1. Konsep
Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan
ketidakpastian, kecuali kematian, namun itupun tetap mengandung ketidakpastian yang
akan mengakibatkan adanya risiko bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Apalagi dalam dunia bisnis, ketidakpastian dan risikonya adalah sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malahan harus diperhatikan secara serius.
Apalagi dalam dunia bisnis, ketidakpastian dan risikonya adalah sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malahan harus diperhatikan secara serius.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut, semua orang (khususnya
pengusaha) selalu harus berusaha untuk menanggulanginya,
artinya
berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar kerugian
yang ditimbulkan
dapat dihilangkan. Para wirausaha menyukai tindakan pengambilan
risiko
nyata karena mereka ingin berhasil. Maksudnya mereka ingin
mendapatkan
kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi
nyata dengan
menerapkan keterampilan mereka.
Wirausaha menghindari situasi risiko rendah karena
tidak ada tantangan, akan
tetapi mereka juga tidak menyukai situasi dengan risiko tinggi
karena para
wirausaha cenderung selalu ingin berhasil. Ringkasnya, para
wirausaha
menyukai tantangan , namun dapat dicapai.
2. Pengertian Risiko
Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali yang
dapat diramalkan
dengan hasil yang sempurna, pada umumnya terjadi
penyimpangan, biarpun
kecil. Risiko selalu terjadi bila keputusan yang
diambil dengan memakai
kriteria peluang (decision under risk) atau kriteria
ketidakpastian (decision
under uncertainty). Untuk menghitung risiko pada
umumnya dipakai nilai yang
diperkirakan (expected value) atau angka penyimpangan
(variance).
Risiko perlu dianalisis, yaitu dengan memakai tolok
ukur untuk mengukur
besarnya risiko atas suatu alternatif, dengan
tujuan untuk memperoleh
alternatif dengan risiko yang masih dapat
ditanggung. Analisis ini sangat
penting untuk menentukan modal yang dianggarkan dalam
kegiatan usaha.
Bermacam-macam risiko yang mungkin terjadi dalam
suatu kegiatan usaha,
yaitu risiko teknis (kerugian), risiko pasar, risiko kredit serta risiko di
luar
kemampuan manusia. Semua risiko dapat dicegah atau
diperkecil, kecuali
risiko alam yang probabilitasnya sangat kecil dan dapat
diabaikan.
Bagi seorang Wirausaha, menghadapi risiko adalah
tantangan karena
mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan
inovasi serta merupakan
bagian penting dalam mengubah ide menjadi kenyataan.
Demikian pula pengambilan risiko bagi
Wirausaha berkaitan dengan
kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada
kemampuan
dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk menelurkan
hasil dari
keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan Wirausaha
(misalnya
pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko,
tetapi bagi Wirausaha
adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil.
Wirausaha berprinsip
biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju dua
langkah.
Majalah Wirausaha yang berjudul “Executive” pada lembaran
khusus ditulis
huruf besar dengan warna yang berbeda seperti di bawah ini:
“Jangan tinggal diam di tempat (digambar dengan kura-kura
terbalik), tetapi
berbuatlah yang pasti dan mantap biarpun lambat (digambarkan
dengan kurakura
yang berjalan merayap)”.
Berikut beberapa pendapat tentang pengertian risiko :
• Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil
yang dapat terjadi selama
periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M. H)
• Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang
mungkin melahirkan
peristiwa kerugian (loss), (A.Abas Salim)
• Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya
suatu peristiwa (Soekarto)
• Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil
aktual dari hasil yang
diharapkan (Herman Darmawi)
• Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang
berbeda dengan yang
diharapkan(Herman Darmawi)
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
resiko adalah
sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan
terjadinya sesuatu
yang merugikan yang tidak diduga atau tidak diinginkan.
Sedangkan
karakteristik risiko itu sendiri adalah:
• Risiko adalah suatu ketidakpastian atas
terjadinya suatu peristiwa.
• Risiko adalah ketidakpastian yang bila terjadi
akan menimbulkan
kerugian
3. Risiko Wirausaha
Pada saat memulai bisnis, Wirausaha biasanya menghadapi risiko bisnis
yang
besar. Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta bisnis baru
dimulai tiap tahunnya,
dan dua pertiga dari bisnis tersebut bergerak sebagai
bisnis/usaha kecil. Ratarata
kegagalan diantara bisnis baru ini cukup mengganggu.
Berdasarkan
penelitian, 25 sampai 33 persen usaha kecil mengalami
kegagalan selama
dua tahun pertama masa operasinya.
Di samping mempertimbangkan risiko bisnis,
Wirausaha juga menghadapi
risiko finansial, selama mereka menginvestasikan
sebagian besar atau semua
kekayaannya dalam bisnis. Mereka mengambil risiko karir
dengan
meninggalkan pekerjaan yang aman untuk suatu pekerjaan yang
mengandung
risiko dengan masa depan yang penuh ketidakpastian.
Mereka juga mebuat risiko keluarga dan sosial
karena kebutuhan untuk
memulai dan mengelola bisnis yang baru hanya menyisakan
sedikit waktu
untuk memperhatikan keluarga dan teman.
Ciri seorang wirausaha harus
berani mengambil dan menanggung
risiko dalam
ketidakpastian, karenanya ia
akan memilih dan mengembangkan
banyak usaha.
Dari sekian usaha yang dijalan
kannya pasti ada yang berhasil
(bertelur emas)
Ada tiga penyebab yang menjadi alasan kegagalan bisnis,
yaitu
a. Mereka masuk ke dalam bisnis terlalu cepat. Mereka terjun
ke dalam suatu
pekerjaan baru yang mengandung risiko terlalu
tergesa-gesa, tanpa
melakukan perencanaan yang mendalam. Mereka tidak menganalisis
kekuatan dan kelemahannya. Siapa saya ?, Apa yang saya
inginkan ? Apa
tujuan saya ?
b. Mereka kehabisan uang. Jika Anda tidak dapat
menyelaraskan daftar
gaji/upah atau membayar rekening-rekening Anda, Anda akan ke
luar dari
bisnis. Perencanaan kebutuhan uang yang realistik merupakan
hal yang
sangat penting. Perkiraan kebutuhan kas merupakan prioritas
utama
sebelum memulai bisnis ini.
c. Kegagalan perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan.
Rencana
bisnis yang terperinci mendorong Wirausaha untuk berpikir ke
depan,
merefleksikan, dan memutuskan bagaimana agar maju. Rencana
bisnis ini
harus secara tertulis.
Alasan-alasan kegagalan di atas haruslah dipertimbangkan
sebelum memulai
operasi suatu bisnis. Empat kategori utama (kesalahan
perencanaan,
rendahnya kualitas manajeman, metode bisnis yang tidak
mencukupi, dan
kurang dana) dapat merusak kerja keras, kreativitas yang
brilian, pengambilan
risiko dan kejelasan masa depan.
4. Macam-Macam Risiko
a. Menurut sifatnya dibedakan ke dalam :
1) Risiko murni, risiko yang terjadi
pasti akan menimbulkan kerugian dan
terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam,
pencurian,
penggelapan, dan sebagainya.
2) Risiko spekulatif, risiko yang
sengaja ditimbulkan oleh yang
bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu.
Misal:
utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya.
3) Risiko fundamental, risiko yang
penyebabnya tidak dapat dilimpahkan
kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal :
banjir,
angin topan, dan sebagainya. Risiko khusus, risiko yang
bersumber
pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui
penyebabnya, seperti kapal kandas, pesawat jatuh, dan
sebagainya.
4) Risiko dinamis, risiko yang timbul
karena perkembangan dan kemajuan
masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi,
seperti risiko
penerbangan luar angkasa.
Dapat tidaknya risiko dialihkan kepada pihak lain, sbb:
1) Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan
mempertanggungkan suatu objek yang akan terkena risiko pada
perusahaan asuransi.
2) Risiko yang tidak dialihkan pada pihak lain
b. Menurut sumber/penyebab timbulnya :
1) Risiko intern, risiko yang berasal dari dalam perusahaan
itu sendiri,
seperti kerusakan aktiva karena kesalahan karyawan,
kecelakaan
kerja.
2) Risiko ekstern, risiko yang berasal dari luar perusahaan,
seperti
pencurian, persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga, dan
sebagainya.
Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek
yang terkena
risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau
meminimumkan risiko,
sebagai berikut:
a. Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap
kemungkinan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
b. Melakukan retensi, yakni mentolerir terjadinya kerugian.
c. Melakukan pengendalian terhadap risiko
d. Mengalihkan risiko kepada pihak lain (asuransi)
Untuk garis besarnya ada bermacam-macam risiko dalam
berusaha dan
upaya untuk menghindari atau memperkecil risiko, yaitu
a. Risiko Teknis
Risiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer atau
Wirausaha dalam
mengambil keputusan. Risiko yang sering terjadi:
• Biaya produksi yang tinggi (inefisien),
• Pemakaian sumber sumber daya yang tidak seimbang (tenaga
kerja
terlalu banyak),
• Terjadi pencurian, akibat pengawasan yang kurang baik,
• Terjadi kebakaran, akibat keteledoran dan kurang
kecermatan,
• Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak
serta harga
jual tak berubah,
• Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga
produktivitas
kerja menurun,
• Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit
dioperasionalkan,
serta hal-hal yang berhubungan dengan ketatalaksanaan
perusahaan.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas dapat ditempuh
upayaupaya sebagai
berikut:
1. Manajer atau Wirausaha menambah pengetahuan tentang:
• Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang
berkaitandengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan
dengan
memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi
(efisien).
Misalnya yang semula dengan teknologi tradisional diganti
dengan
teknologi tepat guna atau teknologi modern.
• Keterampilan mengorganisasi (organizational skiil),
yaitukemampuan
meramu yang tepat dari factor produksi dalam usaha, mencakup
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
modal.
Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, murah, dan
disenangi pembeli.
• Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan
untuk
mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan
serasi
oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap
pimpinan
dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptional
skill).
2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan,
yang meliputi
strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya
manusia,
strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi
penelitian dan
pengembangan. Tujuan strategi ada tiga, yaitu tetap
memperoleh
keuntungan, hari depan lebih baik dari sekarang (usaha
berkembang) dan
tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan ialah
kepAndaian
menganalisis dan memprognosa keadaan di dalam dan di luar
lingkup
organisasi.
3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan
konsekuensi
setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan
pengeluaran
tetap.
b. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku
atau tidak laku
di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) yang
diperoleh terus
menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan (revenue)
yang
diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan
menjadi
bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal
alias gulung
tikar. Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sebagai
berikut :
1) Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuat
desain
baru dari produk yang disenangi calon pembeli. Daur hidup
produksi
(product life cycle) untuk barang industri adalah seperti di
bawah ini.
Gambar : Daur Hidup Produksi
Pada permulaan jumlah yang diproduksi sedikit (OP1),
penjualan terus
meningkat (OR1). Produk tersebut sangat disenangi pembeli
dan jumlah
yang dijual meningkat menjadi (OP2) dengan penjualan sebesar
(OR2).
Setelah itu produk yang terjual terus menurun penjualannya
sehingga
penerimaan penjualan merosot pada OR. Bila tidak ada upaya
perbaikan
dapat berakibat perusahaan gulung tikar. Upaya yang tepat
ialah pada titik
P3 telah dikenalkan produk yang diinovasi sehingga penjualan
naik lagi.
Dalam usaha pertanian terlihat pada budidaya kelinci, lele
dumbo,
asparagus, dan sebagainya. Memang relatif sulit bagi usaha
pertanian
mengadakan inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada
upaya ke
arah argo industri.
2) Mengadakan penelitian pasar (market research) dan
memperoleh
informasi pasar secara berkesinambungan.
Cara ini memerlukan dana yang besar dan hanya layak untuk
perusahaan besar. Contohnya pabrik mobil, tekstil, alat
rumah
tangga, dan hiburan. Dalam bidang pertanian antara lain
ukuran
berat dalam setiap komoditi yang dihasilkan yang diinginkan
konsumen (ikan, udang, kubis, ternak, dan sebagainya).
c. Risiko Kredit
Adalah risiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak
membayar
pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati. Sering terjadi
produsen
menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian. Atau
debitor
meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal, akibatnya
timbul
kredit macet. Upaya untuk mengatasi hal tersebut
diantaranya sebagai
berikut:
1. Berikan kredit pada seseorang yang minimal
memenuhi syarat sebagai
berikut:
• Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasi yang
telah
diketahui.
• Kemampuan untuk membayar (capacity). Hal ini dapat dilihat
dari
kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya.
• Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha
(capital)
sehingga merupakan net personal assets.
• Keadaan usahanya selama ini (conditions) apakah
menunjukkan
trend naik mendatar atau menurun.
2. Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil
mengevaluasi
kredibilitas debitor.
3. Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang
bersangkutan
memiliki perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran
neraca,
laporan laba-rugi tahunan dan aliran dana setiap tahun.
d. Risiko alam
Risiko ini terjadi di luar pengetahuan manusia, misalnya
gempa bumi,
banjir, angin puyuh, dan kemarau panjang. Karena kemungkinan
terjadi
sangat kecil risiko ini dapat dianggap tidak ada. Tetapi,
bila takut
menghadapi risiko tersebut, ada perusahaan asuransi yang
berani
menanggung risiko tersebut.
5. Situasi Berisiko
Situasi yang mengandung risiko adalah situasi dimana kita
dihadapkan pada
dua pilihan atau lebih dan kita tidak dapat mengetahui hasil
yang akan
diperoleh dari setiap alternatif pilihan yang ada. Situasi
risiko juga
mengandung dua potensi bagi perusahaan, yaitu potensi
kegagalan dan
potensi sukses.
Seorang Wirausaha yang harus selalu mengambil keputusan
dalam berbagai
situasi walaupun situasi tersebut penuh ketidakpastian.
Keputusan yang harus dipilih tersebut dapat berupa
alternatif yang
mengandung risiko atau alternatif yang konservatif,
tergantung pada daya
tarik setiap alternatif, sejauh mana seorang pengusaha
bersedia untuk
mengalami kerugian, prediksi atas kesuksesan dan kegagalan
yang akan
dialami, dan seberapa jauh seorang Wirausaha dapat
meningkatkan
kemungkinan untuk sukses dan mengurangi kemungkinan untuk
gagal.
Dalam pelaksanaan pengambilan keputusan ada yang berani, ada
juga yang
tidak berani dalam mengambil risiko atas keputusan yang
dibuatnya walaupun
ada kemungkinan potensi sukses atas keputusan yang
dibuatnya. Ada pula
yang sangat berani dalam mengambil keputusan tanpa melakukan
pertimbangan terlebih dahulu, secara cepat mengambil keputusan
yang
dianggapnya peluang emas. Pengusaha seperti ini adalah
pengusaha yang
dipengaruhi oleh besarnya jumlah imbalan yang ditawarkan,
dan sangat
tertarik oleh harapan muluk tentang hasil yang tinggi dengan
sedikit usaha.
Seorang Wirausaha sejati adalah yang tidak takut dalam
mengambil risiko
akan tetapi juga tidak gegabah dalam mengambil keputusan.
Keputusan yang
diambil selalu berdasarkan pertimbangan terlebih dahulu.
Unsur penting lainnya dari situasi yang mengandung risiko
adalah kesediaan
dalam menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat
keputusan, baik
yang menguntungkan maupun tidak. Kebanyakan ciri-ciri
Wirausaha saling
berkaitan, terutama mengenai sikap pengambilan risiko,
ciri-ciri tersebut yaitu :
a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan
inovasi serta
merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi
realitas.
b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri
sendiri.
Semakin besar keyakinan atas kemampuan yang dimiliki,
semakin besar
pula keyakinan yang dimiliki atas kesanggupan untuk
mempengaruhi hasil
dari keputusan-keputusan yang akan diambil serta semakin
besar
kesediaan untuk mengambil risiko.
c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan sendiri akan
membatasi
kegiatan yang akan diambil sehingga tidak akan mengahsilkan
suatu
putusan yang tidak sanggup untuk dilaksanakan.
Sekali lagi bahwa situasi risiko terjadi apabila seorang
Wirausaha diminta
membuat pilihan diantara dua alternatif atau lebih yang
hasilnya tidak dapat
diprediksi sebelumnya dan harus dinilai secara objektif.
Sebagai pengambil
risiko Anda harus mengambil keputusan dalam situasi penuh
ketidakpastian,
sambil mempertimbangkan kemungkinan sukses dan ruginya.
Apakah akan
memilih alternatif yang mengambil risiko atau alternatif
konservatif tergantung
kepada :
a. daya tarik dari setiap alternatif,
b. sejauhmana Anda bersedia rugi,
c. kemungkinan relatif sukses dan gagal,
d. seberapa jauh Anda dapat/mampu meningkatkan kemungkinan
sukses dan
mengurangi kemungkinan gagal.
Ada beberapa ciri dari seorang wirausaha yang saling
berkaitan, hal ini
cenderung berlaku pada perilaku dalam pengambilan risiko.
Kaitan tersebut
antara lain :
a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan
inovasi yang
merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi
realitas.
b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan terhadap
diri sendiri.
c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan Anda
sendiri
juga penting.
6. Pengambilan Risiko
Para Wirausaha merupakan pengambil keputusan risiko yang
sudah
diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan.
Wirausaha
menghindari situasi risiko rendah, tidak ada tantangannya
dan menjauhi
situasi risiko yang tinggi, karena mereka ingin berhasil.
Mereka menyukai
tantangan yang dapat dicapai.
• Para Wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik
karena mereka
ingin berhasil.
• Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanaan
tugas-tugas yang
sukar, namun realistic.
• Wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat
dicapai.
• Bertambah besarnya perusahaan Anda akan bertambah banyak
dan
ruwetlah persoalan Anda.
Para wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik
karena mereka ingin
berhasil. Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanakan
tugas-tugas
yang sukar namun realistik. Wirausaha menyukai tantangan
yang sukar
namun dapat dicapai. Kebanyakan orang takut mengambil risiko
karena
mereka ingin aman dan mengelakkan kegagalan.
Namun, semua tahap pekerjaan pasti akan ada risikonya.
Pengambilan risiko
merupakan bagian hakiki dari seorang Wirausaha. Apabila kita
telah
mengambil suatu keputusan dari salah satu alternatif yang
ada, maka ini
berarti kita telah memutuskan untuk menyisihkan
alternatif-alternatif lainnya
untuk tidak digunakan dalam pelaksanaan. Dalam pengambilan
keputusan
dari alternatif terpilih didasarkan atas pertimbangan agar
dalam
pelaksanaannya nanti diharapkan ini erat hubungannya dengan
keinginan
yang harus diderita atau risiko.
7. Pengambilan Risiko Pribadi
Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dalam
merealisasikan potensi
sebagai Wirausaha. Seorang Wirausaha harus sadar bahwa
pertumbuhan
datang dari pengambilan peluang-peluang masa sekarang dan
pengambilan
risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko yang
terpenting adalah risiko
yang membawa kita sebagai seorang Wirausaha untuk belajar
mengenai
sesuatu yang baru tentang diri sendiri dan perusahaan Anda.
Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi haruslah
menantang
kemampuan dan kapasitas Anda dengan sungguh-sungguh.
Merupakan suatu
hal yang sulit bagi seorang Wirausaha dalam membedakan
tujuan pribadi dan
tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian hidupnya.
Pengambilan keputusan merupakan bagian yang penting dalam
pertumbuhan
pribadi juga berguna dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
bisnis. Memikul
tanggung jawab pribadi atas tindakan yang dilakukan akan
mengurangi
ketergantungan Anda pada pihak lain. Wirausaha adalah orang
yang
bertanggung jawab karena mereka mempunyai kekuatan dan
kemampuan
untuk menentyukan masa depan mereka sendiri. Risiko akan
timbul ketika
seorang Wirausaha menerima tanggung jawab atas keputusan dan
tindakannya.
Sebagai seorang Wirausaha kita tidak boleh mengambil risiko
yang tidak perlu
dan harus dapat menguasai emosi dalam mengambil risiko jika
keuntungannya diperkirakan sama atau bahkan lebih besar
daripada risiko
yang terkandung. Dalam beberapa hal, kita harus menggunakan
intuisi dalam
menilai tindakan apa saja yang mengandung risiko karena
intuisi akan dapat
turut menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil apa
saja yang
mungkin diperoleh.
Dalam pengambilan risiko pribadi perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
• Pengalaman pribadi selama ini dalam mengambil risiko yang
terkait
dengan orang-orang terdekat
• Dalam beberapa hal, juga perlu menggunakan intuisi dalam
menilai
tindakan apa saja yang mengandung risiko. Intuisi Anda akan
ikut
menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil-hasil yang
mungkin
akan diperoleh.
• Anda bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam hidup
Anda,
termasuk sukses dan kegagalan Anda sendiri. Namun sukses
akan dapat
diperoleh dengan lebih mudah jika Anda bersedia dan mampu
mengambil
risiko yang perlu dengan penuh perhitungan.
8. Tipologi Pengambilan Risiko
Pada tingkat-tingkat bawah perusahaan dibutuhkan
pekerja-pekerja yang
terampil dalam melaksanakan hal-hal yang rutin, yang
mempunyai sedikit
risiko. Agar perusahaan kita berkembang, kita maka harus
mempunyai
sumber daya yang termasuk dalam pengambil risiko tipe ini
karena perilaku
mereka akan dapat diramalkan dan membawa kestabilan
perusahaan.
Pada tingkat manajemen menengah terdapat lebih banyak
kemungkinan
untuk pengambilan risiko. Manajer-manager tingkat menengah
harus
mendapat lebih banyak kebebasan untuk berinovasi dan membuat
perubahan-perubahan kecil dalam prosedur-prosedur dan
fungsi-fungsi.
Orang-orang yang berada di sini dianggap sebagai pengambil
risiko.
Sedangkan para Wirausaha berada pada tingkat atas dalam
struktur
prusahaan, dimana harus mempunyai kemampuan untuk
me-rumuskan dan
menerapkan ide-ide kreatif agar berhasil dalam bisnis dan
mewujudkan ideide
mereka menjadi kenyataan.
Beberapa Wirausaha dapat disebut praktisi karena perusahaan
tumbuh
berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri para
Wirausaha sendiri.
Para Wirausaha yang mengembangkan usahanya dengan praktis
karena
berorientasi kepada hasil dan cukup yakin akan ide-ide
mereka hingga berani
menerima risiko demi terlaksananya ide itu.
Namun mereka juga cukup praktis untuk menyadari keterbatasan
dirinya dan
akan membatasi kegiatan. Wirausaha yang sangat kreatif dan
inovatif
biasanya adalah pengambil risiko yang sedang-sedang saja.
Mereka bersedia
menerima perubahan, mencoba berbagai alternatif dan
mengembangkan
inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang–bidang bisnis
baru. Para
Wirausaha yang sangat inovatif biasanya menjadi tokoh dalam
bisnis, mereka
mempunyai ide-ide dan mampu mencari kombinasi-kombinasi
orang dan
sumber daya lain untuk mewujudkan idenya.
9. Mengevaluasi Risiko Anda
Terdapat beberapa pertanyaan bagi Wirausaha sebelum
memutuskan untuk
mengambil risiko, yaitu:
a. Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan hasil
usaha tersebut ?
Bila usaha yang bersifat judi (gambling) keluaran (outcome)
yang keluar
pasti lebih besar ruginya dari pada untungnya. Untuk memulai
usaha harus
melalui studi kelayakan untuk memperhitungkan risiko
tersebut.
b. Bagaimana risiko dapat dikurangi ?
Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi
pengeluaran dana
yang tidak ada kaitannya langsung dengan produksi. Dalam
usaha yang
masih kecil tidak perlu membuat lapangan tenis dan kolam
renang.
Bertindak yang efektif sehingga sasaran yang dituju akan
mudah dicapai.
c. Personalia yang bagaimana yang dapat mengurangi risiko ?
Setiap kegiatan memerlukan sumber daya manusia. Setiap orang
dituntut
memberikan produktivitas kerja sebaik mungkin. Hal ini hanya
mungkin bila
“the right man on the right place”. Untuk meningkatkan
produtivitas kerja
setiap karyawan perlu dididik, dilatih, ditatar baik formal,
informal maupun
nonformal.
d. Apakah Anda takut dalam mengambil risiko ?
Orang yang pesimis masih takut. Tapi, bagi Wirausaha yang
berpikir positif
(optimis), risiko justru menjadi tantangan. Ibarat nelayan
yang ingin
menangkap ikan besar, ia harus berani menghadapi gelombang
di laut
terbuka. Meskipun demikian, keberanian tersebut harus
diperhitungkan.
Bila risiko telah melampaui 50% maka kita telah memasuki
gelanggang
judi.
e. Persiapan apa yang Anda lakukan sebelum mengambil risiko
?
Yang utama ialah kesiapan sebagai pemimpin yang harus
memiliki
berbagai keterampilan (lihat risiko teknis). Selanjutnya
harus memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk seterusnya mengambil
strategi
yang tepat. Setelah kemungkinan risiko yang terjadi
diperhitungkan, itu
harus kita ikuti dengan semangat tidak mengenal menyerah
(ausdauer),
ibarat kuda menarik pedati yang menempuh jarak puluhan
kilometer.
Semua dengan perhitungan kuantitatif serta mempertimbangkan
keterbatasan sebagai seorang Wirausaha, yaitu kesehatan,
waktu,
keterampilan, kelelahan, usia, dan sebagainya itulah
sebabnya jiwa
Wirausaha hanya dimiliki oleh sebagian kecil dari kelompok
nelayan.
Mereka berani berumah di pinggir pantai meskipun tahu suatu
saat
gelombang besar akan menghempaskan. Tetapi, mereka tahu
bahwa ikan
besar tidak ada di darat.
Evaluasilah kebutuhan-kebutuhan sendiri sebelum memutuskan
untuk
mengambil risiko. Ada beberapa pertanyaan sebelum mengambil
keputusan yang mengandung risiko, yaitu:
• Apakah risiko tersebut sepadan dengan hasilnya ?
• Bagaimana risiko dapat dikurangi ?
• Informasi apakah yang diperlukan sebelum risiko diambil ?
• Orang-oarng dan sumber-sumber daya manakah yang dapat
membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan ?
• Mengapa risiko ini penting ?
• Apakah ketakutan Anda dalam mengambil risiko ini ?
• Apakah Anda bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai
tujuan
ini ?
• Apakah yang akan dapat Anda capai dengan mengambil risiko
itu ?
• Persiapan-persiapan apa yang perlu Anda buat sebelum
mengambil
risiko itu ?
• Bagaimana Anda dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa
tujuan
Anda telah tercapai ?
• Apakah halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan
tersebut ?
Dalam bisnis, seperti juga dalam hidup, jelas tidak mungkin
mengelakkan
risiko. Jika Anda mengambil risiko, Anda akan lebih yakin
pada diri sendiri
dan pandangan Anda terhadap pengambilan risiko akan lebih
positif,
karena Anda percaya pada kemampuan-kemampuan Anda, dan Anda
menerima risiko yang terbaik dalam mencapai tujuan akhir.
Data kuantitatif (angka-angka) akan membantu dalam
mengevaluasi setiap
risiko dan menetapkan tujuan-tujuan dan juga memungkinkan
untuk
menggariskan kemajuan secara sistematik. Akhirnya melalui
data
kuantitatif dapat diukur hasil-hasil yang dicapai dalam
hubungan dengan
ide-ide semula. Perlu diketahui kecermatan dan makna
angka-angka
tersebut. Data kuantitatif akan mendukung pengetahuan, latar
belakang,
dan pengalaman dalam mengambil keputusan.
Proses pemeriksaan diri ini penting dalam proses pengambilan
risiko.
Daftar pertanyaan di atas merupakan contoh dari serangkaian
pertanyaan
yang harus dijawab sebelum memikul suatu situasi risiko.
Mengambil risiko
sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini mungkin akan
berakibat
kegagalan.
DAFTAR PUSTAKA
Anorogo, Panji. Sudantoko, Djoko. 2002,
Koperasi,Kewirausahaan, dan
Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta.
Danuhadimedjo, R Djatmiko, 1998. Kewiraswastaan Dan
Pembangunan,
Alfabet, Bandung.
Davis, Ralph C. 1988. Fundamental Of Top Management,
Kogakusha
Compay Limited, Tokyo.
Geoffrey G. Meredith, et al. 2000, Kewirausahaan Teori dan
Praktek.
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis (Konsep
Membangun Masyarakat Entrepreneur Indonesia), PT Elex Media
Komputindo Gramedia Jakarta.
Hasibuan, H. Malayu. 2004. Manajemen (Dasar, Pengertian, Dan
Masalah)
Bumi Aksara, Jakarta.
Purnomo, 2001. Kewirausahaan (materi Pokok), Pusat
Penerbitan
Universitas Terbuka, Jakarta.
Soemanto, Wasty, 1984, Pendidikan Wirausaha (Sekuncup Ide
Profesional) ,
Bina Aksara, Malang.
Sumahamijaya, Suparman, 1980. Membina Sikap Mental
Wiraswasta,
Gunung Jati, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar