Oleh: @P17-Gimawati
I.
PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan
yang paling tinggi derajatnya. Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran dan
rasa. Ketiga kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai
Khalifah di bumi ini. Tuntutan hidup manusia lebih daripada tuntutan hidup
makhluk lainnya yang membuat manusia harus berpikir lebih maju untuk memenuhi
kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun
rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan
terhadap hidup.
Prinsip hidup ini adalah segala sesuatu
yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan,
bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh kehidupan.
Untuk itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup seseoranglah yang
menentukan akhir hidup mereka sendiri.
Selain itu Pandangan hidup juga tidak
langsung muncul dalam masyarakat, melainkan melalui berbagai proses dalam
kehidupan. Dalam perkembangan seorang manusia itulah proses dalam menemukan
jati diri atau pandangan hidupnya. Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan pendidikan.
Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal dari
pendidikan.
Oleh karena itu pendidikan merupakan awal
sebuah jalan menuju masa depan yang lebih baik dengan wawasan dan ilmu
pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki, mampu membuat manusia berfikir dan
melakukan sesuatu hal yang bermakna dan berharga untuk kelangsungan hidupnya
kelak.
II.
PEMBAHASAN
II.1 MANUSIA DAN
PANDANGAN HIDUP
a. Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata
“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau
makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara umum manusia
adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu
manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.
Seorang Antropologi
Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu
yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama. Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan
bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi
secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di
anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu dengna
individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan
kelompok.
Manusia adalah bagian dari pandangan
hidup. Dalam kehidupan tidak ada seorang pun manusia yang tidak memiliki
pandangan hidup. Apapun yang di katakan manusia adalah sebuah pandangan hidup
karena dapat dipengaruhi oleh pola pikir tertentu pada setiap individu.
Pandangan hidup bersifat elastis, tergantung kepada situasi dan kondisi dan
dapat dipengaruhi oleh lingkungan hidup dimana manusia tersebut berada.
b. Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang
dianut oleh sutau masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh para individu
dan golongan di dalam masyarakat (Koentjaraningrat, 1980). Pandangan hidup
terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan, dan
sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan. Dalam kehidupannya
manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup
itu (Suyadi, M.P., 1985).
Pandangan hidup
merupakan bagian dari hidup manusia. Tidak ada seorang pun yang hidup tanpa
pandangan hidup meskipun tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup itu
mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup ini mencerminkan
cita-cita atau aspirasinya (Manuel Kaisiepo, 1982). Apa yang dikatakan oleh
seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola berpikir
tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan suatu itu pandangan hdiup, sebab
dapat pula hanya suatu idelisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir yang
sedang berlangsung di dalam masyarakat.
Manuel Kaisiepo (1982)
dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup bersifat
elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya
bersifat positif. Bahkan pandangan hidup dapat terjadi tidak dengan kesadaran
atau “kesadaran yang dinyatakan,” tetapi “kesadaran yang tak dinyatakan”,
sebagai akibat kepengapan kondisi.
II.1.2 Sumber Prinsip
Hidup
Ada bermacam-macam
sumber prinsip hidup. Ini dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
· Prinsip hidup yang bersumber dari agama
(pandangan hidup muslim). Kebenarannya mutlak. Contoh, pandangan muslim
bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul (sikap, perkataan, dan perbuatan Nabi
Muhammad SAW). Dengan demikian maka, pandangan hidup muslim adalah kesetiaannya
kepada Islam tentang berbagai masalah asasi hidup manusia, yang merupakan
jawaban muslim yang berorientasi terhadap Islam mengenai berbagai persoalan
pokok hidup manusia yang tersimpul dalam Al-Qur’an dan Hadits.
· Prinsip hidup yang bersumber dari
ideologi merupakan abstraksi dari nilai-nilai budaya suatu negara atau bangsa.
Misalnya ideologi Pancasila dapat merupakan sumber pandangan hidup, sebagimana
halnya P4.
· Prinsip hidup yang bersumber dari hasil
perenungan seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau etika untuk hidup,
misalnya aliran-aliran kepercayaan.
· Pandangan Hidup Berdasarkan Asal
a. Pandangan hidup yang berasal dari agama
yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya.
b. Pandangan hidup yang berupa idiologi yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
c. Pandangan hidup hasil renungan yaitu
pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
· Pandangan Hidup Berdasarkan Rasa
Syukurnya
Biasanya orang akan
selalu ingat dan taat kepada Sang Pencipta bila sedang dirundung kesusahan.
Namun, bila sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa
akan pandangan hidup yang diikutinya, berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang
Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
a. Kurangnya penghayatan pandangan hdiup
yang diyakini,
b. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya,
c. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang
terkandung dalam pandangan hidupnya,
d. Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga
lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya, dan
e. Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan
diri sendiri. (Habib Mustopo, 1986).
III.
PENUTUP
Prinsip hidup merupakan bagaimana manusia memandang
kehidupannya. Setiap orang memiliki pandangan hidup yang berdeda-beda dan
melahirkan suatu paham. Wujud pandangan hidup manusia berkaitan dengan
cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup.
Karena tingkah laku bersumber pada
pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang
berbeda dari orang lain dan tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan
pengalaman. Dalam setiap perbuatan, manusia harus memahami etika yang berlaku
dalam masyarakat. Sehingga kehidupan dalam memasyarakat menjadi tenang dan
tentram.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar