ANDIKA FERNANDA 41616010076 |
Pemimpin bisa terjebak untuk menggunakan disiplin guna mempertahankan "status quo" dalam kepemimpinannya atau untuk mengekspresikan sikapnya terhadap bawahan, di mana disiplin seolah-olah diartikan sebagai hukuman semata-mata. Dari pihak bawahan, disiplin telah terlihat sebagai "hukuman yang mengancam nasibnya", atau usaha atasan untuk menghalang-halangi kemajuan dirinya.
Dalam kepemimpinan, disiplin harus diartikan sebagai "mendidik untuk
perbaikan dan menjadi lebih baik". Disiplin di sini tidak diartikan
sebagai hukuman untuk orang yang bersalah, tetapi merupakan didikan
atau tuntunan untuk bermotivasi, bersikap, dan berkinerja baik
secara konsisten. Disiplin tidak hanya diterapkan pada saat
seseorang terbukti bersalah, tetapi dimulai dalam kondisi kerja
normal untuk meningkatkan komitmen dan kinerja. Seseorang yang
terbukti bersalah dan disiplin hanyalah merupakan salah satu aspek
saja dari disiplin.
Fungsi dari disiplin
Fungsi khusus dari disiplin dapat dijabarkan dalam tiga kisi penting
berikut.
- Meningkatkan kualitas karakter.
Kualitas karakter akan terlihat pada komitmen kepada Tuhan, organisasi, diri, orang lain, dan kerja. Puncak komitmen akan terlihat pada integritas diri yang tinggi dan tangguh. - Mendukung proses pengejawantahan kualitas karakter, sikap, dan kerja.
Di sini, kualitas sikap (komitmen dan integritas) ditunjang, didukung, dikembangkan, dan diwujudkan dalam kenyataan. Komitmen dan integritas akan terlihat dalam kinerja yang konsisten. - Memproduksi kualitas karakter dalam hidup yang ditandai oleh adanya karakter kuat dari setiap orang, termasuk pemimpin dan bawahan.
Pemimpin terbukti berdisiplin tinggi dalam sikap hidup dan kerja, dan hal yang akan mempengaruhi para bawahan untuk berdisiplin tinggi yang dijadikan model oleh bawahannya.
Proses disiplin
Dalam menjalankan disiplin, proses disiplin dapat dilukiskan dari
lima sisi penting berikut.
- Disiplin bagaikan mercusuar yang membuat nakhoda tetap siaga akan kondisi yang dihadapi dan tetap waspada menghadapi kenyataan hidup dan kerja.
- Disiplin bagaikan air sungai yang terus mengalir dari gunung ke lembah dan terus membawa kesegaran dan membersihkan bagian sungai yang keruh.
- Disiplin bagaikan dinamo yang menyimpan kekuatan/daya untuk menghidupkan mesin. Apabila kunci kontak dibuka, daya pun mengalir dan menghidupkan mesin yang mencipta daya dorong yang lebih besar lagi dan yang berjalan secara konsisten.
- Disiplin bagaikan gas, rem, dan kemudi pada mobil yang mendorong, menghentikan, dan memberikan arah yang pasti.
- Disiplin bagaikan wasit dan hakim yang mengarahkan pertandingan dan menetapkan skor benar-salah, untung-kalah.
Cara pelaksanaan disiplin
Disiplin harus ditegakkan dan dijalankan dalam kepemimpinan apabila
suatu organisasi berkehendak untuk tetap tegak dan lebih maju.
Pemimpin yang disiplin akan mempengaruhi bawahannya untuk
berdisiplin. Sebab disiplin merupakan tanda dan penggerak hidup
suatu organisasi. Dalam upaya menjalankan disiplin, cara-cara di
bawah ini dapat ditempuh.
- Disiplin dalam kondisi normal.
Dalam kondisi normal, disiplin harus ditegakkan secara terus-menerus, menjelaskan, dan mengomunikasikan policy/ketentuan hidup/kerja organisasi yang dilakukan secara kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan nasihat umum, briefing, petunjuk khusus, serta nasihat/dorongan "on the spot" (langsung di tempat kerja). - Disiplin dalam kondisi khusus.
Dalam kondisi khusus di mana terdapat kesalahan/kekeliruan yang dilakukan dengan sengaja atau pun tidak, hal-hal berikut harus diperhatikan oleh pemimpin.- Bobot dari kesalahan yang diperbuat oleh seseorang bawahan dimaksud.
- Unsur-unsur administrasi, hukum, sosial, ekonomi, politik, rohani/moral/etis yang terdapat dalam kekeliruan/kesalahan tersebut.
- Kualitas keputusan yang dilakukan dan efeknya terhadap organisasi, pemimpin, dan bawahan dimaksud.
- Disiplin dapat diwujudkan dengan cara-cara berikut.
- Teguran
Teguran (reprimend) dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari teguran lisan sampai kepada teguran tertulis yang dicatat secara teratur. Teguran dapat diberikan bagi kekeliruan yang dinilai ringan. - Peringatan atau ancaman keras
Peringatan atau ancaman keras perlu diberikan bagi pelanggaran yang dinilai berat/besar oleh pemimpin. Peringatan atau ancaman keras harus selalu diberikan dalam bentuk tertulis. - Pemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerja dapat diberikan atas penilaian pemimpin terhadap pelanggaran berat seseorang bawahan yang sangat merugikan dan tidak dapat diperbaiki lagi. Di sini, pemutusan hubungan kerja diberikan demi kebaikan organisasi, pemimpin, maupun bawahan.
Disiplin yang baik dan benar dalam kepemimpinan akan selalu
membangun serta membawa kemajuan. Pemimpin yang berhikmat akan
selalu menerapkan disiplin dalam hidup dan kerja sehingga membawa
dampak positif bagi kemajuan hidup dan kerja dalam organisasi.
Pada akhirnya, perlulah disadari bahwa disiplin dalam kehidupan
berorganisasi, bekerja, berkelompok, dan individu merupakan adanya
gambaran tekad, kemauan, serta komitmen yang sedang diejawentahkan.
Hal ini menentukan kohesi tinggi dalam mekanisme sosial yang
memastikan hubungan dan kerja sama yang erat, yang secara pasti
mengarah kepada keberhasilan/kesuksesan hidup dan kerja kelompok
maupun individu.
DAFTAR PUSTAKA
lead.sabda.org/16/oct/2007/kepemimpinan_disiplin_kepemimpinan
www.kompasiana.com/.../budaya-kerja-dan-disiplin-ketegasan-pemimpinan
www.academia.edu/.../GAYA_KEPEMIMPINAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar