Dalam kehidupan ini, jika kita
ingin menjadi orang yang sukses maka kita juga harus memiliki karakter mau mengambil
resiko apapun, karena dengan tidak adanya keberanian untuk mengambil resiko,
maka orang tersebut akan tidak mempunyai apa-apa, dan bukan siapa-siapa. Mereka
mungkin menghindari penderitaan dan kesengsaraan, tapi mereka tidak bisa
belajar, merasakan, mengubah, tumbuh, mencintai, atau hidup. Dalam keadaan
terikat oleh kepastian, mereka adalah para budak. Mereka telah mengekang
kebebasan mereka sendiri.
Salah satu petikan kalimat dalam buku "Unlimited
Wealth" by Bong Chandra. Orang yang berani mengambil resiko adalah orang
yang berani untuk sukses. Risiko itu ada bilamana waktu yang
akan datang tidak diketahui. Jadi, dengan perkataan lain resiko itu ada bila
ada ketidakpastian. Pengertian dari resiko adalah dampak atau akibat dari
suatu keputusan yang diambil dalam memecahkan masalah yang telah dibuat.
Karena banyak sekali macam-macam
resiko, maka akan saya rangkum menjadi 3 jenis resiko. Berikut jenis resiko:
- Objective risk: ialah resiko yang terjadi secara alami (nature) yang sama bagi semua orang dan cara mengatasinya pun sama.
- Subjective risk: adalah resiko yang diperkirakan akan terjadi oleh setiap orang sebagai akibat objective risk.
- Uncertainty: adalah kesadaran orang akan adanya resiko dalam situasi tertentu, tetapi sulit untuk memperkirakan mana dari sekian akibat atau hasil yang akan terjadi. Tidak seperti halnya kemungkinan, ketidakpastian ini tidak dapat diukur dengan alat apa pun yang dapat diterima.
Reaksi terhadap resiko adalah
reaksi seseorang atau tindakan seorang dalam situasi yang tidak pasti. Reaksi
ini antara lain disebabkan karena ketidakpastian ini. Reaksi orang terhadap
resiko tidak sama, tergantung pada hal yang berikut:
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Umur
- Intelegensi
- Kondisi ekonomi
Saya akan memberikan penyebab mengapa masih banyak orang yang tidak berani mengambil resiko. Berikut adalah beberapa cotoh
penyebab seseorang tidak mau mengambil resiko dalam hidupnya:
- Tidak punya prediksi: Jika mengingat pengalaman masa kecil, ternyata kita tidak menyadari resiko terjatuh saat mulai belajar berjalan, namun kita toh tetap bersemangat untuk belajar berjalan. Pengalaman kemudian membentuk kita untuk selalu berusaha melindungi diri, memberi rasa aman agar tidak mengalami hal-hal yang merugikan dan tidak terduga sebelumnya. Tidak adanya gambaran/prediksi dapat membuat kita takut untuk mengambil resiko.
- Tidak yakin pada kemampuan diri sendiri: Meragukan diri sendiri akan melumpuhkan semua tindakan dan reaksi kita dalam menghadapi berbagai kemungkinan dan akibat sehingga kita akan menganggap bahwa mengambil resiko adalah suatu tindakan yang nekad.
- Tidak melihat keuntungan di balik resiko: Pandangan pesimis hanya dapat melihat kegagalan, kerugian, kekurangan, bahaya, krisis dan semua hal-hal negatif, tetapi tidak dapat melihat buah dan keuntungan yang diperoleh saat kita memutuskan untuk mengambil resiko.
Tips Solusi :
- Pelajari kondisi dan masalahnya
Ketika kita mengetahui masalah
dengan cermat, maka kita akan dapat memperkirakan, mengantisipasi kemungkinan
resikonya
- Melatih kapasitas pribadi
Seorang pemain bulu tangkis mungkin
tidak menduga datanya setiap bola yang dikembalikan oleh lawannya, namun hal
terbaik yang dapat dilakukan adalah melatih dirinya untuk dapat menerima bola
dari segala arah. Kesiapan kita menerima resiko lebih baik daripada setiap
usaha untuk menolak resiko.
- Melakukan hal-hal baru adalah warna kehidupan
Semua yang rutin terasa membosankan
dan kebosanan juga dapat membuat hidup kita lebih buruk daripada mengambil
resiko dengan tantangan baru
Daftar Pustaka:
Bilbulsama.2011.orang hebat berani mengambil resiko. [online].
tersedia : http://bilbulsama.blogspot.co.id/2011/03/orang-hebat-berani-mengambil-resiko.html
(diakses pada 26 Desember 2018)
Anonim. 2014. Berani berubah berani ambil resiko. [online]. tersedia
: https://motivasidiri99.blogspot.co.id/2014/07/berani-berubah-berani-ambil-resiko.html (diakses
pada 26 Desember 2018)
Gamang, Gesta. 2013. Mengambil Resiko. http://gestagamang.blogspot.co.id/2013/06/mengambil-resiko-dan-keputusan_21.html (diakses
26 Desember 2018)
Akbar, Didik Ali. 2012. Pengambilan Resiko. http://dikdikali.blogspot.co.id/2012/11/pengambilan-resiko.html (diakses
26 Desember 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar