Disusun oleh:
Diva Anjelika
(@B15 - Diva)
Pembahasan
Kesehatan mental dan fisik merupakan salah satu bidang kajian dalam psikologi dan ilmu pengetahuan fisik. Dalam konteks psikologi pendidikan, konsep kesehatan fisik dan mental juga dapat diaplikasikan dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan konseling. Kesehatan fisik dan mental dalam bidang pendidikan dapat diaplikasikan pada komponen-komponen yang ada pada sistem pendidikan di lingkungan sekolah, seperti kepala sekolah, para pelaksana manajemen sekolah, para guru, dan tentu saja siswa sebagai peserta didik. Dalam hal ini, keberadaan kesehatan fisik dan mental pada komponen-komponen sistem pendidikan di lingkungan sekolah sangat dibutuhkan agar proses pendidikan dan hasil pendidikan dapat dioptimalkan.
Dalam hal ini, fenomena ketidaksehatan fisik dan mental di lingkungan pendidikan dapat dicontohkan pada gejala-gejala seperti kecemasan menghadapi ujian, frustasi terkait materi pelajaran yang sulit dipahami oleh peserta didik, dan depresi akibat kegagalan mencapai standar nilai ujian akhir nasional. Secara umum fenomena ketidaksehatan mental tersebut dapat menghambat tujuan pendidikan dan pengajaran di lingkungan sekolah. dalam menghadapi fenomena seperti ini, seluruh komponen di sekolah terutama konselor sekolah atau psikolog sekolah harus membantu mereka melalui metode pencegahan dan konseling serta intervensi psikologis untuk mencapai kondisi kesehatan mental yang seimbang kembali.
Pengembangan diri merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas diri, baik dalam bidang personal maupun profesional. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, kesadaran, jati diri, potensi, dan kesejahteraan. Pengembangan diri merupakan upaya seseorang untuk meningkatkan daya saing dalam kehidupan. Pengembangan diri melalui kesehatan fisik dan mental di lingkungan sekolah, salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Secara umum, ada beberapa strategi sederhana untuk mengembangkan kondisi kesehatan fisik dan mental agar selalu dalam keadaan seimbang. Beberapa strategi sederhana yang dapat diterapkan oleh seorang pendidik dalam mengembangkan kesehatan mental peserta didik dan komponen sekolah lainnya di sekolah sebagai lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Jadwal sekolah teratur
Sekolah harus memastikan bahwa peserta didik dan komponen sekolah lainnya memiliki waktu istirahat yang teratur dan cukup. Artinya, jadwal kegiatan di sekolah harus memberikan ruang bagi seluruh komponen di sekolah untuk memiliki waktu istirahat yang teratur dan cukup. Dalam hal ini, jadwal kegiatan di sekolah harus diatur secara ergonomis.
2. Kantin sekolah bergizi dan sehat
Sekolah harus memastikan fasilitas kantin sekolah memberikan pelayanan dan produk makanan dan minuman yang bergizi dan sehat. Artinya, harus ada akses terhadap kebutuhan ini di lingkungan sekolah sehingga semua komponen sekolah dapat memenuhi kebutuhannya. Kondisi fisik yang terganggu karena kekurangan nutrisi yang cukup dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
3. Sekolah bebas kafein, alcohol, rokok dan zat adiktif
Sekolah harus memastikan bahwa peserta didik dan komponen sekolah lainnya tidak mengonsumsi kafein, alkohol, rokok, dan zat adiktif lainnya. Konsumsi zat-zat ini dapat mengganggu kesehatan fisik dan psikologis seseorang.
4. Kegiatan olahraga dan ektrakurikuler sekolah aktif
Sekolah harus memastikan bahwa peserta didik dan komponen sekolah lainnya melakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti olahraga atau bermain. Dalam hal ini, sekolah dapat mengembangkan kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan olah tubuh. Olah tubuh dapat membantu orang bertahan dari gangguan kesehatan mental, seperti stres dan depresi. Demikian pula, melalui olah tubuh orang dapat terbantu untuk memiliki harga diri yang lebih baik dan citra tubuh yang lebih positif.
5. Sekolah menjadi tempat belajar yang nyaman
Pendidik memastikan bahwa peserta didik dan komponen sekolah lainnya mendapatkan kesempatan untuk melakukan aktivitas yang dapat membuat mereka rileks dan bahagia (fun). Sekolah dapat menayangkan film edukasi yang memiliki unsur hiburan, sekolah dapat memutar musik duet pada saat waktu luang di sekolah, perpustakaan sekolah menyediakan tempat membaca bagi seluruh komponen sekolah untuk membaca buku-buku ringan, dan sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membentuk kelompok-kelompok siswa untuk bersosialisasi.
Dengan demikian, jika lingkungan sekolah mampu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, maka pengembangan diri siswa akan menjadi optimal sehingga siswa dapat tumbuh dengan tinggi badan normal dan cerdas secara emosinal.
@B15-DIVA
BalasHapus