Mengambil resiko
cukup sulit untuk dilakukan. Tidak semua orang mampu Mengambil Resiko terhadap
sesuatu yang akan dia lakukan. Kebanyakan dari kita hanya mencari aman atau
tetap berada pada zona confort mereka, tanpa berani mengambil resiko yang akan
mereka hadapi. Nyatanya dibalik resiko yang besar, terdapat pula peluang kesuksesan
yang jauh lebih besar.
1.
Percaya pada insting
Jangan menunggu sampai suatu petunjuk nyata datang kepada kita, baru mengambil keputusan, karena bisa saja petunjuk itu datang terlalu telat atau malah tidak datang sama sekali. Kalaupun ada petunjuk yang sangat baik, bukan hanya kita saja yang mengetahuinya, tetapi juga orang lain yang mungkin memiliki tujuan yang sama. Saat ide brilian menghampiri, jangan banyak membuang waktu, langsung realisasikan dan kerjakan saat itu juga! Percaya pada apa kata hati.
2. Jangan takut untuk meminta bantuan
Bila memang kita sedang menghadapi suatu hal yang memang kita kurang pahami, sedangkan sesuatu itu bisa membawa kemajuan besar menuju apa yang kita ingin capai, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada yang lebih ahli. Bila kita terus terjebak dalam rasa takut akan risiko-takut bila meminta bantuan kepada orang lain, maka kemampuan kita akan diremehkan, maka kita tidak akan pernah bisa maju.
3. Lepaskan energi positif
Rasa takut, stres, dan ketidakpastian bisa kita jadikan "teman", bukan musuh yang harus dihindari, asalkan kita memperlakukannya sebagai motivasi, bukan sebagai penghalang. Biasakan untuk menolelir perasaan-perasaan itu. Selalu ingatkan kepada diri sendiri, bahwa kemajuan tidak akan datang bila kita tidak melangkah maju ke keadaan yang penuh ketidakpastian.
4. Antisipasi dan tindakan
Tidak membuat suatu keputusan sebenarnya adalah sebuah keputusan, yang buruk tentunya. Berpikirlah seperti seorang atlet, dan belajar untuk menempatkan diri bahwa aksi dan tindakan diperlukan untuk mencapai suatu prestasi.
5. Belajar dari Kegagalan
Pelajaran yang paling berharga dalam hidup kita adalah apa yang dihasilkan dari sebuah kegagalan. Orang-orang bisa menjadi sangat pemaaf bila kita benar-benar sudah melakukan yang terbaik dan bersikap penuh dengan integritas.
6. Realistis
Memang, terkadang ide-ide dan mimpi yang superfantastis akan terlihat sangat bagus di atas kertas, tetapi kenyataan tidak semudah menulis di atas selembar kertas. Saat kita sudah merasa siap untuk mengambil risiko, pikirkan tentang alasan yang masuk akal mengapa kita akan melakukannya.
Jangan menunggu sampai suatu petunjuk nyata datang kepada kita, baru mengambil keputusan, karena bisa saja petunjuk itu datang terlalu telat atau malah tidak datang sama sekali. Kalaupun ada petunjuk yang sangat baik, bukan hanya kita saja yang mengetahuinya, tetapi juga orang lain yang mungkin memiliki tujuan yang sama. Saat ide brilian menghampiri, jangan banyak membuang waktu, langsung realisasikan dan kerjakan saat itu juga! Percaya pada apa kata hati.
2. Jangan takut untuk meminta bantuan
Bila memang kita sedang menghadapi suatu hal yang memang kita kurang pahami, sedangkan sesuatu itu bisa membawa kemajuan besar menuju apa yang kita ingin capai, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada yang lebih ahli. Bila kita terus terjebak dalam rasa takut akan risiko-takut bila meminta bantuan kepada orang lain, maka kemampuan kita akan diremehkan, maka kita tidak akan pernah bisa maju.
3. Lepaskan energi positif
Rasa takut, stres, dan ketidakpastian bisa kita jadikan "teman", bukan musuh yang harus dihindari, asalkan kita memperlakukannya sebagai motivasi, bukan sebagai penghalang. Biasakan untuk menolelir perasaan-perasaan itu. Selalu ingatkan kepada diri sendiri, bahwa kemajuan tidak akan datang bila kita tidak melangkah maju ke keadaan yang penuh ketidakpastian.
4. Antisipasi dan tindakan
Tidak membuat suatu keputusan sebenarnya adalah sebuah keputusan, yang buruk tentunya. Berpikirlah seperti seorang atlet, dan belajar untuk menempatkan diri bahwa aksi dan tindakan diperlukan untuk mencapai suatu prestasi.
5. Belajar dari Kegagalan
Pelajaran yang paling berharga dalam hidup kita adalah apa yang dihasilkan dari sebuah kegagalan. Orang-orang bisa menjadi sangat pemaaf bila kita benar-benar sudah melakukan yang terbaik dan bersikap penuh dengan integritas.
6. Realistis
Memang, terkadang ide-ide dan mimpi yang superfantastis akan terlihat sangat bagus di atas kertas, tetapi kenyataan tidak semudah menulis di atas selembar kertas. Saat kita sudah merasa siap untuk mengambil risiko, pikirkan tentang alasan yang masuk akal mengapa kita akan melakukannya.
Ada
beberapa halangan yang bisa membuat kita mengurungkan niat untuk menjadi
seorang pengambil risiko. Mungkin, dengan mengetahui apa saja halangan/perasaan
itu, kita bisa jadi lebih siap dan tidak berubah pikiran untuk melangkah maju
demi mencapai apa yang kita inginkan, walaupun ada risiko yang menghadang
1. Rasa takut akan penolakan
2. Takut
tidak mendapatkan persetujuan
3. Perasaan
bersalah
4. Keinginan
untuk selalu benar
5. Ketidakpastian
6. Menghindari
konflik
7. Takut
akan kegagalan
8.
Takut menyakiti orang lain
saya pun sampai saat ini masih belajar
dan berusaha dan mencoba untuk berani mengambil resiko.
http://gozalionline.blogspot.co.id/2010/09/menjadi-seorang-pengambil-risiko.html
http://gozalionline.blogspot.co.id/2010/09/menjadi-seorang-pengambil-risiko.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar