A. Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi timbul dari kegiatan belajar dan praktek. Seperti yang terlihat pada balita, mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan cara mendengarkan lalu mencoba mengulanginya hingga lancar. Hingga saat ini komunikasi sudah menjadi kebutuhan pokok untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai bentuk.
Secara umum komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari seseorang ke orang lain dan melalui komunikasi dapat terjalin interaksi antar mereka. Komunikasi merupakan salah satu cara seseorang untuk berhubungan dengan lingkungannya. Pemahaman dan penerimaan yang harmonis antara penyampai pesan dan penerima pesan merupakan tanda keberhasilan komunikasi.
Ada beberapa jenis komunikasi yang harus dipahami masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Asrori (2003:136) adalah “Komunikasi verbal, komunikasi fisik, komunikasi emosional”. Di bawah ini penjelasan mengenai keterampilan yang diperlukan untuk masing-masing komunikasi tersebut:
a. Keterampilan komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terjadi ketika dua orang atau lebih saling bersentuhan melalui vokalisasi atau ucapan. Prosesnya berupa percakapan di antara mereka. Asrori (2003:136) menegaskan bahwa “Dalam komunikasi verbal, seseorang harus terampil menggunakan kata-kata, menggunakan tata bahasa yang umum dan sopan, serta mampu mendengarkan dengan baik lawan bicaranya. Artinya komunikasi verbal adalah komunikasi aktual yang terlihat melalui percakapan antara dua orang atau lebih, sehingga siapa pun yang melakukan komunikasi verbal harus dapat menggunakan kata-kata dan tata bahasa yang baik dan sopan agar pesan yang disampaikan dapat mudah tersampaikan. dan dipahami oleh penerima pesan (lawan bicara)
b. Keterampilan komunikasi fisik
Komunikasi fisik adalah komunikasi yang terjadi ketika dua orang atau lebih melakukan kontak menggunakan bahasa tubuh. Misalnya ekspresi wajah, posisi tubuh, gerakan dan kontak mata. Asrori (2003:136) menyatakan bahwa “seseorang harus mampu menggunakan isyarat nonverbal, seperti ekspresi wajah, gerak tangan, dan sebagainya, dengan tepat agar pesan dapat diterima oleh penerima pesan. Artinya dalam menggunakan komunikasi fisik, seseorang harus dapat menggunakan bagian tubuh secara tepat dan sesuai dengan isi yang disampaikan, sehingga penerima pesan dapat dengan mudah menerima dan memahami pesan tersebut.
c. keterampilan komunikasi emosional
Komunikasi emosional merupakan interaksi yang terjadi ketika individu saling bersentuhan dengan mengekspresikan emosinya. Misalnya, menitikkan air mata adalah tanda kesedihan, emosi, atau bahkan kebahagiaan yang luar biasa. Asrori (2003:137) menyatakan bahwa “Seseorang harus mampu mengendalikan pikiran dan keadaan mentalnya untuk mempertahankan keadaan stabil.”Berdasarkan sudut pandang tersebut, maka seseorang yang dianggap kompeten dalam komunikasi emosional adalah seseorang yang dalam melakukan hal tersebut tetap berada dalam kondisi psikologis dan mental yang stabil, sehingga selalu ada hal-hal yang berupa komunikasi emosional seperti kesedihan, emosi, dan kegembiraan. Terlihat dalam bentuknya yang alami dan tidak berlebihan.
B. Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah proses perencanaan dan pengelolaan waktu secara sadar yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, terutama untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Pendekatan ini juga melibatkan penyeimbangan berbagai kebutuhan seseorang yang berkaitan dengan pekerjaan, kehidupan sosial, keluarga, hobi, minat pribadi, dan komitmen waktu yang terbatas. Ketika tugas, proyek, dan tujuan selesai tepat waktu, Anda selalu didukung oleh banyak faktor berbeda. keterampilan, alat dan teknik yang digunakan untuk mengatur waktu Anda. Menurut Dewi dalam Chrisyanti (2011:7). “Manajemen waktu berarti perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan dan pengendalian produktivitas waktu. Waktu adalah sumber efisiensi. Sumber daya harus dikelola untuk menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien.
Fungsi - fungsi manajemen waktu
Fungsi manajemen waktu adalah elemen dasar yang akan selalu ada dan diintegrasikan ke dalam proses manajemen, yang akan menjadi acuan bagi manajer internal. Melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Menurut Wijaya dan Rifa'I (2016), fungsi manajemen waktu antara lain:
a. Perencanaan (Planning)
Hal ini dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses berpikir dan memutuskan atau Bersikap lebih dewasa tentang apa yang akan Anda lakukan di masa depan untuk mencapai tujuan yang Anda tetapkan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Ini adalah proses menyatukan orang-orang, alat, tugas, tanggung jawab, dan otoritas sedemikian rupa sehingga menciptakan sebuah organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
c. Pengarahan (directing)
Hal ini dapat didefinisikan sebagai arah dimana setiap orang dalam organisasi diajak atau dibujuk untuk berkontribusi melalui kolaborasi menuju pencapaian tujuan organisasi. Pengarahan meliputi pemberian petunjuk yang memberikan gambaran mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga manajer harus memotivasi para pengurus dan pegawai organisasi untuk secara sukarela melaksanakan kegiatan tersebut sebagai wujudnya.
d. Pengawasan (controlling) adalah proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang dilakukan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar