Satria Hotma Hizkia
@N19-SATRIA
‘Ngaret’
Budaya atau Swasraya ?
Abstrak
Merujuk
berbagai sumber, muasal kata 'ngaret' diketahui berasal dari kata dasar 'karet'
yang bersifat melar atau melonggar. Faktor utama yang menyebabkan tidak
disiplin waktu sehingga sering mengalami ‘ngaret’ adalah kebiasaan. Karena sudah
banyak yang orang yang melakukannya, maka individu yang belum pernah akan
penasaran dan mencoba untuk ‘ngaret’. Hal itu dapat diubah dan dicegah, dengan
tidak membiasakan meremehkan waktu
Kata
Kunci : ‘Ngaret’, Disiplin, Kebiasaan.
1.
Pendahuluan
Saat ingin mengadakan
pertemuan baik secara formal maupun non
formal, ketidaktepatan waktu yang ditentukan dengan waktu pelaksanaan biasanya
tidak sesuai. Diumumkan akan mulai pada jam tujuh lewat tiga puluh menit, namun
pelaksanaan yang terjadi adalah mulai tepat pukul delapan. Saat janjian dengan
teman sepermainan, membuat janji bertemu di tempat kopi jam sepuluh tapi kenyataannya
baru mandi jam sepuluh dan mengirim pesan ‘otw’ (dalam perjalanan), alhasil jam
dua belas baru sampai dan kopi sudah terlanjur habis.
Dalam
situasi seperti itu, anak muda saat ini lebih sering menggunakan kata ‘ngaret’ untuk
menggantikan kata terlambat atau telat. Merujuk berbagai sumber, muasal kata
'ngaret' diketahui berasal dari kata dasar 'karet' yang bersifat melar atau
melonggar. Pada tahap selanjutnya, 'ngaret' mengalami perluasan makna menjadi
tidak tepat waktu atau meleset dari waktu yang direncanakan.
2.
Permasalahan
2.1 Faktor
apa yang paling mempengaruhi orang sering ‘ngaret’ ?
2.2 Apa
dampak yang ditimbulkan ?
2.3 Bagaimana
cara mengatasinya ?
3.
Pembahasan
3.1 Kebiasaan
Faktor utama yang menyebabkan tidak
disiplin waktu sehingga sering mengalami ‘ngaret’ adalah kebiasaan. Karena
sudah sangat sering ‘ngaret’ dan banyak orang melakukannya juga, maka ngaret sudah
dianggap hal yang lumrah.
-
Terbiasa untuk tidak disiplin waktu dalam
hal-hal kecil.
-
Terbiasa telat bangun
-
Terbiasa telat datang
-
Terbiasa telat pulang
3.2 Dampak Ngaret
- Di lingkungan sekolah, sering ‘ngaret’
akan menimbulkan dampak seperti :
Berhadapan dengan guru BK, kemudian
terkena point, terakhir adalah pemanggilan orangtua ke sekolah.
- Di lingkungan kampus, sering ‘ngaret’ akan
menimbulkan dampak seperti :
Dimarahi dosen, mendapat pandangan
kurang baik, dan tidak diabsen.
- Di lingkungan kantor, sering ngaret akan
menimbulkan dampak seperti :
Pekerjaan tertunda ,dapat teguran dari
atasan, dapat surat peringatan, bahkan diomongin karyawan sekantor.
3.3 Cara Mengatasi ‘Ngaret’
-
Jangan pernah berencana untuk tepat
waktu tetapi kerjakan atau datanglah sebelum waktunya. Karena orang yang suka
ngaret selalu bertujuan untuk tiba pada waktu terakhir tanpa memberikan ruang
waktu untuk kemungkinan lain seperti macet atau lainnya.
-
Menghargai waktu, dengan kita menghargai
waktu maka akan terciptalah suatu kedisiplinan dalam kehidupan kita. Disiplin
itu sendiri adalah suatu keaadaan dimana kita taat dan patuh terhadap suatu
norma atau nilai-nilai yang terdapat dalam suatu dimensi waktu.
4.
Kesimpulan
Karena
sudah banyak yang orang yang melakukannya, maka individu yang belum pernah akan
penasaran dan mencoba untuk ‘ngaret’. Hal itu dapat diubah dan dicegah, dengan
tidak membiasakan meremehkan waktu, maka kita dapat mencegahnya dan
berdistraksi pada disiplin, sehingga ‘ngaret’ bukanlah lagi menjadi suatu
kebiasaan yang akan ditemui dalam kehidupan anak muda.
Referensi
Al
Qorony, Wais. 2017. Ketahuilah Inilah Penyebab
Siswa Datang Terlambat ke Sekolah.
CNN
Indonesia. 2019. Cara-Cara Praktis untuk Jadi Generasi Anti Ngaret
CNN
Indonesia. 2019. Mencari Asal Usul Kata ‘Ngaret’
Kbbi
Rahmalia,
Dwi Putri. 2017. Pentingnya Menghargai Waktu Sebagai Realisasi Disiplin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar