Laman

Minggu, 03 September 2017

APAKAH BENAR KITA SUDAH MENGENAL DIRI KITA SENDIRI?

I THINK I HAVE KNOW MYSELF

@D04-Rizky
Oleh : Rizky Aditya Pradana

Mengenal diri adalah suatu proses untuk mengetahui siapa kita, potensi apa yang kita punya dan apa yang kita inginkan atau butuhkan. Selain itu mengenal diri adalah salah satu kunci kesuksesan, karena dengan kita mengetahui seperti apa kita, minat dan bakat kita dimana, kita jadi tahu apa yang harus kita lakukan untuk mengembangkan potensi tersebut.

Berikut ini adalah sebuah percakapan singkat antara si A dan si B:
A : “Siapakah kamu sebenarnya?”
B : “Aku adalah si B”
A : “Aku tidak bertanya tentang namamu, aku bertanya siapa kamu?”
B : “Aku seorang pedagang”
A : “Aku tidak bertanya profesimu, melainkan siapa kamu?”
B : “Aku adalah manusia”
A : “Aku tidak menanyakan jenismu, siapa kamu sebenarnya?”
B : “Aku tidak mengerti”
A : “Apakah kamu sudah mengetahui tujuan hidupmu?”
B : “Belum”

Kenyataannya tidak mudah untuk mengenal diri sendiri, mengenal siapa diri kita sebenarnya. Kebanyakan diantara kita mengabaikan hakikat diri yang sebenarnya. Kita tidak mengenal secara penuh siapa diri kita sebenarnya, apalagi mengetahui untuk apa sejatinya kita hidup.

Mari kita tanyakan kepada hati kita masing-masing, untuk apa saya di ciptakan? Apakah keberadaan saya di dunia ini bermakna? Akan dikenal sebagai apa saat saya wafat nanti?

Sebagian besar dari kita, ketika ditanya kenapa berangkat pagi dan pulang malam untuk bekerja, tanpa berpikir pasti akan menjawab untuk mendapatkan nafkah. Mendapatkan nafkah adalah bahasa lain dari “mendapatkan uang”. Masih dengan alasan yang serupa, orang berpindah dari satu profesi ke profesi lainnya adalah atas nama uang.

Setiap orang memiliki minat atau hasrat untuk mencapai sesuatu. Setiap orang juga ingin melakukan sesuatu yang memberi makna dan nilai luhur. Sudahkah kita jujur terhadap diri sendiri dan bertanya apa sebenarnya hasrat kita? Apa tujuan yang hendak kita capai? Nilai-nilai apa yang ingin kita sampaikan?

“Apakah sosokmu sekarang adalah sosok yang benar-benar kamu inginkan?”

Mengenal diri erat kaitannya dengan tujuan hidup, jika kita belum menentukan tujuan hidup dan belum mengetahui tujuan dari apa yang kita lakukan saat ini untuk apa berarti kita belum mengenal diri kita itu seperti apa. Jika kamu benar-benar menyadari bahwa apa yang kamu lakukan saat ini hanyalah “kendaraan” untuk mencapai tujuanmu, saya yakin kita akan melakukan yang terbaik untuk menyetirnya. Kita akan menikmati segala prosesnya karena kita tahu ke mana kita akan pergi, mau jadi apa kita nanti, dan ingin berperan seperti apa kita dalam kehidupan nantinya. Kita juga tidak akan ragu untuk meninggalkan aktivitas dan pekerjaan yang melenceng dari tujuan kita.

“Gimana kalau kita gak nyaman di kendaraan saat ini, apa kita harus banting setir dan bahkan ganti mobil?”, mungkin itu adalah salah satu alternatifnya. Tapi ingat, kita masih bisa tetap di kendaraan kita saat ini jika kita bisa mengarahkannya ke tujuan kita. Segala yang kita lakukan memiliki resikonya tersendiri, jika kita sudah memiliki tujuan dan mengenal diri kita berarti kita tahu apakah kita akan sanggup dengan resiko yang akan dihadapi.

Mengapa kita harus menentukan tujuan dalam hidup kita?

Tujuan sama dengan visi, sebuah peta kehidupan idaman yang ingin kita jalani dan lalui. Pada dasarnya, menetapkan tujuan hidup membuat kita memiliki konsep serta gambaran yang jelas ke mana hidup ini mau diarahkan. Harapannya, jalan hidup yang terkonsep membuat kita tidak akan menyimpangkannya ke kiri atau ke kanan, atau melaluinya dengan asal-asalan.

Menurut Rene Suhardono, ada dua hal penting bagi kita saat akan menetukan tujuan:
1.      Mengetahui dengan baik seperti apakah tujuan yang ingin kita capai.
2.      Menjadikan tujuan sebagai kunci dalam menjalani aktivitas kehidupan.

Semua pelaut ulung pada zaman dulu pasti menguasai ilmu astronomi. Mereka mampu membaca arah, bahkan cuaca, di tengah samudera tanpa petunjuk lain, hanya dengan melihat serta menentukan posisi bintang tertentu. Sama dengan kita, ketika kita sudah menentukan bintang terang kita, kita dapat menarik garis lurus antara posisi kita berdiri saat ini dengan tujuan kita. Tanpa sebuah bintang terang, perjalanan hidup akan cepat sekali melelahkan. Energi kita tidak terfokus, berkelok-kelok, dan yang paling parah bahkan bisa salah arah. Dan itu membuang-buang waktu.

“There is no reason to live without purpose”
~Albert Einstein~

Mengenal diri sendiri tidak hanya berguna untuk kepentingan dunia saja, namun untuk kepentingan akhirat juga. Apapun agama kita, kita diwajibkan untuk mengenal Tuhan kita, namun apakah jika kita belum bisa mengenal diri kita, kita mampu mengenal Tuhan kita?

Logikanya sederhana, diri sendiri adalah hal yang paling dekat dengan kita; bila kita tidak mengenal diri sendiri, lantas bagaimana mungkin kita bisa mengenali Allah (Tuhan)? Imam al-Ghazali juga mengutip hadits Rasulullah, “man ‘arafa nafsah faqad ‘arafa rabbah” (siapa yang mengenal dirinya, ia mengenal Tuhannya). Ketika kita tidak mengenal Tuhan maka kita tidak akan memperoleh pahala dari-Nya karena kita tidak menjalani apa yang diperintahkan-Nya, justru kita malah menjalani apa yang dilarang-Nya.

Jadi, marilah kita tanyakan dengan tegas kepada diri kita untuk apa sebenarnya kita ada di dunia ini agar kita dapat mengenal diri kita dengan baik dan benar. Mintalah bantuan kepada orang lain yang amanah untuk menilai kita, karena itupun salah satu cara agar kita dapat mengenal diri kita. Dan jangan lupa untuk selalu berdo’a agar kita dapat menggapai segala tujuan baik kita. Semoga kita semua dapat bermanfaat dalam kebaikan untuk semua makhluk dan tidak hanya menjadi “sampah” yang membuat dunia beraroma busuk. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA
Pradika, Brili Agung Zaky. 2014. Seni Memantaskan Diri. Jakarta: Kompas Gramedia.


3 komentar:

  1. Oalah.....tapi min,ada ga sih orang yang udah punya tujuan hidup tapi dia malah ga kenal ama dirinya sendiri??

    BalasHapus