Laman

Rabu, 03 Oktober 2018

PENDIDIKAN AKHLAK ANAK TANGGUNG JAWAB SIAPA?


ABSTRAK
            Orang tua bertanggung jawab untuk mendidik perilaku anak. Keluarga adalah institusi pendidikan primer bagi seorang anak sebelum ia mendapatkan pendidikan di lembaga lain. Maka penting bagi orang tua mendidik sikap atau akhlak anak dengan baik dan benar.

KATA KUNCI: TANGGUNG JAWAB, AKHLAK

Menurut George Bernard Shaw Orang yang dapat bertanggungjawab terhadap tindakannya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya hanyalah orang yang mengambil keputusan dan bertindak tanpa tekanan dari pihak manapun atau secara bebas. Pasal 26 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan bahwa orang tua berkewajiban dan bertanggungjawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak. Hak tersebut terkait dengan hak anak yaitu hak untuk dilindungi; tidak saja terhadap orang lain tetapi juga terhadap dirinya sendiri, terhadap dorongan-dorongan pribadinya yang belum terkendalikan. Ibn Qayyim, sebagaimana yang dikutip Suwaid, mengatakan “Di awal waktu ketika anak-anak mulai bisa berbicara, hendaklah mendiktekan kepada mereka kalimat la ilaha illallah Muhammad Rasulullah dan hendaklah sesuatu yang pertama kali didengar oleh telinga mereka adalah la ilaha illallah (mengenal Allah) dan mentauhidkan-Nya.”
            Pendidikan akhlak biasanya dilakukan dengan mengandalkan jasa ibu. Ini menurut Mufarakah, “disebabkan karena “peranan bapak” dalam konteks kelahiran anak lebih ringan daripada peranan ibu.” Setelah pembuahan, semua proses selama dalam kandungan sampai kelahiran anak dipikul ibu. Tidak berhenti sampai disitu, tetapi masih berkelanjutan sampai proses menyusui, bahkan lebih dari itu. Disebut khusus oleh Nabi dalam hadistnya: “Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW kemudian berkata: Ya Rasulullah siapa manusia yang paling berhak ku hormati, Nabi bersabda: Ibumu. Laki-Laki itu berkata: kemudian siapa? Nabi bersabda: kemudian ibumu. Laki-Laki itu berkata: kemudian siapa? Nabi bersabda: kemudian ibumu. Laki-Laki itu berkata: kemudian siapa? Nabi bersabda: kemudian bapakmu.”
Seorang tokoh pembaharu di Mesir, Syaikh Muhammad Abduh, sebagaimana dikutip oleh Dalimunthe (2010: 82-83), menyebutkan bahwa akhlak adalah: “suatu kebaikan dalam bermu’amalah dengan Allah dan bermu’amalah dengan mahluk lain.’ Muhammad Abduh juga membagi akhlak dalam dua bentuk, yaitu kepada Allah SWT dan kepada makhluk(manusia, hewan, tumbuhan, dan benda mati). Tanggung jawab pendidikan anak ini harus ditangani langsung oleh kedua orang tua. Para pendidik yang mendidik anak di sekolah–sekolah, hanyalah partner bagi orang tua dalam proses pendidikan anak. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Hakim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).
Adapun beberapa cara yang dapat diambil orang tua dalam mendidik akhlak anak, yaitu:
1.      Memberi contoh dalam berakhlak mulia.
2.      Menyediakan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan akhlak mulia.
3.      Memberi tanggung jawab sesuai dengan perkembangan anak
4.      Mengawasi dan mengarahkan anak agar selektivitas dalam bergaul.
KESIMPULAN
Dari artikel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tanggung jawab orang tua terhadap anak itu sangatlah penting dan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup anak baik dari segi jasmani(kesehatan) maupun rohani(sikap dan perilaku), jadi janganlah kita meninggalkan tanggung jawab orang tua terhadap anak jika suatu saat kita telah berkeluarga dan di karuniai anak oleh Allah SWT. Nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Joko.Ahmad Dahlan University Yogyakarta

1 komentar: