Laman

Jumat, 16 Desember 2016

TANGGUNG JAWAB SOSIAL

  

 Etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja. Masalah lain yang juga perlu diperhatikan bagi tiap perusahaan selain masalah etika bisnis adalah mengenai tanggung jawab sosial. Griffin dan Ebert (2002) menyatakan, tanggung jawab sosial adalah usaha suatu bisnis untuk menyeimbangkan komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya, termasuk konsumen, bisnis lain/pesaing, karyawan, dan investor. Sedangkan Bone dan Kurtz (2000) menyatakan tanggung jaawab sosial merupakan penerimaan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan, dan kesejahteraan sosial sebagai nilai sepadan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Dapat disimpulkan tanggung jawab sosial lebih berkaitan dengan cara suatu bisnis bertindak terhadap kelompok dan pribadi lainnya dalam lingkungan sosialnya. Pada kenyataannya tanggung jawab sosial lebih merupakan suatu usaha untuk mengimbangi komitmen yang berbeda. Misal, untuk bertindak secara bertanggung jawab terhadap investor, perusahaan perlu memaksimalkan profitnya. Namun, perusahaan juga memiliki tanggung jawab untuk menawarkan produk yang aman dan memuaskan konsumennya, sebagai suatu komitmen yang dapat menaikkan biaya produksi atau menurunkan profitnya.

Secara keseluruhan tanggung jawab sosial mencerminkan etika perorangan yang diterapkan oleh perusahaan terutama manajemen puncaknya walau tidak menutup kemungkinan tanggung jawab sosial dapat didorong oleh lembaga pemerintahan, konsumen, investor, dan oleh perilaku perusahaan lain/pesaing.
Namun demikian, banyak perusahaan yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya terhadap stakeholder-nya (individu atau kelompok sangat terkait langsung terhadap kinerja perusahaan).

KONSUMEN. Bisnis bertanggung jawab pada konsumennya dengan menjaga kejujuran dan keterbukaannya. Mereka juga mencoba menetapkan harga yang wajar, garansi, memenuhi komitmen, dan menjaga kualitas produk yang mereka jual.
KARYAWAN. Bisnis bertanggung jawab sosial di dalam kesepakatan mereka dengan mempekerjakan karyawan dengan wajar, membuat karyawan menjadi bagian dari tim, dan menghargai martabat dan kebutuhan manusiawinya.
INVESTOR. Untuk menjaga tanggung jawab sosial terhadap investor, manajer harus mengikuti prosedur akuntansi yang benar, menyediakan informasi yang tepat pada pemegang saham mengenai kinerja keuangan, dan mengelola organisasi untuk melindungi hak pemegang saham dan investasi.
Pemasok. Hubungan dengan pemasok harus dikelola dengan baik. Banyak perusahaan kini menyadari pentingnya kerja sama saling menguntungkan dengan pemasok sehingga mereka melakukan kontrak pembelian dengan negosiasi harga, jadwal.
Komunitas lokal. Hampir semua bisnis mencoba bertanggung jawab sosial terhadap komunitas lokalnya. Mereka mungkin berkontribusi dalam program lokal, seperti bakti sosial, beasiswa serta pengobatan gratis.

1. AREA TANGGUNG JAWAB SOSIAL
       Pada saat mendefinisikan permasalahan atau rasa tanggung jawab sosial, suatu perusahaan akan menghadapi 4 hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu tanggung jawab terhadap lingkunganya, konsumennya, karyawannya dan investornya.

A.      Tanggung Jawab Ke Depan Terhadap Lingkungannya
      Misal, dengan meminimalkan polusi udara yang disebabkan oleh produksi perusahaannya, mencakup polusi udara, misalnya dengan menggunakan penghisap zat-zat beracun pada asap yang dikeluarkan dari produksi, polusi air dengan membuat penampungan limbah yang menyerap zat-zat berbahaya sebelum dialirkan ke aliran sungai, dan polusi tanah dengan meminimalkan sampah yang dikeluarkan dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat di daur ulang.

B.    Tanggung Jawab Ke Depan Terhadap Konsumennya
      Dengan menyediakan produk yang berkualitas dan dengan harga yang sesuai. Konsumen memiliki hak untuk memperoleh produk yang aman, memperoleh informasi mengenai produk yang digunakan, hak untuk didengarkan dan hak untuk memilih apa yang hendak dibeli. Tanggung jawab perusahaan terhadap konsumennya juga termasuk dengan memperhatikan etika dalam beriklan, antara lain dengan tidak membuat janji-janji tentang sebuah produk yang tidak ditepati oleh perusahaan.

C.    Tanggung Jawab Ke Depan Terhadap Karyawannya
     Dengan melakukan berbagai aktivitas, seperti rekrutmen, pelatihan, promosi dan kompensasi sesuai dengan hak-hak yang harus diperoleh karyawan.

D.    Tanggung Jawab Ke Depan Terhadap Investornya
    Misal, dengan memberikan laporan keuangan dengan jujur dan sesuai keadaan, tidak memberikan informasi kepada investor-investor tertentu saja, dan memberikan laporan keuangan sesuai dengan aturan dalam laporan keuangan yang berlaku.


2. PENDEKATAM-PENDEKATAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL
   Terdapat 4 tahapan yang perusahaan dapat ambil dalam memenuhi kewajiban tanggung jawab sosialnya dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi.

Dapat diketahui empat macam pendekatan terhadap tanggung jawab sosial adalah sebagai berikut.

a. Obstructionist stance
Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial, meliputi melakukan seminimal mungkin dan mungkin meliputi usaha untuk mengingkari atau menutupi pelanggaran.

b. Defensive stance
Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial yang mana suatu perusahaan memenuhi hanya kebutuhan legal minimum dalam komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya.

c. Accommodative stance
Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial yang mana suatu perusahaan, jika secara khusus diminta, melebihi kebutuhan legal minimum dalam komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya.

d. Proactive stance
Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial yang mana suatu perusahaan secara aktif mencari peluang untuk berkontribusi dalam kebaikan kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya.

3. Mengelola Program Tanggung Jawab Sosial

Membuat sebuah perusahaan bertanggung jawab sosial secara penuh pada pendekatan tanggung jawab di atas memerlukan program yang di organisasikan dan dikelola dengan hati, hati. Secara umum, manajer harus melakukan hal-hal berikut. :
·         Tanggung jawab sosial harus dimulai dari tingkatan manajemen puncak, karena tanpa dukungan dari manajemen puncak tidak akan program yang berjalan sukses.
·         Sebuah komite atau panitia yang terdiri dari manajer-manajer puncak harus mengembangkan sebuah rencana yang merinci tingkat dukungan manajemen.
·         Seorang eksekutif atau manajer harus bertanggung jawab dalam pengimplementasian program yang telah direncanakan.

·         Terakhir perusahaan harus melakukan audit sosial, yaitu analisis sistematis mengenai penggunaan dana dan pencapaiannya terhadap tujuan tanggung jawab sosialnya.
  

Daftar Isi :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar