Mengenali Diri Sendiri - Banyak orang berpikir dan selalu beranggapan bahwa mengenal lebih banyak orang akan memberikan peluang untuk membuka jaringan yang lebih luas.
Namun
terkadang lupa mengenali diri sendiri sehingga potensi maupun kelemahan tidak
teridentifikasi dengan baik.
Akhirnya apa
yang menjadi kekuatan sulit di maksimalkan dan terkesan tertutupi.
Terkadang
kita terlalu sibuk untuk bergaul dan mencari serta mengenal sebanyak-banyaknya
orang disekitar kita.
Kita pun
disibukan dengan mencari-cari kelemahan orang lain akan tetapi lupa pada diri
sendiri akhirnya yang terjadi justru tidak mengenali diri sendiri bahkah tidak
menjadi diri sendiri.
Belajar
Mengakui Kelemahan tidak membuat kita menjadi lemah dihadapan orang lain, dan
dari sinilah kemampuan kita akan semakin terasah.
Ada banyak
sekali cara yang dapat kita lakukan untuk mulai mengenali diri sendiri, serta
dapat menjadi diri sendiri baik dari pemikiran, perasaan maupun tindakan.
Banyak
sekali keuntungan yang akan kita dapatkan bila kita menjadi diri sendiri,
sedangkan bila kita selalu meniru orang lain yang mungkin lebih sukses, kita
akan kehilangan jati diri serta memiliki kecendrungan untuk menjadi
peniru/plagiat.
Kenali Diri
Sendiri
Berikut ini
adalah 3 cara yang dapat Anda lakukan untuk mengenali diri sendiri,
diantaranya:
Kenali Diri Sendiri Melalui Visualisasi dan
Indra Penglihatan
Cara paling
mudah melalui metode visualisasi, perhatikan apa yang kita lihat dan sering
kita jumpai.
Bila kita
merasakan getaran/vibrasi yang cocok dan sesuai dan kita cenderung merasa
nyaman pasti disitulah kegemaran kita.
Gambaran
melalui pandangan mata kita adalah alat paling canggih untuk mendeteksi keinginan
kita, bahkan lebih canggih dari alat manapun.
Sebagai
contoh, ketika kita melihat seseorang sedang memainkan alat musik gitar sambil
bernyanyi.
Kita
merasakan ikut dalam alunan musik serta lagunya, bahkan kita sesekali ikut
bernyanyi dan menikmati lagunya.
Sesunggunya
kondisi ini sedang menunjukan kepada kita bahwa kita senang dengan musik dan
cara untuk mewujudkannya adalah mendengarkan musik.
Kenali Diri Sendiri Melalui Perasaan
Alat
pendeteksi tercanggih yang telah diciptakan Tuhan untuk manusia adalah
perasaan.
Perasaan
yang kita miliki tidak dapat digantikan dengan alat tercanggih sekalipun
didunia ini, untuk alasan inilah manusia diciptakan dengan memiliki perasaan.
Perasaan
inilah yang dapat menggambarkan diri kita, apakah kita memiliki perasaan halus,
sensitif atau justru sebaliknya.
Sebagai
contoh, bila kita melihat seseorang sedang bekerja keras untuk membangun bisnis
agar masa depannya tidak melarat.
Melihatnya
sukses membangun bisnis kita cenderung ingin menjadi sepertinya, yaitu sukses
membangun bisnis.
Inspirasi
darinya yang menjadi pendorong bagi kita untuk lebih giat dan tekun. Disini
perasaan kita sedang bekerja, sehingga kita termotivasi.
Kenali Diri Sendiri Melalui Pikiran
Pikiran
memiliki kekuatan dasyat yang dapat mengubah apapun. Untuk alasan inilah banyak
motivator mengatakan bahwa kunci dari kesuksesan adalah pikiran.
TheSecret
Power Of The Think, kira-kira seperti
inilah gambaran kekuatan pikiran kita yang penuh dengan rahasia dan misteri.
Cara
mendeteksinya adalah dengan pola pikir kita, pembentukan pola pikir (mindset)
melalui proses yang tidak instant dan cenderung memerlukan pengorbanan.
Kenali pikiran-pikiran
Anda dengan cara melatihnya terus menerus, jangan biarkan ia menjadi kerdil.
Cara
melatihnya adalah dengan mengisinya dengan informasi yang baik dan bermanfaat.
Kesimpulan:
Penting bagi kita untuk mengenal diri kita
sendiri karena itu merupakan pondasi terkuat untuk Pengembangan Diri.
Kenali pula diri kita dari kelemahan maupun
kekuatan agar kita dapat memaksimalkan potensi yang kita miliki dan dapat
mengelola kelamahan menjadi kekuatan.
Apabila kita berhasil mengenali diri
sendiri maka besar kemungkinan kita akan mampu menguasai serta mengendalikan
diri.
Ingatlah selalu bahwa Orang yang
Menghalangi Kita Adalah Diri Kita Sendiri, jadi kalahkan musuh terbesar dalam
diri kita untuk mencapai sukses.
Manfaat dan
tujuan :
· Seseorang dapat mengenal kenyataan
dirinya, dan sekaligus kemungkinan-kemungkinannya,serta diharapkan mengentahui
peran apa yang harus dia mainkan untuk mewujutkannya.
· Sebaliknya, orang yang tidak mengenal
dirinya, tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan dan dikembangkannya.
· Tidak memahami posisi diri akan
membuatnya sulit mengarahkan diri kepadatujuan hidupnya, sehingga gagal dalam pergumbulan
hidupnya.
Cara
mengenal diri sendiri :
1. Bersikap terbuka (open minded) terhadap
kritik, saran orang lain, dan mau menerima apa adanya demi perkembangan
dirinya; tidak difensif.
2. Melalu penelusuran bakat kepribadiannya
3. Melalui pengalaman sehari-hari
4. Melalui kebersamaan dengan orang lain
5. Melalui refleksi dan perenungan diri
pribadi merumuskan potret diri sendiri.
Situasi yang
memudahkan mengenali diri sendiri :
1.
Mendapatkan tekanan atau cobaan
Pada tulisan
yang berjudul “Melalui Cobaan, Kita Lebih Mudah Mengenali Diri Sendiri”, sudah
dibahas tentang peran cobaan dalam menyediakan kesempatan bagi kita untuk
mengenali diri sendiri. Dalam situasi tersebut, kita cenderung merespon dengan
cara kita yang asli. Lihat saja polanya. Jika konsisten, maka itulah diri kita
yang sesungguhnya.
2. Kejadian
yang tak terduga atau tiba-tiba
Tidak perlu
membayangkan sebuah kejadian besar. Perhatikan lagi diri kita saat
kejadian-kejadian kecil yang terjadi secara mendadak, misalnya jatuhnya gelas
atau piring, kesalahan mengetik, kehabisan tinta saat akan ngeprint dan
sebagainya. Perhatikan pada saat situasi tersebut, apa yang kita katakan,
perasaan kita, sikap dan perbuatan kita. Misalnya saja kita menjatuhkan gelas
secara tidak sengaja. Mungkin saja kita langsung berseru, “Sialan!”,
“Innalillah..” dan sejenisnya. Tentu kita mengenal mana kata-kata baik dan mana
yang buruk. Kita punya pola yang mana. Begitu juga dengan perasaan kita. Apakah
saat gelas jatuh, kita merasa marah, sedih, atau tenang-tenang saja. Perhatikan
polanya pada kejadian-kejadian yang serupa.
3. Saat
kehilangan
Saat
kehilangan juga dapat digunakan untuk mengenali diri sendiri. Dengan kata lain,
saat kehilangan, kita lebih mudah mengenali diri sendiri. Kehilangan yang
dimaksud, bisa kehilangan hal-hal kecil, seperti lupa meletakkan benda, kehilangan
uang atau barang, sampai meninggalnya orang tersayang. Seperti halnya saat
mengalami kejadian tak terduga, saat kehilangan, kita juga bisa mengamati apa
perkataan dan perasaan kita. Mungkin saja kita mengatakan, “Duh, apes dah!”,
“Ya sudahlah..”, “Saatnya membuat/mencari lagi..” dan sebagainya. Begitu juga
dengan perasaan kita, bisa mangkel, marah, atau tenang-tenang saja. Perhatikan
polanya, jika konsisten, maka seperti itulah kita yang sesungguhnya.
4. Saat
mendapatkan
Tidak hanya
saat kehilangan, saat mendapatkan juga menjadi waktu yang tepat untuk mengenali
diri sendiri. Secara lebih mudah, boleh jadi situasi ini dapat membedakan
antara orang yang bersyukur dan tidak, antara yang tahu terimakasih atau tidak.
Memang, saat mendapatkan bukan situasi yang sangat akurat dalam mengenali diri
sendiri, seperti hanya ketika mendapatkan musibah atau kehilangan. Tapi tetap
saja bisa menolong kita dalam membuat pola diri kita. Misalnya saat mendapatkan
posisi baru di sebuah pekerjaan. Mungkin saja kita berkata, “Wah hebat. Berarti
aku dipercaya”, “Jabatan itu amanat”, atau “Ah, ini pasti berat”. Coba cermati
kembali, jika konsisten, maka itulah diri kita yang sesungguhnya.
5. Tidak
terjadi apapun
Maksud dari
tidak terjadi apapun adalah saat semuanya tetap sama dalam waktu yang lama,
misalnya ketika menunggu. Memang, untuk situasi seperti ini, lebih mudah
melihat diri kita, apakah kita orang yang telaten, sabar, atau tidak. Coba
perhatikan, kata-kata atau perasaan apa yang muncul saat menunggu. Mungkin kita
berkata, “Lama banget!”, “Membosankan!”, “Lebih baik aku membaca/meneruskan
menulis cerita”, dan sebagainya. Jika kata-kata dan perasaan kita konsisten,
maka itulah diri kita yang sesungguhnya.
Kelima
situasi ini punya keakuratan yang berbeda pada setiap orang. Mungkin saja ada
orang yang lebih mudah mengenali diri sendiri ketika mendapatkan cobaan,
sementara orang lain lebih mudah ketika kehilangan. Namun demikian, kelimanya
bisa saling mendukung dan bisa jadi referensi ketika kita ingin lebih mengenali
diri sendiri.
Daftar Pustaka :
Nagata,
Daniel. 2015.Mengenal Diri Sendiri. www.danzierg.org.
http://www.danzierg.com/2015/03/mengenali-diri-sendiri.html
Miftahur.
2016. www.miftahur.com
http://www.miftahur.com/cara-untuk-mengenal-diri-sendiri/
Cahyo, Rudi.
2016. www.rudicahyo.com . www.rudicahyo.com/psikologi-artikel/5-situasi-yang-memudahkan-mengenali-diri-sendiri/
Azizah.
2012. www.iimazizah.wordpress.com
https://iimazizah.wordpress.com/2012/10/22/mengenal-diri-sendiri/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar