Tak Kenal, Maka Tak Sayang
Oleh : Wening Suciati (@P05-WENING)
Tak
Kenal, Maka Tak Sayang
Abstrak
Setiap individu perlu mengenal diri dengan baik karena pengenalan diri
merupakan pintu gerbang kesuksesan.
Dengan menggunakan berbagai cara untuk dapat mengenal diri, antara lain dengan
psikotes dan tes kepribadian seorang individu dapat menemukan diri. Di samping
itu, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari manusia lain.
Melalui kebersamaan dengan orang lain dan mempraktikkan konsep Jendela Johari,
seseorang dapat menemukan diri dan menuju kesempurnaan. Artikel disusun
menggunakan metode observasi dan studi pustaka.
Kata kunci : mengenal diri, menemukan diri, Jendela Johari
I.
Pendahuluan
Mengenal diri
merupakan pintu gerbang agar seorang individu dapat mengembangkan diri secara
optimal. Jadi kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini
tidak hanya berlaku bagi keberhasilan dibidang karir,melainkan juga di berbagai
bidang kehidupan lainnya,termasuk keluarga,social masyarakat dan spiritual.
Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang menjadi tujudan
hidupnya. Ia mennyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana
menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu
menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya.
II.
Pembahasan
Dikatakan,
bahwa untuk mengenal diri seorang individu perlu bantuan dari berbagai pihak
antara lain orang tua dan guru. Jadi memang orang lain punya peranan dalam diri
seseorang dalam menemukan dirinya, karena orang lain terutama dalam pertemanan
dapat memberikan masukan-masukan tentang diri seseorang yang dalam banyak hal
belum diketahui oleh orang tersebut. Oleh karena itu, pertama akan dibahas
berbagai cara agar individu dapat mengenal diri, berikut yang akan dibahas di
artikel ini adalah cara seseorang individu menemukan diri melalui kebersamaan
dengan orang lain melalui konsep Jendela Johari.
A. Pengungkapan Diri
Konsep
pengungkapan diri pertama kali dipopulerkan oleh Sidney M. Jourard pada tahun
1971. Pengungkapan diri didefinisikan sebagai aktivitas yang mengungkapkan bagaimana
kita sedang bereaksi pada suatu situasi yang terjadi pada saat itu dan
memberikan informasi mengenai pengalaman masa lalu yang masih releven untuk
memahami reaksi yang terjadi pada saat itu. Reaksi-reaksi pada orang atau
peristiwa tidak sebanyak/sedalam fakta yang dirasakan. Menjadi orang yang
mengungkapkan diri berarti membagi pada orang lain bagaimana merasakan
peristiwa yang baru saja terjadi dan bukan mengungkapkan secara detail
pengalaman hidup di masa lalu (Johnson,1993). Orang dapat mengetahui dan
memahami orang lain, tidak perlu mengetahui pengalaman masa lalunya tetapi
lebih pada bagaimana ia melakukan reaksi pada saat itu. Pengalaman masa lalu
akan membantu sejauh memperjelas mengapa seseorang melakukan tindakan dengan
suatu cara tertentu.
Permasalahannya,
dalam situasi apa dan bagaimana orang dapat mengungkapkan diri?
Dikatakan oleh
Johnson (1993), bahwa ketetapan dalam mengungkapkan diri akan muncul dalam
beberapa peristiwa sebagai berikut :
a. Hubungan yang sedang berjalan adalah hubungan
yang masih berlangsung
b. Hubungan yang bersifat timbal balik, artinya
ketika orang mengungkapkan tentang dirinya pada orang lain, ia mempunyai
harapan orang tersebut juga akan mengungkapkan dirinya, maka disarankan untuk
membatasi dalam pengungkapan diri.
c. Hubungan yang sifatnya bertahap sesuai dengan
kedalaman hubungan social yang sedang berlangsung. Misalnya pada awal
perkenalan, orang hanya menceritakan mengenai hal-hal yang umum saja seperti
pekerjaan atau hobi, pada masa selanjutnya orang akan mengungkapkan mengenai
hal-hal yang bersifat personal
d. Hal-hal yang diungkapkan lebih mengenai sesuatu
yang terjadi dalam dan antar orang dalam situasi saat ini
e. Pengungkapan diri dilakukan apabila semakin
mendorong menciptakan perbaikan kualitas hubungan.. pada orang-orang tertentu
tidak suka jika diberi ungkapan diri orang lain sebab dapat menyebabkan
distress
B. 7 Manfaat Pentingnya
Mengenali Diri Sendiri
Sebenarnya banyak
sekali manfaat yang kita dapat jika kita mengenali diri kita sendiri. Simak
beberapa keuntungannya berikut ini.
1.
Mampu Menentukan Jalan Hidup
Dalam menjalani
kehidupan, kita dihadapkan pada banyak pilihan. Mulai dari pilihan dalam
berkarir, asmara, tempat berlibur, dan lain sebagainya. Bila kita sudah
mengenali diri sendiri, tentu kita jauh lebih mudah menentukan pilihan yang
tepat. Ambil contoh kecilnya kita menyukai menulis, tentu kita dapat dengan
mudah memilih berkarir di dunia tulis menulis.
2.
Mudah Mencari Solusi
Sebagai manusia biasa, tentu kita dihadapkan pada beberapa
masalah entah itu masalah ringan maupun rumit. Kita akan lebih mudah mencari
solusi tepat jika sudah mengenali diri sendiri. Ibarat orang sakit, obatnya
beda-beda kan? Semisal dalam menyelesaikan masalah Anda butuh masukan orang
lain, tentu Anda akan lebih mudah menyelesaikan masalah dengan meminta saran
dari orang terdekat yang sudah menjadi pilihan Anda.
3.
Membantu Berkompromi dengan Diri Sendiri
Masih terkait dengan masalah. Ketika kita dihadapkan pada
sebuah masalah, dengan keberhasilan kita mengenali diri sendiri akan membantu
kita untuk berkompromi dengan diri sendiri dan orang lain dalam berbagai
situasi.
4.
Mampu Hidup Bermasayarakat
Dalam hidup bermasyarakat, tentu kita dihadapkan pada ragam
kepribadian. Beda kepribadian, cara bersosialisasinya juga beda. Untuk memahami
kepribadian orang lain, tentu kita juga harus bisa mengenali kepribadian kita
dulu. Bagaimana bisa mengenal orang lain dengan baik kalau belum bisa mengenal
diri sendiri?
5.
Mampu Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan
Masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan. Saat
mencoba mengenali diri sendiri, kita akan mengetahui kelebihan dan kekurangan
yang kita miliki. Kita bisa meningkatkan kelebihan dan memperbaiki kekurangan.
Bukankah hal ini sangat bermanfaat untuk kita?
6.
Mampu Menerima Kondisi Diri
Ketika kita mulai mengerti kelebihan dan kekurangan yang kita
punya, tentu kita turut terbantu pula untuk menerima ikhlas segala kelebihan
dan kekurangan diri sendiri. Begitu juga keikhlasan menerima dan bertoleransi
terhadap kelebihan dan kelemahan orang lain. Supaya tidak ada perasaan iri
maupun cemburu berlebih yang memberikan efek buruk.
7.
Mampu Mengetahui Potensi Diri
Saat mencoba mengenali diri, tentu kita mendapati beberapa
potensi yang kita punya. Dengan mengetahui potensi-potensi yang ada pada diri,
kita bisa mengoptimalkannya untuk kesuksesan dalam karir maupun kehidupan. Itulah
beberapa hal yang sangat bermanfaat dalam pentingnya mengenali diri sendiri.
Karena pada dasarnya jika kita mampu mengenali diri sendiri maka kita pun akan
dapat mengenali orang lain. Jika kita mampu mengenali orang lain, maka apapun
yang kita sampaikan dan perbuat, maka mudah sekali untuk mengendalikan orang
lain. dan titik akhirnya dengan mengenali diri sendiri, maka anda akan memahami
betapa sempurnanya ciptaan Allah
C.
Kepribadian, Watak, dan Temperamen
Kepribadian
(personality) menurut G. Allport adalah organisasi dinamis di dalam individu
yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah laku dan
pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Organisasi dinamis: kepribadian itu selalu berkembang dan
berubah meskipun ada suatu sistem organisasi yang mengikat dan menghubungkan
berbagai komponen dari kepribadian kita. Psikofisik: organisasi kepribadian
melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan) dalam satu kesatuan. Menentukan:
menunjukkan bahwa kepribadian mengandung kecenderungan-kecenderungan
determinasi yang memainkan peranan aktif dalam tingkah laku individu karakteristik
(khas/unik): menunjukkan sifat individualis; tidak ada dua orang yang benar-benar
sama dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, jadi tidak ada orang yang
berkepribadian sama. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan: kepribadian
menghubungkan individu dengan lingkungan fisiologisnya (yang kadang-kadang
menguasainya). Di sini kepribadian berfungsi adaptasi dan menentukan.
Ø Kepribadian dalam terminologi Islam
Kepribadian =
Shakhsiyyah yang menurut al-Ghazali dan Ibnu Maskawaih hampir mirip dengan term
akhlak. Bedanyanya shakhsiyyah dalam psikologi berkaitan dengan tingkah laku
yang didevaluasi (tidak dievaluasi), sedangkan akhlak berkaitan dengan tingkah
laku yang dievaluasi, namun jika shakhsiyyah islamiyyah harus dipahami sebagai
akhlak. Karenanya kepribadian Islam, selain mendiskripsikan tingkah laku
seseorang, juga berusaha menilai baik buruknya.Kepribadian: integrasi sistem
kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan akhlak yang mencerminkan
keseluruhan perilaku keseharian kita, baik kepada Allah, diri sendiri, sesama
manusia, dan alam sekitar. Semua perilaku akan dinilai oleh dirinya sendiri,
orang lain, dan juga Allah.
Ø Watak
Sering dipakai secara
bertukar antara watak dan kepribadian, namun Allport membedakan keduanya:
“character is personality evaluated and personality is character devaluated”.
Kalau orang hendak mengadakan penilaian (jadi menggunakan norma), maka lebih
tepat dipakai istilah watak, tapi kalau bermaksud menggambarkan bagaimana
adanya (tidak menilai), maka itu kepribadian.
Ø
Temperamen
Allport: gejala
karakteristik dari sifat emosi individu, termasuk mudah-tidaknya terkena
rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan
suasana hatinya, segala cara fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini
bergantung pada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari
keturunan.G. Ewald: konstitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi
jasmani. Temperamen tetap seumur hidup/tak mengalami perkembangan karena
bergantung pada konstelasi hormon, sedangkan konstelasi hormon itu tetap selama
hidup.Bedanya dengan watak, walaupun pada dasarnya telah ada tetapi masih
mengalami pertumbuhan dan perkembangan karena watak sangat bergantung pada
faktor-faktor eksogen (lingkungan pendidikan, pengalaman, dsb).
Ø Hubungan antara kepribadian, watak, dan temperamen
Menggambarkan pribadi
seseorang sebagaimana adanya, sifat dan pembawaannya yang khas kepribadian
yang punya keunikan. Kepribadian berhadapan dengan lingkungannya yang turut
membentukknya sampai taraf kematangan tertentu, kalau kita menilai pribadi
seseorang, maka hal ini mengarah pada dirinya yang sudah terbentuk, yang dia
sendiri ikut bertanggung jawab. Inilah watak. Kata watak dipakai baik dalam
arti normatif maupun deskriptif. Normatif = watak, sedang deskriptif =
kepribadian.
Ø Temperamen: lebih banyak ditentukan oleh struktur fisik-biologis, sifatnya
tetap, maka dapat dibuat perbedaan yang jelas antara satu dg lainnya; merupakan
bagian dari kepribadian, di mana unsur bawaan lebih dominan. Bicara temperamen,
juga berarti bicara kepribadian dengan temperamen tertentu, tapi kalau bicara
perkembangan kepribadian, maka bukan mengenai temperamennya, melainkan mengenai
pribadi yang sudah mengalami proses pembentukan, jadi lebih dimaksudkan sebagai
“watak atau karakter”.
Daftar
Pustaka
Helmi,A.F
tentang mengungkapkan diri
Tirtawinata,C.M
tentang mengenal diri melalui kebersamaan dengan orang lain
Rakhma,Ade
tentang manfaat mengenal diri
Suyadjid,L.E
(2010) tentang mencari jati diri
Iimazizah
(2013) tentang kepribadian,watak dan temperament
Tidak ada komentar:
Posting Komentar