OLEH : RISMA NUR CHAIRIA (M30)
Abstrak
Kerangka berpikir positif meningkatkan motivasi untuk sukses dan mendapatkan apa yang kita inginkan. Hal itu yang membuat kita percaya dan yakin bahwa apa yang akan kita lakukan. Dan akan memotivasi kita untuk mencapai lebih dari yang kita inginkan.Dengan memiliki pemikiran yang positif, kehidupan kita akan menjadi lebih baik serta bahagia. Karena, berpikir positif akan membuat kita jauh lebih tenang, lebih terbuka dan terkadang ide baik pun akan bermunculan saat kita berpikir positif.
Kata kunci
Optimis, rasa syukur, pemikiran, perilaku, sukses, motivasi
Pendahuluan
Sikap positif adalah kecenderungan
untuk memandang sisi baik dari segala hal dan melihat kehidupan dengan cara
yang optimis. Sikap positif juga mencakup pemikiran, perilaku, dan reaksi
emosional yang positif terhadap situasi dan orang di sekitar kita. Sikap
positif adalah keadaan mental yang memungkinkan seseorang untuk memandang
segala sesuatu dengan cara yang optimis, dan memberikan dorongan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. sikap positif meliputi tiga hal: optimisme, kecintaan
pada kehidupan, dan rasa syukur. Keadaan emosional yang melibatkan perasaan
senang, bahagia, dan optimis. Sikap positif juga dapat membantu seseorang
mengatasi stres dan menjaga kesehatan mental. Sikap positif adalah kunci untuk
meraih keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup. Sikap positif dapat membantu
seseorang memperoleh kepercayaan diri, mengatasi rasa takut, dan mencapai
tujuan yang diinginkan.
Permasalahan
Masih banyak orang yang tidak menanamkan sikap positif dalam hidupnya,
karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah trauma di
masalalu.
Pembahasan
8 Sikap Hidup Produktif tanpa Stres
untuk Mencapai Kebahagiaan
1. Menetapkan Prioritas yang
Jelas
Salah satu penyebab utama stres
dalam hidup adalah ketidakjelasan tentang apa yang benar-benar penting. Ketika
segala hal terasa mendesak, kita cenderung terjebak dalam siklus kerja yang
tidak berujung. Untuk hidup produktif tanpa stres, langkah pertama adalah
menetapkan prioritas yang jelas. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang paling
penting bagi hidup kamu? Fokuskan energi dan waktu kamu pada hal-hal yang
benar-benar berkontribusi pada tujuan jangka panjang dan kebahagiaan pribadi.
Saat kamu memusatkan perhatian pada
tugas-tugas yang penting, kamu tidak hanya bekerja lebih efisien tetapi juga
merasa lebih puas karena setiap tindakan kamu terarah dan bermakna. Mengelola
prioritas dengan baik berarti memahami bahwa kamu tidak harus melakukan
semuanya dalam waktu yang bersamaan, sehingga beban kerja berkurang dan stres
pun berkurang.
2. Menerapkan Teknik Manajemen
Waktu yang Sehat
Produktivitas yang sehat tidak
terlepas dari manajemen waktu yang baik. Mengatur waktu dengan bijak adalah
kunci untuk mencapai hasil yang maksimal tanpa merasakan tekanan berlebihan.
Salah satu teknik yang bisa kamu coba adalah time blocking, di mana kamu
mengatur jam-jam tertentu untuk setiap aktivitas, baik itu pekerjaan,
istirahat, atau waktu pribadi.
Teknik lain yang bisa diterapkan
adalah Pomodoro Technique, yaitu bekerja dalam waktu 25 menit, kemudian
beristirahat selama 5 menit. Dengan teknik ini, otak diberi kesempatan untuk
beristirahat dan mengisi ulang energi secara berkala, sehingga dapat menghindari
kejenuhan. Menghargai waktu istirahat juga penting agar kamu bisa kembali
bekerja dengan pikiran yang segar dan fokus.
3. Menikmati dan Mensyukuri
Setiap Proses yang Dijalani
Salah satu kesalahan besar yang
sering dilakukan adalah terlalu fokus pada hasil akhir daripada menikmati
proses itu sendiri. Terus-menerus mengejar target tanpa menghargai setiap
langkah yang telah dilalui justru dapat membuat kamu merasa tertekan. Sebaliknya,
fokus pada proses memberikan kamu ruang untuk berkembang tanpa terburu-buru.
Ketika kamu fokus pada proses,
setiap pencapaian kecil akan terasa bermakna dan memotivasi kamu untuk terus
melangkah. Ingatlah bahwa hasil yang baik akan datang secara alami jika kamu
konsisten dalam usaha kamu. Dengan cara ini, kamu dapat mengurangi rasa cemas
dan stres yang biasanya timbul akibat terlalu fokus pada tujuan akhir.
4. Mengatur Harapan dengan
Realistis
Memiliki impian dan tujuan yang
besar adalah hal yang baik, namun pastikan harapan kamu terhadap diri sendiri
tetap realistis. Banyak orang yang mengalami stres karena menetapkan target
yang terlalu tinggi atau sulit dicapai dalam jangka waktu yang singkat. Hal ini
justru akan menurunkan semangat dan membuat kamu merasa tidak pernah cukup.
Untuk menghindari ini, coba
evaluasi ulang harapan dan tujuan kamu. Apakah target kamu masuk akal? Apakah
jadwal yang kamu buat memberi ruang bagi diri kamu untuk beristirahat dan
menikmati hidup? Menetapkan harapan yang realistis akan membantu kamu menjalani
hidup dengan lebih tenang dan bahagia, karena kamu tidak terjebak dalam tekanan
yang tidak perlu.
5. Berlatih Mindfulness dan
Kesadaran Diri
Mindfulness, atau
kesadaran penuh, adalah sikap di mana kamu benar-benar hadir dalam momen saat
ini tanpa terganggu oleh pikiran masa lalu atau masa depan. Dengan melatih
mindfulness, kamu dapat meredakan stres yang muncul akibat kecemasan atau
ketakutan akan hal-hal yang belum terjadi. Fokuslah pada apa yang sedang kamu
lakukan saat ini, baik itu pekerjaan atau waktu istirahat.
Mulailah dengan latihan sederhana,
seperti pernapasan dalam selama lima menit setiap pagi, atau berjalan-jalan
tanpa gangguan gadget. Ketika kamu lebih sadar akan apa yang terjadi saat ini,
kamu akan merasa lebih tenang dan lebih mampu menghadapi tantangan tanpa merasa
terbebani. Ini juga membantu kamu lebih menikmati setiap aktivitas yang kamu
lakukan.
6. Belajar Mengatakan Tidak
dengan Bijak
Menjadi produktif bukan berarti
mengatakan “ya” pada setiap permintaan yang datang. Banyak orang merasa stres
karena takut menolak permintaan orang lain, baik di tempat kerja maupun dalam
kehidupan pribadi. Akibatnya, mereka memikul terlalu banyak tanggung jawab dan
merasa kewalahan.
Belajar untuk mengatakan “tidak”
dengan bijak adalah langkah penting untuk melindungi diri kamu dari kelelahan.
Ingat, mengatakan “tidak” bukanlah tanda kelemahan atau ketidakpedulian, tetapi
bentuk dari menjaga kesejahteraan diri sendiri. Fokuskan energi kamu pada
hal-hal yang benar-benar penting dan sejalan dengan prioritas hidup kamu.
7. Menghargai Waktu Istirahat
dan Pemulihan
Istirahat bukanlah tanda kemalasan,
melainkan bagian penting dari produktivitas yang sehat. Banyak orang yang
merasa bersalah saat mengambil waktu untuk istirahat, padahal tubuh dan pikiran
membutuhkan pemulihan agar dapat berfungsi secara optimal. Menghargai waktu
istirahat, baik dengan tidur yang cukup, melakukan hobi, atau sekadar
bersantai, adalah cara untuk menjaga keseimbangan antara kerja dan kehidupan
pribadi.
Istirahat yang cukup akan
meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan suasana hati secara keseluruhan.
Dengan kata lain, produktivitas yang berkelanjutan tidak akan pernah tercapai
tanpa waktu istirahat yang memadai. Jadi, berikan diri kamu ruang untuk beristirahat
tanpa rasa bersalah.
8. Mengelola Pikiran Negatif dan
Stres dengan Baik
Pikiran negatif sering kali menjadi
sumber utama stres. Ketika kamu terjebak dalam pola pikir pesimis atau terlalu
keras pada diri sendiri, produktivitas kamu justru akan menurun. Oleh karena
itu, penting untuk belajar mengelola pikiran negatif dengan baik. Salah satu
caranya adalah dengan menggantikan pikiran negatif dengan afirmasi positif.
Misalnya, ketika merasa cemas
karena belum menyelesaikan tugas, alih-alih berpikir "Saya tidak akan
pernah selesai," ubah menjadi "Saya sedang dalam proses
menyelesaikannya, dan itu sudah merupakan kemajuan." Dengan latihan yang
konsisten, kamu akan lebih mampu mengendalikan respons emosional kamu dan
menjalani hari dengan perasaan yang lebih ringan.
Sikap positif berperan penting
dalam menentukan apakah seseorang bisa menjalani kehidupan yang bahagia dan
menyenangkan. Dengan membangun sikap positif, Anda akan lebih mampu mengenali
dan mengungkapkan emosi. Selain itu, jika muncul emosi-emosi negatif, Anda bisa
langsung mengendalikannya sejak awal. Ada beberapa cara yang akan sangat
membantu Anda membangun sikap positif terutama dengan menyediakan waktu untuk
diri sendiri dan menjalin relasi dengan orang lain.
Pulihkan diri secepatnya dari
peristiwa negatif dalam kehidupan Anda. Dengan membangun dan menjaga sikap
positif sebagai cara memulihkan diri, Anda akan menjadi lebih tabah dalam
menghadapi peristiwa hidup yang negatif seperti trauma dan kehilangan.
- Orang-orang yang mampu bersikap positif selama
mengalami kedukaan cenderung akan lebih mampu menyusun rencana jangka
panjang yang baik. Adanya tujuan dan rencana bisa membuat seseorang
merasakan hidup yang lebih sejahtera dalam jangka waktu kurang lebih satu
tahun setelah mengalami kedukaan.
- Dalam sebuah eksperimen yang menguji ketabahan
emosional dan respons terhadap stres, para partisipan diminta
menyelesaikan tugas yang membuat mereka stres. Hasilnya menunjukkan bahwa
semua partisipan merasa khawatir tentang tugas tersebut, terlepas dari seberapa
besarnya ketabahan alami mereka. Akan tetapi partisipan yang lebih tabah
bisa kembali tenang lebih cepat dibandingkan partisipan yang kurang tabah.
Kenali dan kembangkan sifat-sifat
Anda yang paling baik. Berfokuslah pada sifat-sifat baik Anda untuk
menciptakan pengalaman emosional yang lebih positif. Dengan demikian, Anda akan
lebih mudah mengatasi kesulitan.
- Buatlah daftar tentang kegiatan yang Anda sukai
atau Anda kuasai dengan baik lalu lakukan secara teratur. Cara ini akan
membentuk cadangan pengalaman positif dalam kehidupan Anda.
Kesimpulan
Sikap positif adalah kecenderungan
untuk memandang sisi baik dari segala hal dan melihat kehidupan dengan cara
yang optimis. Sikap positif juga mencakup pemikiran, perilaku, dan reaksi
emosional yang positif terhadap situasi dan orang di sekitar kita. Menurut para
ahli, sikap positif adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang bahagia dan
sukses. Untuk mempertahankan sikap positif, seseorang dapat melakukan beberapa
hal, seperti berpikir positif, bergaul dengan orang yang positif, melakukan hal
yang menyenangkan, dan menjaga kesehatan tubuh dan mental.
Dari penjelasan diatas dapat
dikatakan bahwa sikap positif ini sangalah dianjurkan bagi siapapun dalam
bertindak, karena dengan bersikap positif kita dalam memberikan kenyaman kepada
lingkungan sekitar. Bahkan berbagai agama.
Misalnya Agama Islam sangat
menganjurkan kepada pengikutinya untuk berfikir postif (husnudzon) oleh
karena itulah sikap postif pada dasarnya lebih baik daripada bersikap negatif.
Daftar Pustaka
- Blascovich, J. J., & Katkin, E. S. (1993).
Cardiovascular reactivity to psychological stress & disease. American
Psychological Association. Asosiasi Fisiologis Amerika.
- Fredrickson, B. L., Maynard, K. E., Helms, M. J.,
Haney, T. L., Siegler, I. C., & Barefoot, J. C. (2000). Hostility
predicts magnitude and duration of blood pressure response to anger.
Journal of Behavioral Medicine, 23(3), 229-243.
- Fredrickson, B.L., & Levenson, R. W. (1998).
Positive emotions speed recovery from the cardiovascular sequelae of
negative emotions. Cognition & Emotion, 12(2), 191-220.
- Isen, A. M. (1990). The influence of positive and
negative effect on cognitive organization: Some implications for
development. Psychological and biological approaches to emotion, p. 89.
- Ashby, F.G., Isen, A.M. & Turken, A.U. (1999).
A neuropsychological theory of positive affect and its influence on
cognition. Psychological Review, 106, 529–550.
- Aspinwall, L. G. (1998). Rethinking the role of
positive affect in self-regulation.Motivation and Emotion, 22(1), 1-32.
- Aspinwall, L. G. (2004). Dealing with Adversity:
Self-regulation, Coping, Adaptation, and Health.
- Isen, A. M. (1990). The influence of positive and
negative effect on cognitive organization: Some implications for
development. Psychological and biological approaches to emotion, 75-94.
- Stein, N., Folkman, S., Trabasso, T., &
Richards, T. A. (1997). Appraisal and goal processes as predictors of
psychological well-being in bereaved caregivers. Journal of personality
and social psychology, 72(4), 872.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar