Senin, 14 Desember 2015

Menjadi Lebih Sehat dengan Sikap Proaktif

Jika seorang individu ingin menjalani hidupnya dengan produktifitas yang tinggi maka salah satu hal mendasar yang harus dimiliki adalah hidup dengan kondisi yang sehat.
Kesehatan sendiri merupakan suatu keadaan dimana manusia mencapai kesejahteraan baik dari aspek fisik maupun psikologis. Kesehatan fisik misalnya badan yang bugar, lancarnya pencernaan, detak jantung normal dan lain sebagainya. Sedangkan kesehatan psikologis seperti minimnya tingkat stress, terhindar dari gangguan jiwa, dapat menyesuaikan diri, selalu memanfaatkan potensi semaksimal mungkin, bahagia atas dirinya dan orang lain, dan selalu bersyukur terhadap apa yang mereka terima.
Dari kesehatan psikologis yang dijelaskan di atas, merupakan suatu penjabaran dari aplikasi sikap Proaktif. Lalu apa sikap proaktif itu? Kemudian apa hubungannya dengan kesehatan? Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulis akan menjelaskan apa tujuan dari penulisan artikel ini. Dalam karya ini akan menjelaskan bagaimana hubungan antara sikap proaktif dengan kesehatan, terutama kesehatan fisik. Sehingga akan mendapatkan kesimpulan bahwa kesehatan psikologis dapat mempengaruhi kesehatan fisik, begitu juga sebaliknya.

Pengertian Proaktif

Bersikap proaktif berarti melakukan sesuatu dengan inisiatif sendiri, kemudian bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri baik dari masa lalu, sekarang ataupun masa mendatang. Sikap proaktif ini menuntut untuk selalu mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dipegang dan mengesampingkan suasana hati maupun keadaan. Sedangkan reaktif merupakan kebalikan dari proaktif itu sendiri, seperti menyerahkan kontrol dirinya pada situasi dan emosi dengan menyesampingkan prinsip dan nilai yang ada.
Covey (1995) dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People, menjelaskan bahwa individu yang proaktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Orang proaktif selalu bertanggung jawab atas pilihannya. Tidak menyalahkan keadaan, situasi dan pengkondisian terhadap perilaku mereka. Perilaku orang proaktif merupakan produk dari pilihan sadar, berdasarkan nilai, dan bukan berdasar dari suasana hati atau emosi, pengkondisian atau tekanan sosial yang diterima.
Orang proaktif lebih memfokuskan usaha mereka pada lingkar pengaruh (mencakup segala hal yang dapat dipengaruhi). Mereka melakukan usaha pada hal yang dapat mereka kontrol atau lakukan. Energi dan sikap mereka positif, dan mereka berusaha untuk memperluar dan memperlebar lingkar pengaruhnya.
Orang yang proaktif fokus pada perubahan dari dalam keluar, magsudnya adalah mereka lebih mengutamakan untuk merubah diri mereka sendiri sebelum merubah apa yang ada di luar mereka, melalui perubahan paradigma atau persepsi mereka yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip.
Orang proaktif memusatkan hidupnya pada prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip ini diterjemahkan kedalam nilai-nilai yang mereka pilih secara sadar kemudian dengan nilai tersebut mereka mengarahkan prilaku dan sikap sesuai yang di kehendakinya.
Orang proaktif mengembangkan empat anugrah unik manusia secara optimal. Empat anugrah unik yang dimagsud seperti Self Awareness (kesadaran diri), Conscience(hati nurani), Creative Imagination (imajinasi kreatif) dan Independent Will (kebebasan kehendak). Anugrah unik ini merupakan suatu anugrah yang hanya di miliki manusia, makanya disebut anugrah unik.
 Selanjutnya, dalam prinsip proaktif ini ada penjelasan tentang respon terhadap stimulus yang datang pada individu. Misalnya ada seorang individu kehilangan laptopnya(stimulus). Kemudian bagaimanakah individu akan merespon stimulus tersebut tergantung apakah individu itu orangnya proaktif atau reaktif. Jika individu memiliki sikap reaktif, maka individu tersebut lebih menyalahkan keadaan dan sesuatu yang ada di luar mereka, selalu mengikuti emosi dan keadaan suasana hati. Sebaliknya, jika individu itu memiliki sikap yang proaktif maka individu tersebut lebih terkontrol dan langsung bertanggung jawab terhadap situasi yang mereka terima.
Keunikan dari proaktif ini adalah individu memiliki kehendah bebas untuk memilih respon terhapat stimulus yang mereka terima. Diantara stimulus dan respon tersebut terdapat empat anugrah unik yang dimiliki manusia seperti yang sudah di jelaskan di atas seperti Self Awareness (kesadaran diri), Conscience (hati nurani), Creative Imagination (imajinasi kreatif) dan Independent Will (kebebasan kehendak). dengan empat anugrah tersebut individu mampu memilih apa yang seharusnya mereka respon sehingga akan bisa terlihat bahwa merekalah yang mengontrol situasi yang terjadi, dan tidak mengikuti suasana hati.

Hubungan Kesehatan dengan Bersyukur

            Dari studi dan penelitian yang dilakukan oleh Robert A. Emmons, Ph.D., dari University of California, terdapat fakta bahwa bersyukur secara teratur dapat meningkatkan kebahagiaan sebanyak 25 persen. Hasil dari penelitian tersebut juga menunjukan bahwa banyak bersyukur dan berfikir positif dapat mempengaruhi kesehatan fisik, mood dan hubungan dengan pasangan.
Dalam penelitiannya tersebut, Emmons mengamati hubungan antara kebahagiaan yang didapat dari rasa syukur terhadap kondisi kesehatan fisik seseorang. Dalam riset ini, tim peneliti meminta para respondennya untuk mengisi buku harian selama 10 minggu. Buku harian ini berisi lima hal yang mereka syukuri yang terjadi minggu lalu. Hasilnya, para responden terbukti 25 persen lebih bahagia dari sebelumnya. Mereka juga menunjukkan kondisi tubuh yang lebih bugar daripada orang-orang yang kurang bersyukur atas apa yang mereka alami.
“Riset ini menunjukkan bahwa rasa bersyukur dapat membawa efek yang luar biasa dari segi fisik dan psiko-sosial,” tutur Rita Justice dari University of Texas Health Science Center, seperti dikutip Huffington Post.
Menurut Emmons, dampak fisik yang dapat dialami dari rasa syukur adalah sistem kekebalan tubuh yang kuat,kurang terganggu terhadap sakit dan nyeri, dapat menurunkan tekanan darah, dan dapat tidur lebih nyaman dan lama sehingga akan meresa bugar ketika bangun.

Bersyukur Melalui Sikap Proaktif

           Dalam keadaan sekarang ini, ada beberapa atau banyak individu yang mengalami stress akibat masalah-masalah hidup yang mereka alami. Dampak dari stress tersebut bisa mengakibatkan kesehatan fisik menurun seperti rentan terkena penyakit, sulit tidur dan sebagainya dan sebagainya. Untuk mengatasi masalah ini, terdapat alternatif untuk mengurangi atau menghilangkan stress tersebut, misalnya dengan bersyukur.
Ada yang beranggapan bahwa untuk bersyukur juga tidak semudah membalikan telapak tangan, harus mendapatkan sesuatu yang di inginkan dulu baru bersyukur. Dari pernyataan tersebut secara parsial memang benar, tetapi jika pembaca lebih memandang keseluruhan arti bersyukur itu maka tidaklah sesulit yang pernyataan awal sebutkan.
Dibagian artikel ini sudah dijelaskan mengenai kehendak kita diantara stimulus dan respon. Dengan kita mengetahui bahwa kita memliki kehendak untuk memilih respon apa yang kita inginkan, maka kita bisa menentukan respon-respon positif sehingga kesehatan kita bisa lebih bagus.

Sumber referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar