Laman

Sabtu, 05 Oktober 2019

PEDULI


OLEH: @P17-GIMAWATI

I.                PENDAHULUAN
            Keterbukaan informasi membuat berita sangat cepat dan mudah untuk diakses, ketika terjadi suatu bencana di belahan dunia manapun bisa dalam hitungan menit kita mengetahui informasinya.  Kepedulian kepada sosial sekitar dan sosial dunia tidak lagi terbatas waktu, seperti contoh tsunami aceh bukan hanya kepedulian warga Indonesia, tetapi kepedulian warga dunia. Banyak bantuan kepedulian dari berbagai negara untuk tsunami yang terjadi di Aceh, baik itu makanan, pendampingan psikologis, tentara atau militer.
             Menjadi warga negara yang baik dua hal yang paling menonjol. Yang pertama adalah peduli terhadap sesama manusia, dan yang kedua adalah satu orang dapat membuat perbedaan. Dalam Ideologi negara Indonesia juga terdapat point-point kepedulian, entah itu berkaitan dengan negara kepada warga negaranya, ataupun sebaliknya. Peduli bisa dilakukan dalam banyak hal, seperti peduli pada nasib bangsa, peduli pendidikan, peduli kesehatan, peduli pada pemerataan kesejahteraa, dan lain-lain. Selain bidang sosial bidang lingkngan juga butuh kepedulian kita, comtoh :Kerusakan lingkungan seperti pembakaran hutan untuk lahan sawit yang menimbulkan polusi, banjir karena kurang resapan dan sampah. Pengetahuan, kepekaan dan aksi terhadap masalah-masalah untuk menyelesaikannya adalah salah satu wujud dari kepedulian. Mengingat pentingnya nilai kepedulian, maka dalam makalah ini akan menjelaskan tentang nilai kepedulian dalam pendidikan Islam, secara menanamkan kepedulian dan contoh kisah inspiratif tentang kepedulian.

II. PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Karakter Peduli.
       Karakter berasal dari kosa kata bahasa Inggris character yang artinya perilaku. Selain karakter kata lain yang berarti tingkah laku adalah attitude.Dalam pembentukan kualitas manusia, peran karakter tidak dapat disisihkan. Sesngguhnya karakter inilah yang menempatkan baik dan tidaknya seseorang. Kata lain tentang karakter adalah budi pekerti. Edi setyawati menunjukkan lima jangkauan nilai budi pekerti, yaitu sikap perilaku dalam hubungan: pertama, dengan Tuhan. Kedua, dengan diri sendiri. Ketiga, dengan keluarga. Keempat, dengan masyarakat dan bangsa. Kelima, dengan alam semesta. Posisi karakter bukan jadi pendamping kompetensi, melainkan jadi dasar, ruh, atau jiwanya. Jadi dapat disimpulkan sangat penting karakter baik itu ada dalam pikiran, hati dan sikap seorang manusia.
        Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, gotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila. Untuk mencapai tujuannya, pendidikan karakter menanamkan banyak nilai-nilai luhur diantaranya : Disiplin, bertanggung jawab, jujur, bersahaja, bekerja keras, setia, sabar, peduli dan lain-lain.

 2.2 Peduli Lingkungan
      Lingkungan dalam Kamus Bahasa Indonesia mempunyai arti semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia dan hewan. Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Pentingnya peduli pada lingkungan bukan hanya untuk masa kini akan tetapi untuk masa depan bumi dan manusia seterusnya.
      Lingkungan terdiri dari sumber daya alam yang terbagi menjadi dua yaitu : Pertama, sumber alam biotik atau semua jenis tumbuhan dan hewan yang dapat diperbaharui. Kedua, sumber alam abiotik sumber alam yang tidak dapat diperbaharui lagi, seperti minyak, emas, aspal, dll. Manusia dirinya tidak bisa terpisah dari lingkungan sosial dan fisiknya, hubungan timbal balik akan menumbuhkan harmonisasi atau keseimbangan dalam berkehidupan.
      Kebutuhan  manusia tampak terus meningkat karena adanya pertumbuhan penduduk yang pesat. Maka diharapkan manusia hendaklah menggunakan sumber alam yang ada pada lingkungan hidupnya serta menjaganya. Tujuan Allah menciptakan bumi dan seisinya memang untuk manusia menjaganya.

2.3 Contoh Kisah Tentang Kepedulian
     Suatu hari Ali bin Abi Thalib bertanya pada Istrinya Fatimah, apakah ada persediaan makanan untuk hari ini. Namun ternyata tidak sedikitpun persediaan makanan untuk hari itu, baik untuk dirinya maupun keluarga dan anak-anaknya. Sehingga Ali keluar rumah untuk meminjam uang satu dirham kemudian berangkat ke pasar untuk membeli suatu makanan. Namun disana ia bertemu sahabat Miqdad yang ternyata juga membutuhkan uang untuk makan keluarganya. Sehingga uang satu dirhampun berpindah tangan dan dengan tangan kosong akhirnya Ali hendak pulang kembali kerumahnya. Ditengah perjalanan Ali bertemu dengan Rosulullah yang menanyakan apakah dirumah Ali ada makanan yang bisa dinikmati bersama. Tentu Ali tersentak kaget. Ia tidak dapat memberikan jawaban karena malu kepada Rosulullah. Sesampainya dirumah ternyata Fatimah telah menyiapkan masakan dengan aroma yang sangat lezat. Sontak Ali kaget karena pada saat meninggalkan rumah tidak ada persediaan apapun untuk dimakan. Lalu Ali bertanya kepada Fatimah tentang dari mana datangnya semua makanan ini? Ketika itu Rosulullah meletakkan telapak tangannya ke pundak Ali sembari mengguncang-guncangkan pundaknya dan berkata “wahai Ali inilah pahala dinarmu, inilah balasan dinarmu. Dari sisi Allah yang member rizki , kepada siapa saja yang dikehendaki.”

III. PENUTUP
        Nilai kepedulian adalah nilai yang harus dimiliki didalam diri seorang manusia, baik dalam pikiran, hati, dan diwujudkan sikapnya. Kepedulian kita sangat berarti bagi sesama manusia, negara dan masa depan kita.  Menjadi orang penting itu baik, tetapi lebih penting menjadi orang baik.

IV. DAFTAR PUSTAKA
Ishaq, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Akbar Media, 2013.
Juwariyah. Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi’I dan Ahmad Syauqi. Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008.
Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa  Menjadi Pintar dan Baik, Bandung: Nusa Media, 2013.
Majid, Abdul. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012
Mulyana, Rohmat. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta, 2011.
Musaheri.  Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar