MENGAMBIL
RESIKO
Apa yang membuat seseorang
menjadi pengambil risiko?
Kemampuan kita untuk mengambil peluang dan merasa nyaman dengan hasil
yang tidak diketahui dipengaruhi oleh susunan psikologis kita sendiri, fungsi
fisiologis di tubuh kita, budaya di mana kita dibesarkan, dan dukungan
masyarakat yang lebih luas terhadap perilaku berisiko.
Penelitian telah menemukan, misalnya, bahwa tingkat testosteron
masing-masing individu dapat berhubungan langsung dengan pandangan kita
terhadap risiko.
Karena pria cenderung memiliki kadar testosteron lebih tinggi daripada
wanita, mereka sering kali lebih bersedia untuk bertindak impulsif berdasarkan
informasi yang parsial - walaupun keduanya memiliki selera risiko yang sama.
"Ketika Anda bersiap untuk bertengkar atau Anda telah mengambil
risiko dan hasilnya terbayar dengan setimpal, tingkat testosteron Anda
meningkat dan Anda menjadi lebih percaya diri," kata Dr Tara Swart,
seorang ilmuwan syaraf dan pelatih kepemimpinan yang berbasis di London,
Inggris.
Di sisi lain, ketika usaha berisiko Anda menyebabkan kegagalan, kadar
testosteron Anda turun.
"Otak Anda sebenarnya akan mencegah Anda (untuk mengambil lebih
banyak risiko) dengan memberi Anda lebih banyak kenangan saat mengalami
kegagalan," tambah Swart.
Pengalaman kita sendiri dan kondisi riwayat emosional masing-masing
individu juga akan mempengaruhi seberapa besar kita mengambil risiko.
Orang tua Anda mungkin sangat menghindari risiko selama mengasuh Anda,
atau dulu Anda mungkin pernah mengambil risiko yang tidak berhasil, sehingga
membuat Anda berhati-hati saat menghadapi keputusan "sebaiknya ambil
risiko atau tidak ya?"
Dan juga ada faktor budaya. Anda mungkin berasal dari masyarakat atau
kelompok sosial yang menghargai kesuksesan yang stabil dan aman dalam kehidupan
profesional, finansial, atau pribadi seseorang, dibandingkan pada penghargaan
atas pengambilan kesempatan yang melibatkan uji-coba.
Di beberapa tempat, seperti di Silicon Valley di California, mengambil
risiko dipandang penting untuk meraih kesuksesan dalam budaya start-up yang
berkembang di sana.
Bagi mereka yang bukan pengambil risiko, ada beberapa cara untuk membuat
diri Anda lebih nyaman dalam mengambil peluang tersebut. Sampai batas tertentu,
Anda dapat mengubah respon fisiologis yang mungkin membuat Anda menghindari
risiko dengan mengatasi beberapa masalah psikologis juga.Swart merekomendasikan praktik yang dia sebut sebagai "membungkam pikiran." Teknik ini dirancang untuk mengurangi "obrolan di dalam otak" dengan melatih otak agar tetap berada pada saat ini (pikiran tidak ke mana-mana).
Entah Anda sedang berjalan, makan, atau bernafas, dengan fokus pada pemandangan, suara, dan sensasi fisik pada momen tertentu dapat membantu meredam kebiasaan kita untuk mengulangi kesalahan dan kekhawatiran, kata Swart.
Meraih kesuksesan adalah impian semua orang. Bagi
mereka yang benar-benar menginginkannya akan bersungguh-sungguh menjalani
prosesnya. Mereka berani mengambil risiko, walaupun risiko tersebut sangat
menantang kehidupannya. Tentu saja, risiko yang dimaksud bukanlah risiko ringan
saja, tapi juga risiko berat.
Namun bagi mereka yang
hanya menghayal, mereka menginginkan sesuatu tapi prosesnya mereka lalui dengan
santai alias tanpa melakukan pekerjaan atau melalui langkah-langkah kecil
sekalipun. Mereka terlalu cepat takut mengambil risiko bahkan tidak ingin
menghadapi risiko apapun.
Lalu, adakah langkah
penting bagi seseorang yang ingin menggapai kesuksesan dalam dunia apapun jika
dia mesti memperolehnya dengan risiko-risiko? Tentu saja ada. Hampir tak ada
masalah yang tak ada solusinya. Dalam dunia usaha juga begitu, tak ada impian
yang ingin diwujudkan tanpa jalan atau langkah-langkahnya.
Agar berani mengambil
risiko, paling tidak seseorang mesti memiliki beberapa hal:
Pertama, berbaik sangka kepada Allah
Meyakini adanya takdir
buruk yang datang dari Allah adalah bagian dari keimanan. Takdir buruk terjadi
atas izin Allah dan ada yang benar-benar menjadi cobaan maupun pelajaran bagi
manusia. Namun, ada juga takdir buruk yang justru terjadi karena keteledoran
manusia.
Bagi siapapun yang ingin
menggapai impiannya, jika dia berani berikhtiar, maka dia mesti yakin bahwa
ikhtiarnya benar-benar berada dalam naungan Allah, berada dalam ridha Allah.
Keberanian untuk menerima hasil dengan segala macam risiko yang ditimbulkannya
termasuk berbaik sangka kepada Allah. Nah, jika apa yang dia dapatkan kelak
adalah satu di antara takdir Allah Yang Maha Kuasa di atas segalanya, lantas
alasan apalagi yang membuatnya tidak semangat?
Kedua, yakin bahwa kesuksesan punya proses
Hampir tak ada kejadian
yang tidak melalui proses. Orang hidup saja melalui proses. Dilahirkan dan
begitu seterusnya. Begitu juga orang mati, dia mesti melalui sakaratul maut.
Dan begitu seterusnya. Dalam konteks yang lain, hampir tak ada yang mendapatkan
kesuksesan tanpa usaha serta tantangan yang bergulat di dalamnya.
Dengan demikian, jika
seseorang ingin meraih impian atau menggapai kesuksesan, maka dia mesti melalui
proses atau langkah-langkahnya. Dia harus percaya bahwa menggapai kesuksesan
itu pasti melalui langkah-langkah. Selain itu, kesuksesan juga butuh waktu
pencapaian. Kesuksesan tidak didapatkan seketika saja, dia butuh waktu yang
kadang tak sedikit. Jika langkah-langkah yang sudah tersusun mengalami kendala
pencapaian, maka itu pertanda impian tersebut butuh langkah-langkah baru yang
lebih kreatif dan fleksibel.
Ketiga, percaya bahwa semuanya berisiko
Memiliki impian itu
gratis, tapi menjadikannya sebagai sesuatu yang nyata atau mewujudkannya butuh
kerja keras dan berisiko tinggi. Satu hal yang mesti dimiliki adalah berani
mengambil sekaligus menerima risiko. Mengapa? Karena tidak ada yang diperoleh dalam
hidup ini yang tidak berisiko. Risiko membangun bisnis adalah bangkrut atau
rugi, risiko menjadi penulis adalah ditolak penerbit, risiko menjadi aktivis
literasi ditinggal pembaca, risiko menjadi pemimpin adalah dihina, risiko
menjadi pembalap adalah tabrakan, risiko menjadi orang kaya adalah kemiskinan,
risiko menjadi orang jujur adalah pengasingan. Begitu seterusnya. Dengan adanya
kesadaran bahwa semuanya berisiko, seseorang akan matang secara psikologis. Di
samping itu, dia juga akan berusaha sejak dini untuk mencari solusi dari
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ke depan. Dengan adanya risiko, seseorang
menjadi antisipatif dalam melakoni kehidupannya.
Keempat, percaya diri atas hasil usaha
Orang sukses adalah dia
yang siap menerima hasil akhir dari usaha maksimalnya. Apapun impiannya, jika
perwujudannya dilalui dengan langkah-langkah terbaik dan dilalui dengan
sungguh-sungguh, apapun hasilnya, itu adalah keberhasilan. Dia sangat percaya
bahwa apa yang sudah dilaluinya adalah satu perjuangan yang tak sia-sia. Dia
sangat yakin akan mendapatkan hasil terbaik. Dia percaya bahwa apa yang
diperolehnya adalah hasil usaha dan pembuktian dari keringatnya sendiri. Dia
bangga dengan hasil apapun yang dia dapatkan dari usahanya.
Kelima, percaya akan peluang
Orang sukses selalu
meyakini bahwa satu jalan tempuh yang sudah dicoba dan menghasilkan sesuatu
yang belum memuaskan bukanlah hasil akhir yang sesungguhnya. Itu justru
pertanda bahwa dia mesti menata kembali langkah-langkah sebelumnya, atau jika
tidak, dia mesti mencari jalan atau langkah-langkah baru yang lebih jitu. Sebab
dia yakin bahwa peluang itu selalu terbukan bagi siapapun yang menginginkan
kesuksesan. Bukankah Allah akan memberi pertolongan kepada mereka yang
bersungguh-sungguh?
Menanti hasil adalah aktivitas yang kadang membutuhkan
banyak tenaga. Kecemasan selalu menjadi selingan dominan di dalamnya. Ya,
itulah yang saya alami. Saya percaya Anda pernah mengalami apa yang saya alami.
Tapi dalam penantian yang dilapis kecemasan tersebut selalu ada inspirasi yang
hadir, termasuk untuk membuat tulisan sederhana sekalipun.
Oh ya, sebelum
mengakhiri catatan ini, saya ingin bertanya kepada Anda; Anda ingin membangun
usaha apa? Apa saja impian Anda? Kesuksesan seperti apa yang ingin Anda raih?
Apapun jawaban Anda,
saya ingin meningatkan satu hal: apapun usaha atau impian Anda, Anda mesti siap
menerima risikonya. Baik dalam mengawali, melalui proses maupun hasil yang Anda
peroleh. Sekarang lalui prosesnya, ikuti langkah-langkahnya, sungguh-sungguhlah
dalam menuntaskannya, bersabarlah dalam menanti hasilnya dan siaplah menerima
berbagai risiko yang Anda peroleh.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-40329998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar