Keberanian Mengambil
Risiko
Oleh: :Lucia Debby
Gracella Sihombing
@E07-Lucia , @ProyekA09
1.
Apa itu berani mengambil risiko?
Berani adalah suatu keadaan ingin tanpa keraguan
melakukan sesuatu, sedangkan risiko adalah akibat dari sesuatu. Jadi bisa
diartikan bahwa mengambil risiko adalah tidak adanya keraguan dalam mmengambil risiko
atau akibat akan sesuatu. Seperti yang dikatakan Syamsudin Kadir dalam
artikelnya “Risiko adalah tolak ukur seseorang. Orang yang
berani mengambil risiko adalah mereka yang berusaha untuk menjaga semangat
dalam dirinya ketika melalui langkah-langkah dan menikmati hasil usahanya.
Artinya, orang berhasil bukan sekadar karena melalui langkah-langkah pencapaiannya,
tapi juga siap menerima risiko yang ditimbulkannya. Merekalah orang sukses yang
sesungguhnya.”
2.
Mengapa Harus Mengambil, Mengapa Tidak Mengacuhkan atau
Bahkan Membiarkan?
Untuk mengambil sebuah
risiko bukanlah perkara mudah, namun jika itu bisa dilakukan, itu adalah hal
yang sangat baik dalam penunjang pengembangan diri. Untuk memahami langkah mengambil
risiko, kita harus mengetahui macam-macamnya. Secara umum kita mengenal 4 macam
risiko:
·
Risiko
Fisik
·
Risiko
Finansial
·
Risiko
Intelektual
·
Risiko
dalam Hubungan dengan Orang Lain
3.
Kesimpulan
Mengambil Risiko Tahap Demi Tahap
Untuk menghayati hidup kreatif, kita
harus bertaruh, mengambil kesempatan, bereksperimen, dan ber’main-main’.
Ini tidak berarti asal mengambil
risiko. Kita harus membuat pertimbangan. Mungkin pedoman ini berguna: “Dalam
hal-hal di mana kita mampu menanggung kerugian, sebaiknya kita sering
mengambil risiko. Dalam hal-hal di mana dapat terjadi malapetaka,
sebaiknya kita jarang mengambil risiko.”
Seni mengambil risiko, seperti
seni-seni lain, perlu dipelajari. Kita mulai dulu dari masalah-masalah kecil,
di mana jika gagal, kerugiannya tidak banyak dan kita mampu menanggung
konsekuensinya. Kalau berhasil dalam satu masalah, kita mengambil risiko dalam masalah
yang sedikit lebih besar. Demikian seterusnya. Dengan latihan ini lama-kelamaan
feeling kita terlatih: dalam masalah apa dan kapan kita boleh mengambil
risiko, dalam masalah apa dan kapan kita sebaiknya tidak bermain-main dengan
risiko.
Kita dapat siap menghadapi risiko,
apabila kita menyiapkan diri dengan baik dan mengumpulkan informasi lengkap
tentang masalahnya. Untuk mendaki sebuah puncak gunung, sungguh bodoh kalau
kita begitu saja mulai tanpa persiapan fisik, informasi, teknis, keterampilan
mendaki, logistik, obat-obatan dan pembentukan regu yang kompak. Ini sama saja
dengan bunuh diri.
4.
Daftar Pustaka
Waspodo, Suko. 2014. Menjadi Krearif Berarti Berani
Mengambil Risiko.Kompasiana. Dalam https://www.kompasiana.com/sukowaspodo_99/menjadi-kreatif-berarti-berani-mengambil-risiko_54f79f27a33311707a8b4812.
Diunduh 15 April 2014.
Gamang, Gesta. 2013. Mengambil Risiko. Blogspot. Dalam
http://gestagamang.blogspot.co.id/2013/06/mengambil-resiko-dan-keputusan_21.html.
Diunduh 21 Juni 2013.
Kadir, Syamsudin. 2012. Berani Mengambil Risiko. Wordpress.
Dalam https://akarsejarah.wordpress.com/2012/07/30/berani-mengambil-risiko/.
Diunduh 30 Juli 2012.
Hanafiah,
Wardah. 2014. Hubungan Pengetahuan Skemata dan Keberanian Mengambil
Risiko dengan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris. Epigram. Dalam http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=282269.
Diunduh 16 Desember 2014.
Al Habib,
Muhammad Farid Rahyuda, I
Ketut. 2015. Pengaruh Efikasi Diri, Kebutuhan Akan Prestasi
Dan Keberanian Mengambil Risiko Terhadap Niat Berwirausaha Mahasiswa. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana. Dalam
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=349145.
Diunduh 02 Oktober 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar