Laman

Minggu, 06 Desember 2015

Care



1.      Pengertian Peduli

pada kesempatan kali ini saya ingin menulis mengenai kepedulian. saya awali dari alasan saya. suatu ketika dalam debat kandidat calon pemimpin di fakultas saya, saya mendengar statemen dari salah seorang audiens. ia mengatakan jumlah warga fakultas yang datang pada saat itu menunjukkan tingkat kepedulian mahasiswa yang rendah. di lain kesempatan saya membaca salah satu iklan layanan masyarakat yang cukup menarik. isi slogan dalam iklan itu kira-kira "peduli bukan berarti memberi" ya, itu adalah iklan layanan yang intinya melarang pengguna jalan untuk memberikan uang kepada pengemis dan pengamen.

 
kembali ke konsep peduli. apa itu peduli? Kamus Besar Bahasa Indonesia mencatat arti peduli sebagai mengindahkan, menghiraukan, dan memperhatikan. berarti jika seseorang peduli akan sesuatu, ia akan memperhatikan sesuatu dan mulai memikirkannya. ia tidak akan ambil sikap tak acuh atas sesuatu. pertanyaannya apakah selamanya demikian?

akhirnya semakin jauh saya melangkah, semakin banyak pengalaman yang saya dapat selama kuliah dan berorganisasi, saya mulai mempertanyakan apakah mahasiswa yang katanya peduli hanya diukur dari jumlah kehadirannya di lingkungan kampus? apakah mahasiswa yang peduli hanya dilihat dari seberapa banyak mereka datang ke acara-acara yang diadakan?

pertanyaan ini terjawab dari pernyataan salah seorang teman saya. ia mengatakan bahwa mahasiswa memiliki kebutuhan dan pasion mereka masing-masing. semisal, ada mahasiswa yang lebih menganggap penting sisi akademis, maka ia dikatakan peduli ketika ia bisa bertanggung jawab pada bidang akademisnya. ada juga mahasiswa yang lebih tertarik mengembangkan bakat, maka kepeduliannya dapat dilihat dari bagaimana ia berkontribusi membawa nama fakultas lewat bakan yang dikembangkannya. di sisi lain ada juga mereka yang terfokus pada organisasi dan memikirkan isu yang beredar di sekitar, maka kepedulian mereka akan nampak dari perubahan yang mereka lakukan lewat organisasi yang mereka tunggangi.

2.     Prinsip-Prinsip Peduli
  • PEDULI BERARTI MEMBERI PERHATIAN kepada hal kecil yang mengakibatkan dampak besar (dan bukan memberikan perhatian kepada hal besar tetapi memberikan dampak kecil).
  • PEDULI BERARTI BERKOMUNIKASI dengan orang yang disayangi meskipun dialog yang dilakukan sepertinya tidak berja lan dengan baik.
  • PEDULI BERARTI MENGERTI situasi orang yang disayangi meskipun situasinya membuat kita tidak nyaman.
  • PEDULI BERARTI MELAKUKAN TINDAKAN DENGAN  SEGERA pada kesempatan pertama dan bukan sekedar berkotbah beIaka . ( Nato = No Action Talk Only )
  • PEDULI BERARTI MEMBERI KENYAMANAN terhadap orang yang disayangi bahkan pada saat-saat yang paling sulit sekali
  • PEDULI BERARTI PANJANG KASIH DAN SABAR serta memberikan bimbingan kepada orang yang disayangi untuk menemukan dan mencapai tujuann
  • PEDULI BERARTI BERBAGI bahkan untuk hal-hal yang paling berharga sekalipun sesuai kebutuhan orang yang disayang
  • PEDULI BERARTI KOMITMEN JANGKA PANJANG bahkan ketika orang yang disayangi sudah tidak ada
  • PEDULI BERARTI MEMAAFKAN bahkan untuk hal yang paling menyakitkan sekalipun demi tujuan yang lebih besar lagi
  • PEDULI BERARTI PERCAYA terhadap orang yang disayangi, terhadap diri sendiri dan terhadap visi bersama .
  • PEDULI BERARTI MENYUCIKAN diri dari kepentingan diri sendiri , lebih mementingkan prinsip kebersamaan

3.      Jenis-jenis Kepedulian
Kepedulian  dibagi menjadi 3, yaitu:
  • Kepedulian yang berlangsung saat suka maupun duka
 Kepedulian sosial merupakan keterlibatan pihak yang satu kepada pihak yang lain dalam turut merasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh orang lain.
  • Kepedulian pribadi dan bersama
Kepedulian bersifat pribadi, namun ada kalanya kepedulian itu dilakukan bersama. Cara ini penting apabila bantuan yang dibutuhkan cukup besar atau berlangsung secara berkelanjutan.
  • Kepedulian yang sering lebih mendesak       
Kepedulian akan kepentingan bersama merupakan hal yang sering mendesak untuk kita lakukan. Caranya dengan melakukan sesuatu atau justru menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu demi kepentingan bersama.

4.      Sumber Kepedulian
Sumber kepedulian sosial berasal dari dua sumber, yakni :
1)      Bersumber dari cinta
Kepedulian sosial muncul dari kepekaan hati untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah empati, yang dapat diartikan sebagai kesanggupan untuk memahami dan merasakan perasaan-perasaan orang lain seolah-olah itu perasaan diri sendiri.
2)      Tidak karena macam-macam alasan
Kepedulian sosial yang kita kembangkan adalah kepedulian yang timbul dari hati yang terbuka mau berbagi untuk sesamanya tanpa didorong atau disertai alasan-alasan tanpa meminta imbalan apapun.

5.      Hambatan dalam mewujudkan kepedulian
Ada beberapa hal yang merupakan hambatan kepedulian sosial, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Egoisme
Egoisme merupakan doktrin bahwa semua tindakan seseorang terarah atau harus terarah pada diri sendiri.
  • Materialistis
Merupakan sikap perilaku manusia yang sangat mengutamakan materi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidupnya. Demi mewujudkan itu mereka umumnya tidak terlalu mementingkan cara untuk mendapatkannya.

6.      Cara pembentukan sikap dan perilaku kepedulian
  • Mengamati dan Meniru perilaku peduli orang-orang yang diidolakan.
  • Melalui proses pemerolehan Informasi Verbal tentang kondisi dan keadaan sosial orang yang lemah sehingga dapat diperoleh pemahaman dan pengetahuan tentang apa yang menimpa dan dirasakan oleh mereka dan bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku peduli kepada orang lemah.
  • Melalui penerimaan Penguat/Reinforcement berupa konsekuensi logis yang akan diterima seseorang setelah melakukan kepedulian.

7.      Peduli Dalam Diri Sendiri

intinya, konsep peduli tidak sesempit seorang yang datang ketika diundang ke acara yang melibatkan banyak pihak. jika demikian, akan nampak lebih banyak orang yang tidak peduli daripada orang yang peduli. beberapa waktu yang lalu  kala itu ada seseorang yang menghimbau pada seluruh mahasiswa untuk demo. baginya demo merupakan bentuk kepedulian, tapi sekali lagi saya ingin menekankan bahwa peduli itu tidak harus dilakukan secara direktif. seperti slogan mengenai anti memberi pada pengemis, kepedulian dapat dilakukan dengan cara lain.

Sayapun merasa kepedulian dalam diri saya tidak begitu besar, namun tentunya saya berusaha agar dapat bersikap peduli kepada setiap orang tanpa melihat latar belakang ataupun jabatan orang tersebut. Karena yang saya tahu jika kita peduli kepada seseorang maka orang lainpun akan lebih peduli terhadap kita.

Sumber :

Sekian Artikel Dari Saya. . .
Soleh Hakim Ansori
Y011-SOLEH


Tidak ada komentar:

Posting Komentar