Jika seorang individu ingin menjalani hidupnya dengan
produktifitas yang tinggi maka salah satu hal mendasar yang harus dimiliki
adalah hidup dengan kondisi yang sehat.
Kesehatan sendiri merupakan suatu keadaan dimana manusia mencapai kesejahteraan baik dari aspek fisik maupun psikologis. Kesehatan fisik misalnya badan yang bugar, lancarnya pencernaan, detak jantung normal dan lain sebagainya. Sedangkan kesehatan psikologis seperti minimnya tingkat stress, terhindar dari gangguan jiwa, dapat menyesuaikan diri, selalu memanfaatkan potensi semaksimal mungkin, bahagia atas dirinya dan orang lain, dan selalu bersyukur terhadap apa yang mereka terima.
Kesehatan sendiri merupakan suatu keadaan dimana manusia mencapai kesejahteraan baik dari aspek fisik maupun psikologis. Kesehatan fisik misalnya badan yang bugar, lancarnya pencernaan, detak jantung normal dan lain sebagainya. Sedangkan kesehatan psikologis seperti minimnya tingkat stress, terhindar dari gangguan jiwa, dapat menyesuaikan diri, selalu memanfaatkan potensi semaksimal mungkin, bahagia atas dirinya dan orang lain, dan selalu bersyukur terhadap apa yang mereka terima.
Dari kesehatan psikologis yang dijelaskan di atas, merupakan
suatu penjabaran dari aplikasi sikap Proaktif. Lalu apa sikap proaktif itu?
Kemudian apa hubungannya dengan kesehatan? Sebelum menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulis akan menjelaskan apa tujuan dari
penulisan artikel ini. Dalam karya ini akan menjelaskan bagaimana hubungan
antara sikap proaktif dengan kesehatan, terutama kesehatan fisik. Sehingga akan
mendapatkan kesimpulan bahwa kesehatan psikologis dapat mempengaruhi kesehatan
fisik, begitu juga sebaliknya.
Pengertian Proaktif
Bersikap proaktif berarti melakukan sesuatu dengan inisiatif
sendiri, kemudian bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri baik dari masa
lalu, sekarang ataupun masa mendatang. Sikap proaktif ini menuntut untuk selalu
mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dipegang
dan mengesampingkan suasana hati maupun keadaan. Sedangkan reaktif merupakan
kebalikan dari proaktif itu sendiri, seperti menyerahkan kontrol dirinya pada
situasi dan emosi dengan menyesampingkan prinsip dan nilai yang ada.
Covey (1995) dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective
People, menjelaskan bahwa individu yang proaktif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
Orang proaktif selalu bertanggung jawab atas pilihannya.
Tidak menyalahkan keadaan, situasi dan pengkondisian terhadap perilaku mereka.
Perilaku orang proaktif merupakan produk dari pilihan sadar, berdasarkan nilai,
dan bukan berdasar dari suasana hati atau emosi, pengkondisian atau tekanan
sosial yang diterima.
Orang proaktif lebih memfokuskan usaha mereka pada lingkar
pengaruh (mencakup segala hal yang dapat dipengaruhi). Mereka melakukan usaha
pada hal yang dapat mereka kontrol atau lakukan. Energi dan sikap mereka
positif, dan mereka berusaha untuk memperluar dan memperlebar lingkar
pengaruhnya.
Orang yang proaktif fokus pada perubahan dari dalam keluar,
magsudnya adalah mereka lebih mengutamakan untuk merubah diri mereka sendiri
sebelum merubah apa yang ada di luar mereka, melalui perubahan paradigma atau
persepsi mereka yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip.
Orang proaktif memusatkan hidupnya pada prinsip-prinsip.
Prinsip-prinsip ini diterjemahkan kedalam nilai-nilai yang mereka pilih secara
sadar kemudian dengan nilai tersebut mereka mengarahkan prilaku dan sikap
sesuai yang di kehendakinya.
Orang proaktif mengembangkan empat anugrah unik manusia
secara optimal. Empat anugrah unik yang dimagsud seperti Self Awareness (kesadaran
diri), Conscience(hati nurani), Creative Imagination (imajinasi
kreatif) dan Independent Will (kebebasan kehendak). Anugrah unik ini
merupakan suatu anugrah yang hanya di miliki manusia, makanya disebut anugrah
unik.
Selanjutnya, dalam prinsip proaktif ini ada penjelasan
tentang respon terhadap stimulus yang datang pada individu. Misalnya ada
seorang individu kehilangan laptopnya(stimulus). Kemudian bagaimanakah individu
akan merespon stimulus tersebut tergantung apakah individu itu orangnya
proaktif atau reaktif. Jika individu memiliki sikap reaktif, maka individu
tersebut lebih menyalahkan keadaan dan sesuatu yang ada di luar mereka, selalu
mengikuti emosi dan keadaan suasana hati. Sebaliknya, jika individu itu
memiliki sikap yang proaktif maka individu tersebut lebih terkontrol dan
langsung bertanggung jawab terhadap situasi yang mereka terima.
Keunikan dari proaktif ini adalah individu memiliki kehendah
bebas untuk memilih respon terhapat stimulus yang mereka terima. Diantara
stimulus dan respon tersebut terdapat empat anugrah unik yang dimiliki manusia
seperti yang sudah di jelaskan di atas seperti Self Awareness (kesadaran
diri), Conscience (hati nurani), Creative Imagination (imajinasi
kreatif) dan Independent Will (kebebasan kehendak). dengan empat
anugrah tersebut individu mampu memilih apa yang seharusnya mereka respon
sehingga akan bisa terlihat bahwa merekalah yang mengontrol situasi yang
terjadi, dan tidak mengikuti suasana hati.
Hubungan Kesehatan dengan Bersyukur
Dari
studi dan penelitian yang dilakukan oleh Robert A. Emmons, Ph.D., dari
University of California, terdapat fakta bahwa bersyukur secara teratur dapat
meningkatkan kebahagiaan sebanyak 25 persen. Hasil dari penelitian tersebut
juga menunjukan bahwa banyak bersyukur dan berfikir positif dapat mempengaruhi
kesehatan fisik, mood dan hubungan dengan pasangan.
Dalam penelitiannya tersebut, Emmons mengamati hubungan
antara kebahagiaan yang didapat dari rasa syukur terhadap kondisi kesehatan
fisik seseorang. Dalam riset ini, tim peneliti meminta para respondennya untuk
mengisi buku harian selama 10 minggu. Buku harian ini berisi lima hal yang
mereka syukuri yang terjadi minggu lalu. Hasilnya, para responden terbukti 25
persen lebih bahagia dari sebelumnya. Mereka juga menunjukkan kondisi tubuh
yang lebih bugar daripada orang-orang yang kurang bersyukur atas apa yang
mereka alami.
“Riset ini menunjukkan bahwa rasa bersyukur dapat membawa
efek yang luar biasa dari segi fisik dan psiko-sosial,” tutur Rita Justice dari University
of Texas Health Science Center, seperti dikutip Huffington Post.
Menurut Emmons, dampak fisik yang dapat dialami dari rasa
syukur adalah sistem kekebalan tubuh yang kuat,kurang terganggu terhadap sakit
dan nyeri, dapat menurunkan tekanan darah, dan dapat tidur lebih nyaman dan
lama sehingga akan meresa bugar ketika bangun.
Bersyukur Melalui Sikap Proaktif
Dalam keadaan sekarang ini, ada beberapa atau banyak individu yang mengalami
stress akibat masalah-masalah hidup yang mereka alami. Dampak dari stress
tersebut bisa mengakibatkan kesehatan fisik menurun seperti rentan terkena
penyakit, sulit tidur dan sebagainya dan sebagainya. Untuk mengatasi masalah
ini, terdapat alternatif untuk mengurangi atau menghilangkan stress tersebut, misalnya
dengan bersyukur.
Ada yang beranggapan bahwa untuk bersyukur juga tidak
semudah membalikan telapak tangan, harus mendapatkan sesuatu yang di inginkan
dulu baru bersyukur. Dari pernyataan tersebut secara parsial memang benar,
tetapi jika pembaca lebih memandang keseluruhan arti bersyukur itu maka
tidaklah sesulit yang pernyataan awal sebutkan.
Dibagian artikel ini sudah dijelaskan mengenai kehendak kita
diantara stimulus dan respon. Dengan kita mengetahui bahwa kita memliki
kehendak untuk memilih respon apa yang kita inginkan, maka kita bisa menentukan
respon-respon positif sehingga kesehatan kita bisa lebih bagus.
Sumber referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar