TANGGUNG JAWAB DALAM ISLAM
@E03-Rayhan, @ProyekA04
Oleh Rayhan Ismed
Tanggung
jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab sangat
erat kaitannya dengan kewajiban. Sebagai seorang mahasiswa kewajiban kita
adalah belajar, maka dengan belajar kita telah bertanggung jawab terhadap
kewajiban kita, jadi makna dari tanggung jawab sering dikaitkan dengan
kewajiban. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap
kewajiban kita.
Islam
mengajarkan umatnya untuk memiliki sifat tanggung jawab yang telah ditegaskan
dalam Al-Qur’an dan telah dicontohkan oleh Nabi Agung Muhamad saw.Sebagai umat
islam yang baik kita wajib melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Alloh
lewat Al-Qur’an dan Rosululloh. Tanggung kawab disini terkait dengan tanggung
jawab manusia terhadap Alloh, terhadap keluarga, masyarakat dan negara. Manusia pada hakikatnya adalah
makhluk yang bertanggung jawab. Disebut demikian karena manusia selain makhluk
sosial juga makhluk Tuhan. Manusia mempunyai tuntutan yang besar untuk
bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks
sosial ataupun teologis.
Tanggung
jawab dalam kamus bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya.[1] Jadi segala perbuatan yang dilakukan
harus diperhitungkan dan memiliki dampak, baik itu positif maupun negatif.
Dalam al-Qur’an tanggung jawab juga banyak ayat yang berbicara mengenai
tanggung jawab, salah satunya diungkapkan dalam surat al-Isra’ ayat 36:
Artinya: “janganlah kamu mengikuti
apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”[2]
Dalam
ayat ini jelas bahwa segala apa yang didengar, dilihat dan tersirat dalam hati
manusia kelak akan dipertanggung jawabkan kepada Allah. Menurut Quraish Shihab
ayat ini menegaskan bahwa manusia akan dituntut mempertanggungjawabkan
kerja alfi’ad atau hatinya. Adapun pertanggung jawaban yang
tersirat dalam hati ada tiga kategori. Petama, disebut
dengan هاجس / hajis, yaitu sesuatu
yang terlintas dalam pikiran secara spontan dan berakhir seketika. Kedua, disebut
dengan خاطر / khathir yaitu sesuatu yang terlintas
sejenak kemudian terhenti. Ketiga, disebut dengan حدث نفس
/ hadist nafs yaitu bisikan-bisikan hati yang dari saat ke
saat muncul dan bergejolak. Keempat, disebut dengan همّ
/ hamm yaitu kehendak melakukan sesuatu sambil memikirkan
cara-cara pencapaiannya. Kelima, disebut dengan عزم / ‘azm yakni
kebulatan tekat setelah rampungnya seluruh proses dan dimulainya suatu langkah
pelaksanaan.[3]
Tanggung
jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian. Orang yang
bertanggungjawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang
menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang
lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang
bertanggungjawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
Tanggung
jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan
terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak, dan dapat juga
tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung
jawab terhadap kewajibannya.
Orang
yang cerdas tidak akan meremehkan perbuatan baik sekecil apa pun dan tidak
gegabah berbuat dosa walau sekecil biji sawi. Ia tahu, perbuatan baik atau
jahat itu mula-mula amat kecil ketika dilakukan, akan tetapi bila pengaruhnya
terus berlangsung lama, akan amat besar pahala atau dosanya.
Allah
SWT berfirman dalam Surah Yasin [36]: 12, ”Kami menuliskan apa-apa yang mereka
kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.” Ayat ini menegaskan bahwa
tanggung jawab itu bukan saja terhadap apa yang diperbuat seseorang, melainkan
melebar sampai pada akibat dari perbuatan tersebut.
Artinya,
perbuatan baik ataupun jahat akan diberikan pahala atau dosa ditambah dengan
pahala atau dosa orang-orang yang meniru perbuatan itu. Orang yang meninggalkan
ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah, atau anak yang shaleh, kesemuanya itu
akan mengkibatkan kebaikan. Demikian pula sebaliknya.
Macam-Macam Tanggung Jawab
1.
Tanggung
jawab terhadap dirinya sendiri.
2.
Tanggung
jawab terhadap keluarga.
3.
Tanggung
jawab terhadap masyarakat.
4.
Tanggung
jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA :
Rahmad
Fitriyanto Selasa, 19 April 2016 http://rahmadfitriyanto.blogspot.co.id/2016/04/tanggung-jawab-dalam-islam.html
Zumfiardi,
S.Pd.I, MM 5 April 2016 https://zumfiardiblog.wordpress.com/2016/04/05/tanggung-jawab-pendidikan-islam-dalam-perspektif-al-quran-dan-hadis/
SELASA, 07 JANUARI 2014
Selasa, 16
February 2010, 16:12 WIB
JUMAT, 07 DESEMBER 2012
Apaansih?_-
BalasHapus