Laman

Selasa, 14 November 2017

Keberanian Mengambil Risiko



Keberanian Mengambil Risiko
Oleh: :Lucia Debby Gracella Sihombing
@E07-Lucia , @ProyekA09



          1.      Apa itu berani mengambil risiko?

Berani adalah suatu keadaan ingin tanpa keraguan melakukan sesuatu, sedangkan risiko adalah akibat dari sesuatu. Jadi bisa diartikan bahwa mengambil risiko adalah tidak adanya keraguan dalam mmengambil risiko atau akibat akan sesuatu. Seperti yang dikatakan Syamsudin Kadir dalam artikelnya “Risiko adalah tolak ukur seseorang. Orang yang berani mengambil risiko adalah mereka yang berusaha untuk menjaga semangat dalam dirinya ketika melalui langkah-langkah dan menikmati hasil usahanya. Artinya, orang berhasil bukan sekadar karena melalui langkah-langkah pencapaiannya, tapi juga siap menerima risiko yang ditimbulkannya. Merekalah orang sukses yang sesungguhnya.”

2.      Mengapa Harus Mengambil, Mengapa Tidak Mengacuhkan atau Bahkan Membiarkan?
Untuk mengambil sebuah risiko bukanlah perkara mudah, namun jika itu bisa dilakukan, itu adalah hal yang sangat baik dalam penunjang pengembangan diri. Untuk memahami langkah mengambil risiko, kita harus mengetahui macam-macamnya. Secara umum kita mengenal 4 macam risiko:
·         Risiko Fisik
·         Risiko Finansial
·         Risiko Intelektual
·         Risiko dalam Hubungan dengan Orang Lain

3.      Kesimpulan
Mengambil Risiko Tahap Demi Tahap
Untuk menghayati hidup kreatif, kita harus bertaruh, mengambil kesempatan, bereksperimen, dan ber’main-main’.
Ini tidak berarti asal mengambil risiko. Kita harus membuat pertimbangan. Mungkin pedoman ini berguna: “Dalam hal-hal di mana kita mampu menanggung kerugian, sebaiknya kita sering mengambil risiko. Dalam hal-hal di mana dapat terjadi malapetaka, sebaiknya kita jarang mengambil risiko.”
Seni mengambil risiko, seperti seni-seni lain, perlu dipelajari. Kita mulai dulu dari masalah-masalah kecil, di mana jika gagal, kerugiannya tidak banyak dan kita mampu menanggung konsekuensinya. Kalau berhasil dalam satu masalah, kita mengambil risiko dalam masalah yang sedikit lebih besar. Demikian seterusnya. Dengan latihan ini lama-kelamaan feeling kita terlatih: dalam masalah apa dan kapan kita boleh mengambil risiko, dalam masalah apa dan kapan kita sebaiknya tidak bermain-main dengan risiko.
Kita dapat siap menghadapi risiko, apabila kita menyiapkan diri dengan baik dan mengumpulkan informasi lengkap tentang masalahnya. Untuk mendaki sebuah puncak gunung, sungguh bodoh kalau kita begitu saja mulai tanpa persiapan fisik, informasi, teknis, keterampilan mendaki, logistik, obat-obatan dan pembentukan regu yang kompak. Ini sama saja dengan bunuh diri.
4.      Daftar Pustaka

Waspodo, Suko. 2014. Menjadi Krearif Berarti Berani Mengambil Risiko.Kompasiana. Dalam https://www.kompasiana.com/sukowaspodo_99/menjadi-kreatif-berarti-berani-mengambil-risiko_54f79f27a33311707a8b4812. Diunduh 15 April 2014.
Gamang, Gesta. 2013. Mengambil Risiko. Blogspot. Dalam http://gestagamang.blogspot.co.id/2013/06/mengambil-resiko-dan-keputusan_21.html. Diunduh 21 Juni 2013.
Kadir, Syamsudin. 2012. Berani Mengambil Risiko. Wordpress. Dalam https://akarsejarah.wordpress.com/2012/07/30/berani-mengambil-risiko/. Diunduh 30 Juli 2012.
Hanafiah, Wardah. 2014. Hubungan Pengetahuan Skemata dan Keberanian Mengambil Risiko dengan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris. Epigram. Dalam http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=282269. Diunduh 16 Desember 2014.
Al Habib, Muhammad Farid Rahyuda, I Ketut. 2015. Pengaruh Efikasi Diri, Kebutuhan Akan Prestasi Dan Keberanian Mengambil Risiko Terhadap Niat Berwirausaha Mahasiswa. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana. Dalam http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=349145. Diunduh 02 Oktober 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar