@D26-Niko
oleh : Niko Prayoga
Banjir yang tejadi di beberapa tempat di Indonesia khususnya di
kota-kota besar seperti Jakarta lebih banyak disebabkan oleh pola hidup
masyarakat yang tidak sehat. Tinggal dibantaran sungai dan membuang sampah
kesungai merupakan salah satu sebab utama yang menyebabkan pendangkalan dan
tersendatnya aliran sungai yang menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi
daerah pemukiman serta jalan-jalan sehingga memutus arus transportasi.
Kerugian ekonomi yang
diakibatkan oleh banjir ini sangat besar. Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) mencatat kerugian yang diakibatkan oleh banjir di Jakarta pada
tahun 2014 mencapai 12 triliun rupiah (Koran Jakarta 2 pebruari 2015). Selain dapat menyebabkan kerugian material
banjir juga dapat menimbulkan timbulnya penyakit berbahaya contohnya TBC dan
Kolera.
Seperti yang sudah
disebutkan diatas salah satu penyebab banjir adalah sampah dan lingkungan
kumuh. Pertumbuhan penduduk yang sangat
pesat dan minimnya lahan buat tempat tinggal pada saat ini membuat orang
mendirikan bangunan tempat tinggal dibantaran sungai menjadi penyebab yang
paling utama penyebab banjir saat ini. Perilaku masyarakat yang tidak peduli terhadap
lingkungan dan kesehatan bersama menjadi salah satu masalah yang sangat serius
yang dihadapi suatu negara.
Sikap kepedulian
terhadap lingkungan dan kesehatan sudah seharusnya diterapkan sejak dari ia
masih kanak-kanak oleh orang tuanya dan diajarkan seperti contoh sederhana
yaitu mencontohkan membuang sampah pada tempat sampah dan mencuci tangan
setelah membuang sampah biasanya anak akan melihat dan merespon dengan cepat
apa yang telah lihat dan langsung menerapkan apa yang ia lihat. Jadi kebiasaan
yang dilakukan oleh orang tua pasti akan menularkan kepada anaknya. Dari
masalah diatas disini saya akan menjelaskan salah satu karakter terpuji yaitu
peduli.
Pada kesempatan ini
saya akan menjelaskan
1 pengertian
peduli,
2 jurnal tentang peduli
3
manfaat mempunyai sikap peduli
Al-Qur’an
dan Hadish tentang peduli terhadap lingkungan
Tapi sebelum itu saya akan membagikan pengalaman pribadi saya mengenai
sikap peduli yaitu peduli terhadap lingkungan.
Setiap minggu pertama
awal bulan dilingkungan tempat saya tinggal ketua RW selalu mengumumkan untuk
kerja bakti. Setelah mendengar pengumuman itu saya langsung bangun untuk
melaksanakan kerja bakti. Disana sebeum mengerjakan kerja bakti kita membuat
tim sebanyak 5 orang pada setiap RT untuk membersihkan selokan pada setiap
lingkungan masing-masing. Setelah membagikan tim saya berserta tim langsung
membagi tugas. Saya berdua bersama teman saya membersihkan selokan. Tanpa rasa
malu dan jiji saya langsung terjun untuk mengambil sampah yang sudah menumpuk
yang telah dibuang oleh orang tidak bertanggung jawab. Selama 1 bulan setelah
kerja bakti tersebut lingkungan saya tidak terjadi banjir lagi yang biasanya
setiap abis hujan langsung banjir semenjak itu tidak terjadi banjir.
1.
Pengertian
peduli
Apa itu peduli?
Peduli adalah sebuah sikap yang melibatkan diri kita
terhadap suatu persoalan, keadaan atau kondisi yang sedang terjadi disekitar
kita atau suatu tindakan yang sesuai hati
didasarkan terhadap keprihatinan pada masalah yang dialami orang lain.
2.
Jurnal
tentang peduli
Menurut Prasetyo, Wibowo Heru, Dkk (2013) menyatakan
bahwa Mereka melakukan penelitian mengenai partisipasi warga Kampung Margorukun
dalam program kampung Hijau dan Startegi yang dilakukan oleh orang tua dalam
keluarga sebagai upaya membentuk karakter peduli lingkungan pada anak.
Penelitian ini melibatkan 6 orang dengan menggunakan teknik Purposive
Sampling. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat
bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan peduli lingkungan meliputi
:
1
Kerja
Bakti Rutin
2 Penanaman
dan Perawatan Tanaman
Pemilihan
Sampah
Perajangan
Sampah
Penggunaan
Komposter Aerob
6 Pembuatan
Pupuk Kompos
7 Penataan
Taman Bermain
8 Arisan
Kader Lingkungan dan PKK
9
Pembuatan
Tim Yel-Yel
1 Pengadaan Bank Sampah
3.
Manfaat
peduli
Apa saja manfaat mempunyai
sifat peduli?
Manfaat peduli lingkungan meliputi :
1
Terhindar
dari penyakit
2
Lingkungan
menjadi segar/sejuk
3
Bebas
dari pencemaran
4
Lebih
mudah mendapatkan air bersih
Selain itu peduli lingkungan juga dapat menyelamatkan ekonomi suatu
negara, misalnya apabila mengelolah, merawat dan melestarikan lingkungan kita
tidak menutup kemungkinan banyak wisatawan dari luar negeri dapat ke Indonesia
untuk berkunujung melihat indahnya alam Indonesia saat ini yang mampu menambah
nilai devisa negara.
4.
Hadisht
tentang peduli lingkungan
Larangan menelantarkan lahan
حَدِيْثُ اَبِي هُرَيْرَةِ ر.ع. قَاَل : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى عليه وسلم : مَنْ كَانَتْ لَهُ
اَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا اَوْلِيَمْنَحْهَا اَخَاهُ فَؤِنْ اَبَى فَلْيُمْسِكْ
اَرْضَهُ ( اخرجه البخارى )
a. Terjemah hadits
Abu Hurairah r.a.
berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Siapa yang memiliki tanah, hendaknya
menanaminya atau memberikannya kepada saudaranya, jika tidak, boleh menahannya.
(Dikeluarkan oleh Bukhari)
penjelasan Hadist
Berdasarkan hadits diatas, dapat disimpulkan bahwa Islam melarang umatnya
menelantarkan tanah garapan dan harus memberikan kelebihan air agar tanah orang
lain pun dapat dipelihara.
a Larangan menelantarkan tanah
Islam sangat menghargai tanah yang merupakan karunia
Allah swt. jika orang yang memiliki tanah luas, namun tidak sanggup mengurusi
atau memanfaatkan tanahnya dengan tanaman yang bermanfaat, ia harus menyerahkan
tanah, baik dengan cara menghibahkannya atau menyewakannya kepada orang lain
yang memiliki waktu luang untuk menggarap tanah tersebut.
b Memberikan kelebihan air kepada orang lain
Memberikan kelebihan air kepada orang lain merupakan
perbuatan yang sangat terpuji karena telah memberikan kemudahan kepada orang
lain, sekaligus lebih mempererat persaudaraan diantara mereka. Sebaliknya
apabila ia kikir, maka hal itu akan memicu pertengkaran yang mungkin dapat
menimbulkan korban.
Pena Penanaman pohon
merupakan langkah terpuji
عَنِ اَنَسٍ قَالَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ مُسْلِمٍ
يَغْرِسُ غَرْسًا اَوْيَزْرَعُ زَرْعًا فَيَاكُلُ مِنْهُ طَيْرً اَوْاِنْسَانٌ
اَوْبَهِيْمَةٌ اِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
a. Terjemah hadits
Dari Anas r.a. telah bersabda Rasulullah saw. :
Seorang Muslim yang menanam atau menabur benih, lalu dia sebagian yang dimakan
oleh burung atau manusia, ataupun oleh binatang, niscaya semua itu akan menjadi
sedekah baginya.
) Hadits ini diriwayatkan oleh
Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Ahmad )
b. Biografi Perawi
Malik bin Nadzor bin Dhomdom bin Zaid bin Harom bin
Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin An Najjar, Abu Hamzah Al Ansori Al
Khazraji. Anas bin Malik urutan ke tiga dari sahabat Nabi Muhammad SAW yang
banyak meriwayatkan hadist, Ia meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits.
Ketika Anas wafat, beliau berumur 107 tahun. Berkata
Waqidi dan lainnya” Anas adalah sahabat di Basrah yang paling terakhir
wafatnya.” Para ahli sejarah selisih dalam menentukan kematian beliau, ada yang
mengatakan wafat pada tahun 90, 91, 92 dan ada pula yang mengatakan tahun 93,
dan inilah yang mashur menurut jumhur. Imam Ahmad berkata : Anas bin Malik dan
Jabir bin Zaid wafat bersamaan pada hari Jum’at, tahun 93.
c. Penjelasan hadits
Hadits di atas menunjukkan adanya anjuran untuk
menjadikan lahan agar lebih produktif, dan menyiratkan pesan yang cukup dalam
agar seseorang memanfaatkan masa hidupnya untuk menanam sesuatu yang dapat
dinikmati oleh orang-orang sesudahnya, hingga pahalanya tetap mengalir sampai
hari kiamat tiba. Hal itu akan ditulis sebagai amal sedekahnya (sedekah
jariyah).
Lebih dari itu, ada sebagian sahabat yang menganggap
bahwa orang yang bekerja untuk mengolah dan memanfaatkannya lahannya adalah
karyawan Allah swt. Imam Bukhari didalam kitabnya al-adab al-mufrad (nomor:448)
meriwayatkan sebuah hadits dari Nafi’ ibn ‘Ashim, bahwa ia mendengar Abdullah
bin Amr berkata kepada salah seorang anak kandungnya yang keluar ke tanah
lapang (kebun): “apakah para karyawanmu sedang bekerja ?”
“Saya tidak tahu”, jawab anak kandungnya.
Lalu Abdullah ibn Amr menyambung. “Seandainya engkau
orang yang terdidik, niscaya engkau akan tahu apa yang sedang dikerjakan oleh
para karyawanmu.” Kemudian Abdullah bin Amr menoleh kepada kami, seraya
berkata:” jika seseorang bekerja bersama para karyawannya dirumahnya.” (Dalam
kesempatan lain, perawi berkata :” Pada apa yang dimilikinya”), maka ia
termasuk karyawan Allah swt.
referensi
1. Sumarto Agus Herta, dkk, Etika Membangun Masyarakat Islam Modern Edisi 3, Jakarta : Graha Ilmu, 2016.
2. Prasetyo, Wibowo Heru, Dkk,
Strategi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Melalui
Program Kampung Hijau Di Kampung Margorukun Surabaya, Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan vol 2, No 1, 2013 dalam http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-kewarganegaraa/article/view/3721
Tidak ada komentar:
Posting Komentar