Disusun Oleh : Fauzi Fathiyakan
- Menurut definisi Roucek dan Warren - kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor biologis itu meliputi keadaan fisik, sistem saraf, watak, seksual, proses pendewasaan individu yang bersangkutan, dan kelainan-kelainan biologis lainnya. Adapun faktor psikologis meliputi unsur tempramen, perasaan, keterampilan, kemampuan belajar, keinginan, dan sebagainya. Faktor sosiologis yang mempengaruhi kepribadian seorang individu dapat berupa proses sosialisasi yang ia peroleh sejak kecil.
- Menurut Koentjaraningrat, dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Antropologi I", menyatakan bahwa kepribadian adalah susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang.
- Menurut Theodore M. Newcomb, kepribadian adalah organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal ini berarti bahwa kepribadian menunjukkan organisasi dari sikap-sikap seorang individu untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau ketika ia menghadapi suatu masalah atau keadaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
1. Faktor Biologis
Setiap orang pasti memiliki warisan biologis yang berbeda dengan orang yang lainnya. Warisan biologis dapat berupa bentuk fisik yang berbeda antara satu orang dengan orang lain, bahkan pada anak kembar sekalipun. Karakteristik fisik seseorang dapat menjadi salah satu faktor penentu perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia memahami keadaan dirinya dan bagaimana ia diperlakukan dalam masyarakat.
Setiap orang pasti memiliki warisan biologis yang berbeda dengan orang yang lainnya. Warisan biologis dapat berupa bentuk fisik yang berbeda antara satu orang dengan orang lain, bahkan pada anak kembar sekalipun. Karakteristik fisik seseorang dapat menjadi salah satu faktor penentu perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia memahami keadaan dirinya dan bagaimana ia diperlakukan dalam masyarakat.
2. Faktor Geografis
dan Kebudayaan Khusus
Letak geografis yang berbeda akan menghasilkan jenis kebudayaan yang berbeda pula. Misalnya saja masyarakat pesisir yang menghasilkan kebudayaan nelayan, masyarakat pedesaan yang akan menghasilkan kebudayaan petani, dan kebudayaan masyarakat kota. Letak geografis ini sebenarnya hanya merupakan karakteristik kepribadian umum dari suatu masyarakat dan tidak semua warga masyarakat termasuk di dalamnya. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa kepribadian umum adalah kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok masyarakat.
Letak geografis yang berbeda akan menghasilkan jenis kebudayaan yang berbeda pula. Misalnya saja masyarakat pesisir yang menghasilkan kebudayaan nelayan, masyarakat pedesaan yang akan menghasilkan kebudayaan petani, dan kebudayaan masyarakat kota. Letak geografis ini sebenarnya hanya merupakan karakteristik kepribadian umum dari suatu masyarakat dan tidak semua warga masyarakat termasuk di dalamnya. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa kepribadian umum adalah kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok masyarakat.
4. Faktor Pengalaman
Unik
Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu memiliki kepribadian yang sama. Hal tersebut disebabkan karena pengalaman yang pernah didapatkan oleh masing-masing individu selalu bersifat unik dan tidak ada seorangpun yang menyamainya. Itulah mengapa dua orang individu yang hidup pada lingkungkungan yang sama tidak akan menghasilkan kepribadian yang sama, bahkan pada seseorang yang lahir kembar sekalipun.
Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu memiliki kepribadian yang sama. Hal tersebut disebabkan karena pengalaman yang pernah didapatkan oleh masing-masing individu selalu bersifat unik dan tidak ada seorangpun yang menyamainya. Itulah mengapa dua orang individu yang hidup pada lingkungkungan yang sama tidak akan menghasilkan kepribadian yang sama, bahkan pada seseorang yang lahir kembar sekalipun.
Beberapa cara agar menjadi pribadi
yang menarik
1. Gunakan gaya bicara yang positif
Gaya bicara yang negatif atau merendahkan diri sendiri, dengan
cepat akan menempatkan Anda sebagai pribadi yang kurang punya rasa percaya
diri. Contoh gaya bicara negatif dengan menggunakan label-label bermakna
negatif misalnya: bodoh, tolol, brengsek, tidak punya otak, salah melulu, dan lain-lain.
Untuk menjadi pribadi yang percaya diri, gaya bicara negatif harus
digantikan dengan gaya bicara positif. Gaya bicara positif meliputi gaya bicara
dengan penggunaan kata-kata dan kalimat-kalimat yang positif. Hal pertama yang
dapat dilakukan adalah dengan berusaha belajar berbicara secara positif tentang
diri sendiri.
2. Berani bertanggung jawab
Ada orang yang percaya bahwa yang mengendalikan nasib mereka
adalah diri mereka sendiri. Keberanian menyakini hal ini tentu saja memunculkan
suatu tanggung jawab yang besar bahwa hal-hal buruk dan baik yang menimpa diri
mereka tidak lain dan tidak bukan adalah berasal dari diri sendiri. Bukan dari
hal-hal yang bersumber dari luar diri mereka.
Keberanian bertanggung jawab ini juga menjadikan individu lebih
percaya diri untuk mengambil alih hal-hal yang bisa menjadi tanggung jawab
pribadinya. Kemampuan bertanggung jawab ini juga akan memunculkan sikap percaya
diri dan pencitraan diri yang positif. Orang-orang yang tidak berani
bertanggung jawab biasanya cenderung menganggap bahwa faktor-faktor di luar
dirinya yang menentukan jalan hidupnya.
Apabila ada keberhasilan, mereka mengatakan
bahwa hal itu adalah keberuntungan semata. Dan sebaliknya bila ada kegagalan,
mereka cenderung menyalahkan faktor di luar dirinya atau akibat dari perbuatan
orang lain
3. Kembangkan dinamika pribadi
Untuk mengembangkan dinamika pribadi ada beberapa keterampilan
diri yang perlu diasah antara lain: Ketampilan mengungkapkan perasaan dengan
tegas, kemampuan menunjukkan ekspresi wajah yang ramah, kemampuan berbicara
optimis, kemampuan menunjukkan sorot mata dan tingkah laku yang berwibawa
melalui penampilan diri yang anggun, rapi dan bersih, pelajari etika pergaulan
di tempat kerja yang baik.
4. Asah keterampilan, gunakan bahasa verbal dan non-verbal
Bahasa verbal yang efektif misalnya: Hindari kata-kata dan suara
jeda yang tidak perlu, misalnya: e… e…, buat kesimpulan yang didukung data dan
bukan berdasar perasaan atau keyakinan saja, perlunya berbasa-basi walaupun
jangan terlalu banyak, tunjukkan perhatian dengan menanyakan mengenai keadaan
orang yang kita ajak bicara misalnya wajahnya tampak pucat hari itu dan
lain-lain.
Bahasa non-verbal yang mengesankan meliputi: Ekspresi yang penuh
semangat, cara berbusana yang sopan dan tampak profesional, penampilan wajah,
dan tubuh yang menarik.
5. Kembangkan pengetahuan yang memadai
Dasar untuk tampil percaya diri adalah adanya pengetahuan yang
menunjang dalam mencari alternatif-alternatif solusi untuk berbagai persoalan
atau permasalahan. Intuisi memang penting tetapi membuat keputusan berdasar
fakta lebih membantu dalam menumbuhkan percaya diri dan memunculkan citra diri
yang lebih positif. Sebanyak mungkin dapatkan informasi tentang hal-hal yang
sedang terjadi dalam dunia ini baik melalui TV, surat kabar, majalah, maupun
internet.
6. Bersikap fleksibel terhadap berbagai perubahan
Tunjukkanlah sikap terbuka terhadap perubahan yang ada dalam
perusahaan. Jangan berkesan negatif dengan mengungkapkan kata-kata seperti,
“Percuma saja diubah-ubah juga akan kembali sama seperti dulu lagi” dan
lain-lain. Tanggapi perubahan yang ada dengan optimis, dengan demikian kita
akan terlihat sebagai orang yang memiliki citra diri positif dan kuat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar