengan saya?itulah pikiran-pikiran yang selalu mengganjal dihati saya.Makanya terkadang berbohong itu diperlukan agar semuanya telihat seperti baik-baik saja.
Dan seharusnya pengertian jujur pada diri sendiri adalah suatu keadaan dimana kamu dapat berterus terang pada diri sendiri.Sesuatu yang tidak masuk akal memang, karena seharusnya yang mengerti diri kamu sendiri adalah kamu sendiri.


Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional), "Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat".


Dalam realitanya, berkata jujur butuh keteguhan hati. Terkadang terasa berat, pahit dan mengundang berbagai resiko. Kejujuran merupakan cermin keimanan. Kejujuran iman seseorang akan mendorongnya untuk berlaku jujur. Semakin kuat iman seseorang maka semakin kuat kuat pula kejujurannya.
Allah Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah bersama orang-orang jujur lagi benar.” (QS. at-Taubah: 119)

      Menurut widyawati (2012) mengatakan, “jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Bila seseorang berhadapan dengan suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh  gambaran tentang  sesuatu  atau fenomena tersebut. Bila seseorang  itu  menceritakan informasi tentang  gambaran  tersebut kepada orang lain tanpa ada “perobahan” (sesuai dengan realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur".

Sebenarnya dan pastinya dan faktanya adalah: kamu mungkin tidak bisa melihat dirimu sendiri, tapi kamu pasti bisa melihat apa yang dilakukan oleh pikiranmu, otakmu, dan setiap gerakan, perkataan, dan perubahan dari tubuhmu. Seharusnya kamu bisa merasakan itu semua.

Tapi semua terasa susah, semua terasa berat saat kamu terus tidak jujur pada diri sendiri.

Saat kamu berkata pada diri sendiri, kamu kuat, tapi kamu tidak kuat.

Kamu berkata, aku pasti bisa jalanin ini semua, padahal  kenyataanya semua terasa berat.


Tapi apa yang telah kita dilakukan tersebut dengan menipu diri kita sendiri mungkin dengan alasan untuk melindunginya dari sebuah kebenaran yang mungkin sangat berbahaya bagi diri kita.

“kita menipu diri kita sendiri karena kita tidak memiliki kekuatan yang cukup secara psikologis untuk mengakui kebenaran dan berurusan dengan konsekuensi yang akan terjadi.” – Cortney S. Warren Ph.D.


Bagaimanapun juga untuk lebih jujur kepada diri sendiri jauh lebih baik, daripada harus berbohong atau menipu diri sendiri, meskipun akan banyak konsekuensi yang bakal kamu terima. Dan dari keduanya memiliki sama-sama konsekuensi di belakangnya nanti.
Maka akan lebih baik menerima konsekuensi dari kejujuran pada diri sendiri disbanding berbohong pada diri sendiri. Karena degan menipu diri sendiri juga akan memberikan imbas yang cukup negatif bagi orang-orang teredekat kamu.

Kesimpulan :
Ketika kita menggunakan pengalaman kelam hidup kita hanya untuk membenarkan diri kita sendiri, maka baik langsung maupun secara tidak langsung akan menyakiti orang-orang yang paling kita kasihi.Di sisi lain menipu diri sendiri hanya meninggalkan banyak penyesalan dalam hidup kita sendiri. Kita mungkin telah membuat beberapa pilihan yang mungkin akan menerima konsekuensi yang bisa berbahaya bagi diri kita sendiri ketika kita bersikap jujur pada diri sendiri.


Daftar Pustaka






1 komentar:

  1. Nama: Dwi arif rahman (K10-DWI)

    judul lumayan, mindmap kurang menarik, isi lumayan lengkap.

    BalasHapus