Laman

Senin, 04 September 2017

MENGENAL IDENTITAS DIRI DALAM MENGEMBANGKAN JIWA KEPEMIMPINAN








Lestarii Febriina Tanjung
@E19-Lestari, @ProyekA01




A.Mengenal Identitas Diri
            Sebagai sebuah konstruk,identitas diri sangatlah rumit.setiap teoritisi dengan paradigma masing-masing memberikan pandangan yang berbeda satu sama lain. Terdapat 4 potensi manusiawi yang perlu dipelihara dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya yaitu :
     *potensi fisik badaniah
     *potensi mental intelektual
     *potensi mental spiritual
     *potensi social emosional
Untuk mendapatkan,memelihara dan meningkatkan kinerjanya,perlu mengenalinya secara lebih mendalam potensi diri. Meningkatkan dan mengembangkan potensi diri satu-satunya jalan yang tercepat adalah melalui proses pembelajaran clearning. Adapun kajian tentang cara atas sebagai suatu proses fundamental yang mendasariperubahan perilaku.
            Pembelajaran didefinisikan sebagai proses dimana terjadi perubahan perilaku relative abadi sebagai suatu hasil praktek. Yang dimaksud dengan relative abadi adalah bahwa perubahan tersebut sedikit lebih permanen. Sebagai hasil praktek dimaksudkan mencakup pelatihan formal maupun pengalaman yang tak terkendali. Terdapat 3 tipe pembelajaran yang saling terkait yaitu :
     *tipe pembelajaran atas dasar konsep peransang
     *tipe pembelajaran atas dasar konsep stimulus
     *tipe pembelajaran atas dasar konsep penguat (reinforcet)
Dalam mengantisipasi tipe-tipe pembelajaran tersebut setiap individu menghadapinya dengan memanfaatkan gaya belajarnya masing-masing.
Secara garis besar,gaya belajar tersebut dapat dibagi kedalam 4 kategori yaitu :
     *belajar dari pengalaman nyata (concrete experience)
     *belajar dari observasi reflektif (reflective observation)  
     *belajar melalui percobaan (active experimentation)
     *belajar dengan konsepsualisasi abstrak (abstractconceptualization)

B.Faktor yang Mempengaruhi Diri Sendiri
            Selain dipengaruhi dari gaya belajar dalam beberapa aspek. Identitas diri juga dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain:
     1.Perkembangan para remaja
            Menurut Erikson (1959) proses identitas diri sudah berlangsung sejak anak mengembangkan kebutuhan akan arasa percaya (trust), otonomi diri (autonomy), rasa mampu berinisiatif (initiative), dan rasa mampu menghasilkan kontribusi kepada pembentukan diri sendiri.
     2.Pengaruh Keluarga
            Keluarga yang mempunyai polaasuh yang berbeda akan mempengaruhi proses pembentukan identitas diri remaja secara berbeda pula. Contohnya keluarga yang menerapkan pola asuh otoriter yang mana orang tua mengontrol setiap perilaku anaknya tanpa memberikan mereka kesempatan untuk mengekspresikan opini dari perasaannya akan identitas diri yang mengarah pada bentuk foreclosure. Sebaliknya orang tua yang permissive hanya menyediakan sedikit pengarahan kepada anaknya,akan mengembangkan identitas diri yang mengarahkan pada bentuk diffuse (santrock 19998)
     3.Pengaruh individuasidan connectedness cooper,dkk (1999)
            Pengaruh individuasi menyatakan bahwa atmosfer hubungan keluarga akan membantu pembentukan identitas dan remaja dengan meransang individualitas dan ketertarikan satu sama lain (connectedness).
Individualitas menyangkut kemampuan individu dalam mengemukakan pendapatnya,perasaan bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Sedangkan connectedness berkaitan dengan kebersamaan sensitivitas,keterbukaan terhadap kritik dan aspek terhadap pendapat orang lain.

C.Tahap Pembentukan Identitas Diri
            Tiga tahapan pembentukan identitas diri menurut olson (1984) antara lain :
     1.Identity Crisis
            Tahap ini sering disebut sebagai periode transisi yang ditandai dengan kebingunan,mencoba-coba (bereksperimen)dan penuh dengan muatan emosi. Tahap ini terjadi ketika seseorang melihat dirinya tidak lagi sesuai dengan perubahan kondisi yang terjadi di dalam kehidupannya. Tahap ini terjadi secara normal selama masa remaja atau pada usia tengah baya.
     2.Identity diffusion
            Tahap ini terjadi jika seseorang gagal menyesuaikan diri dengan harapan dan tuntunan masyarakat. Individu tersebut tidak dapat mengembangkan dan mempertahankan persepsi mengenai dirinya sendiri dan memberikan cara-cara respon yang terkait.
     3.Identification
            Identifikasi sendiri adalah suatu proses dimana individu mengedintifikasi dirinya dengan sesuatu. Seseorang atau institusi dan berpikir,merasa,serta bertingkah laku secara konsisten sesuai dengan gambaran mental dan model tersebut.
Tujuan dari proses ini adalah untuk melindungi individu dari ancaman devoluasi diri dan untuk meningkatkan harga diri individu tersebut.

D.Diri dan Identitas Sosial
~identitas sosial :bagaimana kita mengonseptual dan mengevolusi diri sendiri (deux 1993)
~identitas sosial :defenisi seseorang tentang siapa dirinya termasuk di dalamnya atribut pribadi dan atribut yang dibaginya dengan orang lain (baron dan byine 2003)
~identitas sosial :mengacu pada tata cara dimana individu dan kolektif dibedakan di dalam hubungan sosial mereka dengan individu lain atau kolektif
~Hagg dan Vaughan (2002) menyatakan bahwa identitas sosial adalah konsep dan individu yang diperoleh dari persepsi keanggotaannya pada kelompok sosial
 Terdapat dua komponen identitas sosial yaitu :
     *kepercayaan dalam memiliki kelompok
     *pentingnya keanggotaan kelompok pada diri sendiri
~menurut Jacobson (2003) teori identitas sosial focus terhadap individu dalam mempersepsikan dan menggolongkan diri mereka berdasarkan identitas personal dan sosial mereka

E.Komponen Teori Identitas Sosial
     *kategori sosial merupakan system yang membantu kea rah menciptakan dan menggambarkan individu dalam suatu masyarakat
     *identifikasi digunakan untuk proses kategorisasi dengan identifikasi,individu akan tahu bagaimana posisinya dalam suatu komunitas.
     *perbandingannya dalam teori identitas sosial perbandingan menjadi suatu tolak ukur d   am menentukan identitas sosial.

F.Pribadi yang Berkembang dan Berjiwa Kepemimpinan
            Potensi mental spiritual dan sosial emosional senantiasa berkembang atau dapat dikembangkan. Karenanya semakin berumur seseorang biasa semakin meningkat pribadinya.
Tipe kepribadian seseorang berbeda dengan orang lain adalahmerupakan hal yang wajar. DR.Peter Tyner membagi kepribadian menjadi 7 tipe kepribadian :
     *tipe A =ambisius
     *tipe B =tenang
     *tipe C =cemas
     *tipe D =tidak ambil peduli
     *tipe E =pencuriga
     *tipe F =dependen
     *tipe G =formal
Di era globalisasi kini dan masa depan,dituntut kepemimpinan modern yang lebih demokratis,lebih terbuka,lebih rasional,lebih terdesentralisasi yang memungkinkan terwujudnya manajemen modern yang efektif dan efesien.
            Gaya kepemimpinan seseorang berbeda-beda dengan yang lain selaras dengan paradigmanya masing-masing. Seseorang mungkin lebih demokratis sedangkan yang lainnya lebih autokratis atau mungkin gaya misionaris .
Ciri-ciri pemimpin yang berprinsip maju yaitu :
a.terus menerus belajar dari pengalamn
b.berorientasi pada pelayanan
c.memancarkan energi positif
d.mempercayai orang lain
e.hidup seimbang
f.melihat hidup sebgai petualang
g.sinergistik
h.berlatih terus untuk memperbaharui diri

DAFTAR PUSTAKA
http://www.dewaweb.com>keterlibatan-pelanggan-jiwa-pemimpin.html
https://qoechil.wordpress.com>identitas-diri-remaja-media//
 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar