Potensi adalah daya, kekuatan, kemampuan, kesanggupan, kekuasaan, dan kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan; sesuatu yang menjadi aktual. Potensi diri adalah daya, kekuatan atau kemampuan seseorang yang dimiliki yang memungkinkan dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang aktual.
Prestasi adalah hasil
yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan.
Potensi
diri dalam mewujudkan prestasi perlu dikembangkan dan
dilatih. Ada dua hal yang penting dalam diri manusia untuk dapat berprestasi
yaitu potensi dan motivasi diri.
Potensi diri atau
kemampan diri setiap saat bisa ditambah dan ditingkatkan. Potensi diri semakin
lama semakin tinggi sejalan proses pembelajaran dan pengalaman. Potensi diri
baru dapat berubah menjadi karya atau prestasi jika ada motivasi. Tanpa
motivasi yang tinggi potensi yang ada dalam diri seseorang akan sia-sia.
Teknik memotivasi diri agar
dapat berprestasi antara lain:
- Dalam meningkatkan prestasi,
kekecewaan akan menurunkan motivasi dan semangat seseorang. Apabila hal
itu terjadi niskaya tidak mungkin akan menghasilkan prestasi yang
memuaskan. Dalam hal ini kita harus mampu mengelola rasa kecewa.
- Membangun niat di dalam diri kita
untuk dan selalu menyikapi perubahan secara postif, tepat, dan benar.
- Sebagai orang beriman dan bertakwa
kepada Tugan Yang Maha Esa kita terikat kontrak kerja dengan Tuhan Yang
Maha Esa, sebab kita menyadari bahwa semua rezeki, kesehatan, dan
kemampuan kita datang dari-Nya. Maka kita mempunyai kewajiban untuk
bekerja sebagai bentuk ibadah kita kepadaNya.
- Membangun keinginan kita untuk
menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.
- Untuk menambah semangat kerja, kita
harus mencermati hasil kerja atau prestasi yang telah tercapai. Apabila
prestasi kita itu belum tercapai maka semangat kita perlu ditingkatkan.
- Secara normal setiap orang akan
merasa puas bila dalam melaksanakan tugas memberi hasil kerja yang baik.
Setiap orang mendambakan prestasi yang memuaskan.
- Jika kita bekerja motivasinya hanya
mencari penghargaan dalam bentuk materi dan pangkat ataui jabatan, maka
yang kita dapatkan hanyalah kekecewaan belaka. Jika demikian motivasi
kerja akan turun. Materi, pangkat, atau jabatan harus dijadikan sebagai
sarana untuk memotivasi diri saja agar hasil atau prestasi
diri meningkat dan maksimal.
Kebiasaan Merusak Prestasi (Soejitno
Irmim, 2004 :49-66)
- Takut
menghadapi risiko;
- Menyalah
gunakan kedudukan atau jabatan untuk memenuhi kepentingan pribadi;
- Selalu
tidak menepati janji dan suka berbohong;
- Sulit
mengakui kelebihan dan keberadaan orang lain;
Menjadi pribadi yang
berprestasi merupakan harapan bagi semua orang. Pribadi yang berprestasi
berarti unggul dalam hubungan vertikal maupun horizontal. Pribadi yang
berprestasi memiliki sifat-sifat yang terpuji yang bisa diteladani oleh orang
lain. Setiap langkah dan tindakan yang diambil selalu dipikirkan terlebih
dahulu agar dirinya bermanfaat bagi orang lain. Orang yang berprestasi tidak
akan melakukan hal-hal yang tidak pantas dan memalukan apalagi merugikan orang
lain atau pihak lain. Untuk berprestasi seseorang harus mempunyai kompetensi diri
yang dapat mengarahkan, mengelola dan mengendalikan kehidupan. Bagian yang
terpenting dari kompetensi diri adalah visi, manajemen, dan
leadership.
Sebagai modal dasarnya:
- Memiliki
disiplin yang tinggi.
- Memiliki
komitmen dan integritas yang tinggi.
- Memiliki
kepekaan dan daya juang yang tinggi.
- Memiliki
kesabaran dan ketabahan yang tinggi.
- Memiliki
toleransi dan tenggang rasa yang tinggi.
- Bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain modal dasar
pribadi untuk berprestasi, harus memiliki prinsip-prinsip sebagai pribadi berprestasi
yang unggul. Prinsipprinsip itu (Soejitno Irmim 2004 : 69) adalah:
- Selalu
berupaya agar dirinya bermanfaat bagi orang lain.
- Berusaha
menjadi contoh dan teladan bagi orang lain.
- Mau
dan mampu mengintrospeksi diri.
- Setiap
melakukan sesuatu kegiatan atau pekerjaan selalu menetapkan target.
- Berpikir
sebelum bertindak.
- Memanfaatkan
waktu secara efisien dan mengalokasikan waktu menurut skala prioritas.
- Selalu
berpikir positif.
- Tidak
pernah berhenti untuk belajar.
Manusia yang unggul dalam berprestasi memiliki
ciri-ciri pribadi yang pantas dalam kehidupannya. Ciri-ciri manusia yang
berprestasi (Soejitno Irmim, 2004 : 69) adalah:
- Tidak
mudah menyerah dan putus asa.
- Mempunyai
gairah dan semangat hidup yang tinggi.
- Banyak
inisiatif dan kreaktif.
- Selalu
meningkatkan prestasi kerja
- Memiliki
fisik dan mental yang sehat.
- Jujur,
disiplin, dan loyal.
- Memiliki
rasa tanggung jawab yang tinggi.
- Memiliki
tenggang rasa yang tinggi.
- .
Berpikir tentang masa depan.
- Memiliki
kepercayaan diri yang kuat.
- Memiliki
kemampuan berkomunikasi
Musuh Seorang Pribadi Unggul (Soejitno
Irmim, 2004 :71)
- Orang
yang suka menyulitkan orang lain
- Orang
yang suka bikin masalah
- Orang
yang egois dan mau enak sendiri
- Orang
yang tidak punya tenggang rasa
- Orang
yang munafik
- Orang
yang memakai jam karet
- Orang
yang tidak bertanggung jawab
- Orang
yang hanya berpikir yang tidak baik
- Orang
yang tidak displin
- Orang
yang tidak mengindahkan kewajiban
- Orang
yang menganggap dirinya paling benar
- Orang
yang tidak mau bercermin diri
Dalam mewujudkan prestasi setiap pribadi harus
memiliki sikap-sikap yang positif. Sikap-sikap itu adalah:
Mampu menjadi contoh orang lain
Mimpi Seorang Pribadi Unggul (Soejitno Irmim, 2004
:70)
- Semua
orang mencontoh dirinya
- Menciptakan
perubahan positif
- Menjadi
pemecah masalah
- Menjadi
motor penggerak kebaikan
- Merubah
sesuatu menjadi lebih baik
Seseorang telah memiliki prestasi diri dalam
kehidupannya, harus mampu menjadi contoh dan teladan bagi orang lain. Perilaku
orang yang menjadi contoh atau teladan adalah:
- Mau
menularkan ilmunya kepada orang lain.
- Menghargai
orang lain.
- Tidak
menunda tugas atau pekerjaan.
- Selalu
berpikir yang positif terhadap lingkungan
- Bersifat
jujur.
- Menghindari
perbuatan yang tercela.
- Mempunyai
semangat tinggi dalam bekerja atau belajar.
- Memiliki
daya juang yang tinggi.
Mampu menyikapi perubahan
secara positif
Keadaan setiap saat akan
mengalami perubahan baik itu positif maupun perubahan negatif. Perubahan yang
terjadi perlu kita sikapi, maka untuk mencapai prestasi perlu:
- Mampu mengantisipasi terhadap
perubahan Di era globalisasi dan reformasi saat ini yang namanya
perubahan terjadi secra tiba-tiba tanpa memberi tahu lebih dahulu dan
frekuensinya sangat cepat. Untuk itu kita harus tanggap terhadap perubahan
itu, sehingga prestasi yang diharapkan akan terwujud.
- Mampu mengambil manfaat dari setiap
perubahan yang terjadi Di depan sudah diuraikan bahwa setiap perubahan membawa
dampak. Apabila perubahan itu diambil sisi positifnya sebetulnya sangat
bermanfaat bagi peningkatan prestasi seseorang. Seseorang dapat belajar
dari perubahan-perubahan tersebut sehingga dapat mengambil kelebihan dari
perubahan itu.
- Menyadari bahwa setiap perubahan akan
membawa perubahan positif maupun negatif Perubahan apapun pasti ada sisi
positif dan negatifnya. Dalam perubahan pasti ada yang diuntungkan dan ada
yang dirugikan, ada yang senang dan ada yang tidak senang. Kita harus
menyadari bahwa perubahan apapun apa itu perubahan terhadap peraturan atau
pemerintahan serta pergantian pimpinan berakibat tidak menguntungkan semua
orang dan juga perubahan juga tidak merugikan semua orang. Itu untuk
memacu kita untuk berprestasi harus menyikapi perubahan secara positif.
Orang untuk menuju prestasi harus berpikir positif terhadap perubahan
apapun.
- Menyikapi bahwa perubahan yang
terjadi merupakan hal yang terbaik Orang tidak mengetahui rahasia Tuhan,
tetapi apabila berpikir yang positif terhadap semua perubahan akan membawa
kita untuk maju dan berprestasi.
Pengendalian diri yang
kuat
Dalam mewujudkan prestasi
seseorang harus memiliki pengendalian diri yang kuat. Pelaksanaan pengendalian
diri dapat dilakukan dalam bentuk:
- Mampu berpikir dengan kepala dingin.
- Berpikir sebelum bertindak.
- Mampu menyadari kelemahan diri
sendiri.
- Menghargai prestasi orang lain.
- Mampu mengontrol perbuatan.
- Mampu mengendalikan nafsu.
- Mampu meredam rasa iri hati.
- Mampu mengalahkan godaan.
- Mampu menghilangkan rasa malas.
- Mampu mengendalikan kekecewaan.
Menampilkan etos kerja
yang tinggi
Yang termasuk etos kerja
yang tinggi adalah:
- Menentukan target yang menantang
Target yang asal-asalan dan mencari enaknya dalam kegiatan bukan merupakan
ciri orang yang berprestasi. Kalau kita menentukan target yang menantang
akan membuat diri kita berusaha keras agar prestasi dapat memuaskan.
- Melaksanakan suatu pekerjaan tidak
setengah-setengah Bekerja asal kerja atau setengah-setengah tidak akan
menghasil prestasi yang maksimal. Setiap tugas atau kerja harus
diselesaikan secara tuntas.
- Mengoptimalkan potensi diri Potensi
diri atau kemampuan seseorang harus digunakan secara maksimal agar
prestasi yang diharapkan dapat diwujudkan.
- Tidak putus asa Putus asa merupakan
penyakit hati. Panyakit ini apabila menjangkiti kita maka target yang
diharapkan tidak akan tercapai, sebab ada sedikit kesulitan sudah tidak
mau melanjutkan.
- Berani mengambil risiko Salah satu orang yang berprestasi adalah berani mengambil risiko, tidak takut gagal, dan berani bertanggung jawab dengan langkah yang diambil. Berani mengambil risiko bukan berarti tidak ada perhitungan dan prediksi dalam mencapai prestasi.
DAFTAR PUSTAKA :
http://halra.com/mengembangkan-potensi-diri-untuk-berprestasi-sesuai-kemampuan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar