A. Pengertian Pengendalian diri.
Self control atau pengendalian diri merupakan
kemampuan diri dalam mengendalikan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu.
Seorang individu dengan pengendalian diri yang baik dapat memahami benar
konsekuensi akibat tindakan yang akan mereka lakukan.
Pengendalian diri (self control) didefinisikan sebagai
“pengaturan proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain
serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri”. Pengendalian diri merupakan
keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses
pengaturan fisik, psikologis dan perilaku.
Larry (dalam R.S Satmoko,
1986:130) mengungkapkan bahwa Pengendalian diri adalah kemampuan mengenali
emosi dirinya dan orang lain. Baik itu perasaan bahagia, sedih, marah, senang,
takut, dan sebagainya, mengelola emosi, baik itu menangani perasaan agar
perasaan dapat terungkap dengan pas, kemampuan untuk menghibur diri sendiri,
melepaskan kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungan, mengendalikan dorongan
hati memotivasi diri sendiri, dan memahami orang lain secara bijaksana dalam
hubungan antar manusia.
B. Aspek dan Dimensi Kontrol
Diri
Menurut Calhoun & Acocella (1990), terdapat tiga aspek kontrol diri,
yaitu sebagai berikut:
1. Kontrol
perilaku (Behavior Control). Merupakan kesiapan
atau kemampuan seseorang untuk memodifikasi suatu keadaan yang tidak
menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku dalam hal ini berupa kemampuan
untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi, dirinya sendiri, orang lain,
atau sesuatu di luar dirinya.
2. Kontrol
kognitif (Cognitive Control).
Kemampuan individu utuk mengelola informasi yang tidak diinginkan dengan cara
menginterpretasi, menilai, atau memadukan suatu kejadian dalam suatu kerangka
kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan.
3. Kontrol
dalam mengambil keputusan (Decision Making).
Kemampuan untuk memilih suatu tindakan berdasarkan sesuatu yang diyakini atau
disetujui.
Menurut Tangney, dkk (2004), terdapat lima dimensi kontrol diri, yaitu sebagai berikut:
1. Disiplin
diri (Self-dicipline). Disiplin diri yaitu mengacu pada
kemampuan individu dalam melakukan disiplin diri seperti tindakan mengikuti
peraturan yang ada di lingkungan sosialnya.
2. Tindakan
atau aksi yang tidak impulsif (Deliberate/Non-impulsive).
Menilai tentang kecenderungan individu untuk melakukan tindakan yang tidak
impulsif (memberikan respon kepada stimulus dengan pemikiran yang
matang).
3. Kebiasaan
baik (Healthy habits). Kebiasaan baik
merupakan kemampuan individu dalam mengatur pola perilaku menjadi sebuah
kebiasaan yang pada akhirnya menyehatkan. Biasanya individu yang memiliki
kebiasaan baik akan menolak sesuatu yang dapat menimbulkan dampak buruk
walaupun hal tersebut menyenangkan baginya.
4. Etika
Kerja (Work etic). Etika kerja berkaitan dengan
penilaian individu terhadap regulasi dirinya dalam layanan etika kerja.
Biasanya individu mampu memberikan perhatian penuh pada pekerjaan yang
dilakukan. kemampuan mengatur diri individu tersebut di dalam layanan
etika.
5. Keterandalan
atau keajegan (Reliability). Keterandalan atau
keajegan merupakan dimensi yang terkait dengan penilaian individu terhadap
kemampuan dirinya dalam pelaksanaan rancangan jangka panjang untuk pencapaian
tertentu. Biasanya individu secara konsisten akan mengatur perilaku untuk
mewujudkan setiap perencanaannya.
C. Jenis-jenis Kontrol Diri
Menurut Gufron & Risnawati (2011), terdapat tiga jenis kontrol diri,
yaitu sebagai berikut:
1. Over
control. Yaitu kontrol diri yang dilakukan
oleh individu secara berlebihan yang menyebabkan individu banyak menahan diri
beraksi terhadap stimulus.
2. Under
control. Yaitu suatu kecenderungan
individu untuk melepaskan implus dengan bebas tanpa perhitungan yang
masak.
3. Appropriate
control. Yaitu kontrol individu dalam
upaya mengendalikan implus secara tepat.
D. Faktor Psikologis Kontrol Diri
Sebagaimana
faktor psikologis kontrol diri dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah:
1. Faktor internal, yang mempengaruhi kontrol diri
seseorang adalah faktor
usia dan kematangan, semakin bertambah usia, semakin baik kemampuan
mengontroldiri seseorang itu.
2. Faktor eksternal, meliputi keluarga, dalam
lingkungan keluarga terutama
orang tua akan menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang.
E. Bagaimana cara kita untuk dapat mengendalikan diri
sendiri :
a. Mengenali
diri kita sendiri dan mengidentifikasi apa yang sesungguhnya yang dirasakan.
b. Memahami
dampak dari emosi yang timbul dari diri kita sendiri apakah itu berdampak
negatif atau positif.
c. Tenangkan
dan buang emosi negatif yang timbul dan berpikirlah secara netral dan lebih
berpikir ke dampak dari pelampiasan emosi negatif itu sendiri.
d. Berpikirlah
dari sudut orang yang terkena dampak dari emosi dan ego kita dan kita bisa
melihat mengapa orang itu bertindak seperti itu, tenangkan dan berpikirlah
secara dingin untuk menangani hal seperti ini
e. Berusaha
mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita bisa berhasil
menangani emosi ini sebelumnya dan dengan bergembira kita mengambil tindakan
untuk menanganinya.
f. Lakukan
terus dan ingatlah kegagalan adalah pengalaman terbaik di mana kita bisa
belajar untuk menutupi kekurangan yang ada dalam kita sendiri dan itu adalah
kemampuan kita dalam mengelola emosi.
DaftarPustaka
Riadi, Muchlisin. 2018. Pengertian, Aspek, Jenis,
dan Ciri Kontrol Diri. https://www.kajianpustaka.com/2018/06/pengertian-aspek-jenis-dan-ciri-kontrol-diri.html
Anonym. 2017. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self
Kontrol. http://www.jejakpendidikan.com/2017/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-self.html
Anonym. 2011. Mengendalikan Diri Sendiri. http://superkomplit.blogspot.com/2011/03/mengendalikan-diri-sendiri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar